Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
Ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan (knowledge atau dapat juga disebut common sense). ilmu pengetahuan adalah kerangka konseptual atau teori yang saling berkaitan yang memberi tempat pengkajian dan pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain dalam bidang yang sama, dengan demikian bersifat sistematik, objektif, dan universal. Sedang pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak memberikan tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain, dengan demikian tidak bersifat sistematik dan tidak objektif serta tidak universal.
Telah kita temukan beberapa pokok atau masalah yang sering muncul mengenai cara kerja ilmu, dan rupanya sulit dipecahkan. Masalah-masalah itu muncul sehubungan dengan cara kerja, namun sekaligus melampaui batas dan kemampuan ilmu serta cara kerja ilmu itu sendiri.
A. Sejarah Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird (1998) menjelaskan bahwa pada sekitar tahun 1995 sempat terjadi perdebatan besar di Amerika terkait digunakannya ajaran agama di kitab suci atau ilmu yang dijadikan landasan tentang terbentuknya kehidupan dan alam semesta. Masyarakat Amerika sangat berpegang teguh pada ajaran agama sebelum ilmu pengetahuan menguasai pola pikir mereka. Menurut mereka, apa yang sudah dicantumkan di kitab suci (Injil) itu tidak perlu diperdebatkan dan sudah pasti benar. Bahkan, ilmu tentang terbentuknya kehidupan atau alam semesta dilarang diajarkan di sekolah karena dianggap bertentangan dengan ilmu agama. Di sisi lain, para ahli tidak mau hanya mempercayai kitab suci tanpa mengetahui sendiri bagaimana proses pembentukan alam semesta. Mereka ingin mengetahui apakah ilmu juga bisa menjelaskan proses pembentukannya dan apakah ada perkembangan ilmu lagi yang bisa dipelajari setelah mempelajari bagaimana terbentuknya alam semesta. Pada tahun 1925, Scopes melakukan percobaan dan pengamatan terhadap evolusi yang dikenal dengan percobaan Monkey. Scopes terbukti bersalah dan dihukum karena melakukan percobaan dan mengajarkan hasil eksperimennya ke sekolah-sekolah. Scopes dianggap melanggar hukum yang sudah dicetuskan bahwa tidak boleh ada ilmu yang bertentangan dengan hukum agama, namun idealisme ilmu pengetahuan oleh para fundamentalis Kristiani ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1957 diluncurkanlah satelit buatan yang bernama Sputnik. Satelit ini menjadi bukti bahwa ilmu bisa memberikan kontribusi besar untuk peradaban manusia. Hal ini juga menjadi bukti bahwa dengan ilmu, manusia bisa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia yang tidak berilmu. Fundamentalis Kristiani mulai menyadari tentang pentingnya ilmu dan mereka sudah tidak boleh mengekang perkembangannya. Pada perkembangannya, proses agar ilmu dapat diakui dan boleh berkembang bebas tidaklah mudah. Banyak pertanyaan terkait dengan ilmu, seperti "Apa itu ilmu?", "Kapan suatu hal itu dianggap ilmiah?". Disinilah filosofi atau filsafat dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut penegak hukum yang saat itu menangani perdebatan antara ilmu dan agama, teori keilmuan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ada kendali dari hukum alam. 2. Harus ada penjelasan yang referensinya adalah dari hukum alam. 3. Bisa diuji untuk menanggapi atau menguji teori empiris. 4. Kesimpulannya masih bisa diperdebatkan dan bukan kesimpulan final. 5. Sesuatu bisa dikatakan ilmu jika bisa dimodifikasi.
1. Sejarah Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird (1998) menjelaskan bahwa pada sekitar tahun 1995 sempat terjadi perdebatan besar di Amerika terkait digunakannya ajaran agama di kitab suci atau ilmu yang dijadikan landasan tentang terbentuknya kehidupan dan alam semesta. Masyarakat Amerika sangat berpegang teguh pada ajaran agama sebelum ilmu pengetahuan menguasai pola pikir mereka. Menurut mereka, apa yang sudah dicantumkan di kitab suci (Injil) itu tidak perlu diperdebatkan dan sudah pasti benar. Bahkan, ilmu tentang terbentuknya kehidupan atau alam semesta dilarang diajarkan di sekolah karena dianggap bertentangan dengan ilmu agama. Di sisi lain, para ahli tidak mau hanya mempercayai kitab suci tanpa mengetahui sendiri bagaimana proses pembentukan alam semesta. Mereka ingin mengetahui apakah ilmu juga bisa menjelaskan proses pembentukannya dan apakah ada perkembangan ilmu lagi yang bisa dipelajari setelah mempelajari bagaimana terbentuknya alam semesta. Pada tahun 1925, Scopes melakukan percobaan dan pengamatan terhadap evolusi yang dikenal dengan percobaan Monkey. Scopes terbukti bersalah dan dihukum karena melakukan percobaan dan mengajarkan hasil eksperimennya ke sekolah-sekolah. Scopes dianggap melanggar hukum yang sudah dicetuskan bahwa tidak boleh ada ilmu yang bertentangan dengan hukum agama, namun idealisme ilmu pengetahuan oleh para fundamentalis Kristiani ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1957 diluncurkanlah satelit buatan yang bernama Sputnik. Satelit ini menjadi bukti bahwa ilmu bisa memberikan kontribusi besar untuk peradaban manusia. Hal ini juga menjadi bukti bahwa dengan ilmu, manusia bisa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia yang tidak berilmu. Fundamentalis Kristiani mulai menyadari tentang pentingnya ilmu dan mereka sudah tidak boleh mengekang perkembangannya. Pada perkembangannya, proses agar ilmu dapat diakui dan boleh berkembang bebas tidaklah mudah. Banyak pertanyaan terkait dengan ilmu, seperti "Apa itu ilmu?", "Kapan suatu hal itu dianggap ilmiah?". Disinilah filosofi atau filsafat dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut penegak hukum yang saat itu menangani perdebatan antara ilmu dan agama, teori keilmuan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ada kendali dari hukum alam. 2. Harus ada penjelasan yang referensinya adalah dari hukum alam. 3. Bisa diuji untuk menanggapi atau menguji teori empiris. 4. Kesimpulannya masih bisa diperdebatkan dan bukan kesimpulan final. 5. Sesuatu bisa dikatakan ilmu jika bisa dimodifikasi. B. Ilmu (Logos) Ilmu adalah adalah hal sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah tentang alam semesta (Mirriam Webster, 2018). Ilmu terdiri dari dua hal, yaitu bagian utama dari pengetahuan, dan proses di mana pengetahuan itu dihasilkan. Proses pengetahuan memberikan individu cara berpikir dan mengetahui dunia. Seringkali, individu hanya melihat komponen pertama dari ilmu, yaitu pengetahuan. Individu disajikan konsep-konsep ilmiah dalam bentuk pernyataan dengan sedikit latar belakang tentang proses yang mengarah pada pengetahuan itu dan mengapa individu dapat mempercayainya. Proses ilmiah adalah cara membangun pengetahuan dan membuat prediksi tentang dunia dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat diuji, misal pertanyaan " Apakah Bumi datar atau bulat? " bisa diuji dan dipelajari melalui penelitian, terdapat bukti
Manusia adalah hamba Allah yang diturunkan ke bumi ini sebagai penghuninya. Manusia adalah makhluk Allah diberi kelebihan berupa akal daripada makhluk-makhluk lainnya. Dengan akalnya itu manusia bisa berbuat lebih daripada makhluk lainnya. Pada awal penciptaannya, manusia hanyalah makhluk yang tidak tau apa-apa dan karenanya manusia membutuhkan sebuah petunjuk bagi jalan hidupnya. Manusia memerlukan guideline agar hidupnya selamat di dunia dan di akhirat. Guideline bagi manusia adalah agama.
ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU DAN ETIKA AKADEMIK DOSEN PENGAMPU : M. KHOLIL, M.Fil. TAHUN PEMBELAJARAN : 2018/2019 DISUSUN OLEH : HORIYATUL LAILAH ZAMZAL QOMAR KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Dengan mengucap puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberi rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa pula mengucapkan shalawat beserta salam atas kehadiran baginda rasulullah yaitu nabi Muhammad S.A.W.. Dan rasa terima kasih kami kepada anggota kelompok tiga yang telah membantu menyelesaikan tugas ini, serta terlebih lagi kepada guru pembimbing bapak Dr. Saifullah S.Ag., M.Ag. yang senantiasa membimbing dan memberi saran yang baik kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah mata kuliah Filsafat Ilmu. Makalah ini di buat bukan hanya untuk menyelesaikan dan melengkapi tugas mata kuliah tapi juga di harapkan dapat memberi wawasan yang lebih luas guna meningkatkan pengetahuan yang mendalam bagi para mahasiswa/i dalam bidang pendidikan, sehingga kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang ada dalam bidang pendidikan.
KEUTAMAAN ILMU, 2021
PENGERTIAN ILMU DAN BEBERAPA KEUTAMAAN KEUTAMAAN TENTANG ILMU DAN AHLI ILMU agar orang semakin termotivasi untuk menuntut ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu syariat. Karena hanya dengan ilmu lah kita memperoleh keutamaan dunia dan akhirat secara sekaligus.
This study discusses the related of revelation with science. Reviewing revelation does not mean ignoring the study in the perspective of science, because in the revelation itself is found so many verses that encourage human beings to conduct thinking activities in reviewing everything especially the universe for the creation of a civilized life. Science has indeed contributed greatly to the welfare of live and life, but it is realized that the results of science especially concerning truths that have a high value can not be obtained. Therefore, the information of revelation becomes important and needed by humans in addition to cover the weaknesses of science, but also as a guide to life for the happiness of the world and the hereafter.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Manajemen Pengetahuan, 2022