Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya
AbstrakSepanjang tahun 1913 berlangsung serangkaian kerusuhan atau pergolakan sosial di tanah Pamanukan dan Ciasem yang melibatkan petani dan para pekerja di satu pihak, dan pengusaha perkebunan dan pemerintah kolonial di pihak lain. Peristiwa tersebut mencerminkan adanya ketegangan diantara komponen masyarakat baik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Di tanah partikelir Pamanukan dan Ciasem, tuan tanah melakukan eksploitasi terhadap tanah dan petani yang hidup di wilayahnya. Di tanah partikelir tidak ada lagi hubungan yang bersifat mutualisme, tetapi beralih pada aspek komersialisasi pertanian. Para petani yang bekerja pada perkebunan-perkebunan asing sering diperlakukan dengan semena-mena. Maka timbullah gerakan sosial yang dimotivasi oleh perasaan keagamaan dan berkembang meluas. Penelitian yang mempergunakan metode sejarah ini bertujuan mengungkap gerakan sosial dan respons pemerintah kolonial terhadap gerakan para petani di tanah Pamanukan dan Ciasem. Penelitian mengena...
Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 2017
Kajian yang menyuarakan tentang gerakan sosial di Indonesia memang banyak dihasilkan. Akan tetapi kajian yang secara spesifik membahas gerakan sosial yang terjadi di Blambangan belum ada. Blambangan, sekarang dikenal dengan Kabupaten Banyuwangi, merupakan daerah perbatasan antara Jawa dan Bali, rawan akan terjadinya konflik, salah satu wujudnyaadalah terjadinya gerakan sosial tahun 1767-1768 yang dipimpin oleh Wong Agung Wilis. Melalui penggunaan metode sejarah, tulisan ini bertujuan mengkaji munculnya gerakan sosial di Blambangan, isu-isu yang menjadi fokus perhatian atau capaian-capaian yang diraih gerakan sosial di Blambangan pada masa pendudukan VOC. Berbagai perspektif mengenai gerakan ini dibangun dengan memanfaatkan sumber-sumber VOC, babad dan beberapa kajian historis mengenai Blambangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, gerakan sosial di Blambangan terjadi karena adanya beberapa alasan, baik dari segi politik, sosial, etnis, agama bahkan ekonomi. Gerakan sosial di Bla...
Paramita: Historical Studies Journal, 2014
This article discusses the genesis of the environmental movement in Java during the Dutch colonial era. A number of studies voicing the importance of environmental protection and environment-related local wisdoms have appeared. But, little has been done to uncover the question of how the environmental movement developed and consolidated itself in Java. The neglect of environmental movement dimension causes a failure to transform cultural wisdoms and academic findings into powerful corrective force, useless like "weapon without soldier". By emplyoing a historical method, this article aims at elaborating the genesis of environmental movement in Java, issues that were taken into focus in the movement and its real achievments during the Dutch colonial era. The argument is built on the basis of Dutch historical material sources in various forms especially archival materials, official and organisational publications, and complemetarily supported with relevant secondary sources. It is argued that the environmental movement in Java had European/Dutch elite as its major agent, evolved in line with the development of Western interests and understanding of colony functions in economic and non-economic terms, and made concret achievements in legal, orgsnizational-administrative, and practical terms.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang "Listrik untuk kehidupan yang lebih baik", nampaknya belum bisa dirasakan sepenuhnya oleh warga masyarakat sekitar PLTU Cilacap. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ini terbukti dengan banyaknya permasalahan kompleks yang terjadi menimpa warga masyarakat di sekitar PLTU Cilacap. Selain menikmati listrik, warga masyarakat sekitar juga menikmati "dampak" dari PLTU Cilacap yaitu berupa debu batubara. "Listrik di Jawa, Debu di Cilacap" adalah ungkapan yang pas atas apa yang menimpa warga masyarakat di sekitar PLTU Cilacap. 1 Keberadaan PLTU Cilacap yang diresmikan dan mulai beroperasi pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden SBY, telah menimbulkan masalah lingkungan, ekonomi dan sosial di wilayah sekitarnya. Masalah tersebut berupa pencemaran lingkungan yang mempengaruhi berubahnya fungsi dan kualitas lingkungan yang mendukung kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Pencemaran lingkungan yang terjadi terutama dalam bentuk polusi debu partikel yang meningkat yang berasal dari penimbunan batubara (stockpile) PLTU Cilacap. Dampak dari polusi debu tersebut menimbulkan kesengsaraan bagi warga sekitar. Selain dampak polusi debu, keberadaan PLTU Cilacap juga ditenggarai menimbulkan dampak pencemaran limbah buangan di sungai dan pantai selatan yang lokasinya berdekatan dengan PLTU tersebut yang meresahkan warga. Kekhawatiran keberadaan PLTU Cilacap dapat menimbulkan banjir juga terjadi di masyarakat akibat alih fungsi lahan dari kawasan resapan air menjadi menjadi bangunan industri. 2
Thesis, 2019
Environmental pollution can be characterized by industrial waste. The sewage pollution of the rubber plant is associated with liquid waste. So far, treatment of pollution, the impact on the environment, studies of the site a factory's establishment are being criticized for the existence of rubber plants. Criticism was carried out by the village chief, religious figures, and Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL). The criticism of refusal is an integral part of the social movement. Looked into the case, the research focuses on three major problems. What are the causes and reasons for the social movements of the civil society in the rubber factory case of Medali village? How is the chronological-logical process social movements of the civil society in the rubber factory case of Medali village? What the result of the social movements of civil society in the rubber factory case of Medali village? This study served to reveal and illustrate the causes, causes, chronology, and results of the social movements of civil society. The important theoretical approach in this research covers to collective action, actor, ideology, resources mobilization, old and new social movements, and civil society. This research used a qualitative approach to case studies with a critical paradigm that includes understanding, awareness, to social movements (epistemology, ontology, and axiology). The methods of observation, interviews, documentation studies to analyze reduced field notes, described, analyzed, and interpreted. Research findings suggest that the involvement and support of the village chief as leader of the social movement would have implications on the outcome. The ideological opposite of capitalists and enviromental ideology. This capitalist ideology is one of the hallmarks of the old social movement. Whereas the ideology of environmental is one of the areas of attention to new social movements. Success and collective action are contested by leaders' success in inciting others and exerting the resources they can obtain. Success in getting others to contribute more important than exerting resources. The leaders' earnestness and success in moving the resources and others are conditioned by social skills and political relations between leaders and participants of the movement.
2015
Semarang adalah kota yang berkembang lewat proses industrialisasi yang dimulai sejak Liberalisasi dipraktikan di Hindia Belanda. Kala itu Semarang telah menjadi lalu lintas perdagangan gula dan memiliki pelabuhan tersibuk ketiga di Jawa yang berperan penting bagi perkembangan ekonomi kolonial. Liberalisasi pada akhirnya memunculkan sebuah kelas sosial baru bernama buruh. Peran penting Semarang kala itu menjadikan kota ini sibuk dengan aktivitas ekonomi yang membutuhkan tenaga buruh. Kapitalis Asing adalah pemilik modal yang menindas kaum proletar seperti buruh dengan upah minim yang diberikan. Buruh di Semarang kemudian membentuk sarekat buruh guna menjemput kesejahteraan mereka. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) apa latar belakang pembentukan sarekat buruh Semarang di masa kolonial (2) bagaimana perkembangan sarekat buruh di Semarang tahun 1913-1925 (3) apa dampak gerakan sarekat buruh Semarang tahun 1913-1925 terhadap kesejahteraan buruh di Semarang. Metod...
Gerakan Sosial
Produksi sampah setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola konsumsi masyarakat. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi paningkatan volume sampah tersebut adalah dengan cara: mengurangi volume sampah dari sumbernya melalui pemberdayaan masyarakat. Permasalahan dalam partispasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah adalah apa saja bentuk regulasi yang terkait dengan pengelolaan sampah di Lingkungan Margaluyu, bagaimanakah bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan tngkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Penelitian tentang pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat di Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug, Tujuan untuk: (1) mendeskripsikan bentuk partisipasi masyarakat di Lingkungan Margaluyu. (2) mendeskripsikan tingkat partisipasi masyrakat di Lingkungan Margaluyu Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam upaya perbaikan lingkungan yaitu dengan memberikan sumbangan tenaga berupa kerja bakti dan ikut serta dalam pengelolaan sampah. Selain itu, mereka juga mengadakan pertemuan warga yang dilakukan satu kali dalam sebulan, yang dihadiri oleh sebagian warga untuk tingkat RW dan seluruh warga untuk tingkat RT. Dalam hal ini tingkat RT cenderung berbentuk partisipasi langsung sedangkan tingkat RW berbentuk partisipasi tak langsung. Warga melakukan kegiatan tersebut tanpa merasa terpaksa sama sekali. Tingkat peran serta masyarakat yang terjadi di Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug menurut kategori sedang, masyarakat ikut serta partisipasi akan tetapi pelaksanaanya masih belum maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mejelaskan peran gerakan sosial pada kasus gerakan perlawanan yang dilakukan masyarakat terhadap kebijakan Perwal nomor 35 tahun 2013 tentang implementasi jalur satu arah di kawasan lingkar Universitas Brawijaya, Kota Malang. Gerakan sosial dianggap sebagai kekuatan efektif dalam mendorong terciptanya perubahan politik dan kebijakan publik. Peneliti menggunakan teori kebijakan publik dan gerakan sosial sebagai dasar analisis untuk mengetahui tahapan yang menjadi dasar implementasi kebijakan, serta teori gerakan sosial untuk menganalisis proses berkembangnya gerakan dalam menuwudkan tuntutannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Serta metode pengumpulan data yang meliputi sumber data primer (observasi, wawancara) dan sumber data sekunder (dokumentasi). Hasil dari penelitian menunjukkan adanya faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya perlawanan masyarakat dalam menekan Pemkot Malang untuk mencabut kebijakan, meliputi struktur kesempatan politik menunjukkan adanya akses keterbukaan terhadap sistem politik, kemudian mobilisasi sumberdaya menunjukkan peran aktor gerakan untuk menggerakkan sumberdaya internal dan jaringan eksternal, serta kerangka framing yang digunakan untuk membingkai isu sebagai pendorong gerakan untuk melakukan perlawanan. Kata kunci : Gerakan Sosial, Kebijakan Publik
Makalah, 2023
Perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Program ini bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui mekanisme pemberdayaan dan tetap berpedoman pada aspek kelestarian hutan
Abstract Sawarna Beach is located in Bayah District, Lebak Regency, Banten Province, 50 Kms to the west of Pelabuhan Ratu Harbour. This tourist destination is one of a model for community-based tourism at small village. Local community ran tourism business since 2007 and supported by beauty natural tourist attraction for surfer, hospitality of local services and nice tourist facilities. Numbers of visitors increses year by year. This research purposes to find out the model of community-based tourism and how they manage information as a part of participation. The research use descriptive quantitative and explorative methode. The use field observation, interviews and questionnaire to have the data. The result of the research of this local participation in tourism is 3,98. This means the degree of local community in participating in tourism is agree. Keywords: community-based tourism, local participation, tourism services, beach resort
Sejarah kolonialisme di Nusantara (terlebih di Jawa) adalah sejarah dengan beragam masalah yang tertulis. Mulai dari perjanjian, kebijakan politik, perdagangan, perang, pemberontakan, aksi kolektif maupun kerusuhan dan percekcokan yang terjadi di wilayah-wilayah Gubernemen Hindia Belanda. Sebabnya adalah budaya administrasi kolonial yang melakukan laporan-laporan secara tertulis secara sistematis atas suatu peristiwa, penulisan laporan ini tentu saja membantu sejarawan dalam mengangkat kembali sumber sejarah terutama sumber-sumber lokal. Dalam esai ini penulis akan mengangkat kembali sejarah lokal di Tangerang yang dalam sejarahnya sering terjadi konflik baik politik maupun sosial. Meskipun begitu jarang sekali penelitian yang komprehensif utamanya tentang kondisi sosial ekonomi di daerah-daerah tanah partikelir di Tangerang. Seperti yang telah diketahui bahwa Jayakarta yang kemudian bernama Batavia adalah wilayah pertama yang ditaklukkan oleh VOC, wilayah taklukkan ini kemudian meluas hingga wilayah sekitarnya seiring dengan kekalahan Kesultanan Banten atas tanah-tanah di Tangerang, Bogor dan Bekasi. Tanah-tanah ini kemudian dialihfungsikan dari sebelumnya desa yang bebas menjadi desa sekaligus sawah dan ladangnya yang diatur oleh sebuah pemerintahan langsung tuan tanah yaitu tanah partikelir.Karena itu menarik rasanya untuk membahas tentang peristiwa protes yang terjadi di tanah partikelir Tangerang pada tahun 1913-1924 dan mencoba menganalisis secara ringkas tentang sebab-sebabnya.
2021
One of the most important ideologies that had given great influence to national revival in Europe and the World globally of the early XX century was fasism and nationalist-socialism. These Ideologies spread and competed with another great ideologies, such as liberalism, capitalism, socialism, and communism. As the main part of the European colonies, Asia had been affected by the spread of world facism, and nationalist-socialism immediately, including the Dutch-East-Indies, ecspecially on the island of Java. The creation of facism and nationalist-socialism on the islands of Java which were inseparable from the coming of these ideologies to their mother country, the Kingdom of Netherlands, so it created some of party such as Nationaal-Socialistische Beweging (NSB), Partai Fasis Indonesia (PFI), Partai Indonesia Raya (Parindra), and Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo). The outbreak of the Second World War brought the facism and nationalist-socialism to be one of the special movement in ...
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang alhamdulillah diselesaikan tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas pengganti ujian akhir semester yang telah diberikan oleh Ibu Diana Amaliasari, M.Si .
Jurnal Ilmiah Solusi, Vol 1 No.4 Desember 2014-Februari 2015, 2015
Kemunculan gerakan mahasiswa 1974 menandai berakhirnya masa bulan madu antara militer dengan mahasiswa pasca gerakan mahasiswa 1966, tuntutan utama gerakan mahasiwa 1974 mengkritik kebijakan pembangunan Orde Baru yang di nilai tergantung bantuan modal dan investasi asing
2015
The social movement conducted by Samin people was a sole and unique movement. The movement that was done in order to reject cement plant construction constitutes nonviolent and anti-anarchy movement. The peaceful or nonviolent way based on Samin’s local wisdom became the strategy used in this protest movement. Non-verbal comm unication in the form of “silence” and using “tembang” was used in this movement. In Samin’s perspective, the non-violent and anti-anarchy movement will have great effects. The principal of this movement was really inϔluenced by Javanese culture. This paper was based on the research result done in the life of Samin people in Sukolilo. Data collection methods used in the ethnography of communication were in-depth interviews, participative observation and document analysis. Keywords: Social movement, Samin people, Non-violant way, Tembang
Buku Kelas menulis Pustakawan ed.9: Pustakawan dan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, 2020
Prolog Profesi Pustakawan dikenal kalangan masyarakat sebagai sebuah pekerjaan yang tugasnya adalah menjaga perpustakaan, menjaga buku, dan terkesan diremehkan karena dianggap pekerjaan yang mudah. Stereotip ini terbentuk karena memang pada dahulu sebelum teknologi menyentuh perpustakaan, pekerjaan pustakawan memang menjaga perpustakaan dan isinya. Namun yang perlu masyarakat ketahui sekarang adalah pustakawan tidak seremeh yang mereka pikirkan. Terlebih setelah teknologi masuk dan menghiasi perpustakaan. Pustakawan saat ini dituntut untuk memiliki mobilitas serta skill yang dapat diandalkan guna membantu semua orang yang membutuhkan informasi serta pengetahuan dan tidak lagi hanya membutuhkan buku. Jane E. Klobas (1997) menyebutkan bahwa pustakawan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, sebab pustakawan nantinya akan menjadi manajer pengetahuan dan seorang analisis informasi, serta pekerjaannya tidak hanya akan berada di perpustakaan. Oleh karena itu tidak sembarangan orang yang dapat menjadi pustakawan. Hanya mereka yang menyelesaikan studi atau pendidikan ilmu perpustakaan dan mengikuti pelatihan kepustakawananlah yang bisa menjadi pustakawan. Oleh karena itu, menurut penulis mulai dari sekarang pustakawan harus memframing Citra pustakawan yang sebenarnya sudah tidak lagi hanya berkutat untuk mengurus buku. Sebab pustakawan sekarang telah memainkan peran yang lebih besar, yakni ikut berkutat dengan informasi terutama di era digital saat ini. Pustakawan harus menunjukkan diri dengan skill dan keilmuan yang dimiliki. Dan hal ini dapat dimulai dengan berpartisipasi di linkungan hidup pustakawan tersebut. Sebab masih banyak pustakawan yang malu dengan profesinya, tidak berani unjuk diri di tengah lingkungannya, bahkan masih banyak pustakawan yang malu untuk eksis di sosial media yang menjadi trend saat ini. Padahal hal ini dapat mengangkat Citra pustakawan dan merubah stereotip pustakawan di mata masyarakat yang selalu diremehkan. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan membahas bagaimana partisipasi pustakawan di tengah masyarakat khususnya pada lingkungan yang ditinggalinya. Dengan tujuan untuk mengangkat Citra pustakawan serta partisipasi nyata pustakawan sebagai sebuah profesi untuk membantu masyarakat khusunya dalam hal informasi dan pengetahuan.
JURNAL PENELITIAN, 2015
This study was aimed to determine the history of social movements of Banjaranyar farmers, examined political economy theories of Popkin (1979) in The Rational Peasant: The Politics Economy of Rural Society in Vietnam that the resistance movement of farmers occurred when most people feel disadvantaged, and examined the theory of Scott (1976)about the concept of leadership and social structure. Through a historical approach, with the observation method of participation (participant observation) on the field, the study concluded, that the history of the struggle of Banjaranyar Farmers had a genuine dynamic, and the political economy theory of Popkin (1979), the theory of Scot (1976) manifested in social history that took place in the village of Banjaranyar. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah gerakan sosial petani Desa Banjaranyar. Penelitian ini dilakukan berrdasarkan teori politik ekonomi dari Popkin (1979) dalam The Rasional Peasant: Tentang Politik Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Vietnam. Hasilnya, gerakan perlawanan petani terjadi ketika kebanyakan orang merasa dirugikan. Selain itu juga ada teori Scott (1976) tentang konsep kepemimpinan dan struktur sosial. Melalui pendekatan historis, dengan metode observasi partisipasi (observasi partisipan) di lapangan, penelitian ini menyimpulkan, bahwa sejarah perjuangan Banjaranyar Petani memiliki dinamikanya sendiri. Dan teori ekonomi politik Popkin (1979), teori Scot (1976) terwujud dalam sejarah sosial yang terjadi di desa Banjaranyar.
Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya
AbstrakArtikel ini dimaksudkan untuk menjelaskan gerakan PKI di Sulawesi Selatan tahun 1950 sampai 1965. Pokok persoalan dalam penelitian ini adalah bagaimana dinamika gerakan PKI di tengah buruknya situasi politik dan keamanan regional? Apakah terdapat interelasi hubungan yang dinamis dan saling memberi pengaruh antara PKI dengan kelompok politik lainnya? Bagaimana PKI mengimbangi kekuatan-kekuatan lokal sehingga mampu bertahan sebelum kehancurannya tahun 1965? Penelitian ini penting untuk melihat perubahan dan hubungan kekuasaan di tengah dinamika politik di daerah Sulawesi Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah kritis dengan melakukan analisis sumber dokumentasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa munculnya pemberontakan DT/II Kahar Muzakkar dan Permesta memengaruhi ritme gerakan PKI. PKI tidak dapat mengembangkan organisasinya di daerah pedalaman karena penetrasi DI/TII di daerah pedalaman menyebarkan agitasi bahwa PKI anti agam...
2018
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan tentunya dengan indahnya wisata bahari yang terdapat di dalamnya. Di Sulawesi selatan sendiri, memiliki berbagai wisata bahari yang sangat berpoteni memajukan sektor pariwisata di wilayah ini.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.