Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, Ihtimam: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
https://doi.org/10.36668/jih.v1i2.169…
18 pages
1 file
Untuk pengembangan bahasa, diperlukan penggarapan awal ialah pembakuan (standarisasi), pembakuan ejaan, penyebarannya, pembakuan istilah, dan pembakuan tata bahasa. Adapun langkah-langkah sebagai berikut: a. Perencanaan bahasa Pembuatan tata ejaan yang bersifat normatif, penyusunan tata bahasa, dan tersedianya kamus pedoman. b. Kebijakan bahasa Rumusan untuk menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang dapat digunakan secara tepat diseluruh negara dan dapat di terima oleh segenap warga secara lingual, etnis, dan kultur yang berbeda. c. Penilaian bahasa Pengumpulan data, perencanaan, implementasi, dan pengolahan data balikan (feed-back). Faktor-faktor dan tipe kematian bahasa ialah: a. Migrasi (perpindahan penduduk (desa) ke tempat lain (kota)). Migrasi dengan tipe kematian bahasa tanpa pergeseran bahasa (guyup tuturnya lenyap). b. Ekonomi dengan tipe kematian bahasa karena pergeseran bahasa (guyup tutur tidak berada dalam wilayah tutur yang kompak) atau bahasa itu menyerah pada pertentangan intrinsik prasarana budaya modern yang berdasarkan teknologi (media). c. Pendidikan atau sekolah dengan tipe kematian bahasa nominal melalui metamorfosis.
Sungguh tidak nyaman dan menyebabkan kita terkesiap ketika membaca tajuk mengenai Kematian Bahasa, namun hal itu merupakan kenyataan yang harus kita hadapi. Bahkan, sebagian dari kita malah balik bertanya: " Apakah benar ada bahasa yang mati di Indonesia? " atau " Mengapa kematian bahasa dapat terjadi di Indonesia? " Jika boleh menjawabnya secara jujur, maka dengan berat hati, kita harus mau mengakui bahwa kematian bahasa itu terjadi karena kelalaian kita. Salah satu sifat bahasa yaitu selalu dalam keadaan sedang berubah. Perubahan itu dapat berlangsung secara alamiah tak terencana dan memakan waktu sangat lama atau perubahan itu dapat berlangsung lebih cepat dan terarah. Indonesia sebagai sebuah negara besar yang multilingual seharusnya mempunyai strategi untuk menata fungsi dan peran semua bahasa yang ada di republik ini. Kelalaian kita itu terutama terletak pada ketidakpedulian atau ketidakmampuan kita menyusun perencanaan bahasa secara nasional. Sehingga tidaklah mengherankan apabila kondisi bahasa Indonesia, bahasa daerah, maupun bahasa asing, pada saat ini, cenderung tidak terarah karena memang tidak ada perencanaan bahasa yang jelas. Indonesia memiliki sebuah bahasa nasional dan 709 bahasa daerah yang perlu dikelola dengan baik. Selain itu, juga harus mengatur tatakelola pemakaian bahasa asing di negara ini. Sebuah bahasa dianggap mati ketika bahasa itu tidak lagi digunakan oleh penuturnya atau penutur terakhir meninggal dunia (Crystal, 2000). Dengan demikian, dapat saja penuturnya masih hidup namun meninggalkan bahasanya, ia berpindah menggunakan bahasa lain dengan berbagai alasan. Selain itu, penduduk setempat pada umumnya tidak menyadari bahwa bahasanya dalam kondisi terancam punah, kondisi itu baru disadari ketika bahasanya menjelang mati dan sudah tidak dapat diselamatkan lagi (Dixon, 1997). Dengan demikian, diperlukan bantuan linguis untuk mengecek kondisi " kesehatan " bahasa dan melakukan langkah-langkah penyelamatan. Semua bahasa termasuk bahasa-bahasa di Indonesia berfungsi sebagai penyimpan khazanah sosial budaya. Bahkan Evans (2010) menyatakan bahwa bahasa minoritas juga mempunyai manfaat yang tak ternilai harganya. Bahasa dapat diibaratkan sebagai sebuah " jendela " untuk " melihat " dan " memahami " kompleksitas dunia ini. Dengan demikian si penutur bahasa itu akan menjalani kehidupan berdasarkan pemahaman dari yang dilihatnya melalui bahasanya. Selain itu, kosakata, pepatah, peribahasa, atau ungkapan dari bahasa itu memberikan
Pengenalan terhadap bahasa, Sejarah bahasa & evolusinya hingga kini
2014
ahasa adalah salah satu faktor mendasar yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa sebagai anugerah dari Sang Pencipta memungkinkan individu dapat hidup bersama dengan orang lain, membantu memecahkan masalah, dan memposisikan diri sebagai makhluk yang berbudaya. Dalam modul ini secara rinci akan dibahas tentang hakikat bahasa yang meliputi pengertian bahasa, karakteristik, aspek, dan fungsi bahasa. Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: 1. mendeskripsikan pengertian bahasa dan komunikasi; 2. mengidentifikasi karakteristik dan aspek bahasa; 3. menjelaskan tentang fungsi bahasa bagi anak. Kemampuan di atas merupakan dasar dalam memahami secara utuh hakikat bahasa dalam hubungannya dengan pembelajaran bahasa. Melalui pemahaman ini Anda sebagai pendidik atau calon pendidik diharapkan dapat lebih memahami hakikat bahasa dan penerapannya khususnya dalam pembelajaran bahasa pada anak. Untuk mengantarkan Anda menuju pencapaian kemampuan tersebut, dalam modul ini akan dibahas pokok-pokok materi yang diorganisasikan dalam 3 kegiatan belajar.
Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput juga dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan.Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian besar. Pemerolehan bahasa telah ditelaah secara intensif sejak lama. Pada saat itu kita telah mempelajari banyak hal mengenai bagaimana anak-anak berbicara, mengerti, dan menggunakan bahasa, tetapi sangat sedikit hal yang kita ketahui mengenai proses aktual perkembangan bahasa. 1. A. Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Secara Umum Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik secara verbal maupun non verbal yaitu dengan tulisan, bacaan dan tanda atau symbol. Manusia berkomunikasi lewat bahasa memerlukan proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya. Bagaimana manusia bisa menggunakan bahasa sebagai cara berkomunikasi selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas sehingga memunculkan banyak teori tentang pemerolehan bahasa. Bahasa adalah simbolisasi dari sesuatu idea atau suatu pemikiran yang ingin dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui kode-kode tertentu baik secara verbal maupun nonverbal. Bahasa digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara yang mengacu pada simbol verbal. Selain itu, bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural, dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.
Pergeseran bahasa berkaitan dengan fenomena sosiolinguistik yang terjadi akibat adanya kontak bahasa. Pergeseran bahasa menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh sekelompok penutur yang bisa terjadi akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain. Apabila seseorang atau sekelompok penutur pindah ke tempat lain yang menggunakan bahasa lain, dan berinteraksi dengan masyarakat tutur di wilayah tersebut, maka akan terjadilah pergeseran bahasa. Kelompok pendatang umumnya harus menyesuaikan diri dengan menanggalkan bahasanya sendiri dan menggunakan bahasa penduduk setempat.Dengan kata lain, Para pendatang cenderung menyesuaikan diri dengan bahasa interlokutor. Proses pergeseran bahasa ini bisa saja diawali oleh sejumlah kecil penutur dan baru dikatakan pergeseran penuh ketika sejumlah kelompok atau guyub ikut serta melakukan penyesuain bahasa.
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2015
Gangguan perkembangan berbahasa adalah ketidakmampuan atau keterbatasan dalam menggunakan simbol linguistik untuk berkomunikasi secara verbal atau keterlambatan kemampuan perkembangan bicara dan bahasa anak sesuai kelompok umur, jenis kelamin, adat istiadat, dan kecerdasannya. Oleh sebab itu bila gangguan bicara dan bahasa tidak diterapi dengan tepat akan terjadi gangguan kemampuan membaca, kemampuan verbal, perilaku, penyesuaian psikososial dan kemampuan akademis yang buruk. Orang tua/guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab “anak yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Dengan bahasanya, manusia berkomunikasi untuk bersosialisasi dan menyampaikan hasil pemikirannya. Identifikasi dini keterlambatan bahasa harus memecahkan dua masalah utama yaitu masalah ketersediaan informasi yang dapat dipercaya dari seorang anak pada usia berapa ketika mereka mengalami keterbatasan dal...
Anda mungkin sering mendengar bahkan juga menggunakan istilah pembinaan dan istilah pengembangan dalam kehidupan berbahasa sehari-hari. Kata pembinaan tentu saja berhubungan erat dengan kegiatan membina, sedangkan kata pengembangan sangat berhubungan dengan kegiatan mengembangkan bahasa. Oleh sebab itu, ada dua hal yang harus dibedakan, yaitu usaha pembinaan bahasa dan usaha pengembangan bahasa.
jenis-jenis kalimat luas dan cara mengembangkan kalimat pendek yang baik serta benar dalam bahasa indonesia
Linguistik Indonesia, 2021
This paper describes the prospects of the development of linguistics from a diachronic aspect with its various streams as well as the potential for interdisciplinary linguistics. Aspects of linguistic development start from structural to cognitive streams. The interdisciplinary nature of linguistics can be seen from the development of linguistics and its relationship with other disciplines. These developments have provided new insights for the branches of linguistics and, as a result, new research methods have emerged. This paper mainly points out the promising prospects for linguistic development in the realm of research and career as a linguist.
Dalam dunia pendidikan sekarang, marak sekali pengembangan pendidikan yang beracuan pada pengembangan karakter atau yang lebih di kenal pendidikan karakter. Pendidikan karakter sangat erat dan dilatar belakangi oleh keinginan untuk mewujudkan konsensus nasional yang berparadigma Pancasila dan UUD 1945. Konsensus tersebut selanjutnya diperjelas melalui UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi " Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. " Dengan adanya landasan yang kuat, pendidikan karakter itu pun telah banyak di lakukan di beberapa sekolah termasuk sekolah yang dikategorikan sebagai rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). Salah satu sekolah yang telah mengacu kepada sistem pendidikan karakter salah satunya adalah RSBI SDN 47/1V kota Jambi. Dalam membangun pendidikan karakter di butuhkan beberapa aspek yang sangat penting bagi pembangunan pendidikan karakter itu sendiri. Salah satu diantara nya adalah lingkungan yang berkarakter. Lingkungan yang berkarakter ialah lingkungan yang dapat mendukung terciptanya nilai nilai karakter seperti cinta tuhan, mandiri, tanggung jawab , jujur, amanah, santun dan sebagainya. Lingkungan sendiri mempunyai peranan yang penting dalam membangun individu di dalam nya. Karakter tidak hanya pemahaman dan pengenalan saja namun juga penerapan dalam kehidupan sehari hari. Salah satu lingkungan yang dapat menumbuhkan karakter adalah lingkungan sekolah. Penanaman nilai karakter di dalam proses pembelajaran yang ada di sekolah, bukanlah hal yang mudah dan instan, karena berdasarkan konsep pendidikan karakter secara mikro, penanaman nilai karakter di dalam proses pembelajaran inilah yang nantinya akan menjadi dasar atau kekuatan utama dalam pembentukan nilai karakter anak didik di sekolah, lebih lanjut lagi ke rumah dan masyarakat nya. Nilai karakter yang telah tertanam dalam diri anak didik melalui proses belajar mengajar, tidak akan melekat kuat dan berkembang dengan baik tanpa adanya pembelajaran yang bertahap, pengulangan yang terus-menerus, pembiasaan dalam penerapan, dan penguatan nilai karakter tersebut. Adapun program program pada tahapan lingkungan berkarakter yang bertujuan guna menanam nilai karakter pada anak didik di lingkungan sekolah yang telah di laksanakan di RSBI SDN 47/IV Kota jambi adalah sebagai berikut: ♦ Setiap pagi guru menyambut dengan ramah anak didik dan bersalam-salaman di depan gerbang sekolah. ♦ Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, serta mensosialisasikan 2 jenis tempat sampah (organik dan non organik) yang tidak henti hentinya kepada seluruh anak didik.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.