Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
eJournal Kedokteran Indonesia
…
7 pages
1 file
Dermatitis stasis merupakan penyakit kulit inflamasi yang umum terjadi di ekstremitas bawah, ditandai dengan eritema, skuama, erosi, krusta, dan terkadang juga dapat ditemukan vesikel, serta ulserasi kecil di kulit yang dikenal sebagai ulkus stasis atau ulkus venosum. Faktor risiko dermatitis statis antara lain usia di atas 50 tahun, obesitas, dan jenis kelamin perempuan. Dilaporkan tiga kasus dermatitis stasis pada pasien geriatri laki-laki yang datang ke Rumah Sakit dr.Cipto Mangunkusumo dan ketiganya disertai komorbiditas obesitas. Tata laksana pada ketiga pasien ini melibatan departemen lain (multidisiplin) dan membuahkan hasil yang baik.
Biomedika, 2019
Decubitus ulcer or pressure sore is a serious morbidity in elderly patients. The incidence of pressure sores in geriatric patients is 11%. Population at 70-75 of their aged had a two-fold risk higher for suffering decubitus ulcers compared with 55-69 years of aged people. The highest incidence is in group of 80-84 years old peole. Studies has found 95% of cases are preventable. Prevention efforts have already proven to be more effective and cost effective than treatment. Prevention efforts include mobilization, skin care, fulfillment of fluids and adequate nutrition, the use of tools / aids for body movement, environmental regulation of health care and education. Treatment of decubitus ulcers by administering topical material, systemic drugs or surgery should be done as early as possible. Keyword: decubitus ulcer, geriatric patients, prevention, treatment
eJournal Kedokteran Indonesia
Dermatomiositis adalah kelainan autoimun yang jarang terjadi dengan gejala inflamasi di kulit dan otot, serta berkaitan dengan 10-20% kasus keganasan organ dalam. Diagnosis dermatomiositis sulit ditegakkankarena hanya sekitar 20% pasien mengalami lesi kulit yang khas bahkan tanpa keluhan otot. Gejala khasdermatomiositis adalah heliotrope sign, gottron’s papules, dan gottron’s sign. Patogenesis penyakit ini berhubungan dengan gangguan imunitas, baik sistem imun alami maupun sistem adaptif. Dibuktikan dengan tingginya kadar interferon yang diinduksi oleh gen dan protein dalam darah, otot, dan kulit berkorelasi denganaktivitas penyakit. Faktor lingkungan, misalnya pajanan sinar matahari, infeksi, dan keganasan juga dapatmemicu terjadinya dermatomiositis. Pilihan terapi topikal dermatomiositis adalah dengan kortikosteroid danpenghambat kalsineurin topikal. Selain itu terapi sistemik terdiri atas kortikosteroid, antimalaria, steroid sparingagent, metotreksat, mikofenolat mofetil, azatiop...
Cermin Dunia Kedokteran
Pengobatan asma bertujuan untuk mencapai kontrol yang baik atas gejala dan untuk meminimalkan risiko eksaserbasi, morbiditas, dan mortalitas. Global Initiative for Asthma (GINA) menganjurkan pendekatan bertahap untuk mencapai kontrol gejala dan kontrol risiko yang terbaik. Pendekatan ini dibagi untuk 3 kelompok usia (5 tahun atau kurang, 6-11 tahun, dewasa atau remaja). Setiap langkah pengobatan mencakup obat utama (controller dan/atau reliever). Asthma treatment aims to achieve good symptom control and minimize the risk of exacerbations, morbidity, and mortality. Global Initiative for Asthma (GINA) recommends a phased treatment approach with several adjustable steps to achieve the best possible symptom and risk control. This stepped approach is divided into three age groups (5 years or less, 6-11 years, adults or adolescents). Each treatment step includes primary drug (controller and/or reliever).
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar.
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, 2019
Latar belakang Laju saliva adalah sekresi saliva yang dinyatakan dalam ml/menit. Pada pasien geriatri dengan riwayat hipertensi dapat menurunkan kuantitas, kualitas dan laju saliva. Kondisi ini dapat meningkatkan terjadinya infeksi rongga mulut seperti stomatitis herpetika.Tujuan Mengukur laju saliva pada pasien geriatri dengan riwayat hipertensi yang didiagnosa stomatitis herpetika, keilitis eksfoliatif dan hiposalivasi sebagai pertimbangan perawatan yang komprehensif. Laporan kasus Seorang wanita usia 63 tahun datang ke klinik karena sariawan selama beberapa tahun dan mengganggu sejak 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan ekstraoral berupa bibir kering. Pemeriksaan intraoral menunjukkan oral hygiene buruk, kondisi mukosa oral yang kering dan terdapat ulser multipel. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan eosinofil dan monosit di bawah normal, dan IgG anti HSV-1 reaktif. Laju saliva 0,2 ml/menit, dilakukan dengan metode spitting untuk menegakkan diagnosa hiposalivasi. Penatalaksanaan kasus ...
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal). (Adhi Juanda,2005) DERMATITIS lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda.
Media Dermato Venereologica Indonesiana
Psoriasis merupakan peradangan kulit kronik dengan dasar genetik. Untuk mencapai remisi dan kualitas hidup yang baik, pilihan terapi disesuaikan dengan kebutuhan perorangan pasien. Tipe dan derajat keparahan psoriasis perlu ditentukan guna memilih tata laksana yang sesuai karena memengaruhi keberhasilan terapi, masa remisi, serta tingkat morbiditas. Penelitian ini bertujuan menilai kesesuaian tata laksana psoriasis berdasarkan derajat keparahan dengan menggunakan Panduan Praktik Klinis (PPK) RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Studi retrospektif ini mengambil subjek seluruh pasien baru psoriasis di Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSCM periode Oktober 2017 – Oktober 2018. Keparahan psoriasis dinilai dengan skor body surface area (BSA) dan psoriasis area severity index (PASI). Sebanyak 32 di antara 35 pasien (91,4%), skor BSA dan/atau PASI terdokumentasi pada rekam medis, dan 30...
2022
Stasis dermatitis is an inflammatory skin disease that commonly occurs in the lower extremities, manifested with erythema, scale, erosion, crusting, and sometimes vesicles, small ulcers which are known as stasis ulcers or venous ulcers, can be found. The risk factors for stasis dermatitis include patients who are 50 years or older, obesity, and female. Three cases of stasis dermatitis were reported in male geriatric patients who were treated at geriatric dermatology clinic at Cipto Mangunkusumo Hospital. All of them have obesity as one of their comorbid. The management of these patients was done in collaboration with other departments (multidisciplinary) resulting a good outcome.
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 2015
Jerawat adalah abnormalitas produksi sebum pada kelenjar sebasea yang dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus epidermidis merupakan salah satu bakteri yang dapat meningkatkan keparahan jerawat. Kuersetin adalah kelompok flavonoid yang memiliki senyawa fenol yang dapat menghambat Staphylococcus epidermidis pada konsentrasi 0,05% b/b. Ada beberapa bentuk sediaan yang dapat digunakan sebagai sediaan untuk mengobati jerawat, salah satunya adalah sediaan gel. Sediaan gel lebih mudah dibersihkan dari permukaan kulit dan tidak mengandung minyak yang dapat meningkatkan keparahan jerawat serta mempunyai kadar air yang tinggi, sehingga dapat menghidrasi stratum corneum dan mengurangi resiko timbulnya peradangan akibat akumulasi minyak ke pori-pori. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan konsentrasi hambat minimum gel kuersetin terhadap Staphylococcus epidermidis. Basis gel yang digunakan adalah HPMC. Variasi kuersetin yang ditambahkan ke dalam gel adalah 0,05% b/b (F1), 0,15% b/b (F2), dan 0,25% b/b (F3). Sediaan gel yang sudah diformulasi diuji aktivitasnya terhadap Staphylococcus Epidermidis dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona hambat pada F1, F2, dan F3 yaitu 7,83 mm, 6,53 mm, 4,56 mm dan hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan konsentrasi hambat minimum gel kuersetin yang menggunakan basis HPMC adalah sebesar 0,05% b/b dengan zona hambat sebesar 7,83 mm.
Dermatitis kontak (dermatitis venenata) merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsure unsure fisik, kimia, atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang berulang-ulang. Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer dimana reaksi nonallergic terjadi akibat pajanan terhadap substansi iritatif, atau tipe alergi (dermatitis kontak allergic) yang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitive terhadap allergen kontak .
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
preeklamsia berat, 2023
JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 2021
2018
Urecol Journal. Part D: Applied Sciences, 2021
Bandung Conference Series. Medical Science, 2024
2011
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2020
Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin