Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Shella Rahmawati
…
35 pages
1 file
1. Mengetahui sejarah pertumbuhan dan perkembangan Pesantren Sidogiri. 2. Mengetahui silsilah keluarga pengasuh Pesantren Sidogiri. 3. Mengetahui tokoh Pesantren Sidogiri dan apa kontribusi pemikirannya untuk umat. 4. Mengetahui kekhususan pendidikan di Pesantren Sidogiri. 5. Mengetahui tradisi dan budaya masyarakat di sekitar Pesantren Sidogiri. 6. Mengetahui peran Pesantren Sidogiri dalam skala lokal, nasional, dan internasional. 7. Mengetahui pengembangan jaringan Pesantren Sidogiri (kerjasama dengan instansi lain). 8. Mengetahui representasi alumni Pesantren Sidogiri dan kiprahnya di masyarakat. 9. Mengetahui transfomasi sistem pendidikan dan adaptasi teknologi Pesantren Sidogiri h dalam menghadapi globalisasi dan revolusi 4.0.
Perkembangan dunia pendidikan di Jawa Barat telah berjalan sejak masa prasejarah, walaupun sistem pendidikan yang berlaku pada waktu itu tidak dapat diketahui dengan pasti. Pada masa Kerajaaan Sunda yang eksis dari abad ke-8 hingga abad ke-16, sistem pendidikan yang terdapat di Tatar Sunda dipastikan banyak dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Hal ini terbukti dari naskah Sanghyang Siksa Kanda(ng) Karesian yang disusun pada tahun 1518 di mana di dalamnya ada kata-kata pamagahan (nasehat), warah sing darma (didikan pendeta), dan yang lebih jelas lagi telah hidup istilah sisya (siswa atau murid) dan guru, yang menunjukkan sudah dikenalnya suatu sistem pendidikan. Adapun keberadaan sistem dan kegiatan pendidikan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat muslim di Tatar Sunda itu sendiri, sejalan dengan kemunculan dan perkembangan agama Islam yang terjadi di wilayah tersebut. Menurut Edi S Ekadjati, mengutip Hageman, awal persentuhan masyarakat Tatar Sunda dengan ajaran Islam bermula dari kedatangan orang Islam pertama di Tatar Sunda yaitu Haji Purwa ke Cirebon Girang dan Galuh pada tahun 1250 J/1337 M yang bermaksud menyebarkan agama Islam. Namun keterangan ini belum bisa dipastikan kebenarannya karena Hageman tidak menunjukkan referensi yang tergolong sumber primer. Menurut sebuah informasi pada tahun 1418 M telah datang ke Negeri Singapura, rombongan pedagang dari Campa, di antaranya terdapat Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik seorang ulama yang setelah beberapa saat tinggal di sini, pergi menuju Karawang dan menetap di Karawang dengan membuka lembaga pendidikan yang bernama Pesantren Quro. Pada abad ke-16, kondisi Islam di beberapa daerah di Indonesia sudah mulai kokoh. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya kerajaaan-kerajaaan Islam sebagai pusat kekuasaaan politik Islam seperti Kesultanan Cirebon, Banten dan Demak. Walaupun di ketiga kesultanan tersebut tidak disebutkan adanya sebuah pesantren sebagai institusi, namun setidak-tidaknya di ketiga kesultanan tersebut sudah terdapat masjid sebagai pusat kegiatan pendidikan Islam yang menerapkan pola pendidikan seperti pesantren sekarang. Di Pondok Quro ini dibangun sebuah masjid, yang saat ini dikenal sebagai Masjid Agung Karawang.
Muhammad Habiibie Ahsani, 2019
MUHAMMAD HABIIBIE AHSANI. C0514036. 2019.PondokPesantrenKaumanDesaKarangturi, KecamatanLasem, KabupatenRembang, Jawa Tengah Tahun 2005-2017.Adapunfokusmasalahnyaadalahsebagaiberikut: 1) BagaimanakehidupanmasyarakatLasem; 2) BagaimanadinamikaPondokPesantrenKaumandalamkontekstoleransi di tengah-tengahmasyarakatPecinanLasem; 3)BagaimanapengaruhkebudayaanTionghoaterhadaparsitekturbangunan di PondokPesantrenKaumanLasem. Penelitianinidisusunmenggunakanmetodepenelitiansejarah yang mengungkapkanperistiwamasalampauberdasarbukti-buktisejarah yang ada, denganbeberapalangkah/tahappenelitianyaituheuristik, verifikasi, interpretasidanhistoriografi.PadatahapheuristikataupengumpulansumberbahandigunakanteknikstudidokumendalamteknikinididapatkandokumendariPondokPesantrenKauman, Kantor KecamatanLasem, DinasKebudayaanKabupatenRembang, PondokPesantren Al-HidayatLasem, dokumendariBapakSigitWitjaksono (NjoTjoenHian)salahsatupemilikIndustri Batik Lasem, BapakKristianto (Pak Semar) Ketua RT DesaKarangturiLasem. Laluselainstudidokumenadajugateknikstudipustakayang diperolehdariPerpuastakaan UNS, Perpustakaan Daerah KabupatenRembang, dankoleksipribadi.Teknikterkahiradalahdenganwawancara, dalamteknikininarasumber yang didapatGus Zaim (PemilikPondokPesantrenKauman), parasantriPondokPesantrenKauman, penduduksekitarPondokPesantrenKauman, dantokohmasyarakatTionghoa yang ada di DesaKarangturiKecamatanLasem. Kesimpulandaripenelitianiniadalahmasyarakat yang unik karena terbentuk dari proses kontak budaya, agama dan etnis, sehingga menjadi kota budaya, kota batik, kota santri, kota Tiongkok kecil. Sebutan Tiongkok kecil diberikan karena terdapat komunitas/pemukiman Pecinan yang hidup berdampingan dengan pemukiman Jawa. Secara administrasi pemukiman pecinan ini berada di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.DinamikadanKeberadaanPondok Pesantren Kauman di kawasan Pecinan Desa Karangturi, KecamatanLasem, KabupatenRembang memberikan warna tersendiri karena mengajarkan pada santri-santrinya dan masyarakat Lasem khususnya tentang konsep Islam Rahmatan Lil “Alamin sebagai peradaban dengan menjunjung tinggi toleransi, saling menghormati dan menyayangi walaupun berbeda suku, agama, ras, dan golongan. Gus Zaim sebagaipengasuhPondokPesantrenKaumanberperanbesarmeletakkan ajaran toleransi: mengajarkan dan mempraktekkan.Dampak yang yangditimbuldenganhadirnyaPondokPesantrenKaumanmencakupbidangsosialdimanaterjadikontak social yang harmonisantaretnis yang berbeda, laludaribidangbudayadiperlihatkandariarsitekturbangunanPondokPesantrenKauman yang memilikicirikhasbangunanhasildariakulturasibudayaTinghoadenganbudayaJawa. Kata kunci: PondokPesantren, AkulturasiBudaya, Lasem
Pustaka Ali Imron, 2010
Abstrack : Indonesia is a pluralistic country that has a wide range of differences. In religion, Indonesia recognizes six religions that developed in Indonesia. Religion is widely embraced by the population of Indonesia is Islam. In the development of Islam began to develop in Java land marked by the emergence of a boarding school. Boarding school in Indonesia is growing very fast and becoming more options in education. With the boarding school expected more understanding of the Islamic religion increase, remind that so many ideologies that developed at this time in the name of Islam. Was exactly one goal of build boarding school. No different thing with one of boarding school An-Najach, Magelang. With salaffiyyah teaching system is expected to build the next generation of Islamic nation. Absrak : Indonesia merupakan negara yang plural yang mempunyai berbagai macam perbedaan.Dalam beragamapun Indonesia mengakui enam agama yang berkembang di Indonesia. Agama yang banyak dianut oleh penduduk Indonesia adalah islam. Dalam perkembangannya islam mulai berkembang di tanah jawa dengan ditandai munculnya pondok pesantren. Pondok pesantren berkembang sangat cepat di Indonesia dan menjadi opsi lain dalam pendidikan. Dengan adanya pondok pesantren diharapkan pemahaman agama islam lebih dtingkatkan, mengimgat begitu banyaknya paham yang berkembang saat ini yang mengatas namakan islam. Ituah salah satu tujuan diberdirikannya pondok pesantren. Tak beda hal nya dengan salah satu pondok pesantren An-Najach, Magelang. Dengan berbasisi sistem pengajaran salaffiyyah diharapkan dapat membangun generasi bangsa yang islami. PENDAHULUAN Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pembelajaran di indonesia. Pondok pesantren sudah berada di indonesia sejak zaman penjajahan belanda. Bahkan bisa dikatakan bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan pertama di indonesia. Santri adalah
There are three factors that has significant role in the organization of Islamic boarding school system. Those are, management as the factor of efforts, the organization as the factor of Facility, and the administration as the factor of intention. These three factors give direction and cohesion in defining, controlling, organizing, supervising and assessing the implementation of the policies in an effort to organize educational activities in accordance with the aim of every Islamic boarding school. One of the components of management in an effort to Islamic boarding school is financial management. Financial management of the Islamic boarding school is an activity undertaken in order to achieve the purpose of boarding schools that had planned to develop and manage resources and sources of funding and the potential held in the boarding school system effectively and efficiently. This activity can be started from the planning, organizing, implementing up to scrutiny. In the financial management at the school began with budget planning up to monitoring and financial accountability. Financial management of the Islamic boarding school is one of the substances management of educational institutions which will in turn determine the smooth operation of the Islamic boarding school. As the case on the substance of education in general management, financial management activities of the boarding school should be done through the process of planning, organizing, directing, coordinating, monitoring or controlling. Some activities such as financial management and assign an activity to obtain funding sources, utilization of funds, reporting, inspection and accountability. Abstrak Ada tiga faktor yang berperan dalam sistem penyelenggaraan Pondok Pesantren yaitu, manajemen sebagai faktor upaya, organisasi sebagai faktor Sarana, dan administrasi sebagai faktor karsa. Ketiga faktor ini memberi arah dan perpaduan dalam merumuskan, mengendalikan, penyelenggaraan, mengawasi serta menilai pelaksanaan kebijakan kebijakan dalam usaha menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan tujuan setiap Pondok Pesantren. Salah satu komponen manajemen sebagai upaya dalam pondok pesantren adalah manajemen keuangan. Manajemen keuangan pondok pesantren merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencapai tujuan pondok pesantren yang telah direncanakan dengan mengembangkan dan mengelola sumber daya dan sumber dana serta potensi-potensi yang dimiliki dalam sistem pondok pesantren secara efektif dan efisien. Kegiatan
The writer conducted a qualitative research approach of social phenomenology; the data in this study were collected by using observation, in-depth interviews, and documentations. In order to articulate the leadership of the Islamic boarding school, the data has been analyzed by using qualitative methods with the mindset of deductive-inductive. The process of data analysis carried out in phases: data reduction, data presentation, and conclusion. The dynamics of leadership in Islamic boarding school. The figure of Kiai is the central figure and more of it is a determinant factor to the success of students in the search for knowledge, leadership models used a model of democratic leadership. In that sense, all the information from the outside before being made policies (rules) boarding schools, first in the filter by a caregiver. Development programs are prioritized in formal and non-formal. The inhibitors of Islamic boarding school leadership, namely: Human Resource students, education funds, and the interest of society to change the tendency towards salafiyah and modern values. Supporting; Their means of education oriented to the development of students, and institutions that help students accommodate their talents and interests to develop. Abstrak Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang menempatkan sosok kiai sebagai tokoh sentral dan masjid atau surau sebagai pusat lembaganya. Lembaga ini merupakan institusi pendidikan Islam tertua di Indonesia dan sekaligus merupakan bagian dari warisan budaya bangsa (indigenous culture). Maka, bukanlah kebetulan jika pesantren masih dapat bertahan hingga saat ini. Dinamika kepemimpinan di pesantren. Sosok kiai merupakan figur sentral dan lebih dari itu merupakan faktor determinan terhadap suksesnya santri dalam mencari pengetahuan, model kepemimpinan menggunakan model kepemimpinan demokrasi. Dalam artian, Semua informasi dari luar sebelum dijadikan kebijakan (aturan) pesantren, terlebih dahulu di filter oleh pengasuh. Pengembangan program diprioritaskan pada pendidikan formal dan non-formal. Penghambat dari kepemimpinan pesantren ini, yaitu: Sumber daya santri, Dana pendidikan, dan Minat masyarakat yang mengalami perubahan kecenderungan terhadap nilai salafiyah dan modern. Penunjangnya; Adanya sarana pendidikan yang berorientasi pada pengembangan santri, dan lembaga yang membantu santri mengakomodir bakat dan minatnya untuk berkembang.
In the structure of national education, pesantren are a very important link in the chain. This is not only because of its relatively long history of appearance, but also because Islamic boarding schools have significantly contributed to the intellectual life of the nation. Historically, pesantren has been a society-based education institution. In reality, Islamic boarding schools have taken root and grown from society, then developed by the community, so the study of pesantren as community development centers has attracted a number of researchers recently. Even though pesantren or popular pondok rapidly are established social facts in Indonesian society, they have not received significant attention and intervention from the government to develop or empower them.
Pondok Pesantren (Islamic boarding school) as the Islamic education institution is the asset of Indonesian education. It can survive in the middle of modernity to defense its existency and characteristics, it needs to develop the talent and interest of santri (Pondok Pesantren student). This development must be organized in systematic and well-programmed plan. As the agent of development, pondok pesantren becames a brigde and media to solve social economic problems in society. The research finds solutions that the role of pondok pesantren as the agent of development now become an institution that can expand a business field. An economic business that independent, well established that revitalizes entrepreneurship. The objective is to overcome the problem of poverty and inadvertently as the impact by the subordination of Muslim in economis and business field. Santri is the pioner to create a business condition that can hold up the development of Indonesian economic Key Words:
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Retno Dyah Wulanfitri, 2021
Syamsu Rahmi, 2017
Sosiologi Pendidikan dan Pesantren, 2022
PisceStar, 2019