Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
16 pages
1 file
2013
PT. JAMU AIR MANCUR 1.Pengalaman : Berdasarkan pelaksanaan early pharmaceutical exposure yang telah kami lakukan di PT. JAMU AIR MANCUR pada tanggal 21 November 2013, kami telah melakukan pengamatan tentang proses produksi hingga proses uji terhadap hewan dan manusia yang ada di PT. JAMU AIR MANCUR.Berikut adalah proses produksi di PT.AIR MANCUR: A. Persiapan bahan baku Penanganan bahan baku di PT. JAMU AIR MANCUR meliputi : penerimaan bahan baku dan pengolahan bahan baku.Penerimaan bahan baku di PT. JAMU AIR MANCUR terdiri dari dua tahap yaitu penerimaan bahan baku yang masih berupa sample dan penerimaan bahan baku dalam jumlah besar.Bahan baku yang masih berupa sample yang dibeli oleh PT.JAMU AIR MANCUR baik dari petani atau pemasok daerah karang anyar dan sekitar PT.AIR MANCUR, akan diserahkan ke bagian lab Quality control,untuk diperiksa. Ada 3 hal yang akan di periksa: 1.Kebersihan (bersih tidaknya bahan tersebut). 2.Kadar air (Tidak boleh lebih dari 10%). 3.Kualitas bahan. Setelah semuanya memenuhi syarat di Air Mancur, sampel ini oleh bagian lab Quality control akan memberikan ke bagian Purchasing atau pembelian.Jika bagian Purchasing telah melakukan pembelian dan bahan simplisia telah datang,maka akan dilakukan uji sempel dengan pengambilan sampelnya pun secara acak,di ambil dari atas, tengah dan bawah pada wadah simplisia,hal ini dilakukan untuk menghilangkan kecurangan dari suplyer/pedagang.Jika setelah uji bahan tersebut sama dengan sampel pertama,maka baru akan PT.JAMU AIR MANCUR terima. Kemudian simplisia yang telah diterima tersebut akan masuk ke gudang yang disebut dengan Gudang Simplisia.Setelah persiapan bahan baku selesai maka selanjutnya di lakukan pengolahan bahan baku. B. Pengolahan bahan baku Dalam pengolahan bahan baku,pertama kali dilakukan sortasi.Sortasi yang dilakukan PT. JAMU AIR MANCUR terdapat dua jenis yaitu sortasi manual dan sortasi dengan mesin. Sortasi manual dilakukan pada bahan yang berupa daun-daunan, umbi-umbian, akar-akaran dan rimpang. Sedangkan sortasi dengan menggunakan mesin dilakukan pada bahan yang berupa biji-bijian yang berukuran kecil seperti ketumbar. Setelah dilakukan sortasi kemudian di lakukan pencucian.Pencucian yang dilakukan oleh PT. JAMU AIR MANCUR terdiri dari 2 tahap. Pencucian pertama dengan air bersih dilakukan sebanyak tiga sampai berulang kali menggunakan bak bertingkat.
ASUHAN INFEKSI SALURAN KEMIH
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lansia tidak hanya menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan tetapi juga sebagai tantangan dalam pembangunan (1). Di Indonesia, tahun 2000 proporsi penduduk lansia adalah 7,18 persen dan tahun 2010 meningkat sekitar 9,77 persen, sedangkan tahun 2020 diperkirakan proporsi lansia dari total penduduk Indonesia mungkin mencapai 11,34 persen. Menurut U.S. Census Bureau, International Data Base, 2009, penduduk lansia dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan, pada tahun 2007 jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah Cina, India dan Jepang. (1,2). Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia termasuk lansia. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun
Mata merupakan suatu organ refraksi yang berfungsi untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah gambar. Struktur mata yang berkontribusi dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous dan vitreous humor. Cahaya yang masuk akan direfraksikan ke retina, yang akan dilanjutkan ke otak berupa impuls melalui saraf optik agar dapat diproses oleh otak. Kelainan refraksi ini terjadi apabila fungsi refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan sempurna (Guyton, 2014). Penyakit mata sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia, terutama yang menyebabkan kebutaan. Kelainan refraksi (0,14%) merupakan penyebab utama kebutaan ketiga setelah katarak (0,78%) dan glaukoma (0,20%). Dari 153 juta orang di dunia yang mengalami kelainan refraksi, delapan juta orang diantaranya mengalami kebutaan (WHO, 2006). Kelainan refraksi merupakan suatu kelainan pada mata yang paling umum terjadi. Keadaan ini terjadi ketika cahaya tidak dibiaskan tepat pada retina sehingga menyebabkan penglihatan kabur. Kelainan refraksi secara umum dapat dibagi menjadi 4 bentuk yaitu miopia, hiperopia, astigmatisma, dan presbiopia. Miopia terjadi apabila cahaya dibiaskan di depan retina; hiperopia terjadi apabila cahaya dibiaskan di belakang retina; astigmatisma terjadi apabila sinar yang dibiaskan tidak terletak pada satu titik fokus; sedangkan presbiopia adalah hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan. Penyebab kelainan refraksi dapat diakibatkan karena kelainan kurvatur atau kelengkungan kornea dan lensa, indeks bias atau refraktif, dan kelainan aksial atau sumbu mata. Kelainan
Beberapa masalah pediatri dapat ditangani dengan pembedahan diantaranya trauma, tumor, masalah-masalah gastrointestinal (misalnya perdarahan, anomali traktus gastrointestinal, peritonitis, ikterus obstruktif), distres pernapasan (misalnya yang disebabkan oleh obstruksi jalan napas atas, anomali diafragma), malformasi kongenital (misalnya defek dinding abdomen, malformasi anorektal), dan gangguan endokrin (misalnya hiperparatiroidisme primer, disorder of sex development). 1 Beberapa masalah di atas juga merupakan kelainan bawaan / kelainan kongenital, yaitu kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik; contohnya anensefalus, labiopalatoskisis, atresia esofagus, atresia bilier, omfalokel, penyakit Hirschprung, malformasi anorektal, disorder of sex development, tetralogy of Fallot, defek septum ventrikel, dan duktus arteriosus paten. 2 Pada refarat ini akan dibahas mengenai 2 dari beberapa masalah pediatri yaitu disorder of sex development (DSD) dan malformasi anorektal (atresia ani). 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DISORDERS OF SEX DEVELOPMENT (DSD) A. Definisi Perkembangan normal sistem reproduksi terjadi melalui dua fase yaitu fase determinasi dan fase diferensiasi. Fase determinasi merupakan fase penentuan jenis gonad yang dipengaruhi oleh faktor kromosom dan faktor gonad; sedangkan fase diferensiasi dipengaruhi oleh faktor hormonal. Jika terjadi gangguan pada salah satu dari kedua fase tersebut, maka sistem reproduksi tidak akan berkembang sempurna. Hal ini kini dikenal sebagai disorders of sex development (DSD). Istilah DSD muncul dari pertemuan Lawson Wilkins Paediatric Endocrine Society (LWPES) dan the European Society for Paediatric Endocrinology (ESPE), untuk menggantikan terminologi lama yaitu 'interseks' atau 'hermafrodit'. 3,4 Terdapat beberapa terminologi lama yang sudah tidak dipakai lagi, dan digantikan dengan istilah baru, yang dapat dilihat pada tabel 1. Laki-laki memiliki kromosom 46,XY sedangkan wanita 46,XX. Kromosom XY atau XX ditentukan saat fertilisasi. Pada usia gestasi dini, gonad yang terbentuk bersifat indiferen atau bipotensial, baik pada embrio XY atau XX. Dalam penelitian Jost dkk, disimpulkan bahwa testislah yang berperan dalam diferensiasi genitalia interna maupun eksterna; dan sejak percobaan ini, upaya untuk mencari faktor penentu testis (testis-determining factor / TDF) berlangsung. Keberadaan faktor penentu testis ini kemudian berhasil dilokalisir oleh Sinclair dkk tahun 1990, yang dikenal sebagai gen SRY (sexdetermining region on the Y chromosome), pada lengan pendek kromosom Y (kromosom Yp11.31). Pada ketiadaan gen SRY, maka gonad akan berkembang menjadi ovarium; sebaliknya dengan adanya gen SRY maka gonad bipotensial akan berkembang menjadi testis. 3,6 Gen SRY juga mengatur steroidogenesis factor 1 atau SF1 (dalam hal ini upregulation) yang bekerja melalui faktor transkripsi, SOX9, untuk menginduksi diferensiasi dari sel-sel Leydig dan Sertoli. SOX9 juga mempengaruhi gen yang memproduksi MIS untuk regresi duktus membentuk testis atau medullary cords (Gambar 3). Selama perkembangan selanjutnya, sebuah lapisan padat jaringan ikat fibrosa, yaitu tunika albuginea, memisahkan korda testis dari epitel permukaan. Sel-sel epitel permukaan ini kemudian berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel-sel Sertoli. Ini terjadi pada usia gestasi 6 minggu. Sel-sel interstitial Leydig berasal dari mesenkim original dari gonadal ridge, yang mulai berkembang secara singkat setelah diferensiasi dari korda testis. Minggu ke-8 gestasi, sel-sel Leydig mulai memproduksi testosteron dan testis menjadi mampu untuk mempengaruhi diferensiasi seksual dari genital interna dan eksterna. 3,8 Pada embrio wanita dengan kompleks kromosom sex XX dan tidak ada kromosom Y, korda seksual primitif berpisah menjadi kelompokkelompok sel ireguler. Kelompok-kelompok ini memuat kelompok sel germinal primitif, yang menempati bagian medula dari ovarium. Kemudian, mereka hilang dan digantikan oleh stroma vaskuler yang membentuk medula ovarium. Epitel permukaan gonad wanita, tidak 7 Gambar 3.Potongan melintang melalui testis pada minggu ke-8 menunjukkan medullary cords yang berkembang. 8
OLEH : KEPALA SD NEGERI CIJOHO UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN TEGALBULEUD KABUPATEN SUKABUMI 2013 LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN SDN CIJOHO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah kepada kami, sehingga kami dapat menyusun Laporan Tahunan Kepala Sekolah Tahun Pelajaran 2012/2013, sholawat serta salam semoga selamanya dicurah limpahkan kepada panutan alam kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluraganya, para shabatnya, dan semoga kita semua dalam menjalani kehidupan di dunia ini mendapat ridho magfiroh Allah SWT. Merupakan salah satu kewajiban Kepala Sekolah setiap akhir tahun pelajaran menyampaikan Laporan Tahunan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan program pendidikan selama kurun waktu satu tahun pelajaran yang disampaikan kepada orang tua siswa serta kepada pihak yang terkait dalam bidang pendidikan. Kami menyadarai bahwa Laporan Tahunan yang kami sampaikan ini masih jauh dari sempurna, tidak terperinci serta mendetil hanya memuat garis besarnya saja karena keterbatasan kemampuan, ruang dan waktu, namun demikian semoga Laporan Tahunan ini dapat dijadikan bahan kajian dan evaluasi demi perbaikan dalam penyelenggaraan program pendidikan dimasa yang akan datang. Ucapan terimakasih kami sampaikna kepada Komite Sekolah,orang tua siswa, masyarakat, dan pihak terkait yang telah membantu lancarnya penyelanggaraan pendidikan di SD Negeri Cijoho KecamatanTegalbuleudKabupatenSukabumi, semoga amal kebaikannya mendapat pahala dan ridho Allah SWT. amiiin! Cijoho, 22 Juni 2013 Kepala SD Negeri Cijoho Kecamatan Tegalbuleud, OCANG MULYADI,S.Pd.,M.M NIP : 19700305 199111 1 001 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI CIJOHO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.