Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
This study aims to examine the Effect of Work Environment, Job Training, and Motivation on the Performance of Employee in SMP Negeri 3 Candi with Job Satisfaction as an Intervening Variable. The data collection technique uses a questionnaire, from 51 employee respondents in SMP Negeri 3 Candi. Data analysis technique uses path analysis with SPSS 23.0 progra. The results of this study show that the variables of Work Environment, Job Training, and Motivation simultaneously influence the performance of Employee in SMP Negeri 3 Candi. Job training and motivation variables does not affect the work satisfaction. Work Environment variable affect job satisfaction. Job satisfaction variables affect performance. Variables of the work environment, work practice, and Motivation have no effect on performance with job satisfaction as an intervening variable
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65-75 tahun (Potter, 2005). Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2008). Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-manerus, dan berkesinambungan (Depkes RI, 2001). Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 Tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley, 2006). 2. Karakteristik Lansia Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13 tentang kesehatan). 2) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaftif hingga kondisi maladaptif 3) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008).
Adriano, 2018
ini dapat selesai. Adapun tujuan penyusunan asuhan keperawatan ini adalah untuk memenuhi laporan keperawatan Gerontik. Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan ini masih terdapat banyak kekurangan, karena itu kami sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun sebagai evaluasi demi penyempurnaan asuhan keperawatan ini selanjutnya. Semoga laporan Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat. Terimakasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, November 2016 Penulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BPSTW (Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha) merupakan unit atau lembaga teknis di bawah naungan Departemen Sosial yang mengelola pelayanan kepada Lansia. Terletak di daerah Yogyakarta, yang berjarak 12 km ke arah selatan dari Kota Yogyakarta. Dalam melayani para Lansia BPSTW diasuh oleh beberapa petugas dari pekerja Sosial, Psikolog, Perawat, ahli gizi, dan sebagainya, serta bekerja sama dengan Puskesmas maupun RS. BPSTW Budi Luhur merupakan panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi masyarakat, baik yang berada di dalam panti maupun di luar pantai. Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang biasa dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan mengalami menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit kronis.Di samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian lansia sangat bergantung pada "belas kasihan" orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan orang dewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jika asupan gizi tidak dijaga Di Indonesia, prevalensi penyakit degeneratif sangat rentan terkena pada lansia. Prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat sebanyak 7,2% dari estimasi tahun 2010. Data tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa sebanyak 81,5% penderita hipertensi menyadari bahwa bahwa mereka menderita hipertensi, 74,9% menerima pengobatan dengan 52,5% pasien yang tekanan darahnya terkontrol (tekanan darah sistolik). Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77% pasien stroke, dan 74% pasien congestive heart failure (CHF) menderita hipertensi dengan tekanan darah >140/90 mmHg. Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakit jantung dan 51% kematian pada penderita penyakit stroke pada tahun 2008 (WHO, 2013).
Adultery is an act that violates the meaning of the sacred bond of a marriage in a Christian family and this act is hated by God. If leaving a wife or husband is considered legal for us as humans, but Allah views this as adultery. Bible verses about the sin of adultery can be found in many books of the New Testament such as in Matthew 5:27 which says "You have heard the word: You shall not commit adultery". The prohibition of adultery itself has existed since the old covenant, namely precisely at the time when Moses brought down 2 stone tablets containing the 10 laws that God gave to the Israelites. Elders are servants of God, and whatever they do should be for the glory of God. However, nowadays there are some elders who are no longer carrying out their duties properly.
Dengan meningkatnya pertumbuhan populasi penduduk lanjut usia berbagai masalah klinis pada pasien lanjut usia akan menjadi semakin sering dijumpai di praktek klinis. Jumlah penduduk di Indonesia menurut data Perserikatan Bangsa Bangsa, Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan jumlah warga lanjut usia yang tertinggi di dunia, yaitu 414 %, hanya dalam waktu 35 tahun (1990-2025), sedangkan di tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk lanjut usia akan mencapai 25,5 juta. Menurut Lembaga Demografi Universitas Indonesia, persentase jumlah penduduk berusia lanjut tahun 1985 adalah 3,4 % dari total penduduk, tahun 1990 meningkat menjadi 5,8 % dan di tahun 2000 mencapai 7,4 %,, seperti terlihat pada tabel 1. (Czeresna, 2006). Dokter yang berpraktek perlu memahami kebutuhan yang unik pada populasi pasien lanjut usia ini sehingga mereka akan lebih siap berkomunikasi secara efektif selama kunjungan pasien lanjut usia tersebut (Hingle & Sherry, 2009).
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terusmenerus dan berkesinambungan (Dekpes RI, 2001 dalam Maryam dkk, 2011. Proses ini merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia yang akan dialami oleh setiap individu . Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia sehingga menyebabkan sebagian besar lansia mengalami kemunduran atau perubahan pada fisik, psikologis, dan sosial (Mubarak dkk, 2010; Putri dkk, 2008) Salah satu perubahan fisik yang terjadi pada lansia yaitu perubahan morfologis pada otot yang menyebabkan perubahan fungsional otot, yaitu terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu reaksi. Penurunan fungsi dan kekuatan otot akan mengakibatkan penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan postural atau keseimbangan tubuh lansia. Gangguan keseimbangan tubuh merupakan masalah yang sering terjadi pada lansia. Apabila gangguan keseimbangan ini tidak dikontrol maka akan meningkatkan risiko jatuh pada lansia (Kustanto dkk, 2007). Gunarto (2005) menyatakan bahwa 31%-48% lansia jatuh karena gangguan keseimbangan. Berdasarkan survei di masyarakat AS, sekitar 30% lansia yang berumur lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya, separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang.
2007
Keperawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga
Abstrak Pembelajaran Grafika Komputer materi Algoritma bagi sebagian mahasiswa dirasa sulit untuk dipahami terutama dalam menyelesaikan permasalahan perhitungan pada Algoritma Garis seperti algoritma DDA dan Bersenham. mahasiswa sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dalam memahami materi. Kegiatan belajar di dalam kelas dengan lisan, tulisan bahkan slide powerpoint dapat menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan. Penelitian ini bertujuan untuk membantu dalam kegiatan perkuliahan grafika komputer. Dengan adanya media pembelajaran berbasis multimedia ini diharapkan mahasiswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar khususnya mengenai materi Algoritma Pembentukan Garis. Subjek dalam penelitian ini adalah deskripsi penjelasan tentang Algoritma Pembentukan Garis DDA dan Bersenham yang sesuai dengan SAP mata kuliah Grafika Komputer. Hasil penelitian ini adalah berupa implementasi Algoritma Pembentukan Garis di DDA dan Bersenham dterhadap salah satu aplikasi maupun bahasa pemograman 1. PENDALUAN Output/Grafis primitive merupakan bentuk geometri dasar yang sering digunakan untuk membuat suatu bentuk objek yang kompleks. Titik dan garis lurus adalah bentuk geometri paling sederhana dan komponen gambar. Keberadaan garis sudah ada sejak zaman nenek moyang, saat mereka melakukan suatu upacara/ritual dalam kepercayaan mereka dengan membuat suatu goresan-goresan di dinding-dinding gua. Dari guratan itulah tercipta berbagai macam garis yang saling tersambung lalu membentuk suatu obyek obyek yang biasa kita sebut gambar. Dari gambar inilah tercipata sebuah lukisan-lukisan yang nantinya menjadi cikal bakal lahirnya berbagai macam huruf yang akan mereka gunakan sebagai alat komunikasi. Selain garis yang sering dikenal dengan kontur, garis ini bisa juga digunakan untuk mengungkapkan sebuah gerak dan bentuk baik itu dalam bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi. Saat pertama kali computer diciptakan sebagai alat bantu hitung untuk membantu meringankan kerja manusia, dalam perkembanganya banyak data yang harus ditangani sehingga membuat segala sesuatu menjadi tidak efisien dan menguras banyak sekali resource.Dari situlah maka orang mulai berfikir untuk menggunakan bagan yang dapat merepresentasikan ribuan data sebagai alat bantu. Dengan adanya bagan sebagai alat bantu membuat rasa bosan karena melihat data-data yang berupa angka atau sebagainya menjadi hilang. Lalu para ahli computer membuat sedikit perubahan pada perangkat computer yakni membuat Jurnal Grafika Komputer
Lisi Septini
ABSTRAK Mini research yang berjudul “Penyesuaian Diri Pensiunan Karyawan PT Semen Padang dalam Menghindari Post-Power Syndrome di Perumahan Igasar HO V Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang” disusun oleh Hujaipah Dalimunthe dan Lisi Septini S2 Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP). Masa pensiun adalah masa yang tidak dapat dihindari dari salah satu masa perkembangan manusia. Karena faktor usia yang tidak lagi menunjang untuk bekerja dengan baik. Bekerja di PT Semen padang akan memberikan kesejahtraan yang cukup baik bagi karyawannya, karena perusahaan PT Semen Padang memberikan gaji yang cukup memadai, jaminan kesehatan, dan berbagai tunjangan lainnya. Namun, hal tersebeut akan berbanding terbalik jika sudah pensiun, sebab pendapatan pensiun jauh lebih sedikit dibandingkan pendapatan sewaktu menjadi karyawan aktif, jaminan kesehatan di cabut dan berbagai tunjangan akan berhenti. Status bekerja akan hilang, bahkan jabatan-jabatan dari perusahaan akan tanggal. Jika pensiunan karyawan tersebut tidak bisa menyesuaikan diri dengan kondisi baru, maka akan mengakibatkan terkena Post-Power Syndrom. Pensiunan PT Semen Padang yang berada di Perumahan Igasar HO V Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota padang bisa menyesuaikan diri dengan permasalahan-permasalahan pensiun, seperti kekecewaan, kecemasan, dan perasaan tersisih dari tengah-tengah masyarakat. Untuk mengetahui mengetahui penyesuaian diri yang mereka lakukan, maka diadakan penelitian tentang Penyesuaian Diri Pensiunan Karyawan PT Semen Padang dalam Menghindari Post-Power Syndrome di Perumahan Igasar HO V Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bertujuan untuk mendeskripsikan penyesuaian diri yang dilakukan pensiunan PT Semen Padang dalam menghindari post-power syndrom di perumahan Igasar Koto Lua Kecamatan Pauh Kota Padang. Penyesuaian diri yang diungkap disini adalah adabtasi dan konformitasnya. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Informen penelitian ini berjumlah 9 orang pensiunan PT Semen Padang dan informen dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian ditemukan, bahwa ada beberapa adabtasi yang mereka lakukan yaitu, Merencanakan kehidupan di usia pensiun, membuka usaha dalam membantu ekonomi keluarga, menyibukkan diri dengan ikut dalam kegiatan kemasyarakatan, mengisi kekosongan waktu dengan berkumpul bersama teman-teman sejawat, mengasuh cucu, membersihkan rumah. Kemudian konformitas yang mereka lakukan adalah, Menerima status pensiun dengan lapang dada, menyerahkan urusan rezeki kepada Allah SWT, lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kata Kunci: Pensiun, Post-Power Syndrom dan penyesuaian diri
ABSTRAK Algoritma adalah prosedur langkah demi-langkah untuk perhitungan. Algoritma digunakan untuk perhitungan, pemrosesan data, dan penalaran otomatis. Seperti yang kita tahu algoritma diperlukan dalam pembentukan segala hal, termasuk dalam pembentukan garis. Garis sendiri adalah bentuk geometri yang dilukiskan oleh sebuah titik yang bergerak. Garis hanya mempunyai satu dimensi yaitu panjang. Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai cara pembentukan garis dengan metode DDA dan Bressenham. Garis dalam ilmu grafika komputer dibuat dengan menentukan 2 endpoint atau posisi titik awal dan akhir dari suatu garis. Kemudian peralatan output membuat garis sesuai posisi titik-tititk tersebut. Digital Differential analyzer (DDA) adalah algoritma pembentukan garis berdasarkan perhitungan dx maupun dy denganmenggunakan rumus dy = m.dx. setiap koordinat titik yang membentuk garis diperoleh dari perhitungan kemudian dikonversikan menjadi nilai integer. Algoritma Bresenham merupakan algoritma penggambaran garis yang efisien dengan menggunakan perhitungan incremental integer. Perkembangan teknologi visual atau Grafis semakin pesat dari waktu ke waktu, hal ini tentu saja didukung oleh kemampuan komputer yang tinggi pula. Salah satu elemen pembentukan grafik adalah garis. Garis merupakan kumpulan dari titik titik untuk membentuk garis lurus, caranya dengan mengetahui titik awal dan titik akhir, maka kita dapat membentuk garis. Untuk menggambarkan proses pembuatan garis dari titik awal ke titik akhir ada berbagai algoritma. Algoritma yang umum adalah DDA dan Bressenham. Perkembangan kemampuan komputasi prosesor yang pesat telah membuat komputer desktop mempunyai kemampuan komputasi yang besar. Hal ini mendorong perkembangan program aplikasi dan game yang memerlukan komputasi yang besar seperti program aplikasi dan game yang menggunakan grafik 3 dimensi. Peningkatan kemampuan komputasi prosesor untuk aplikasi grafik yang sarat efisiensi algoritma, sehingga pembuatan grafik garis dan kurva yang merupakan dasar pembuatan grafik dapat memberikan hasil yang optimal dan memukau.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.