Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
5 pages
1 file
Setelah menolak konsep dan praktik pendidikan yang mengutamakan perintah dan kekerasan, maka Ki Hadjar Dewantara pun mengajukan konsep pendidikan khas Taman Siswa yang nirkekerasan. Ki Hadjar menyatakan:
Ki Hadjar Dewantara adalah pemikir besar pendidikan Indonesia, Bapak Pendidikan Nasional. Sayangnya gagasan besarnya tidak dipelajari secara saksama, juga dipraktikan di ruang-ruang pendidikan di Nusantara secara memadai. Sebagian besar kita mungkin hanya mengenal istilah tut wuri handayani yang digunakan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Juga mengenalnya karena setiap 2 Mei, hari kelahirannya, dirayakan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Namanya diingat, namun hanya dalam upacara dan ceramah-ceramah pendidikan. Ki Hadjar Dewantara merupakan bagian dari tiga serangkai, bersama Tjipto
Ki Hadjar’s thought about multicultural education is Pancadarma (five principles). While the pattern his educational thought is nationalistic and universal. Nationalistic, because of the education based and source on the principle of national culture. While universal, Ki Hadjar want education to be received and enjoyed by a variety of groups, race, tribe, nation, and religion. The essence of teaching is focused on teaching character (characters), human (humanism), liberty (freedom), and national culture (multicultural).
Ta'dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 2013
Education is the guidance in the growth of children's lives so that they can achieve salvation and happiness. Education must have a vision and a noble mission; the vision is far into the future beyond time and space, while the mission of Islamic education is on accordance to the concept of Tawheed, so that it will always relevant in every time and all conditions. Education should be based on divine revelation (al-Qur'an and al-Hadith). If education is not guided and does not display the spirit of the two ideologies, the education can be mentioned as a strange education. The focus of this research is the profile of Ki Hadjar Dewantara, his educational thought based on the perspective of Islamic education review, the research is focused on the aspects of the conception of education issues, including: basic, content and education systems. The objective was to determine the level of Ki Hadjar Islamic educational perspective. The research method used is the libraries research. By...
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang dibekali dengan kelebihan akal yang membedakannya dengan mahluk lainnya. Karena itu manusia harus dapat mempergunakan akalnya dengan baik untuk dapat bertahan hidup. Akal akal pikiran manusia terarah dengan baik maka ibarat mesin harus dapat diolah dan dipoles dengan baik agar dapat berfungsi. Manusia terlahir ibarat kertas kosong yang tidak memahami apapun, yang perlu mencatat segala hal yang dialaminya dalam kehidupannya semasa dia hidup. Manusia bukanlah manusia seutuhnya bila tidak menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Untuk dapat memanusiakan manusia menjadi lebih baik maka perlu adanya asupan pendidikan. Karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk memanusiakan manusia, dengan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, serta berwatak luhur. Karena pendidikan diyakini dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pendidikan dalam bidang sains dan pendidikan dalam bidang sosial. Namun setiap orang yang memiliki pendidikan tidak akan menjadi seseorang yang lebih baik tanpa dibalut dengan pendidikan karakter dan moral. Sebab pendidikan yang baik adalah pendidikan yang didukung dengan pendidikan karakter untuk dapat membentuk watak dan pribadi manusia menjadi lebih baik, bijak dan bermartabat dengan memegang teguh rasa cinta dan bangga atas bangsa dan negaranya, menghargai sesama dan dapat membangun kesatuan hidup yang lebih baik dikalangan
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang dibekali dengan kelebihan akal yang membedakannya dengan mahluk lainnya. Karena itu manusia harus dapat mempergunakan akalnya dengan baik untuk dapat bertahan hidup. Akal akal pikiran manusia terarah dengan baik maka ibarat mesin harus dapat diolah dan dipoles dengan baik agar dapat berfungsi. Manusia terlahir ibarat kertas kosong yang tidak memahami apapun, yang perlu mencatat segala hal yang dialaminya dalam kehidupannya semasa dia hidup. Manusia bukanlah manusia seutuhnya bila tidak menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Untuk dapat memanusiakan manusia menjadi lebih baik maka perlu adanya asupan pendidikan. Karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk memanusiakan manusia, dengan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, serta berwatak luhur. Karena pendidikan diyakini dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pendidikan dalam bidang sains dan pendidikan dalam bidang sosial. Namun setiap orang yang memiliki pendidikan tidak akan menjadi seseorang yang lebih baik tanpa dibalut dengan pendidikan karakter dan moral. Sebab pendidikan yang baik adalah pendidikan yang didukung dengan pendidikan karakter untuk dapat membentuk watak dan pribadi manusia menjadi lebih baik, bijak dan bermartabat dengan memegang teguh rasa cinta dan bangga atas bangsa dan negaranya, menghargai sesama dan dapat membangun kesatuan hidup yang lebih baik dikalangan
Baitul Hikmah: Jurnal Ilmiah Keislaman
Seiring berjalannya waktu dan massa tujuan pendidikan dikalangan sebagian orang tidak lagi teresensi pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa namun mulai bergeser menuju pendidikan adalah suatu yang wajib untuk mendapatkan hasil akhir yakni ijazah. Maka dari itu pendidikan Ki Hajar Dewantara menawarkan salah satu solusi terhadap penyimpangan pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat pendidikan ialah sebagai usaha untuk penghayatan nilai budaya ke dalam diri siswa, sehingga siswa menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya. Filsafat pendidikannya pun juga disebut juga dengan pendidikan filsafat among untuk mengatasi problematika yang dihadapi dengan menyajikan kebebesan dalam berpikir seluas-luasnya yang kemudian dipadukan dengan pemikiran kebudayaan. Konsep filsafat pendidikan yang ditawarkan oleh ki hajar dewantara adalah menggunakan kebudayaan asli indonesia namun ki hajar dwantara juga menagdopsi nilai nilai barat secara selektif adaptif ses...
JAPAM (Jurnal Pendidikan Agama)
Artikel ini berupaya untuk menelisik pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang merupakan bapak pendidikan nasional. Dengan konsep pendidikan melalui “Tripusat Pendidikan” diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain itu konsep “Trilogi” yang beliau sampaikan mengenai ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengamatan sumber-sumber bacaan. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang dasar dari pendidikan dan pengajaran Ki Hadjar Dewantara bersumber dari panca dharmanya. Dasar-dasar tersebut adalah: (1) kemanusiaan, (2) kodrat hidup, (3) kebangsaan, (4) kebudayaan, dan (5) kemerdekaan/ kebebasan. Metode belajar yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara adalah metode among. Among memiliki makna menjaga kelangsungan hidup batin peserta didik dengan mendampingi dan mengarahkan. Bukan hanya membiarkan perkembangan batin peserta didik namun juga menjaga agar keadaan batin peserta ...
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi pendidikan nasional dari prespektif pendidikan yang telah digagas oleh Ki Hajar Dewantara, hal ini karena masih adanya ketidak sesuaian konsep pendidikan yang sesuai dengan karakteristik ke-Indonesiaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian analysis content dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan studi kepustakaan terhadap dokumen dan naskah publikasi. Hasil penelitian ini menunjukan era globalisasi menuntut bangsa Indonesia untuk mempersiapkan generasi mudanya dengan kepribadian yang mengakar pada budaya nasioanl Indonesia. Pendidikan berbasis budaya nasional yang diwariskan sudah seharusnya dimunculkan kembali untuk menghadapi masalah kebangsaan yang masih banyak terjadi. Melalui proses pendidikan yang berdasarkan pada ajaran nasionalisme berdasarkan budi pekerti dengan menumbuhkan kecintaan pada tanah air, dengan berlandaskan nilai-nilai kebangsaan yang ditanamkan sec...
2014
Ki Hajar Dewantara an educational leaders in Indonesia. Ki Hajar Dewantara have learned concepts that are conservative and make the learner as central to the learning process. Based on this background, it is necessary to learn Ki Hajar Dewantara formulation appropriate to the context of Islamic Education.The purpose of this study is to explore the concept of learning by Ki Hajar Dewantara and express their relevance to Islamic education. This study is a literature research. Material object of this research is to learn the result of thinking Ki Hajar Dewantara. The approach used is a psychological approach. This is a qualitative study, using the document as a source of research and power analysis method is content analysis. The study found that learning by Ki Hajar Dewantara is a liberating learning learners. Liberate means that learners are developed in accordance with the talent and interest is based on the existing potential that idea, feeling, and intention. The development is ex...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education, 2018
Jurnal Filsafat Indonesia, 2019
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya., 2021
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 2021
Indonesian Journal of Elementary Education and Teaching Innovation
GOLDEN AGE: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 2018
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
SAP (Susunan Artikel Pendidikan)
Al - Azkiya : Jurnal Ilmiah Pendidikan MI/SD, 2021
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang
KUTTAB, 2019
BASA Journal of Language & Literature
EDULAB: Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan, 2020