Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
24 pages
1 file
Tahun 1817 Dr. James Parkinson mempublikasikan kasus pasien yang mengalami "Shaking Palsy" (shake= gemetar, palsy = kelumpuhan) Sejak saat itu muncul istilah parkinsonism yaitu menggambarkan gejala klinik yang ditandai dengan gemetar, kekakuan, bradikenisia, dan instabilitas postural Pada tahun 1921, Charles Foix berhasil mengungkapkan kelainan secara tepat dibatang otak, yaitu di subtansia nigra mesensefalon sebagi substrat penyakit parkinson
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan homeostasis tubuh berupa kelainan degeneratif sistem saraf pusat yang disebabkan oleh kerusakan neuron (sel-sel otak) yang memproduksi dopamin. Lokasi neuron tersebut terletak di daerah tertentu otak, yaitu substantia nigra. Gejala-gejala yang sering muncul pada penderitanya, antara lain gangguan suasana hati, perilaku, berpikir, gerakan (gejala motorik), dan sensasi (gejala non motorik). Selain itu, kemampuan motorik mengalami gangguan sehingga mempengaruhi keterampilan, ucapan, dan fungsi lainnya. Ketika sel-sel otak yang memproduksi dopamin mengalami kerusakan, maka seseorang akan mengalami beberapa gejala penyakit Parkinson. Dopamin merupakan zat kimia yang meneruskan pesan antara substantia nigra dan bagian lain dari otak untuk mengontrol gerakan tubuh. Oleh karena itu, dopamin sangat penting dalam membantu melakukan gerakan motorik halus yang terkoordinasi. Kata Kunci: substantia nigra, dopamin
Penyakit Parkinson adalah suatu kelainan degeneratif sistem saraf pusat yang sering merusak motor penderita itu keterampilan, ucapan, dan fungsi lainnya. Penyakit Parkinson mempengaruhi gerakan (gejala motorik). Gejala lainnya termasuk gangguan suasana hati, perilaku, berpikir, dan sensasi (nonmotor gejala). Gejala-gejala penyakit Parkinson hasil dari aktivitas sangat berkurang dari neuron dopaminergik, yang terutama di daerah pars compacta dari nigra substantia. Ulasan depresi estimasi kejadian di mana saja dari 20-80% dari kasus. PD tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal dengan sendirinya, namun berkembang dengan waktu
Parkinson adalah suatu penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelainan neurologis progresif yang menyerang pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan regulasi gerakan. Terjadi penipisan dopamin dalam substansi nigra dan korpus stratum karena proses degenerasi. Kondisi ini megakibatkan gejala khas bradikinestesia (melambatnya gerakan), tremor, dan rigiditas (kekakuan otot).
Stela s, 2023
Salah satu asuhan keperawatan adalah bagian dari materi yang akan dipelajari di dunia perkuliahan dan akan menjadi salah satu dari skripsi
Kali ini aku akan memberikan mengenai penyakit parkinson. yang di bahas di sini meliputi definisi parkinson, etiologi / penyebab parkinson, faktor yang memperberat penyakit parkinson, klasifikasi penyakit parkinson, tanda dan gejala, serta komplikasi dari penyakit parkinson itu sendiri. Langsung aja anda baca di bawah ini.
Dementia is one of the non-motor symptoms are most common in Parkinson's disease, and often come along with worsening of motor symptoms. Parkinson's Disease Cognitive Rating Scale (PD-CRS) is to be accurate to detect dementia as a worsening of cognitive impairment on the PP because it can simultaneously assess disturbances in subcortical and cortical systems. To measure Indonesian version of Parkinson's Disease Cognitive Rating Scale (PD-CRS) reliability as an instrument for screening cognitive impairtment of parkinson's patients in Sanglah Hospital Denpasar. A cross-sectional observational study design. Every inclusion patients have been interviewed by 2 phycicians, with 5 to 10 minutes interval using PD-CRS that has been translated in Indonesian language. Reliability, by means inter-rater agreement valuation and analyzed by using Kappa Cohen coefficient. A total of 20 parkinson's patients as subjects (14 men, 70% and 6 women, 30%) with mean age 62,35 + 6,22 years. The result of inter-rater agreement (Kappa coefficient) of PD-CSRS subscale is 0,800. PD-CRS scale modification in Indonesian demonstrated good reliability with good agreement among the examiners. ABSTRAK Demensia merupakan salah satu gejala non motorik yang paling sering terjadi pada penyakit Parkinson, dan seringkali ikut memburuk bersamaan dengan perburukan gejala motorik. Parkinson's Disease Cognitive Rating Scale (PD-CRS) dikatakan cukup akurat untuk mendeteksi demensia sebagai perburukan dari gangguan fungsi kognitif pada PP karena dapat menilai secara bersamaan gangguan pada sistim subkortikal dan kortikal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesepakatan skala Parkinson's Disease Cognitive Rating Scale (PD-CRS) dalam Bahasa Indonesia sebagai instrumen pemeriksaan yang reliabel atau dapat dipercaya untuk menyaring gangguan kognitif pada pasien-pasien penyakit parkinson di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang. Setiap pasien yang memenuhi kriteria inklusi telah diwawancarai oleh 2 orang dokter, dalam selang waktu 5 – 10 menit. Setiap wawancara menggunakan skala yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Uji reliabilitas menggunakan koefisien Kappa Cohen. Penelitian ini melibatkan sebanyak 20 penderita penyakit parkinson terdiri dari 14 orang lelaki (70%) dan 6 orang perempuan (30%) dengan usia rata-rata 62,35 + 6,22 tahun. Hasil dari kesepakatan antar pemeriksa (koefisien Kappa) skala PD-CRS modifikasi yaitu sebesar 0,800 (p.0,001). Skala PD-CRS modifikasi dalam Bahasa Indonesia menunjukkan reliabilitas yang baik dengan kesepakatan antar pemeriksa yang sangat baik.
Cigarettes contain 2,3,6-trimethyl-4-napthoquinone which can inhibit the breakdown of dopamine; therefore, smoking can reduce the risk of Parkinson's disease. On the other hand, smoking is the second cause of death in the world. This study was aimed to investigate the relationship between smoking status, smoking duration, smoking quantity, types of cigarettes and Parkinson's disease. This study was an analytical observational research using case control approach that involved 34 patients of Parkinson's disease as a case group and 34 respondents that were non Parkinson as a control group. The former and the later were age-and sex-matched control subjects selected by using purposive sampling technique. In Parkinson group it was obtained that as much as 64.7% of the respondents were non smokers, 14.7% were former smokers, 8.8% were current less than daily smokers, and 8.8% were current daily smokers. In non Parkinson group, 41.2% of the respondents were non smokers, 23.5% were former smokers, 8.8% were current less than daily smokers, and 26.5% were current daily smokers. The data were analyzed using Wilcoxon test and it was found that there was a significantly negative relationship between smoking status, smoking duration, smoking quantity, types of cigarettes and Parkinson's disease (p<0,05). There was a significantly negative relationship between smoking status, smoking duration, smoking quantity, types of cigarettes and Parkinson's disease.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
W. P. J Kaunang, Sefanya M.V Katanga, Keysia C. Karepouwan, 2022