Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2017, Jurnal Ilmu Komunikasi - MediaKom
…
17 pages
1 file
Ditemukannya komputer dan satelit komunikasi, termasuk penemuan internet yang dianggap sebagai gelombang keempat revolusi informasi, menjadikan media massa tidak lagi semata-mata sebagai institusi sosial yang dilingkupi idealisme dengan berbagai ketentuan etik (code of ethic), tetapi media massa secara perlahan namun pasti tak mampu mengelak dari kepentingan ekonomi dan politik. Media massa yang kian mengindustri akibat pengaruh teknologi komunikasi dan informasi, telah mempermudah kekuatan kapitalisme dan konglomerasi masuk ke sendi-sendi aktivitas jurnalisme dan institusi media. Pengaruh dan kekuatan kapitalisme membuat media tak berdaya untuk menolak apalagi menghindarinya. Demikian juga dengan pengaruh-pengaruh politik, kadang pertaruhan idealisme media berkelindan dengan kepentingan ekonomi dan politiknya sekaligus. Tulisan singkat ini hendak mewacanakan bagaimana sesungguhnya tantangan idealisme media massa di era kapitalisme media yang tak mungkin lagi dihindari oleh media. Lalu di atas semua persoalan itu, penting kiranya untuk mencari titik keseimbangan (tanpa dominasi salah satu diantaranya) antara idealisme dan kapitalisme media.
IDEALISME, selalu saja jadi tameng kaum jurnalis. Seolah-olah dengan mengusung idealisme, ia bisa bicara apa saja soal kabar dunia. Tapi benarkah dalam arus hidup yang penuh gejolak saat ini, idealisme masih dipegang teguh kaum jurnalis? Idealisme bersandar pada ide, dunia di dalam jiwa. Pikiran ini meletakkan hal-hal yang bersifat ide dan menempatkan pernik-pernik yang bersifat materi, fisik, ke dalam kasta terendah. Idealisme, menganggap semua realitas yang terdiri dari ruh, jiwa, ide, pikiran-pikiran, menjadi konstanta yang agung dalam orkestra hidup manusia. Sebagai konstanta, sebuah ketetapan yang tetap, di dalamnya dibingkai satu nilai yang bernama moralitas. Seluruh gerak jurnalis sebagai pewarta, harusnya berpijak pada tataran ini. Tataran moralitas. Pikiran ini mengandaikan bahwa jurnalis harus bertumpu pada kehendak kalbu, kehendak yang melihat fakta sebagai sebuah berita. Maknanya, berita yang dilansir ke publik melalui layar kaca bernama televisi atau media cetak itu, menyandarkan diri pada kaidah-kaidah moralitas. Moralitas selalu saja menguar sisi baik dan sisi kebenaran, bukan sisi rekayasa. Sayangnya, dalam arus pergerakan berita, jurnalis tak berdiri sendiri. Ia ditopang satu instrumen yang bernama institusi media. Intsitusi media ini memiliki akar kepentingan beraneka ragam dan aneka ragam kepentingan itu terkait erat dalam bisnis media. Institusi media sudah jadi industri, di mana kepentingan pemilik modal bisa mengerangkeng idealisme jurnalis. Pada titik ini, idealisme menjadi kuburan massal kaum jurnalis. Peran kenabian Ketika idealisme menjadi kuburan massal kaum jurnalis, maka pertanyaan Ignatius Haryanto, Sosok Jurnalis di Layar Kaca (Kompas, 30/9), apakah profesi kewartawanan masih relevan untuk masyarakat zaman sekarang, menjadi pertanyaan urgen untuk dijawab. Kaum jurnalis, pewarta, sebenarnya memerankan peran kenabian. Para nabi dan para santo, selalu membawa kabar berita berisi soal fakta-fakta hidup yang dibingkai aura kebenaran. Kabar berita para nabi dan santo itu, bukan saja menjadi magnet publik tapi sekaligus menjadi panutan warga dalam menjalani laku hidup sehari-hari. Dalam pusaran hidup para nabi dan orang suci yang disebut santo itu, tak ubahnya menjalankan peran sebagai pewarta. Mereka menyuplai beberapa fakta hidup agar ada perubahan mendasar dalam konstelasi kehidupan masyarakat. Kaum jurnalis atau pewarta, sejatinya memerankan lakon kenabian, di mana fakta-fakta obyektif di lapangan diungkap, dibedah dan diberdayakan untuk konsumsi publik. Publik sebagai konsumen berhak menerima fakta-fakta obyektif itu sebagai menu kehidupan. Maka ketika Ignatius menyitir perilaku negatif pewarta yang menyalahgunakan fungsi dan kekuasaan yang mereka miliki, klaim dan stigma jurnalis sebagai penjahat, tak bisa dihindari. Jurnalis dengan kekuasaannya, mampu mendikte, membentuk opini dan menggiring publik masuk dalam perangkap berita yang disebar. Dan jika berita yang disebar penuh kebohongan dan rekayasa, publik pun akan hanyut dalam perangkap berita sang jurnalis itu.
Idealisme Jurnalis & Inovasi Model Bisnis Industri Media, 2022
Bisnis industri media dan profesi jurnalis atau wartawan, memasuki tahapan krusial. Masif-nya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis internet, telah melahirkan “budaya” baru dalam tata kelola bisnis industri media dan perubahan habit dalam profesi kewartawanan.
Potret Pemikiran-LP2M IAIN Manado, 2016
On the ethnic communities of Muna at Southeast Sulawesi be known their Wuna kabhanti arts performance. Kabhanti arts performance was not only an expression of the culture, but at the same time were aneducational an media, communication and entertainment. In the field of education, perfomances of kabhanti contributed in the establishment and embedded of noble character. It communicative language make kabhanti's performance arts could be used as a medium of communication, especially as a medium for conveying messages morals, ethics, education, and development. Therefore, on the verge of extinction, continuity and conservation of arts performance of kabhanti needs to be continuously conducted as one of the local culture and local wisdom of ethnic communities of Muna at Southeast Sulawesi.
Lontar, 2018
The rapid development of information technology throughout the last few decades brings about a new color in the spread of information pattern. The availability of internet supported by the latest information technology, enables the media to spread information without limitation of space and time. Some issues addressed in this paper: how is the role of global capitalism in the spread of radical idelogy through social media? Furthermore, how is the inter-countries relation with regard to the spread of radical ideology? And what form of economy is created by the capitalisation of radical idelogy? Last but not least, what kind of actions being done by global network in order to advance security and to prevent the spread of radical ideology? The spread of radical ideology through social media has become study in contemporary global issues. This is because the relation of economy and political globalization is hardly separated. The economic gain of the global spread of radical ideology through social media will be qualitatively described in this paper. The act of spreading radical ideology using information technology brings benefit to the capitalist. Moreover, revolution of communication technology which also promotes globalization has raised awareness among nations: there is a problem that cannot be solved independently. Lastly, globalization also makes problem solving possible with the support of other countries.
CHANNEL: Jurnal Komunikasi, 2018
This research is intended to elucidate the discourse of political economy in Indonesia radio industry. Nowadays, radio has became one of the profitoriented businesses and Contemporary Hits Radio (CHR) music format considered accomodating that purposes well. Nielsen' survey (2015) proves it by stating that radios using CHR music format settle in top positions on a chart based on the listeners in Jakarta. CHR music format plays trending popular songs, especially western songs, based on the global chart, like Billboards. While in fact, it is quietly strengthens the domination of major players in record label industry. They are Sony Music Entertainment, Warner Music Group, and Universal Music Group. To reveal this phenomenon, the researcher analyses the empirical data that consists of song chart in CHR music format radio in Indonesia, Nielsen's research data about radio rating in Indonesia, recording industry market share document along 2005 to 2011. This research basically explains that the economical interest has turned the radio to the tool of industrial mass culture by the major players in record label industry and its correlation with the capitalist system in music industry to create trending popular music. ABSTRAK Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk menggambarkan wacana ekonomi politik media pada industri radio di Indonesia. Saat ini, radio telah menjadi unit bisnis yang berorerintasi profit, format musik Contemporary Hits Radio (CHR) diangap mengakomodasi hal tersebut. Terbukti dari hasil survei Nielsen (2015) radio-radio dengan format musik CHR menempati beberapa posisi pendengar tertinggi di Jakarta. Format musik CHR memutarkan lagu yang sedang tren utamanya musik barat berdasarkan tangga lagu yang bersifat global seperti billboards. Padahal, secara tidak sadar justru memperkuat dominasi major players di industri label rekaman yaitu: Sony Music Entertainment, Warner Music Group, dan Universal Music Group. Untuk mengungkap fenomena ini peneliti menganalisis data-data empiris seperti tangga lagu radio-radio format musik CHR, hasil riset rating radio di Indonesia, serta market share industri rekaman rentan waktu 2005-2011. Penelitian pada dasarnya menjelaskan kepentingan ekonomi justru menjadikan radio menjadi alat industri budaya massa oleh major players di industri label rekaman serta hubunganya dengan lingkaran sistem kapitalisme dari industri musik sebagai alat menciptakan tren musik populer.
Konglomerat Media, 2020
Dalam era globalisasi ini kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat dan akurat itu menjadi sangat penting. Agar berita yang tersampaikan kepada masyarakat itu tidak termasuk berita bohong atau hoax. Konglomerasi media sangat berpengaruh terhadap isi konten yang diberitakan kepada masyarakat yang dimana berisikan konten ekonomi maupun politik pemilik media. Akibatnya kepentingan masyarakat untuk mendapatkan kebenaran menjadi hilang. Konglomerasi media juga sangat berperan terhadap perubahan-perubahan media. Kata Kunci: konglomerasi, konglomerat, konglomerat media
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Abstrak: Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang saat ini, telah menciptakan perubahan pada banyak hal. Terlebih dengan kehadiran internet, berbagai keunggulannya semakin menambah keunggulan dalam dinamika kehidupan modern. Ratusan juta manusia di seluruh dunia mengakses internet setiap harinya, dan jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini berdampak pada penggunaan internet untuk kegiatan dakwah.Secara umum dakwah dilaksanakan secara konvensional. Namun, seiring perkembangan teknologi informasi, bermunculan dakwah yang menggunakan internet, yang biasa disebut dengan cyber dakwah. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini berupaya untuk melihat keterkaitan keduanya dalam konstruksi keberagamaan, yang karenanya media internet memberikan kemudahan dalam penyebaran informasi kepada masyarakat. Adapun jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan metode field work yang dipadukan dengan studi kepustakaan.Diharapkan penelitian...
KOMUNIKOLOGI : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 2008
Industri siaran televisi di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perubahan arah idealisme pada tahun 80an. Pertumbuhan dan perubahan besar ini diakibatkan oleh kepentingan dalam ekonomi dan politik yang terjadi. Serangkaian perubahan yang terjadi terutama dengan diwujudkannya aspek legalitas melalui perundang-undangan telah berdampak besar bagi industri penyiaran Tanah Air khususnya televisi. Tidak saja terjadi penambahan jumlah stasiun televisi nasional, namun juga terus berkembang dengan munculnya televisi-televisi daerah dan televisi lokal atau televisi komunitas. Industri penyiaran televisi kemudian muncul sebagai salah satu industri yang menjadi magnet sangat kuat bagi para investor, terutama investor-investor besar yang menanamkan modalnya membangun stasiun televisi nasional dan jejaringnya di daerah.
Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi, 2017
Broadcast television in Indonesia increasingly prevalent with various packaging program specifically religious character of Islamic events. The programs are varied, ranging from reality shows, soap operas, talk shows, comedy, religious lectures and others. Gait television stations keislama program includes phenomena on one side commendable. Because it could be, exposure (exposure) of a religious program a chance to form a strong impact in most Muslim audiences for media to apply the principles konsonansi. This paper discusses the political economy television relation to public space and the ideals of the Islamic program.
Islamic Review: Jurnal Riset dan Kajian Keislaman, 2013
The present culture in the western world continues to hit the Islamic world through their modern and sophisticated information technology. On the other hand, Islam still stuck to its ethics in propagation activity that refers to the western civilization. The problems of propagation models actually give serious influence to either Islam or the West in particular. Therefore, through this study, it is important for Muslims to determine the strategies, methods and mission plan to anticipate the future globalization challenges. The explanation of this article is supported by propagation model approach used by both the civilizations. The ways for developing missions of propagation in the globalization era, an in-depth and comprehensive concepts and strategies are required. This is through observations based on the needs and conditions of the present societies, establishment of the Khilafah organizations, propagation by revealing the true nature of Islam, re-evaluation of the propagation activities, translating the western works to expand the knowledge and learn the history of Islam as reference material of propagation. Propagation can be used as the system changes of people's lives, politics, economics, culture and law that exist in a society. It also can be used as guidance of life so that people do not lose their idealism.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 2018
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 1970
Jurnal Ilmu Komunikasi - MediaKom, 2017
Universitas Indonesia, 2012
PALITA: Journal of Social - Religion Research, 2016
Islamic Communication Journal, 2018