Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Jurnal Sosiologi Nusantara
Artikel ini menggambarkan habitus siswa kelas atas yang gagal mengukir prestasi di sekolah. Siswa kelas atas gagal berprestasi karena tidak memiliki habitus berprestasi seperti belajar dengan konsentrasi, mendengarkan guru, aktif bertanya dan menjawab, membaca dan membuat catatan, membuat jadwal belajar dan pelaksanaannya, mengatur waktu belajar, mengulang pelajaran, mengerjakan PR serta menghafal pelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan metode life history yang dilakukan di salah satu SMA di Kota Cilacap. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling , yaitu siswa kaya yang gagal berprestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan berbagai “modal” seperti modal ekonomi (berasal dari keluarga kelas atas), budaya (memiliki banyak pengalaman sosial), sosial (jaringan pertemanan) dan simbolik (memiliki banyak fasilitas belajar) tidak membuat siswa kaya dapat berprestasi. Salah satu contohnya adalah Fahmi. Ia gagal berprestasi karena memiliki habitus malas...
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 2017
The aim of this research is to determine the relationship between social facilitation and fear of failure with achievement motivation. The hypothesis proposed by researchers is that there is a correlation between social facilitation and fear of failure with achievement motivation. The samples included in this research are 200 high school students of tenth graders from SMAN 2 Semarang, MAN 1 Semarang, and SMA Gita Bahari. The measuring tool used consists of three scales, namely the scale of achievement motivation, social facilitation scale, fear of failure scale. Data analyzed used multiple regression and partial correlation. The results showed that there was a significant correlation between social facilitation and fear of failure with achievement motivation, R = 0,528 and F = 38,028 at p = 0,000 (p<0,01). The results of partial correlation test indicate that social facilitation was positively linked to achievement motivation while the fear of failure was negatively linked to achievement motivation.
Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan, 2017
Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 2012
Asupan nutrisi dan energi, status nutrisi, serta aktivitas harian berpengaruh pada kejadian mengantuk yang berpengaruh negatif pada konsentrasi dan produktivitas belajar pada mahasiswa. Kejadian mengantuk berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif yang disebabkan oleh defisiensi zat besi. Seseorang yang mengantuk akan mengalami penurunan aktivitas fisik yang menyebabkan kelebihan berat badan sehingga berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan yang berpengaruh pada kejadian mengantuk di kalangan mahasiswa. Penelitian dengan desain studi cross sectional ini dilakukan terhadap sampel 139 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Proporsi mahasiswa yang hampir mengantuk sekitar 28,80%. Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur dan masalah kantuk (nilai p = 0,048). Mahasiswa dengan durasi tidur < 8 jam per hari mengalami kejadian mengantuk 0,50 kali lebih besar daripada mahasiswa dengan durasi tidur ≥ 8 jam per hari. Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian mengantuk adalah durasi tidur setelah dikontrol dengan asupan protein dan lemak, aktivitas fisik, dan paparan media. Mahasiswa yang sering mengantuk memperlihatkan asupan zat besi rendah sehingga disarankan untuk meningkatkan asupan zat besi yang berasal dari sumber makanan yang mengandung heme.
Jurnal Psikologi Terapan (JPT)
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan motivasi berprestasi pada siswa korban perceraian di MAN 4 Aceh Timur dengan menggali aspek-aspek dari motivasi berprestasi dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap motivasi berprestasi pada siswa korban perceraian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sebanyak lima responden dalam penelitian ini merupakan korban perceraian yang memiliki prestasi akademik dan non-akademik di sekolah. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelima responden memiliki keenam aspek motivasi berprestasi, yaitu: Tanggung Jawab, Kreativitas, Mempertimbangkan resiko pemilihan tugas, Memperhatikan umpan balik, Waktu penyelesaian tugas, dan Keinginan menjadi yang terbaik. Aspek Tanggung jawab ditandai dengan adanya komitmen, kerja sama, peran aktif, mampu menghadapi masalah, dan mandiri. Berikut merupakan rangkuman aspek tanggung jawab. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa faktor intrinsik dan ekstrinsik mempengaruhi motivasi berprestasi pada k...
Dalam kegiatan sehari-hari, baik disadari atau tidak disadari kita pasti mengala mi sebuah kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek dari lingkungan sekitar. Belajar mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi lebih baik. Anak-anak kecil pun belajar bagaimana cara mereka berjalan dan berkomunikasi dengan baik. Sebagai calon pendidik kita juga dituntut untuk mengetahui tentang arti penting belajar. Karena belajar merupakan masalah yang pasti dihadapi setiap orang. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks, karena dipengaruhi oleh banyak hal, dan apabila hal-hal yang mempengaruhi itu tidak diperhatikan, maka akan mengakibatka n siswa mengalami kesulitan dalam belajarnya.Semua kesulitan-kesulitan yang dialami siswa tersebut akan menyebabkan tinggi rendahnya prestasi belajar, bahkan akan membuat siswa mengalami kegagalan dalam studinya. Dalam proses belajar, situasi dan kondisi siswa akan sangat mempengaruhi dan menentukan aktifitas yang akan dilakukan dalam belajar. Proses belajar mengajar pada intinya bertumpu pada suatu persoalan yaitu bagaimana pengajar memberi kemungk ina n agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif atau dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan sebelumnya. Namun, pada kenyataan yang ada masih banyak ditemukan siswa yang malas belajar, siswa yang kurang menyenangi pelajaran, tidak mempunyai perhatian sama sekali terhadap sesuatu yang akan dipelajari, tugas sekolah dijadikan beban, hasil belajar hanya untuk naik kelas dan lulus dari sekolah. Semua itu merupakan gambaran dari aktifitas belajar siswa yang masih rendah. Sebagai akibatnya mereka mengalami kesulitan belajar. Dari setiap sekolah pastinya kita dapat melihat siswa-siswi yang berprestasi tinggi dan kurang berprestasi. Hal ini dapat disebabkan adanya berbagai faktor yang dapat mempenga r uhi tinggi rendahnya prestasi dalam belajar, yang menyebabkan setiap siswa mempunya i prestasi yang berbeda-beda.
Jurnal Inspirasi Pendidikan
Tujuan penelitian ini secara umum untuk mendeskripsikan kemampuan berfikir kritis dan motivasi berprestasi mahasiswa. Kegiatan pembelajaran IPS di kelas belum dapat melatihkan dan mengukurnya dengan kemampuan berpikir kritis, dan motivasi berprestasi dengan tepat. Instrumen yang digunakan diadaptasi dari tes terstandar berpikir kritis yaitu Illinois CriticaL Thinking Essay dan angket motivasi berprestasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah kelas A, B dan C PGSD FKIP Universitas Tadulako angkatan 2017 yang berjumlah 132 mahasiswa tahun akademik 2017/2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis rata-rata mahasiswa kelas A sebesar 45% kemudian untuk kelas B sebesar 39,7% dan kelas C sebesar 40,7%. Profil keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada kelas A berdasarkan kriteria tinggi sebesar 22,7%, sedang 70,4% dan rendah 6,8%. Keterampilan berpikir kritis mahasiswa di kelas B dengan kriteria tinggi 13,6%,...
Jurnal Nasional Komputasi dan Teknologi Informasi (JNKTI), 2018
Being an outstanding student has criteria according to the awarding institution. There are special requirements that must be met by the participants of outstanding student selection. The assessment component in STMIK Pelita Nusantara is the cumulative Achievement Index (GPA), scientific writing, superior performance / abilities, foreign language skills, and personality. Decision support systems (DSS) are part of computer-based information systems including knowledge-based systems or knowledge management that are used to support decision making in an organization or company. The determination of outstanding students includes unstructured problems because they have different criteria. With the Analytical Hierarchy Process (AHP) method, a criterion will be compared to other criteria in terms of how important it is to achieving goals with other criteria. The results of the assessment weight are two, namely achievement and not achieving. Of the 10 students who were categorized as achieve...
Psikis : Jurnal Psikologi Islami, 2019
IKRA-ITH ABDIMAS
Pandemi COVID-19 berdampak luas di berbagai sector, termasuk ketersedian lapangan kerja. Dinas Ketenagakerjaan (Disnarker) Kota Depok, Jawa Barat mencatat ada 72.235 warga belum mendapatkan pekerjaan yang didominasi lulusan SMK. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang makin kecil tersebut membuat lulusan SMK Bakti Jaya sebagai mitra PKM banyak yang belum bekerja. Progam PKM dilakukan dengan melakukan pemberdayaan alumni maupun siswa yang terkena dampak pandemi. Kegiatan tersebut antara lain: memberikan pendampingan untuk pembentukan Unit Produksi; melakukan pendampingan, pelatihan dan motivasi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi alumni; melakukan pelatihan dibidang manajemen usaha dan pemahaman menentukan harga hasil produksi ruang usaha; melakukan pelatihan dan bimbingan teknis mengenai Teknik Komputer dan Jaringan; melakukan pelatihan dan pendampingan dalam hal pemasaran digital. Dengan adanya kegiatan PKM ini meningkatkan skill alumni dan siswa serta terbentuknya unit produksi...
2019
This paper describes and analysis about academic achievement and behavior in school on students from families not able to at the integrated Islamic primary school (SDIT). On two of the SDIT, the number of students from families cannot afford as much as 1.2% and 0.6% of their value on the subjects of math, language and SCIENCE, and Indonesia is still below the average of the class. Only one student (19.65%) of the families cannot afford two SDIT that grabs the value above average value class. Students of families could not afford to tend not to confident and less able to socialize in the school. That behavior in contrast to their behaviour when hanging out with their fellow in residence. The problems faced by students from families that cannot afford could be addressed with equal quality schools SDIT. Public schools are more giving opportunities and appreciate the difference in economic status of the elderly than private schools.
2019
Working is something that is desired by many individuals, including students. Students who work not only to fulfill financial finance but also to be able to gain more experience in the world of work. Working and studying are two things that require a strong personality to be successful. This study aims to determine the hardiness of students who work. This research is quantitative descriptive. The subjects of this study were students who worked and numbered 100 people. The instrument used to measure hardiness is the scale of DRS - II. The method of data analysis was the Person’s Product Moment Correlation. All of the computations was conduct by Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows version 22. The results of the analysis of 100 students showed that there were 52 (52%) students who had high hardines and there were 48 (48%) students who had low hardiness.
jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kalau sendiri pernah bercerita padakau: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat dan dengannya ingin mmengsani dunia dengan kehebatan-kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuan . tetapi sipenipu tetaplah sipenipuh, sipembohong tetaplah si pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya." (Pramoedya ananta toer).
Jurnal Cakrawala Ilmiah
Academic flow during the pandemic is much needed in supporting learning activity primarily in online learning process. This study aims at identifying the effect of achievement motivation and social support toward Senior High School students’ academic flow in Kefamenanu, East Nusa Tenggara. This research involved 191 samples through probability technique especially simple random sampling, while multiple regression technique was used in analyzing data. Based on data analysis for t test, it showed that tcount value of achievement was 4.215 > ttable (1.972) with a significant value 0.000 < 0.05, tcount value of social support was about 2.515 > ttable (1.972) with significant value was 0.013 < 0.05 that showed simultaneously the effect toward students’ academic flow. The effective contribution to achievement motivation and social support for academic flow was 11.1%, while the remaining 88.9% is the contribution of not examined variables in this research. Thus, the experience ...
JURNAL SIGNAL, 2020
Anak tunagrahita mengalami kesulitan berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Cara mereka berkomunikasi pun masih sangat rendah, terutama ketika mereka berada di lingkungan yang luas seperti lingkungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi verbal dan nonverbal, proses instruksional, dan motivasi anak tunagrahita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah komunikasi verbal yang digunakan berupa membaca dan mendengarkan, sementara komunikasi nonverbal berupa bahasa tubuh, komunikasi nonverbal memiliki fungsi aksentuasi karena bahasa tubuh mempertegas komunikasi verbal yang dilakukan guru. Proses instruksional mengunakan strategi ekspositori dan metode pembelajaran pengantara, metode pembelajaran drill, metode tanya jawab. Jenis motivasi yaitu motivasi ekstrinsik karena siswa tunagrahita mendapatkan dorong...
FONDATIA, 2020
In this study the predominance of learning styles on high-achieving students in learning activities in Pondok Bahar State Elementary School 06 2019 school year is auditory learning style. students use visual learning styles with the characteristics that emerge namely: high tone of voice when speaking, pay attention to one's lips movements when invited to speak, feel disturbed if the atmosphere of KBM is crowded, have difficulty remembering verbal explanations, always noting every teacher's explanation, being very careful in writing , and can always solve problems if you read first; as much as students use auditory learning styles with the characteristics that emerge namely tilted their heads to answer oral questions, lazy to take notes, when writing writing is not neat, can not read silently, recite what will be remembered, active in group discussions, happy to talk, lazy if asked to read, lazy if asked to do writing assignments, bored with reading that is too long.
RPS Mata Kuliah; Statistika, Pengantar Psikologi, Fungsi-Fungsi Psikologi dan Metodologi Penelitian Kuantitatif....
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsentrasi pada remaja putri setelah diberikan pelatihan teknik menyulam. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Medote pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala konsentrasi yang diadaptasi dari skala konsentrasi yang dikembangkan oleh Amalia Cahya Setiani pada tahun 2014. Tes ini terdiri dari 45 aitem yang mengukur konsetrasi. Jawaban tes ini terdiri dari 5 pilihan yang disusun dalam bentuk skala Likert dan subjek diminta untuk menilai pada tingkat manakah mereka mengalami setiap kondisi yang disebutkan tersebut dalam satu minggu terakhir. Sample penelitian ini adalah remaja putri yang berkisar antara 14 sampai 15 tahun yang jumlah 30 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yaitu T-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan sulam tumpar dapat meningkatkan konsentrasi belajar, didapat nilai t = -0,191 dan nilai sig = 0,086.
2021
ABSTRAK Kegiatan bakti sosial merupakan rasa kemanusaiaan dan perwujudan dari kepedulian terhadap sesama manusia . Berbagai cara yang dilakukan dalam membantu sesama baik secara pribadi maupun organisasi. P artisipasi aktif dalam membantu sesama melalui proses bakti sosial dengan terjun langsung ke lapangan. Bakti sosial peduli siswa kurang mampu di RA Al-Hidayah Desa Sukorejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri dilaksanakan hanya dalam waktu satu hari. Tim p engabdaian kepada m asyarakat bermitra dengan pengurus Komite Sekolah dan RA Al Hidayah Desa Sukorejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri dalam pelaksanaan bakti sosial yang menghadirkan 16 siswa dan 16 orang tua siswa/wali murid. Bakti sosial ini berupa pemberian pulsa untuk mendukung kegiatan belajar secara daring dan pembagian sembako untuk menguatkan mental dan prestasi siswa, selain itu untuk membantu mengurangi kesusahan ekonomi bagi orang tua siswa/wali murid. Guna menghindari kerumunan pada saat pemberian bantuan, maka pela...
ABSTRAK Golongan orang kurang upaya (OKU) merupakan sebahagian daripada masyarakat. Oleh itu, mereka mempunyai kesaksamaan hak dan peluang untuk menjalani kehidupan seperti anggota masyarakat yang lain. Pendekatan berasaskan hak atau rights-based dan juga perlindungan wajar digunakan bagi menjamin kepentingan dan kesejahteraan OKU. Dalam hal ini, perkara utama yang perlu dititikberatkan dalam pembelajaran pendidikan khas ialah fasiliti. Kekurangan penyediaan fasiliti bagi golongan OKU atau berpendidikan khas di peringkat institut pendidikan tinggi telah menyebabkan golongan ini tidak dapat menjalani kehidupan yang selesa dan sempurna seperti warga atau pelajar-pelajar yang lain. Objektif kajian ini adalah untuk mengkaji halangan-halangan fasiliti yang dihadapi oleh pelajar OKU di IPT. Aksesibiliti merupakan aspek yang penting dalam industri pembinaan. Hal ini kerana penekanan aksesibiliti dalam industri ini akan dapat mengurangkan segala permasalahan mudah capai dalam dan luar sesebuah bangunan kerajaan, swasta dan sebagainya. Walaupun wujud beberapa akta yang berkaitan namun ia masih belum mencukupi untuk menangani pelbagai masalah kekurangan fasiliti yang berlaku. Kajian ini bertujuan untuk memberikan peluang kepada golongan OKU untuk hidup dalam keadaan yang selesa dan menikmati semua fasiliti yang disediakan seperti orang lain. Kajian ini dijalankan di sebuah institusi pengajian tinggi di Lembah Klang. Kaedah metodologi yang digunakan dalam kajian ini kualitatif iaitu temu bual mendalam. Hasil kajian menunjukkan bahawa fasiliti OKU yang terdapat di setiap bangunan masih berada dalam tahap kekurangan dan fasiliti tersebut perlu dibaiki dan dilakukan penambahbaikan secepat mungkin untuk meningkatkan kualiti fasiliti dan keselesaan OKU dalam mendapatkan pendidikan yang baik. Justeru, kajian ini adalah penting dalam memberi fokus kepada penambahbaikan sistem pendidikan di IPT bagi merealisasikan aspirasi negara. Kata Kunci: Penyediaan Fasiliti, Orang Kurang Upaya (OKU), Institusi Pengajian Tinggi PENGENALAN Dalam era globalisasi masa kini, pendidikan merupakan tunjang utama dalam melahirkan modal insan seiring dengan pembangunan negara. Ini adalah bertepatan dengan Falsafah Pendidikan Negara yang berhasrat untuk melahirkan individu maju dari segi intelek, rohani, jasmani, emosi dan sosial. Justeru itu, setiap pelajar di Malaysia, sama ada pelajar di peringkat sekolah mahupun pusat pengajian tinggi wajar mempunyai peluang yang sama untuk mendapat pendidikan tanpa mengira latar belakang diri mahupun keupayaan fizikal mereka. Namun begitu, realiti yang dihadapi oleh pelajar daripada golongan Orang Kurang Upaya (OKU) di pusat-pusat pengajian adalah berbeza. Orang Kurang Upaya (OKU) ditakrifkan sebagai mereka yang mempunyai kekurangan jangka panjang fizikal, mental, intelektual atau deria yang apabila berinteraksi dengan pelbagai halangan, boleh menyekat penyertaan penuh dan berkesan mereka dalam masyarakat (Akta Orang Kurang Upaya 2008). Sementara itu, menurut Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) orang kurang upaya dianggap sebagai individu yang memenuhi semua kriteria dalam takrif seperti mempunyai kecacatan fizikal atau mental secara jangka panjang atau berulang-ulang dan yang sebahagian besarnya menghadkan prospek mereka masuk kedalam kemajuan dalam pekerjaan. Mengikut statistik Jabatan Kebajikan Masyarakat, OKU yang berdaftar sehingga 31 Januari 2015 mengikut negeri adalah seramai 508,487 orang dan masih ada sebilangan OKU yang tidak berdaftar. Sejumlah 182,664 orang merupakan OKU masalah pembelajaran, diikuti 167,002 OKU fizikal, OKU pendengaran 60,061 orang, OKU penglihatan pula 47,999 orang dan OKU mental 21,474 orang serta OKU pelbagai kategori sebanyak 25,477 orang. Walaupun golongan OKU dilihat sebagai kelompok minoriti di Malaysia, namun golongan ini juga sewajarnya mendapat peluang yang sama seperti individu normal lain dari segala aspek. Ini kerana golongan OKU adalah sebahagian daripada masyarakat, sehubungan itu mereka mempunyai hak kesaksamaan dan peluang untuk menjalani kehidupan seperti anggota masyarakat yang lain. Hal ini demikian kerana semua individu tanpa mengira keupayaan dan ketidakupayaan mereka, jantina, sosial, ekonomi, kebudayaan, latar belakang etnik atau agama mempunyai hak yang sama rata untuk mendapatkan kualiti kehidupan yang baik Hazlin Falina et.al (2015). Salah satu medium ke arah mendapatkan kualiti kehidupan yang baik adalah melalui pendidikan. Justeru, perkembangan OKU harus diambil berat dan diberi perhatian yang sewajarnya terutamanya di peringkat sekolah rendah sehingga ke peringkat yang lebih tinggi. Ini adalah penting bagi membantu golongan pelajar OKU ini mendapat pekerjaan apabila sudah tamat belajar. Pada masa kini, terdapat pelbagai kejayaan yang dikecapi oleh golongan OKU dalam bidang pendidikan sama seperti pelajar normal lain. Kejayaan itu membuka laluan kepada golongan ini untuk mengikuti pengajian ke peringkat yang lebih tinggi. Namun demikian, apabila melangkah ke peringkat pengajian yang lebih tinggi, fasiliti untuk golongan OKU ini sangat penting untuk dititik beratkan bagi membolehkan mereka berada dalam persekitaran yang mesra OKU seterusnya membantu mereka untuk belajar dalam keadaan yang selesa. Persekitaran kampus harus sesuai bagi memudahkan warga OKU bergerak secara
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.