Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Jurnal Komunikasi
…
6 pages
1 file
Berita di media dalam jaringan (online) memanfaatkan sensasi, misalnya dalam berita kematian mahasiswi. Penggunaan bahasa berupa diksi yang "wah," penyebutan identitas lengkap, tidak mengindahkan kode etik jumalistik serta tidak menunjukkan empati pada korban. Dalam isu yang sama, kematian tidak wajar seorang mahasiswi, pesan atau gambar di media sosial juga cenderung sensasional. Ada unsur pomografi atau perendahan martabat perempuan dalam bermedia sosial memanfaatkan WhatsApp. Etika jurnalistik seharusnya memasukkan perspektifjender.
2022
Socialmedia is now attached to social circles, especially the current millennial generation. almost all teenagers, adults and even children have social media. Not only one but several social media, freedom of expression on social media is a place for people to express their desires, but because of that there are some people who cannot control their behavior on social media. Purpose: This study aims to socialize the importance of ethics in social media in early childhood. Method: The research method used in this research is the case study method. Result: Counseling on ethics in social media is in addition to being able to get to know more about some of the characteristics of the Sampali Village Community, especially among elementary school children, it is also expected to provide useful knowledge related to the counseling carried out. Conclusion: Social media users in interacting must first know the ethics of social media such as in communicating, including avoiding SARA (Ethnicity, Religion, Race) and knowing the rules that apply to ethics in social media, namely articles 27 to 30 of the ITE Law.
2017
Changes in patterns of communication at internet age allows everyone active use the social media. Netizen, almost no restrictions or specific ethics to respect others at virtual world, that is actually the members of the real life. Thus, the boundary between ilusy and reality becomes unclear. Ethics at interacting like at real life abandoned at virtual life. Phenomena using social media certainly confront Muslims, as a part of the public entity itself. Whereas, at the rules of Islam ,submission of information or interaction or false news was banned. This article aims to makes people aware about the fiqh of journalism. For people who use media social. In addition to not disturb the second life, should not be thanks to rude, instslting, spreading slander, spreading pornographic and pornography, and May no sell an illegal things.
2017
Artikel ini mendeskripsikan bentuk sapaan disfemistik yang muncul di akun resmi Jokowi yang diaktifkan tahun 2014. Objek penelitian berupa bentuk sapaan. Adapun datanya berupa kalimat atau kalimat dalam akun resmi Jokowi yang berisi bentuk sapaan yang digunakan untuk menyapa kandidat presiden Joko Widodo dan elite pendukungnya. Sumber data berupa Akun resmi Jokowi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik baca markah dan padan referensial. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa bentuk sapaan disfemistik yang digunakan di akun tersebut berupa kata-kata dari bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Karena penggunaan bentuk disfemistik belum menjadi pengetahuan umum bagi pengunggah akun, maka perlu materi etika bermedia sosial disisipkan dalam materi Bahasa Indonesia, baik di jenjang SD, SMP, maupun SMA. Diharapkan dengan penyisipan materi tersebut muncul SDM kualitas, khususnya SDM yang mengembangkan kesantunan dalam berkomunikasi.
Sebuah penelitian di semester 5 tentang pendapat netizen mengenai video yang viral di Youtube, yaitu musik video Young Lex dan Awkarin yang berjudul "Bad". Kelompok peneliti menganalisis video ini apakah konten yang disajikan dimaklumi oleh kalangan masyarakat, mulai dari anak sekolah sampai orang-orang awam. Kelompok peneliti mengambil sampel anak sekolah, mulai dari SMA, mahasiswa, sampai masyarakat biasa, untuk diminta pendapat mengenai video yang sempat kontroversial di tahun 2016.
2021
Sejak kemunculan wabah COVID-19 di akhir 2019 masyarakat dunia secara tidak disadari telah mengalami pandemi sekaligus infodemi secara pararel. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan dalam sambutan Konferensi Keamanan Dunia di Munich, Jerman pada 15 Februari 2020, ”we’re not just fighting an epidemic; we’re fighting an infodemic” Fenomena infodemi dapat dikatakan sama bahayanya dengan pandemi COVID19. Keberlimpahruahan informasi yang demikian besar menjadi masalah tersendiri, karena validitas berita tidak mudah untuk diverifikasi. Tulisan ini secara khusus memaparkan fenomena infodemi dalam media sosial yang selama ini kita gunakan, bahaya yang ditimbulkan bagi habitat baru yang kita huni yaitu infosphere dan tantangannya bagi etika informasi.
2020
Tulisan ini membahas mengenai Etika berkomunikasi dalam menggunakan media sosial. Manusia sebagai makhluk sosial, tentu melalukan proses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses komunikasi pun bisa dilakukan dengan menggunakan peran media yang ada. Semakin berkembangnya teknologi, maka perkembangan media pun menjadi semakin canggih. Salah satunya adalah keberadaan media sosial. Saat ini, proses komunikasi pun menjadi semakin mudah, sehingga kita pun mengenal komunikasi bermedia, yakni dalam penelitian ini adalah melalui media sosial. Dalam menggunakan media sosial, tentunya tidak bisa seenaknya, tetapi ada etika komunikasi yang perlu diperhatikan. Etika komunikasi dalam media sosial inilah yang akan dikaji oleh peneliti. Dalam era digital ini, perkembangan media sosial pun sudah masuk ke dalam kehidupan di zaman sekarang. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah: (1) mengetahui etika komunikasi dalam menggunakan media sosial (2) mengetahui jenis media sosial yang diguna...
Perspektif, 2021
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pelangaran dari pemberitaan” Pasien Positif Corona di Indonesia Bertambah Jadi 19 Orang” Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah media online “CNNI”. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Etika, Etika Komunikasi, Komunikasi massa, Jurnalistik, Kode Etik Jurnalistik dan berita. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis) kuantitatif dengan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik dari suatu pesan, menggambarkan secara lengkap suatu pesan yang ada pada teks berita. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pelanggaran Kode Etik Jurnalistik oleh portal berita CCN I dengan Headline” Pasien Positif Corona di Indonesia Bertambah Jadi 19 Orang”. Dengan masih adanya pelanggaran Kode Etik Jurnalistik oleh CNNI diharapkan agar lebih memperhatikan kesalahan-kesalahan dalam pemberitaannya. Lebih memperhatikan Kode Etik Jurnalistik dan objektivitas pemberitaan dalam hal m...
2017
The existence of social media moves the interpersonal interaction communication from reallity to virtual communication. Indirect interaction has positive and negative impact. Disputes arising on social media have caused chaos on reality. However, as a public entity, Muslim can’t be separated from this era, including using social media. Discourse Fiqh of Social Media be attended by Moslems, although its rared. Fiqh of Social Media is the new terminology that has’t been discussed at classical fiqh. The Aims of this article to explane of fiqh relevances to be ethical codes at online communication. Based on the argument of al-Qur’an and Hadith, there are three rules that must be understood by user of social media at reinformating the information obtained from social media. There are: First, know the validity of the news. Second, informing the helpful news. Third, consider the maslahat aspect of the news, even the news is true.Keyword : fiqh of social media, ethics, online communic...
Penelitian ini berisi tentang pemahaman masyarakat yang memiliki sosial media mengenai tindakan beretika dalam menggunakan sosial media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat mengenai etika dalam penggunaan sosial media yang bertanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengisian kuesioner melalui Google form. Hasil data dilihat dari jawaban yang terdapat di kuesioner dengan menggunakan teori dari buku dan jurnal sebelumnya.
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2017
ABSTRACTThe proliferation of infotainment shows on television media for current decades is considered quite disturbing for broadcasting stakeholders in this country. The mass media through its four functions should be able to perform these functions in sequence and the four should run proporsonally, either the functions of educating, providing information, entertaining and influencing. But along with the disowning of conscience by media owners who are very oriented to the political economic of the liberal media, the main purpose of broadcasting is merely pursuing for ratings to be able to reap a lot of advertisements, with the reason people as the owner of the sovereign broadcasting like it. The orientation of media owners through infotainment shows that sold well consumed by society, on one hand, potentially damage the morality of the society into an opportunistic, apathy and hedonist nation. The situation of upheaval domestic political is also considered to foster infotainment sho...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JURNAL ILMU KOMUNIKASI, 2018
Journal of Communication Studies, 2021
Jurnal Pengabdian Untuk Mu negeRI, 2022
2016
Jurnal PkM MIFTEK
Seminar Nasional Psikologi UM, 2021
Jurnal Public Relations (J-PR)
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah dan Komunikasi
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 2018
Palita: Journal of Social Religion Research, 2020
Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, 2015
Scriptura, 2021
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi