Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2022, Analisis Konsep Hikayat
…
5 pages
1 file
Penelitian ini berjudul "Analisis Konsep Hikayat". penelitian ini bertujuan untuk memberikan sedikit informasi mengenai hikayat kepada para pembaca yang ingin lebih mengenal tentang hikayat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode historis melalui tahap heuristik, kritik sumber yang terbagi menjadi kritik eksternal dan kritik internal, interpretasi dan historiografi, serta menggunakan pendekatan sosiologi dan pendekatan politik. hasil penelitian ini menjelaskan mulai dari pengertian hingga unsur-unsur yang ada di dalam hikayat. Dari penelitian ini diketahui bahwa bagaima dan seperti apa hikayat itu.
LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 2011
Many people admit that the discussion of literary concept has never reached the final agrement. That is why literature is considered to be peculiar and particular as well. The literary concept increasingly becomes a dilemma when the concept is supposed to be included in a separate specific area, that is, Islamic literary concept. According to the writer, the dilemma of literary concept constitutes a potential substance especially for developing literature paradigm ahead.
Laila, 2023
TUGAS MAKALAH ANALISIS PENERAPAN KONSEP KOMUNIKASI
Disusun Oleh : Wulan Fitrianna 125120401111003 Winoni Fitrah Mawaddah 125120401111011 Jantung Ardilla Ulfasari 125120401111015 HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya kehidupan masyarakat dunia hanya dilingkupi oleh kehidupan budayanya. Setiap wilayah bagian di dunia pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Selain itu pula, dapat dikatakan kebudayaan pada titik mulanya sangat primitif, yaitu jauh dari adanya kemajuan alat-alat canggih teknologi. Kebudayaan yang merupakan hasil karya manusia dari jaman ke jaman dapat dikatakan muncul bersamaan dengan munculnya nation-state. Selain itu, menurut Benedict Anderson (1983), kebudayaan muncul karena adanya imagination community. Yakni keadaan manusia mulai membayangkan kehidupan selanjutnya dan adanya semangat nasionalisme pula. Terdapat tiga poin penting mengenai globalisasi, yaitu: teknologi, transportasi, dan media komunikasi (Held et.al 2003). Ketiga poin tersebut mengantarkan manusia pada perubahan kehidupannya. Hal tersebut dikarenakan antara manusia dengan manusia lain yang wilayahnya tidak mungkin dengan cepat dijangkau dapat dengan mudah saling berhubungan. Diawali dengan adanya teknologi yang merupakan pelopor lahirnya alat-alat elektronik yang memudahkan manusia. Selanjutnya adalah transportasi yang memudahkan seseorang atau kelompok untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya sehingga terjadi pertukaran kebudayaan. Sebagai contoh adalah di jaman dulu negara satu dengan negara yang lain melakukan perdagangan melalui jalur air dengan perahu. Karena melakukan interaksi secara tidak langsung akhirnya sesama pedagang tersebut saling menyerap kebudayaan. Selanjutnya adalah media komunikasi. Masyarakat mengetahui perkembangan lingkungannya dengan membaca koran tersebut sehingga secara tidak langsung menyerap informasinya dan terkadang mempengaruhi kehidupannya pula. Tetapi secara garis besar, media komunikasilah paling banyak mempengaruhi kebudayaan masyarakat dunia. Pada intinya ketiga poin diatas yang telah memudahkan manusia untuk melakukan interaksi. Interaksi-lah pula yang telah mengglobalkan kebudayaan. Terdapat tiga teori yang dikemukakan Pieterse (2004) mengenai penyebaran nilai-nilai kultural, yakni: differentialism, hybridization, dan convergence. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang memebedakan antara 3 teori dalam melihat penyebaran nilai -nilai kultural ? BAB II PEMBAHASAN Globalisasi merupakan suatu fenomena yang kita hadapai bersama pada jaman ini. Mau tidak mau, pengaruh globalisasi harus dihadapi. Fenomena globalisasi yang menjadikan dunia menjadi satu bagian merupakan bukti penting bahwa dunia telah dalam proses penyatuan. Penyatuan itu menyerang banyak aspek dalam kehidupan, seperti ekonomi, politi, kultur dalam suatu negara. Menurut Albrow (1990), globalisasi ialah proses dimana orang-orang atau masyarakat bergabung menjadi satu masyarakat dunia, yaitu masyarakat global. Globalisasi menggabungkan unsur-unsur budaya dari berbagai sumber dan menjadikan pencairan budaya. Globalisasi budaya cenderung bersifat kosmopolitan dan pluralis. Hal ini membuat tidak ada lagi budaya yang benar-benar murni. 1 Globalisasi budaya merupakan serangkaian fenomena dimana kultur dan budaya di seluruh dunia seakan melebur menjadi satu kesatuan. Globalisasi budaya juga ditanggapi sebagai salah satu ajang penyamaan kultur dan budaya masyarakat dunia. Dimana secara perlahan namun pasti kultur suatu negara menyebar dan diadaptasi oleh masyarakat negara laninnya yang kemudian diakui sebagai suatu brand kultur bersama. Salah satu bentuk nyata terjadinya globalisasi kultur dan budaya dapat dilihat pada bagaimana anak muda Indonesia hari-hari ini begitu memuja entertaintment karya negeri Korea dan film-film karya bangsa Barat misalnya. Bagi penggemar artis Korea, tidak sukar untuk mendapatkan rekaman langsung konser idola-idola mereka di luar negeri. Teknologi tentu mengambil andil besar dalam semakin gencarnya globalisasi kultur ini. David Held (2003) menggunakan kemunculan nation-state sebagai indikator lahirnya budaya pertama kali. Ketika itu, kedaulatan negara benar-benar diakui, sehingga batas-batas wilayah antar negara-negara adalah nyata dan terlihat jelas. 2 Budaya sesungguhnya merupakan ciri khas atau identitas yang dimiliki oleh suatu masyarakat tertentu. Kemunculan nation-state kemudian menjadi awal mula lahirnya budaya adalah karena kelahiran nation-state juga merupakan awal mula munculnya batas-batas yang jelas antar Huntington, dalam Ritzer "Globalization a Basic Text" memaparkan 4 alasan mengapa ia kemudian berasumsi bahwa diferensiasi akan memunculkan Clash of Civilization. 16 Pertama, perbedaan dalam masyarakat bukanlah sesuatu yang hanya nyata, tapi sifatnya mendasar. Huntington berpendapat bahwa sejarah manusia ini muncul sama dengan sejarah peradaban namun pada dasarnya tidak memiliki awal yang jelas mengenai awal munculnya, serta batas-batas antara peradaban yang tetap dan cukkup nyata. Peradaban merupakan asosiasi manusia yang paling abadi walaupun sebenarnya berubah dari waktu ke waktu. Peradaban ini merupakan identitas budaya dan erat kaitannya dengan agama serta ras. Kedua, menurut Huntington, dunia semakin hari menjadi suatu tempat yang semakin kecil, dimana masyarakat dari berbagai tempat yang berbeda, semakin hari dapat berkomunikasi semakin intens dengan cara yang semakin hari semakin mudah. Ketiga, Modernisasi ekonomi dan perubahan sosial pada dunia tanpa disadari sebenarnya tengah memisahkan masyarakat dari identitas lokalnya. Pada saat yang sama, modernisasi sesungguhnya tengah melemahkan peran negara sebagai sumber identitas . Keempat, tumbuhnya perasaan tidak aman dalam masyarakat oleh dual-role negara Barat. Negara Barat memegang perananan sebagai pemegang kekuasaan terbesar di dunia, dan pada saat yang bersamaan, tanpa disadari sesungguhnya negara-negara Barat sedang membentuk dunia menjadi negara-negara yang anti Barat. Diferensiasi dalam masyarakat sangat mungkin kemudian membawa dunia kepada konfrontasi masyarakat. 2. Religion Mengingat petingnya agama dalam peradaban yang di kemukakan Huntington, karakter kuat budaya agama, terdapat hubungannya dengan globalisasi. 17 Pada saat ini mengenai hubungan agama dengan globalisasi seperti fenomena migran muslim yang menyebabkan reaksi di belahan dunia, serta mode berpakaian muslim seperti memakai jilbab 15 Ibid. Ritzer. Pp : 246 16 Ibid. Ritzer . pp : 246 oleh wanita muslim, serta munculnya bangunan masjid yang semakin banyak. Namun sebenarnya agama mengglobal sebelum adanya globalisasi. Globalisasi ada sekitar 2000 th yang lalu namun agama jauh lebih dahulu dari itu. Pada religion ini lebih terfokus pada agama secara institusional seperti khususnya Kristen, Islam, Hindu, dan Buddha, Yahudi, dan Mormonisme. B. Cultural Hibridation Globalisasi memberi kemudahan bagi aktifitas ekonomi, politik sosial serta interaksi dari nilai-nilai dan budaya dari seluruh dunia dan kemudian berbaur. Interaksi ini kemudian menimbulkan hibridisasi budaya. Perspektik ini berasumsi bahwa globalisasi tidak melahirkan homogenisasi budaya, melainkan heterogenisasi budaya global. 18 George Ritzer dalam bukunya, "Globalization A Basic Text" menyampaikan bahwa hibridisasi menekankan terkait terbentuknya "budaya hibrid" yang baru dan unik yang berasal dari integrasi budaya global dan lokal sebagai hasil dari globalisasi di berbagai wilayah berbeda. 19 Tidak seperti kebanyakan anggapan terhadap globalisasi yang dipercaya mengarah kepada homogenisasi budaya, hibridisasi melihat globalisasi melahirkan kecenderungan meningkatnya keberagaman sebagai hasil dari kombinasi budaya lokal dan global. Budaya hibrid melibatkan dua atau lebih unsur budaya dari berbagai wilayah geografis di dunia yang tidak lagi dapat direduksi menjadi budaya global maupun lokal. 20 Ritzer juga mengenalkan istilah "glokalisasi", yaitu interpenetrasi global dan lokal yang membuahkan hasil yang unik di wilayah geografis berbeda yang membuat dunia berkembang menjadi lebih plural. 21 Glokalisasi melihat individu dan populasi lokal sebagai aktor yang kreatif dan penting yang mempunyai kekuatan besar untuk beradaptasi, berinovasi dan bermanufer dalam glocalized world. Glokalisasi merupakan hasil dari reaksi atas proses globalisasi yang beragam mulai dari kubu nasionalis hingga kosmolitan. Dalam glocalized 18 Ritzer 19 Ritzer 20 Ritzer 21 Ritzer world, dari media dan komoditas dimanfaatkan oleh individu dan kelompok untuk mewujudkan glocalized world tersebut. 22 Konsep lain yang berkaitan erat dengan glokalisasi adalah kreolisasi yang berasal dari kata "creole" yang merujuk kepada orang yang berasal dari ras campuran.Kemudian, konsep kreolisasi berkembang melibatkan kombinasi bahasa dan budaya yang di masa lampau tidak dapat dipahami satu sama lain. 23 C. Cultural Convergence Semakin berkembangnya budaya akibat adanya arus globalisasi menciptakan budaya yang baru yaitu konvergensi budaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online konvergensi adalah suatu hal yang bersifat memusat atau menuju satu titik. 24 Terciptanya konvergensi budaya berdasarkan gagasan bahwa globalisasi cenderung untuk menciptakan persamaan di dunia dengan menjadikan budaya sebagai subjek untuk pertumbuhan global yang secara spesifik mengintegrasikan budaya yang berbeda untuk menciptakan suatu budaya global baru tanpa menghilangkan karakteristiknya sehingga dapat diterima oleh masyarakat lokal. 25 Pendekatan Convergence ini juga bisa di katakan berseberangan dengan pendekatan differentialism, pendekatan ini merupakan akibat dari maraknya perdagangan di era globalisasi yang memungkinkan masyarakat di seluruh penjuru dunia untuk mengkonsumsi dan mengikuti pola yang sama dalam aspek-aspek kehidupan. Hal ini menurut pendekatan convergence menghasilkan pembentukan budaya yang sama dalam masyarakat yakni budaya yang 'bertemu' yang umumnya...
Tafáqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman
Amina Wadud is a Muslim woman who is also a feminist. Her work on women in the Qur'an is set within a historical framework relating to the struggle of African-American women for gender equality. Amina Wadud's research aims to establish specific criteria to analyze the extent to which women's position in Muslim culture accurately reflects the meaning of Islam for women in life in society. Furthermore, the specific objective is to reveal the ability to adapt the worldview of the Qur'an to issues and the world of women according to the modern context. Amina Wadud uses the tauhid interpretation method in interpreting the Qur'an. The approach to reading tauhid as a hermeneutics in which each verse is evaluated in this study: 1) viewed from the context; 2) in the context of the discussion of the Qur'an on the same topic; 3) from the language as well as using the same grammatical structure used elsewhere in the Qur'an; 4) from the principles of the Qur'an wh...
Makalah, 2022
Sumber daya manusia adalah salah satu modal dan kekayaan terpenting dalam aktivitas sebuah organisasi. Sebuah organisasi harus bisa melakukan adaptasi disetiap perubahan lingkungan kerjanya agar organisasi tersebut bisa unggul dengan merespon perubahan tersebut dengan cepat dan tepat. Maka dari itu, sebuah organisasi mengadakan pendidika dan pelatihan (DIKLAT) bagi pegawai pemerintah guna meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang menjadi penunjang peningkatan kinerja sumber daya organisasi sesuai dengan perkembangan era globalisasi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
DEA AGUNG NUGRAHA, 2022
Rodisna Marselin S, 2022
TEMATIK TEOLOGI SURAT GALATIA, 2024