Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
11 pages
1 file
yang mengandung dalam ilmu pengetahuan barat modern sekuler merupakan tantangan yang paling besar bagi kaum muslim muslimin saat ini titik dalam pandangan syekh Muhammad naquib atlas peradaban barat modern telah membuat ilmu menjadi problematis. Sekalipun peradaban barat modern menghasilkan juga ilmu yang bermanfaat namun peradaban. tersebut juga telah menyebabkan kerusakan dalam kehidupan manusia.
Nafara Chairatin Nisa, 2021
Ada tiga hal yang menjadi alat bagi manusia untuk mencari kebenaran, yaitu filsafat, ilmu dan agama. Walaupun tujuan ketiga aspek ini untuk mencari kebenaran, namun ketiganya tidak dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang sama (sinonim). Secara umum, filsafat dianggap sesuatu yang sangat bebas karena ia berpikir tanpa batas. Sedangkan agama, lebih mengedepankan wahyu/ilham dari zat yang dianggap Tuhan. Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan, dalam perspektif agama adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat ditolak. Sedangkan ilmu adalah sebuah perangkat metode untuk mencari kebenaran. Antara filsafat dan Ilmu, sama-sama tidak memiliki tokoh sentral sebagaimana agama yang mensentralkan Tuhan. Dengan kata lain, dapat dikatakan setiap masalah yang dihadapi manusia, maka mereka akan menggunakan tiga macam alat untuk mencapai penyelesaiannya. Sebagian ahli agama menjadikan filsafat dan ilmu sebagai alat untuk mempertajam pemahaman terhadap agama, sehingga kebenaran terhadap agama semakin kuat.(Kurniawan, 2017
Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia yang diturunkan dari kata kerja filosofein, yang berarti: mencintai kebijaksanaan (Hadiwijono, 1980). Dalam hal ini pengertian tersebut merujuk pada usaha untuk mencari sebuah kebijaksanaan atau kebenaran. Sehingga dapat dirumuskan definisi dari filsafat menurut Hadiwijono (1980) adalah usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang dapat memuaskan hati. Filsafat juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan manusia yang diperoleh melalui proses berpikir yang sangat logis.
Ketika berbicara tentang Filsafat dan dakwah maka akan muncul beberapa pertanyaan antara lain, apakah dakwah itu? Apakah tujuan dakwah itu? Apakah dakwah diperlukan bagi manusia? Apa akibatnya kalau dakwah itu tidak ada? Apakah hakikat tujuan dakwah, dan seterusnya. Pertanyaan-pertanyaan itu semua berpangkal pada problem ontologis, yaitu apa yang hendak diketahui atau esensi yang hendak dikaji. Dakwah juga merupakan sebuah realitas. Sebagai realitas, dakwah dapat dikaji dari sudut pandang psikologis, historis, sosiologis, politis, antropologis bahkan filosofis. sehingga gerakan Islamisasi ilmu bisa menjadi alternative untuk memadukan filsafat dalam arti umum dengan ilmu dakwah dalam arti Islami, sehingga menjadi kajian khusus yaitu filsafat dakwah.
There are two main issues in this article, namely: firstly, is about major distinction of the concept of knowledge truth in philosophy and religion, and, secondly, is about relation between philosophy and religion. In the first issue, it is mentioned that although philosophy and religion are similarly in creation norms truth and false, but the both are differently in determining its criteria. Religion, on the side, determines these criteria based on wahyu (revelation), so it results the true or absolute truth. On other side, philosophy determines these criteria based on aql (reason), so it results the speculative or relative truth. While in the second issue, the article explains that to seek the truth of knowledge or the true knowledge, so philosophy can used really as a good tool to explain and support religion position. Whereas religion can used as a source to inspirited fervent and true philosophical thinking. Point of intersection of the both is its position in the same matter, namely: " the Ultimate Reality ". However, distinction of the both is not site in that matter of intersection, but it site in the way or method to research it. A. Pendahuluan Ketika membincangkan relasi antara filsafat dan agama maka hal yang menarik untuk kita tilik adalah bagaimana mencari titik temu antara filsafat dan agama itu sendiri. Mengapa? Salah satu sebabnya adalah bahwa kendati agama dan filsafat masing-masing berangkat dari titik pijakan yang berbeda, agama berangkat dari landasan keyakinan, sementara filsafat bermula dari keraguan dan kebertanyaan. Keraguan dan kebertanyaan yang menjadi ciri khas berfilsafat ini merupakan sebuah landasan yang berseberangan dengan keyakinan agama, namun keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai pencari kebenaran. Perbedaan titik landasan inilah yang mengakibatkan adanya kecenderungan perkembangan yang diametral dan tidak saling menyapa antara 1 Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta DPK di UGM.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai filsafat dalam ilmu-ilmu Islam. Filsafat dan agama merupakan dua hal berbeda, kebenaran dalam agama berasal dari Tuhan dan bersifat mutlak, sedangkan kebenaran dalam filsafat sifatnya relatif. Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran manusia mengenai alam fisika, metafisika dan manusia yang mengaji permasalahan dalam kehidupan dengan berdasarkan pada prinsip ajaran agama Islam. Dalam Islam berkembang ilmu-ilmu sebagai hasil dari berfilsafat seperti ilmu kalam, tasawuf, dan ushul fiqih. Kata Kunci: Filsafat, Filsafat Islam, Ilmu-Ilmu Islam
Jurnal EDUCURIO, 2022
lmu yang berkembang di dunia Barat saat ini berdasarkan pada rasio dan pancaindra. Plato memberikan definisi ilmu sebagai keyakinan sejati yang bermanfaat bagi manusia. Peradaban Barat ia memberi sumbangan besar bagi teknologi.Barangkali karena alasan ini para filsuf tertarik mendefinisikan daripada membahas beragam jenis ilmu, maka, cara untuk membedakan ilmu akan sesuatu dan ilmu akan kebenaran, dan kemudian membagi-bagi apa yang ia sebut ilmu akan sesuatu menjadi dua bagian: (i) ilmu berdasarkan pemberian dan (ii) ilmu berdasarkan pengenalan..Ada sejumlah hal yang kita tahu "tangan pertama" dan yang sebatas kita dengan atau baca-dengan kata lain hal-hal yang digambarkan pada kita. Sebagian besar ilmu kita masuk dalam kotak pertama. Kita mengetahui bahwa dengan penelitian ini ilmu, tidak berdasarkan pengenalan langsung, melainkan juga melalui penggambaran yang kita jumpai di buku-buku dan laporan ilmiah.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Denny Abdi Alfatih
Artikel di Jurnal Ilmu Ushuluddin (Sinta 4), 2019
Cindy Mutiara Purwanti, 2023
Filsafat Ilmu, 2023
maqhasid al-syariah dan Filsafat Hukum Islam, 2019
Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam dan perannya dalam membentuk karakter peserta didik, 2023