Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2022, Momentum
…
22 pages
1 file
Perintah terpenting dalam Kekristenan adalah mengasihi: pertama, mengasihi Tuhan—yang adalah Kasih itu sendiri—dan kedua, mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri. Di dalam menaati perintah bahagia ini kita akan berjumpa dengan diri kita yang sebenarnya—yaitu kelumpuhan dan keengganan untuk mengasihi—dan sekaligus berjumpa dengan kemurahan-kemurahan Tuhan, yang di dalam rahmat-Nya menopang tatanan ciptaan dengan segala kebaikan. Perintah dan ajaran Yesus untuk saling mengasihi bukan hanya merupakan suatu perintah atau anjuran baik untuk kita lakukan, tetapi juga merupakan suatu kabar baik—suatu undangan untuk masuk dalam sukacita yang membuat hidup kita penuh dan utuh. Tujuh meditasi dalam buku ini berusaha mengajak para pembaca untuk bersama-sama merenungkan bagaimana sabda-sabda kasih dalam Alkitab dan tulisan-tulisan orang-orang percaya dalam zaman-zaman berikutnya dapat menjadi sumber kekuatan bagi kita. Berbagai meditasi theologis-filosofis ini diambil dari sabda-sabda tentang kasih dalam Injil Matius, Yohanes, surat-surat Paulus, dan berbagai perspektif yang didapat dari interaksi dengan karya-karya Augustinus dari Hippo dan para penulis yang lain. Dalam tujuh meditasi tersebut kita akan melihat bagaimana jalan kasih merupakan suatu terobosan bagi kebuntuan relasi dan kemandekan hidup.
2011
Kebanyakan orang setuju bahwa kita manusia haruslah saling mengasihi. Mulai dari para pemuda-pemudi hippies yang mengusung tema “Make Love, Not War” dalam aksi-aksi menentang perang Vietnam di tahun 1960-an sampai para aktivis organisasi sosial keagamaan Tzu Chi, dan tentu saja umat Kristiani, mengedepankan kasih kepada sesama manusia tanpa memandang perbedaan ras, status sosial-ekonomi dan kebangsaan sebagai sesuatu yang entah baik untuk dilakukan pada dirinya sendiri, menyehatkan bagi jiwa maupun membuat hidup lebih berarti. Tetapi, menyetujui bahwa kita harus lebih lagi dalam saling mengasihi tidaklah cukup. Semua orang tahu bahwa mempraktekkan kasih itu lebih sulit daripada mengatakannya. Kalau demikian adanya, mengapakah kita masih memerlukan satu buku lagi mengenai kasih? Tidakkah kita lebih memerlukan tindakan-tindakan nyata penuh komitmen daripada setumpuk teori dan retorika muluk mengenai kasih yang kita sudah secara luas sepakati pentingnya ini.
2014
Doa adalah sesuatu yang sangat akrab dengan kehidupan kita. Saya kira semua orang mengetahui apa arti kata ini dan sebagian besar pasti pernah berdoa, apapun pandangannya mengenai makna dari kegiatan ini. Tidak hanya orang-orang Kristen, semua agama pasti mengenal yang namanya doa – bahkan orang-orang yang mengaku sebagai ateis-pun kemungkinan besar pernah berdoa, atau setidaknya akan menganggap orang yang sedang berdoa dengan tulus dan dengan niat yang baik, sebagai sesuatu yang tidak jahat atau memiliki nilai yang baik, walau pun mungkin orang-orang yang mengaku Ateis berbeda pendapat dengan para penganut agama-agama mengenai bagaimana doa itu bekerja. Dalam artikel ini saya akan membahas pertanyaan-pertanyaan yang umum kita tanyakan seputar doa, seperti: Apakah yang sebenarnya kita perbuat ketika kita berdoa? Apakah doa kita dapat mengubah keputusan Tuhan yang mahakuasa dan mahasempurna? Jika doa kita dapat mengubah keputusan Tuhan, bagaimanakah kita dapat mengetahui apa yang sebaiknya kita minta karena mungkin saja apa yang kita minta bukanlah sesuatu yang yang kita inginkan untuk terjadi pada akhirnya? Mungkin kita akan menyesali permintaan yang Tuhan kabulkan setelah kita memilikinya beberapa saat. Jika doa tidak dapat mengubah keputusan Tuhan yang maha berdaulat atau di sisi lain, kita mungkin saja sedang meminta Tuhan untuk melakukan sesuatu yang kurang baik bagi kita atau bagi dunia pada umumnya melalui doa kita. Mengapa kita harus berdoa padahal jelas kita tidak dapat mengetahui apa yang terbaik untuk dimintakan kepada Tuhan? Seperti kata Paulus, siapakah kita untuk menjadi penasehat Tuhan? Asumsi dari pertanyaan-pertanyaan begini adalah: doa merupakan suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan atau untuk meminta-Nya mengubah suatu keadaan atau setidaknya menolong kita dalam mengubah keadaan itu. Tetapi doa tentu saja bukan hanya berurusan dengan hal-hal ini. Kita tidak selalu meminta Tuhan melakukan ini atau itu ketika kita berdoa. Terkadang kita hanya mengutarakan ucapan syukur kita kepada-Nya, memuji kebesaran-Nya yang melampaui kata-kata dan imajinasi kita, atau mungkin kita hanya ingin meluangkan waktu untuk berdiam diri di dalam kesadaran akan kehadiran-Nya. Asumsi dari doa-doa ucapan syukur, pujian dan pemujaan kepada Tuhan, atau sekedar suatu keheningan tanpa kata di hadapan-Nya adalah selain suatu tindakan meminta atau memohon, doa dalam konteks yang lebih luas adalah suatu komunikasi yang bersifat membangun, memperbaiki, dan mengakui relasi antara manusia dengan Penciptanya.
Momentum, 2023
Permenungan teologis filosofis soal apa itu iman, pengharapan, dan kasih. "Jadi menulis tema tentang iman, harapan, dan kasih, dengan cara yang sangat menarik. Misal, ia mengaitkan pembahasan iman dengan kenaifan, kecurigaan, dan sikap skeptis, yang sering menjadi kerancuan di kalangan umat. Penjelasan yang sangat teliti, ditambahkan dengan ilustrasi dari kehidupan sehari-hari dan perisitwa di Alkitab, membuat pembaca dapat mengerti dengan baik penjelasan yang dimaksudkan. Very recommended." - Inawaty Teddy, Th.M. Dosen Perjanjian Lama STT Reformed Indonesia.
2016
Buku kecil ini adalah kumpulan ke tiga dari meditasi- meditasi yang saya pernah tuliskan di berbagai kesempatan di media lokal gereja, di dinding media sosial saya, renungan pagi untuk acara retreat gereja dan juga sekolah. Saya berharap tulisan-tulisan ini berguna bagi para pembaca dalam mengenali diri secara lebih jujur dan terutama juga dalam semakin mengenal betapa dalam, tinggi dan luasnya kasih Tuhan kepada kita di dalam Yesus Kristus dan bagaimana menyambut panggilan untuk menjadi saksi, model komunitas dan agen dari datangnya Pemerintah
Tulisan ini membahas tentang refleksi kehidupan penulis di tengah-tengah kehidupan yang pluralis. Membangun relasi yang baik dengan sesama perlu dimulai dengan hidup berdampingan tanpa ras curiga yang berlebihan. Akhirnya perjumpaan yang ditandai dengan dialog intens akan menumbuhkan semangat kebersamaan demi mengurangi rasa fobia satu dengan yang lain
Identifikasi naskah Martabat Tujuh merupakan pengidentifikasian yang dilakukan terhadap wujud konkret naskah dengan melihat aspek-aspek kodikologi, yaitu ilmu yang khusus mempelajari bahan tulisan tangan, seluk-beluk semua aspek naskah, termasuk di dalamnya bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulisan naskah. Tujuan dari kodikologi ini adalah untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai proses pembuatan dan pemakaian naskah, termasuk di dalamnya orangorang yang berkaitan dengan naskah. Dengan diperolehnya pengetahuan kodikologi ini diharapkan identifikasi sebuah naskah dapat tersedia secara jelas sehingga memaknai isi naskah menjadi lebih mudah dan setidaknya dapat mengurangi salah penafsiran makna isi kandungan naskah.
GO CAKRAWALA, 2015
Dalam hidup ini, manusia sebagai pegiat cinta terus berpacu dengan waktu untuk meraih cinta, tersenyum simpul, diharu-biru asmara, terlecut semangat demi meraih hati insan pujaannya. Bahkan, cinta melintas batas teritorial, menembus cakrawala. Tidak lekang oleh waktu dan keadaan. Cinta bukan milik anak zaman tertentu yang muncul hanya di suatu zaman, kemudian hilang di zaman lain. Cinta bukanlah karya cipta anak manusia tertentu yang berhak mematen dan menguasainya.
2016
Film sebagai media komunikasi mempunyai muatan-muatan pesan. Sebagai media komunikasi film dijadikan media untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Dengan maraknya film yang berbau hedonisme, sensualitas, dan film-film yang kurang mendidik sangat berdampak terhadap moral dan perilaku masyarakat. Dengan itu maka sangat pentingnya film dakwah ditengah film-film yang dianggap kurang mendidik tersebut. Seperti Film “7 Petala Cinta” adalah suatu film yang menceritakan tentang kisah dua orang kekasih yang telah bertunangan tetapi tidak sampai ke suatu gerbang pernikahan karena suatu hal, taubatnya seseorang dan berusaha menjadi lebih baik dan meninggalkan masalalunya, pemfitnahan perzinaan, dan lain sebagainya. Dalam film ini tergambar pula bagaimana seseorang harus bersabar ketika terjadinya suatu musibah. Tujuan yang di dapat dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan makna denotasi dalam film “7 Petala Cinta” hubungannya dengan dakwah,mengetahui makna konotasi dalam Film...
Apa yang kita cari dalam Meditasi Kristiani? Pertanyaan ini serupa dengan pertanyaan dari Yesus pada para murid yang mengikuti-Nya yaitu: “Apa yang kau cari?” Bukannya menjawab, para murid kemudian balik bertanya di mana Yesus tinggal, Yesus tidak menjawab secara langsung, tetapi mengajak mereka melihat dan merasakan sendiri di mana dan bagaimana tinggal bersama-Nya. Dalam meditasi Kristiani, kita diajak untuk mengalami pengalaman tinggal dan hadir bersama Yesus di Bait Suci kediaman-Nya, yaitu tubuh kita. Tidak perlu persis seperti para murid yaitu seharian (pk. 4 pm), cukup 20-30’, dua kali sehari. Bagaimana bila dalam bermeditasi kita tidak merasakan kehadiran Tuhan? Dalam hal ini soal rasa tidak penting, yang terpenting adalah kita selalu hadir di hadapan Tuhan, dengan demikian kita dapat menjadi ciptaan baru karena selalu dekat dan ada bersama Dia.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Universitas Indonesia 2010. Skripsi. FIB-UI
Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol, 2019
M. Hengky Angguna Almansyah
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP), 2018
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 1970