Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
12 pages
1 file
Banjir adalah bencana alam yang menyebabkan banyak orang menderita parah di banyak tempat di Jakarta, banjir terjadi setiap tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi bencana dahsyat ini salah satunya yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan sungai. Bangunan yang terbangun di pinggiran sungai serta Sampah yang di buang terus mengalir ke sungai mengakibatkan sungai menjadi dangkal dan membuat sungai menjadi menyempit dan di tambah faktor alam seperti curah hujan yang tinggi. Dangkalnya sungai sering menyebabkan banjir yang membuat sungai berkurang kemampuannya untuk menyimpan dan mengalirkan curah hujan ke laut. Analisis ini di dapatkan dengan hasil pengumpulan data yang terjadi di DKI Jakarta seperti peta kawasan di Jakarta yang sering dilanda banjir saat musim hujan, Kondisi geologis wilayah-wilayah yang kerap dilanda banjir,Tingkat kepadatan bangunan dan penduduk di lokasi rawan banjir Aktivitas manusia yang memicu banjir (alih fungsi lahan, pembuangan sampah ke sungai), Kualitas sistem sanitasi atau saluran air di wilayah rawan banjir dan sekitarnya, Keterkaitan banjir Jakarta dengan kondisi di kawasan hulu, seperti Bogor, Alih fungsi lahan dan pengurangan vegetasi di kawasan hulu.
DKI Jakarta dan banjir nampaknya sudah tidak dapat terpisahkan. Setiap kali musim hujan datang akan selalu ada berita mengenai daerah di Jakarta yang terkena banjir. Banyak faktor yang menyebabkan Kota Jakarta menjadi rawan banjir. Selain karena faktor manusia, ternyata faktor geomorfologi DKI Jakarta juga turut mempengaruhi banjir yang terjadi karena terbentuk oleh proses sedimentasi dan sebagian besar willayahnya merupakan dataran banjir. Oleh karena itu banjir di Jakarta tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi dampaknya.
Banjir adalah aliran Air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana saja.
ini menyebabkan terjadinya banjir di dua wilayah tersebut. Pemerintah sedang menjalankan program normalisasi sungai sebagai bentuk tindakan adaptasi terhadap banjir yang akan datang. Kawasan perumahan merupakan salah satu sektor yang terkena dampak dari adanya banjir S. Pesanggrahan. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi besarnya kerugian yang dirasakan sektor perumahan akibat banjir S. Pesanggrahan untuk skenario di masa mendatang dengan kejadian banjir yang berbeda dan untuk mengukur manfaat dari tindakan perlindungan banjir. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai kerugian banjir, penurunan kerugian banjir dari adanya program normalisasi, persepsi risiko, serta tindakan adaptasi masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi banjir. Metode analisis yang dipakai yaitu analisis deskriptif, korelasi Spearman, dan Stage Damage Function (SDF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki persepsi yang rendah terhadap upaya mitigasi banjir, walaupun persepsi terhadap konsekuensi banjir tinggi. Persepsi masyarakat terhadap harapan kebijakan pemerintah dalam upaya mitigasi banjir juga tinggi. Kerugian banjir dipengaruhi secara signifikan oleh durasi banjir, frekuensi terjadinya banjir, luas rumah, dan pendapatan rumah tangga. Berdasarkan hasil estimasi, kerugian per rumah tangga adalah sebesar Rp 3 922 300 dan kerugian total dua kelurahan sebesar Rp 2 529 883 500. Setelah adanya program normalisasi, diperkirakan kerugian akan berkurang sebesar 34.58%. Hasil wawancara kepada responden menunjukkan bahwa sebanyak 60% responden menjawab akan melakukan tindakan persiapan adaptasi terhadap banjir dan 40% menjawab tidak akan melakukan upaya adaptasi. Tindakan adaptasi terhadap banjir yang dilakukan pemerintah salah satunya yaitu program normalisasi Sungai Pesanggrahan. ABSTRACT NUR CAHAYA, Estimated Losses of Flood in Pesanggrahan River at The Residential in South Jakarta. Supervised by RIZAL BAHTIAR. Ulujami and Kebayoran Lama Utara urban village are the two villages in South Jakarta, that passed by the Pesanggrahan River. The overflowing of the river was a reason of floods in the two areas. The government is running the river normalization program as form of adaptation action of the upcoming flood. Residential areas is one of the areas which was affected by the Pesangggrahan River flood. The general objective of this research was to estimate the number of the loss experienced by the flood in order to make a future scenario with different flood and to measure the benefits of flood protection. The specific objective of this research was to analyze the value of flood losses, reduction of flood losses from the normalization program, risk perception, and community and government adaptation in facing the flood. The method of this research was descriptive analysis, Spearman correlation, and Stage Damage Function (SDF). The result showed that respondents have a low perception of the flood mitigation efforts, although the perception of the consequences of flood was high. Public perception of the expectations of government policy in flood mitigation effort was also high. Flood loss was significantly influenced by the duration of the flood, the frequency of flood occurrence, house size, and household income. Based on estimates, the loss per household was Rp 3 922 300 and the total loss of the two villages was Rp 2 529 883 500. After the normalization program, estimated losses would be reduced by 34.58%. The interview showed that 60% of respondents answered they would do the preparatory adaptation action of flood and 40% answered they would not do the adaptation effort. Adaptation measures against flood by the government, one of which was the Pesanggrahan normalization program. PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah "Estimasi Kerugian Banjir Sungai Pesanggrahan pada Kawasan Perumahan Di Jakarta Selatan". Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada: Kedua orang tua tercinta yaitu Ir. Maryani dan Nurhayati, beserta kakak dan adik yaitu Nilasari, Tri Wijaya Saputra, dan Muhammad Rafli yang selalu memberikan didikan, doa, dukungan, kasih sayang, dan perhatian. Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. Ibu Pini Wijayanti, SP, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian serta kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak Ir. Ujang Sehabudin selaku dosen penguji utama dan Ibu Nuva, SP, M.Sc selaku dosen perwakilan departemen ESL. Terima kasih kepada lembaga EEPSEA (Economy and Environment Program For Southeast Asia). Seluruh staff Kecamatan Pesanggrahan dan Kebayoran Lama, Kelurahan Ulujami dan Kebayoran Lama Utara, serta BPS, Pemprov DKI Jakarta atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan informasi yang diberikan. Terima kasih khusus untuk Bapak Oding dan sekeluarga yang telah membantu selama penelitian.
Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah banjir, tidak terkecuali di negara-negara yang telah maju sekalipun. Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Aliran Permukaan = Curah Hujan-(Resapan ke dalam tanah + Penguapan ke udara) Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan Bumi, bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini di mulai di daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut. Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. 1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau perbukitan. Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya berbentuk huruf "V". Di dalam alur sungai banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-batu tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai sangat tinggi. Terjadi erosi pada arah vertikal yang dominan oleh aliran air sungai. 2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk huruf "U". Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang berukuran butir kasar. Bila debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai. 3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah dibandingkan lebar alur. Alur
Abstrak Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah banjir, tidak terkecuali di negara-negara yang telah maju sekalipun. Masalah tersebut mulai muncul sejak manusia bermukim dan melakukan berbagai kegiatan di kawasan yang berupa dataran banjir (flood plain) suatu sungai. Kondisi lahan di kawasan ini pada umumnya subur serta menyimpan berbagai potensi dan kemudahan sehingga mempunyai daya tarik yang tinggi untuk dibudidayakan. Oleh karena itu, kota-kota besar serta pusat-pusat perdagangan dan kegiatan-kegiatan penting lainnya seperti kawasan industri, pariwisata, prasarana perhubungan dan sebagainya sebagian besar tumbuh dan berkembang di kawasan ini. Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Banjir terjadi karena sumber-sumber air tersebut tidak mampu lagi menampung banyaknya air, baik air hujan, salju yang mencair, maupun air pasang sehingga air meluap melampaui batas-batas sumber air. Air yang meluap tersebut juga tidak mampu diserap oleh daratan di sekitarnya sehingga daratn menjadi tergenang. Hujan yang sangat deras dalam jangka waktu yang lama adalah penyebab umum terjadinya banjir di dunia. Selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, dataran banjir juga mengandung potensi yang merugikan sehubungan dengan terdapatnya ancaman berupa genangan banjir yang dapat menimbulkan kerusakan dan bencana. Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan di dataran banjir maka potensi terjadinya kerusakan dan bencana tersebut mengalami peningkatan pula dari waktu ke waktu.
Mengenal beberapa macam bencana alam berikut cara pencegahannya
Andi Pangerang, 2021
CASE ANALISIS_HUKUM LINGKUNGAN_INGE WIDYA PP_8111416082_ROMBEL 7
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air, peristiwa banjir yang timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis dengan memiliki intensitas hujan yang sangat tinggi. Ketika musim penghujan tiba, ada beberapa tempat seperti penampungan air seperti waduk dan sungai akan mengalami peningkatan debit air dan akan mengalami over dalam muatan intensitas airnya. Ketika hujan terjadi, maka air akan meluap sehingga akan menyebabkan banjir. Fenomena alam seoperti banjir ini sendiri merupakan kesadaran dari masyarakat yang masih sangat rendah sehingga masyarakat di Indonesia masih belum mampu untuk menjaga lingkungan alamnya dengan seutuhnya. Beberapa langkah telah diambil pemerintah setempat untuk meminimalisir efek bencana ini seperti peningkatan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, pengerukan sungai, pembuatan muara atau danau buatan, penertiban pemukiman warga di daerah rawan banjir, hingga bersama membersihkan saluran air di lingkungan setempat. Namun dibutuhkan kerjasama dari kedua belah pihak baik masyrakat dan pemerintah untuk menanggulangi masalah yang sudah berlangsung sejak lama ini.Oleh karena itu, pada prinsipnya manusia harus bisa sadar akan semua perbuatannya yang merusak alam seperti membuang sampah sembarangan atau menebang pohon tanpa menggantinya lagi, hal itu yang membuat alam rusak oleh tangan manusia sendiri. Kita sebagai manusia yang peduli terhadap alam lingkungan kita harus bisa menjaga serta merawatnya untuk keberlangsungan hidup kita dimasa sekarang maupun kehidupan untuk anak cucu kita di masa yang akan datang.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Salsabilla Firdaus Rahma Putri, 2020
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air Bandung, 2017
ANALISA EKONOMI POLITIK TERHADAP BANJIR DI JAKARTA
SEMINAR LIVAS 1 TRISAKTI, 2015
Bahrul Ilmi, 2022
Jurnal Bumi Indonesia, 2013
Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 5/ Nomor 2/Juli 2021, 2021
Arip Munawir, 2017