Academia.eduAcademia.edu

Tenun Songket Pandai Sikek Dalam Budaya Masyarakat Minangkabau

2014, Humanus

Abstract

The art of songket woven handicraft Pandai Sikek is a cultural product of collective creation and traditional heritage Pandai Sikek. Songket first created to meet human needs for traditional ceremonies such as wedding ceremony of Minangkabau. The symbolic meanings in the art of songket are constantly evolving in accordance with the change of time. The art of songket weave Pandai Sikek is one of the traditional handicrafts, which is used for wedding ceremony. In traditional wedding, the groom ZHDUV VRQJNHW IRU µVDOXDN ¶ µVLVDPSLDQJ ¶ DQG µFDZHN ¶ DOO RI WKHP DFFHVVRULHV IRU WKH traditional costume, while the bride wears gloves, scarves, and tingkuluak, accessories for female constume. The use of songket is customary responsibility and each of the songket patterns contains symbolic meanings. Various decorative patterns of Minangkabau songket are inspired from the concept of "alam takambang jadi guru" (learning from nature). The beauty of songket can be seen visually from the decorative patterns as well as the functions, styles, and structures. Songket handicrafts are able to survive and compete with factory-made textile products. The succes can not ignore the socio-cultural factors that the existence of this woven fabric remained in the middle of the supporting community.

Key takeaways

  • Walaupun secara visual bentuk dan motif yang ditampilkan dapat dilihat pada pakaian adat Minangkabau, namun arti dan makna yang tersimpan atau falsafah yang terkandung pada kain tenun songket diyakini sebagai suatu warisan yang terus bertahan sampai sekarang.
  • Kain Tenun Selendang Songket Batabua Warna yang digunakan pada kain tenun songket untuk pakaian adat pada umumnya memakai warna dasar merah dan hitam, dengan warna ragam hias kuning keemasan.
  • Pada saat duduk besanding inilah kain tenun songket dipakai oleh kedua pasangan pengantin, sebagai perlengkapan upacara perkawinan adat Minangkabau.
  • Sementara rakyat biasa, lebih memilih kain tenun songket balapak dari tuhuak empat dan enam, agar warna kuning keemasan dari ragam hias yang ditampilkan tidak terlalu dominan.
  • Dengan memahami makna-makna yang terkandung dari setiap ragam hias kain tenun songket yang ditampilkan, diharapkan akan tumbuh masyarakat yang selalu ingin bekerja keras untuk mencapai kesempurnaan hidup agar dipandang baik, bernilai, dan berguna bagi masyarakat, yang kesemuanya ini memiliki arti dan makna yang dalam bagi kehidupan masyarakat.