Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, Rayah Al-Islam
…
17 pages
1 file
The word t̲âghût has become a key word in the discourse of terrorism. This keeps the word t̲âghût from its position as one of the key words of the Qur'an. This study conducts a semantic analysis of all verses containing the word t̲âghût to get one general concept that can abstract various forms of t̲âghût in the Qur'an. Based on the theory which states that language is formed by a particular worldview so that the key words in that language can reflect the worldview that shapes it, this study analyzes the al-Qur'an's worldview which is reflected by the concept of t̲âghût. This study concludes that the t̲âghût in the Qur'an is a creature who goes beyond his boundary as a servant of Allah by establishing his own authority to regulate humans without relying on God's guidance. Al-Qur'an's worldview is an integral view that places God in a central position. In this theocentric structure, humans are seen as creatures who must submit to God in car...
Ahmad Qhodiri, Bashori, 2025
Abstract This study explores the phenomenon of tikrâr or repetition in the Qur'an, a linguistic concept that carries deep meaning and significant rhetorical roles. Tikrâr extends beyond the repetition of words, encompassing the repetition of meanings, stories, and messages as well. The primary goal of this repetition is to emphasize, clarify, and reinforce the messages presented in the Qur'an. The research uses a qualitative approach with library research and a descriptive-analytical method to examine verses containing repetition, both in terms of words and meanings. The results show that tikrâr in the Qur'an is categorized into two types: tikrâr al-lafzî (repetition of words) and tikrâr al-ma'nawî (repetition of meaning). Additionally, the study discusses the principles underlying repetition in the Qur'an, including its reasons, objectives, and contexts. The repetition in the Qur'an serves a meaningful purpose, ensuring that divine messages are comprehended, remembered, and effectively practiced by humanity. Keywords: Tikrâr, Repetition in the Qur'an, Principles of Tikrâr. Abstrak Penelitian ini membahas fenomena tikrâr atau pengulangan dalam Al-Qur'an, sebuah konsep linguistik yang memiliki makna mendalam dan fungsi retoris yang signifikan. Tikrâr tidak hanya terbatas pada pengulangan kata-kata, tetapi juga mencakup pengulangan makna, kisah, dan pesan. Tujuan utama dari pengulangan ini adalah untuk menegaskan, memperjelas, dan memperkuat pesan-pesan yang disampaikan dalam Al-Qur'an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dan metode deskriptif-analitis untuk menganalisis ayat-ayat yang mengandung pengulangan baik dari segi kata maupun makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikrâr dalam Al-Qur'an terbagi menjadi dua jenis, yaitu tikrâr al-lafzî (pengulangan kata) dan tikrâr al-ma'nawî (pengulangan makna). Selain itu, penelitian ini juga membahas berbagai kaidah yang mendasari pengulangan dalam Al-Qur'an, termasuk alasan, tujuan, dan konteks di baliknya. Pengulangan dalam Al-Qur'an bukanlah sesuatu yang sia-sia, melainkan memiliki tujuan yang mulia untuk memastikan pesan-pesan ilahi dipahami, diingat, dan diterapkan dengan baik oleh umat manusia. Kata Kunci: Tikrâr, Pengulangan dalam Al-Qur'an, Kaidah Tikrâr.
Mubeza, 2022
Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui caranya konsep al-rizq dalam perspektif Al-Qur'an. Al-Rizq sering dikaitkan dengan kekayaan atau penghasilan yang diperoleh seseorang. Dalam ekonomi konvensional, kesejahteraan saja disesuaikan dengan pendapatan masyarakatnya. Sementara itu, dalam ekonomi Islam ada konsep Al-rizq di mana pendapatan adalah dibahas secara keseluruhan sehingga dapat diketahui yang satu haq dan mana yang batil. Dalam studi ini penulis menggunakan metode sastra belajar dengan mempelajari berbagai referensi buku serta hasil serupa penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk memperoleh landasan teori dari masalah yang akan diteliti. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam Al-Qur'an arti rezeki bukan hanya terlihat secara material, seperti makanan, buah-buahan atau pakaian yang bisa digunakan. Selain itu, konsep rezeki menurut Al-Qur'an adalah segala sesuatu yang diberikan Allah kepada manusia baik berwujud maupun tidak berwujud yang dapat bermanfaat dirinya d...
Dinar : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam memnuhi kebutuhannya. Manusia juga makhluk lemah yang tidak akan sempurna dalam mempertahankan kehidupan tanpa bantuan dan peranan orang lain dalam hidupnya. Tentunya hal semacam ini berlaku dalam segala hal, termasuk dalam pemenuhan rezeki. Banyak cara yang dilakukan Allah SWT. dalam menyampaikan rezeki pada hamba-Nya. Diantaranya adalah melalui disyariatkannya praktik transaksi hutang piutang sebagai salah satu aspek pemenuhan hajat hidup manusia. Dalam tulisan ini, penulis berusaha mengupas tafsir al-Qur’an terkait masalah hutang piutang ini, yaitu surat al-Baqarah ayat 282. Metode yang digunakan dalam menganalisis tafsir ayat di atas adalah metode tafsir maudlu‟i (tematik) dekan pola analisa studi komparatif kitab tafsir al-Maraghi karya Mustafa Al-Maraghi dan tafsir Al-Mishbah karya ulama Indonesia yaitu Prof. Dr. M Quraisy Shihab. Kedua kitab tersebut sangat populer dan menjadi rujukan umat Islam dalam menggali d...
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
This paper discusses the meaning of prostration in surah al-Baqarah: 34 and al-Kahf: 50 by Sayyid Quthb and Imam al-Qurtubi perspective. This study was conducted to analyze the meaning of prostration performed by angels to Adam. The substance of the prostration of angels to Adam gives rise to multiple interpretations, whether the prostration is meant the same as the prostration of a servant. Through a comparative analysis approach, the results of this study is Sayyid Quthb and Imam Al-Qurtubi understand the meaning of prostration in Surah Al-Baqarah: 34 and Surah Al-Kahf: 50 is to respect to the leader or as an exaltation. This is different from prostration in prayer performed by the servants of Allah to worship Him or called prostration of worship. Allah chose Adam as the leader and ordered the angels and devils to prostrate to him because Allah gave Adam more abilities that Allah did not give to other creatures
Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 2021
This study examines the concept of science in the effectiveness of the Qur'an, with two problem formulations namely how the meaning of science in the Qur'an? how is the embodiment of science in the Qur'an?.This study uses verse analysis and interpretation of the Quran with mauduiy interpretation method. As for the conclusion that the use of the word 'ilm with all its derivations in the Qur'an found two purposes, science in the general sense and science in a special sense that translated as scientific knowledge, but both must be given a scientific predicate in the sense of containing the terms of truth. The realization of science in the Qur'an indicates the existence of three components involved in the process of discovery of science, namely; al-sama (hearing), al-bashar (vision) and fu'ad (understanding). These three components are potential tools that humans have to acquire knowledge.
Tafhim Al-'Ilmi
An-Nur in the Qur’an is a familiar word. It was mentioned in many verses withdifferent context. An-Nur in each verse has a different meaning, then need to adeep understanding. The purpose of this study is to know the real meaning fromAn-Nur in the Qur’an use a semantic theory. Semantic of Al-Qur’an is an attemptto reveal the world view of Qur’an on some terms and vocabularies in Qur’anthrough a semantic analysis. The analysis process begins from research a basicmeaning and contextual meaning of An-Nur with some verses. The conclusions ofthis study is that the word Án-Nur in the Qur’an has three categories; 1) An-Nuras something to fight digression, 2) An-Nur as the religion from God, and 3) Godas An-Nur or the Highest Level of An-Nur. The word An-Nur in the Qu’an isalways mentioned in singular form, while the darkness (opposite) is alwaysmentioned in plural form. That shows there are many dark or bad things, such asa various kinds of immorality, but it will be defeated with the one ...
Al-Qur'an adalah kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk segenap manusia. Di dalamnya Allah menyapa akal dan perasaan manusia, mengajarkan tauhid dan menyucikan manusia dengan berbagai ibadah, menunjukkan manusia kepada hal-hal yang dapat membawa kebaikan serta kemaslahatan dalam kehidupan individual dan sosial, membimbing manusia kepada agama yang luhur agar mewujudkan diri, mengembangkan kepribadiannya, serta meningkatkan diri manusia ke taraf kesempurnaan insani. Sehingga, manusia dapat mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
1.0 PENDAHULUAN Al-Qur"an adalah kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai panduan dan pegangan dalam kehidupan manusia. Intipati kandungan kalam suci ini penting kerana Allah telah menyeru manusia melaksanakan segala perintah dan meninggalkan larangan-Nya, mengajarkan tauhid dan menyucikan hati manusia dengan melaksanakan pelbagai ibadah, menunjukkan manusia kepada hal-hal yang dapat membawa kebaikan serta kemaslahatan dalam kehidupan individu dan sosial. Selain itu, ia juga berperanan membimbing manusia kepada agama yang luhur agar mewujudkan jati diri yang tinggi, membentuk akhlak dan peribadi, serta meningkatkan diri manusia ke taraf kesempurnaan sebagai seorang insan yang bertakwa. Al-Qur"an juga mendorong manusia untuk merenung perihal diri dan keajaiban penciptaannya yang sangat unik dan istimewa berbanding dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Ini kerana pengenalan manusia terhadap dirinya dapat membawa kepada pengetahuan ma"rifatullah, sebagaimana firman Allah S.W.T : Maksudnya: Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (5) Dia diciptakan dari air yang dipancarkan (6), yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan .
PAPPASANG
Amthāl (perumpamaan) merupakan salah satu cara Alquran untuk menyampaikan pesan dalam sebuah ungkapan yang indah. Amthāl juga salah satu bentuk kemukjizatan Alquran yang sruktur bahasanya menakjubkan. Ayat-ayat amthāl Alquran mampu menyampaikan suatu makna abstrak kepada fenomena yang konkret melalui penggunaan bahasa yang berupa kiasan. Allah memberikan berbagai macam perumapamaan dalam Alquran, di antaranya yaitu perumpamaan tentang cahaya, air, debu, tanah, surga, neraka dan lain-lainya. Salah satu fungsi amthāl yaitu untuk mengambil ‘ibrah, i’tibar dan hikmah. Untuk memahami ayat-ayat Amthāl dibutuhkan ilmu bayān, ma’āni dan badī’.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah
LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 2009
Al-I’jaz : Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah dan Keislaman, 2020
Irma Qurata Aini, 2021
JURNAL ILMIAH FALSAFAH Jurnal Kajian Filsafat Teologi dan Humaniora, 2023
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies
Jurnal AT TAHFIZH, 2019
Al-I’jaz : Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah dan Keislaman
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist, 2020
Journal al Irfani: Ilmu al Qur'an dan Tafsir