Academia.eduAcademia.edu

IMPLIKASIPRAKTIS-RELASIONAL DOKTRIN TRITUNGGAL: REFLEKSI INJILI

Orang Kristen ada dan hadir di tengah-tengah dunia yang plural. Sebab, pluralitas itu niscaya dalam hidup manusia. Realitas kemajemukan tidak bisa dihindari dan ditolak, sehingga berbeda itulah hidup, menerima perbedaan itulah indahnya hidup. Hidup bersama, meskipun berbeda dalam banyak hal, saling menerima satu dengan yang lain, demikianlah semestinya hidup dijalani. Akan menjadi Ironis, jika gaya hidup yang eksklusif, tertutup, dan isolatif, bahkan separatis yang ditampilkan. Namun faktanya, fenomena hidup yang eksklusif, tertutup dan cenderung hanya mau berbaur dengan yang sefaham, segolongan, dan sekeyakinan saja menjadi ciri khas sekelompok orang yang ekstrem atau singkatnya yang biasa disebut dengan gerakan radikalisme dan fundamentalisme. Menurut Karen Amstrong dalam bukunya "Berperang Demi Tuhan" mengatakan bahwa corak hidup yang eksklusif, separatis sudah ada sejak zaman Yesus, yang disebut dengan Farisisme. 1 Begitupun di kalangan kekristenan sendiri. Di Filipina terdapat kelompok tertentu dari Gereja Katolik yang masuk ke dalam bidang politik dan hanya mengambil keuntungan bagi diri sendiri, tanpa memperhatikan sesama yang miskin. 2 Yang kemudian hal ini mendapat kecaman keras dari Paus. Kemudian dikalangan Protestan khususnya kelompok evangelikal sendiri dengan lahirnya gerakan fundamentalisme yang awal mulanya berorintasi pada pembelaan dan proklamasi kembali iman, yang kemudian berubah sikap menjadi lebih sensitif, cepat tersinggung, memiliki pemikiran yang tertutup, intoleransi, merasa superior. 3 1