Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran aspal panas atau hot mix Pemakaian tipe perkerasan lentur tersebut semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengembangan suatu daerah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan (impor dari luar negeri seperti aspal Shell, ESSO 2000 dllnya) Komponen aspal memberikan sumbangan sebesar 60% dari biaya total hot mix.).
Kontruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dapadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui bidang kontak roda berupa beban terbagi rata P 0 . Beban tersebut diterima oleh lapisan permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi P1 yang lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.
Modul ini diperuntukan bagi mahasiswa jurusan teknik sipil yang sedang mengambil praktikum perkerasan jalan raya. Semoga membantu
Perkerasan jalan sudah sejak lama dikenal manusia, dimulai sekitar 3500 tahun sebelum Masehi saat ditemukannya roda untuk kendaraan. Yang dimaksud dengan perkerasan jalan adalah suatu struktur perkerasan diletakkan di atas tanah dasar berfungsi untuk menampung beban lalu-lintas yang melewatinya. Secara garis besar klassifikasi jalan dibedakan atas fungsional dan struktural, bila ditinjau dari fungsinya sistim jaringan jalan dibedakan atas sistim jaringan jalan primer dan sistim jaringan jalan sekunder, yang dibedakan dari peranan jasa distribusi untuk pengembangan wilayahnya, sedangkan bila ditinjau dari klassifikasi berdasarkan struktural jalan dibedakan tergantung dari beban lalu-lintas yang dapat dipikulnya. Dalam uraian akan dibahas fungsi jalan berdasarkan struktur, dimana lapisan perkerasan harus dapat menerima dan menyebarkan beban lalu-lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu sendiri. Disamping itu diuraikan pula jenis kerusakan yang terjadi pada jalan lentur dan penyebabnya.
Indikasi kerusakan jalan banyak dituduhkan kepada penyebab utamanya, overloading khususnya kendaraan-kendaraan berat yang terjadi di jalur Pantura, pulau Jawa. Indikasi yang pernah terjadi, misalnya keruntuhan jembatan tipe Calender Hamilton "Cipunegara Lama" pada tahun 2003. Sekalipun demikian, berapa besar overloading kendaraankendaraan tersebut, sampai saat ini "belum" ada publikasi yang menguraikannya secara pasti. Makalah ini bermaksud menyajikan bahasan tentang perencanaan volume lalu-lintas yang melingkupi landasan hukum dan metodologinya, baik untuk perencanaan geometrik maupun perkerasan jalan. Dari bahasannya, disimpulkan bahwa istilah overloading memiliki dua arti yang berbeda, pertama yaitu berat as kendaraan melampaui batas Muatan Sumbu Terberat (MST), dan yang kedua yaitu terjadinya kerusakan dini akibat beban rencana lalu-lintas dicapai lebih cepat dari yang diperkirakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, disarankan untuk melakukan pengukuran volume lalu-lintas dan beban kendaraan yang representatif sebagai dasar perencanaan. SUMMARY Indication of pavement damages on many roads address to ultimate causes, ie. Overloading of heavy vehicles especially trucks operating along the Pantura lane, North of Java island. Proved which has been occurred, e.g. The collapse of Calendar Hamilton "Cipunegara Lama" bridge at Pantura Lane in year 2003. Although, how far the vehicles are overloading, up to now there is no yet formal statement have been published. This paper aims to discuss the design traffic volumes which is covered several topics, ie. basic regulation and methods, both for geometric and pavement design. The discussion concluded that the term of overloading may have two meanings. First, vehicle axle weight is greater than Maximum permissible Axle Load (MST); and second, traffic load design which is expressed as Cumulative Equivalent Standard Axles (CESA) are reached earlier than expected (premature damage). To overcome the problems, it is suggested to count the traffic data covering volumes and loads as basic for design.
Persimpangan jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masingmasing kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Olehnya itu persimpangan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan khususnya di daerah -daerah perkotaan. Persimpangan merupakan tempat sumber konflik lalu lintas yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadi konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya ataupun antara kendaraan dengan pejalan kaki. Oleh karena itu merupakan aspek penting didalam pengendalian lalu lintas. Masalah utama yang saling kait mengkait pada persimpangan adalah : a. Volume dan kapasitas, yang secara lansung mempengaruhi hambatan. b. Desain geometrik dan kebebasan pandang c. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan d. Parkir, akses dan pembangunan umum e. Pejalan kaki f. Jarak antar simpang Kinerja lalu lintas perkotaan dapat dinilai dengan menggunakan parameter lalu lintas berikut (Tamin, 2000)
Kontruksi perkerasan lentur (flexible Pavement) adalah merupakan perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Kontruksi perkerasan lentur, umumnya terdiri dari atas : lapis pondasi bawah (subbase course), lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface course).
Perkerasan jalan campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. Dalam dunia konstruksi, terdapat dua jenis perkerasan jalan. Jenis-jenis perkerasan jalan, yaitu konstruksi perkerasan jalan lentur (flexible pavement) dan konstruksi perkerasan jalan kaku (rigid pavement). Setiap jenis pada konstruksi perkerasan jalan mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda. Perkerasan jalan juga dapat mengalami kerusakan apabila tidak ada pemeliharaan dan perbaikan secara rutin dan berkala. Penyebab dari kerusakan jalan antara lain lalu lintas, air, material konstruksi yang digunakan, iklim, kondisi tanah dasar yang tidak stabil, dan proses pemadatan tanah yang kurang baik. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan dapat dilakukan penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan. Jenis pemeliharaan ditinjau dari pelaksanannya adalah pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
KEMAJUAN PERENCANAAN WILAYAH DAN PENATAAN RUANG, 2018
SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010 Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan