Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
…
16 pages
1 file
Misi dalam konteks Asia adalah suatu pelayanan yang berbeda dengan pola misi yang dikembangkan di wilayah barat secara khusus bagian Eropa. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan budaya, bahasa serta religiusitas masyarakat setempat. Khusus bagian Asia dalam melaksanakan misi memiliki tantangan tersendiri dengan budaya masyarakat yang masih memiliki kepercayaan khusus kepada agama asal masing-masing. Hal ini menjadi mengakibatkan perkembangan gereja menjadi terhambat secara kuantitas ditambah lagi dengan penolakan keras dari beberapa daerah bagi pelayanan misi. Gereja terpanggil untuk mengambil sikap berdasarkan firmn Tuhan sebagai murid Kristus agar melaksanakan amanat Tuhan Yesus. Menjadi jemaat yang misioner itulah yang menjadi panggilan bagi anggota jemaat, sehingga pemberitaan Injil dapat disampaikan kesetiap suku dan daerah menurut budaya dan bahasa lokal mereka tanpa menemui kendala apapun. Tujuan penelitian ini adalah untuk memotivasi jemaat Tuhan agar berperan se...
Tugas Misioner dan Kedewasaan Iman, 2019
Pengantar "Misioner" merupakan kata yang terkesan asing bagi orang Kristiani. Mungkin orang mengenalnya dalam perayaan "Hari Anak Misioner Sedunia". Namun, pemahaman misioner terkesan kurang dipahami sehingga orang mengira "misioner" merupakan suatu perayaan saja. Dalam tulisan ini, penulis hendak menjelaskan apa sebenarnya "Misioner" sebagai sebuah perutusan. Hal yang juga perlu dicermati di sini adalah judul tulisan ini "Tugas Misioner dan Kedewasaan Iman". Judul ini bukan terpisah tetapi judul ini mau menegaskan bahwa tugas misioner itu adalah bua dari kedewasaan iman. Oleh sebab itu, tulisan ini akan membicarakan tentang misioner dan bagaimana melakukan karya misioner yang berarti "tugas misioner" dan bagaimana itu merupakan buah dari penghayatan iman orang Kristiani yang dewasa. Pengertian "Misi" Konsili Vatikan II telah menegaskan bahwa hakikat Gereja adalah "misioner" (AG 2). Akan tetapi, sebelum mengerti dengan tepat pantaslah penulis menunjukkan makna misi. "Apa sebenarnya misi itu?" Kata "misi" berasal dari Bahasa Latin "mittere" yang berarti "mengirim". Maka, "misi" mau menggambarkan tentang perutusan yang diberikan oleh Sang Guru, yaitu "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Mat 28:19-20). Kini, pengertian kata "misi" membawa kita pada pencarian makna sebenarnya "misi" selain dikatakan oleh Sang Guru bahwa kita punya tugas untuk mewartakan Kristus. Bapa Konsili telah memberikan penjelasan yang pasti bahwa misi sebenarnya adalah perutusan Allah kepada Gereja untuk menjadi "Sakramen Universal Keselamatan" (AG 1). Ini berarti bahwa misi itu kehendak Allah sendiri agar manusia itu mendapatkan keselamatan. Satu hal istimewa dari pemahaman misi yang dilakukan oleh Gereja adalah berdimensi Trinitaris yang bersumber dari kasih Allah. Kasih inilah kunci dari misi. Inilah motivasi yang membuat Allah itu melakukan misi ini, yaitu bukan karena Allah itu ingin "unjuk gigi" akan kehebatannya, tetapi misi yang dilakukan oleh Allah berasal dari kasih-Nya kepada manusia: "Dengan murah hati Ia melimpahkan dan tiada hentinya mencurahkan kebaikan ilahi-Nya, sehingga Dia yang menciptakan segalanya, akhirnya akan menjadi 'semuanya dalam segalanya' (1 Kor 15:28), dengan sekaligus mewujudkan kemuliaan-Nya dan kebahagiaan kita" (AG 2). Sebagai sumber, Kasih yang dimiliki oleh Allah ini melahirkan karya keselamatan yang besar bagi manusia, yakni kehadiran Yesus Kristus, Putera Allah. Kebesaran karya keselamatan Allah bagi umat manusia dalam diri Yesus Kristus tertuang dalam pembebasan dosa dari diri manusia yang terjadi pada leluhur manusia, Adam dan Hawa. Hal ini ditegaskan oleh Bapa Konsili dengan menegaskan bahwa tindakan Allah ini merupakan bentuk kehendak Allah untuk membangun perdamaian dan persekutuan dengan diri-Nya dan untuk menghimpun masyarakat persaudaraan antar manusia pendosa (bdk. AG 3). Oleh sebab itu, kunci dari karya keselamatan 1 yang telah dibuat oleh Allah bagi manusia adalah Yesus Kristus sendiri. Paus Yohanes Paulus II dalam Redemptio Missio menyatakan bahwa Yesus Kristus satu-satunya mediator dalam karya keselamatan Allah di dunia: "Namun untuk membangun perdamaian atau persekutuan dengan diri-Nya dan untuk menghimpun 1 masyarakat 1
2020
Tema di atas mengajak berpikir tentang 'personalitas' dan 'tanggung jawab' hamba Tuhan. Personalitas berbicara mengenai 'karakteristik' yang seharusnya ada di dalam diri setiap hamba Tuhan. Sedangkan 'Tanggung jawab' yang dimaksudkan adalah 'misi' sebagai upaya memberitakan kabar baik. Keduanya berhubungan langsung. Karakterisktik hamba yang baik akan berpengaruh secara signifikan terhadap pemberitaan 'kabar baik'. Berturut-turut akan dipaparkan karakteristik seorang yang 'berhati hamba' dan 'berjiwa misioner' yaitu menjadi terang bagi kegelapan dunia melalui 'perbuatan baik'. Kemudian akan dibahas 'perbuatan baik' seperti apakah yang berdaya guna bagi konteks misi masa kini. A. Kelemahlembutan Karakter hamba yang ditekankan dalam Matius 11:28-30 adalah 'kelemahlembutan'. Ketika seseorang mengalami 'kelahiran baru' yaitu menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, ia juga menerima Roh Kudus dalam dirinya. Kemudian Roh Kudus melengkapinya dengan dua hal penting, yaitu: 'karunia Roh' dan 'buah Roh'. Karunia Roh diberikan sebagai 'alat' untuk melayani dan membangun tubuh Kristus. Buah Roh diberikan untuk menunjukkan karakter Kristen dalam kehidupan orang percaya. Keduanya perlu dikembangkan secara seimbang dalam hidup orang percaya. Buah Roh merupakan sifat-sifat yang baik dan seturut dengan kehendak Allah (Gal. 5:23). Salah satu dari buah Roh adalah 'Kelemahlembutan'. Kelemahlembutan menjadi salah satu karakter Kristen yang penting. Namun sifat lemah lembut ini sering disalahpahami. Sebagian menganggapnya sebagai sikap yang lemah, 'klemak klemek', malu-malu, takut-takut, dan tidak tegas. Kelemahlembutan justru menunjukkan
Jurnal Arrabona
Kepemimpinan seseorang bukan hanya dilihat dari keunggulan kecerdasan atau keberanian dalam karakter, melainkan Alkitab menjadi tolak ukur yakni kepemimpinan yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Salah satu model kepemimpinan yang lahir dari Alkitab adalah kepemimpinan gembala. Kepemimpinan gembala adalah kepemimpinan orang yang mengasuh dan membina manusia, yaitu gembala yang bersifat ilahi maupun fana. Barnabas dapat dijadikan model kepemimpinan gembala dalam Kitab Kisah para Rasul, meskipun ada bagian-bagian tertentu dalam hidupnya yang menjadi konflik bagi beberapa orang yang hidup dalam zamannya. Model Kepemimpinan Gembala dari kepemimpinan Barnabas dalam Kitab Kisah Para Rasul adalah memiliki kepedulian, memiliki hasrat rasuli, sedia berkorban, melihat potensi berdasarkan visi, memberi dorongan positif, rendah hati, menjadi mentor untuk hamba Tuhan yang masih muda dan ia penuh dengan Roh Kudus. Kedelapan hal di atas dapat diimplikasikan bagi para pemimpin gereja pada ma...
Membuat kebangkitan umat secara terstruktur dan sistematif untuk mencapai hasil masif, 2020
PENDAHULUAN Kegiatan Mesjid Baabut Taubah yang berlangsung saat ini masih bersifat konvensional sehingga belum bisa memberikan efek pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi umat Islam yang berada di sekitar masjid Baabut Taubah Kemang Pratama Bekasi Kotamadya pada umumnya dan memerangi Riba yang terjadi di kalangan umat Islam pada khususnya. Mesjid Baabut Taubah yang berada di bawah naungan Yayasan Baabut Taubah, saat ini memiliki kegiatan; pendidikan, peribadatan dan kegiatan ekonomi ultra mikro yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan visi, misi dan obyektifitas mesjid sebagai Pusat Kegiatan Perekonomian, Sosial dan Ibadah sebagaimana yang terjadi di zaman Rasulullah SAW. LATAR BELAKANG Hasil Rapat antara Pengurus Yayasan Baabut Taubah (Mesjid) dengan Konsultan Profesional atas proposal dan materi presentasi Program Bimbingan Pengelolaan Keuangan Mesjid, yang diselenggarakan di Kantor Yayasan Baabut Taubah pada hari Selasa, 7 Januari 2020. OBJECTIVE 1. Meningkatkan eksistensi peran serta Yayasan dan Mesjid Baabut Taubah di tengah-tengah kehidupan umat Islam yang berada di daerah Kemang Pratama Bekasi pada khususnya dan seluruh wilayah Indonesia pada umumnya, dalam bidang pendidikan, dakwah, kegiatan ekonomi syariah dan pemberantasan Riba. 2. Kaderisasi atau re-generasi umat Islam yang ditujukan kepada kelompok Milenial melalui keterlibatan aktifitas kegiatan yang diselenggarakan di Mesjid Baabut Taubah untuk menciptakan pemimpin yang ulama dan ulama yang menjadi pemimpin. 3. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi Yayasan Baabut Taubah dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan Dasar dan Menengah dalam rencana melampaui pemenuhan standard kompetensi yang diharuskan oleh pemerintah dan sesuai sunnah Rasulullah 4. Transformasi pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dalam mengelola kegiatan pendidikan dan perekonomian dalam membantu umat Islam sesuai dengan ketentuan Syariah 5. Transformasi ketrampilan dalam memimpin suatu organisasi untuk mencapai tingkat Advance HIGHLIGHT 1. Peningkatan kemampuan Yayasan dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang selama ini sudah berjalan, karena banyaknya tuntutan persyaratan yang harus dipenuhi berdasarkan ketentuan Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Kota Bekasi, Jawa Barat. 2. Meramaikan masjid oleh kaum milenia yang saat ini dirasakan sangat kurang di dalam mengunjungi masjid terutama pada hari-hari libur. 3. Meningkatkan eksistensi lembaga yayasan dan masjid dalam berperan serta untuk memerangi Riba yang terjadi di tengah kehidupan perekonomian umat Islam.
Pandemi Corona Virus ternyata berdampak pada semua sektor kehidupan manusia, pandemi corona virus di Indonesia diawali dengan temuan penderita penyakit corona virus 2019 (COVID 19) pada 2 Maret 2020. Organisasi kesehatan dunia WHO mengatakan bahwa resiko penyebaran Covid-19 memiliki dampak sangat luas di tingkat global. Hanya dalam waktu kurang dari sepekan (29 Februari 2. Detik News 2020) 85.206 orang di 62 wilayah di seluruh dunia telah terinfeksi. Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk menekan dampak virus corona, pemerintah melakukan Sosial Distancing dipahami sebagai tindakan pengendalian infeksi untuk menghentikan atau memutus mata rantai penyebaran penyakit menular. Tujuan dari pembatasan ini adalah untuk mengurangi kontak antara orang terinfeksi, pemerintah telah melakukan beberapa upaya seperti penutupan sekolah, tempat kerja, isolasi, karantina, menutup atau membatasi transportasi umum. Semua kegiatan dan pekerjaan dikerjakan di rumah. Dampak dari pandemi ini sangat terasa bagi setiap lapisan masyarakat dan jemaat. Namum dari semua yang Tuhan ijinkan menggugah hati saya sebagai pemimpin rohani untuk hadir menjadi berkat bagi masyarakat dan gereja. Dalam tulisan ini adalah kesaksian kecil yang saya coba bagikan untuk berbagi pengalaman. Kegiatan Gerejawi Terkadang saya ingin seperti temen-temen hamba Tuhan lainnya yang dalam situasi pandemic covid 19 ini biasa melakukan pelayanan dengan menggunakan kemajuan teknologi, sepertinya lebih keren dan biasa lebih popular, dengan ibadah streaming kotbah-kotbah online dan lain sebagainya. Namun saya harus sadar ladang pelayanan yang Tuhan percayakan kepada saya berbeda dengan ladang temen-temen lainnya. Satu dusun kecil terpencil yang sinyal saja susah, beberapa jemaat yang gapteg, tidak semua memiliki android bahkan beberapa jemaat yang lansia tentunya sangat sulit dijangkau dengan kemajuan tegnologi saat ini. Saya mendapat mandate ilahi untuk bekerja diladang-Nya bukan untuk menunjukkan siapa saya dengan aktifitas pelayanan saya. Sadar hal ini justru tidak membuat saya menjadi patah semangat atau membandingkan dengan yang lain, saya harus terus bertindak menjadi berkat, bekerja di ladang-Nya. Kreatif dan inovatis tidak selalu menggunakan kecanggihan tegnologi. Pintu gereja tertutup namun ibadah tidak pernah libur. Disinilah saya menemukan seni dan indahnya pelayanan di ladang-Nya, mengerti dan menikmati arti ekklesiologi yang sesunggungnya, gereja bukanah Gedung namun jiwa-jiwa
Sabda: Jurnal Teologi Kristen, 2020
Believers and churches have the wrong mindset towards the basic concepts of missiology that will result in not maximally preaching the good news to others. This wrong paradigm needs to be reduced as part of the motivation to evangelize. The author describes by using a descriptive qualitative approach, this research can be started by describing the mission in the values and basis of the Bible, then providing an understanding of the importance of reducing wrong paradigms and providing the concept of mission in Bible truth so that believers can actualize the mission with the right spirit and motivation. Since there is no excuse not to go on a mission, the gospel must be preached. Therefore, believers can be in God's mission through everything that is built into the correct paradigm of missiology. Orang percaya dan gereja memiliki mindset yang salah terhadap konsep dasar misiologi akan mengakibatkan tidak maksimalnya pemberitaan kabar baik bagi orang lain. Paradigma yang salah ter...
Manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain.
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 2021
This article aimed to study urban missiology praxis which was highlighted from the church's role as gospel deliverer point of view. This topic was conducted by a literature study approach. The results of the study revealed that urban mission services could run effectively if they paid attention to all the complexities of problems that occured in urban areas. Social problems such as unemployment, poverty, crime, injustice, hunger, environmental damage, and other social problems must be the main consideration in missions. Mission to urban communities means that the church, has a positive impact to the urban communities.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Amrunsyah. Langsa. Aceh, 2019
MADRASAH, 2012
Makarios: Jurnal Teologi Kontekstual
Danum Pambelum: Jurnal Teologi Dan Musik Gereja
Hukum Energi, 2019