Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Indah Nurul Q.S
…
7 pages
1 file
Gender Equality, this sentence is not a foreign sentence to hear, even in schools, the surrounding environment and in the scope of education it is not uncommon to talk or discuss what gender is. However, it is not uncommon for people to understand about gender, and not be able to apply gender equality. In a school environment, it is an environment that consists of several subjects, where it is not only about theory that is learned but through attitudesa and behavior every day that becomes the practice of the theory that has been learned, and the teacher becomes a role model for students in attitude. So, teacher must be able to set a good example for their students. As is the case in respecting fellow male and female students who do not discriminate between them. So that bad behavior does noy arise whicch leads to social violence between students.
inamatunnadharah, 2019
Abstrak Pentingnya orang tua dalam memberikan pendidikan dalam keluarga, dimana semua pengetahuan dan pengalaman anak dapat diperoleh dalam keluarga dikarenakan keluarga merupakan pusat pendidikan pertama dan paling utama. Dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan didikan dan bimbingan karena sebagian besar pendidikannya banyak diterima dari lingkungan keluarga. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan sangat penting utamanya dalam pendidikan agama yang harus dilakukan oleh orang tua usia dini sampai dewasa. Demikian pula dengan pendidikan gender dalam keluarga akan berdampak bagi anak dalam kehidupannya dimasa depan. Darisitulah orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak dalam menentukan karakter anak selain secara bilogis juga sesuai dengan gender secara kontruksi sosial dan kultural juga agar tidak terjadi bias gender yang mengakibatkan ketidakadilan gender. Adapun yang menjadi focus pembahasan dalam naskah adalah apa itu pendidikan keluarga, apa itu gender dan bagaimana pendidikan keluarga berbasis gender. Dan tujuan dari naskah ini adalah untuk mengetahui pendidikan keluarga, mengetahui gender dan seberapa pentingnya pendidikan keluarga berbasis gender tersebut. Kata Kunci : Pendidikan, Keluarga, Gender PENDAHULUAN Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran. Yang dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Pendidikan juga merupkan aktifitas yang memiliki maksud dan tujuan tertentu yang diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia, baik sebagai manusia atau masyarakat dengan sepenuhnya. Keluarga merupakan komponen masyarakat terkecil yang memiliki pengaruh dalam pendidikan yang ada dimasyarakat. Keluarga adalah salah satu elemen pokok pembangunan entita-entitas pendidikan, menciptakan proses-proses naturalisasi social, membentuk kepribadian-kepribadian serta memberi berbagai kebiasaan baik pada anak-anak yang terus bertahan selamanya. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan paling utama. Di dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapat didikan dan bimbingan. Pendidikan
Dega Pradipta Ramadhan, 2023
TUGAS KULIAH UNTUK UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH PANCASILA
Pendidikan tidak bisa dilepaskan dengan pembangunan, karena keberhasilan pembangunan merupakan kontribusi pendidikan yang berkualitas termasuk di dalamnya kesetaraan gender dalam pendidikan. Ketidaksetaraan pada sektor pendidikan telah menjadi
Pelatihan Gender Analysis Pathways (GAP), 2003
Sebagai pembukaan pelatihan, makalah ini secara singkat merangkum sejarah feminisme dan gender, serta memberikan alasan mengapa gender mainstreaming perlu dilakukan terus menerus.
Gender in Pesantren become interesting issue to be studied, Islam teaches about equality (musawam ah) means similarity conditions for men and women as well as the opportunity to obtain their rights as human beings, to be able to contribute and participate in political activities, law, economics, social, cultural, educational. Gender equality also includes the elimination of discrimination and structural, both men and women. The realization of gender equality is characterized by the absence of discrimination between women and men, and they have access, to participate and control over the development and the benefits equal and fair share of development, in this study the authors examine gender from the standpoint of education, Islamic concepts offered are al musawam ah, al ‘adalah, tawazun, tawasut, taadud, al ‘adalah , tahiyyah, ukhuwah. There are can be applied in education in Pesantren. Some discourse underlying the need for educational efforts to socialize gender perspective, namely as awareness efforts against injustice in social life. Gender socializing can be started from several educational institutions, both formal and non-formal, one of them through education in schools.
2023
Ketimpangan gender merupakan fenomena yang masih melekat hingga saat ini. Mengatasi berbagai program demi kepentingan yang telah dilaksanakan persamaan. Tapi tetap saja pada wanita, sedangkan pria yang juga punya andil besar penciptaan kesenjangan ini jarang terlibat. Seberapa penting peran dari laki-laki dalam kesetaraan gender dan bagaimana mewujudkannya? Pertanyaan ini akan dibahas dalam makalah ini. Kata kunci: gender, peran, patriarki, maskulinitas Abstrac Gender inequality is a phenomenon that is still sticking to the present. To overcome the various programs have been implemented for the sake of equality. But it is still fixed in women, while men who also had a big hand in the creation of these gaps are rarely involved. How important is the role of men in gender equality and how to realize them? This question will be discussed in this paper.
Hatman, 2020
Abstrak: Artikel ini mendiskripsikan kembali definisi gender sebagai upaya dalam membangun pemahaman universal antara peran laki-laki dan perempuan. Masih banyak dalam struktur sosial yang belum mampu memahami secara normatif dan praktis esensi gender itu sendiri. bahkan ironisnya, ada sebagaian pandangan yang memnaggap bahwa gender itu hanya untuk seorang perempaun. Nyatanya tidak demikian. Gander hadir untuk laki-laki dan perempuan dengan tujuan keduanya mampu mengilmplementasikan ke dalam kehidupan hanya untuk membangun harmonisasi agar tidak terjadi diskriminasi baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Upaya redefinisi gender merupakan ijitihad bersama agar gender tidak hanya dipahami oleh sepihak. Laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawab dan hak yang sama tanpa melihat status biologis. Bahkan dalam pandangan syariat dan konstitusi Negara, laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama. Jadi, hindari pemahaman bahwa yang harus belajar dan paham gender hanya seorang perempuan, laki-laki memiliki hukam muthlak untuk memahami gender. Kata kunci: Gender, Peran Laki-Laki dan Perempuan PENDAHULUAN Isu kesataraan gender menjadi topik menarik yang tidak pernah usai diperbincangkan di berbagai forum kajian ilmiah. Bahkan kerap sekali juga dijadikan sebagai proyek penelitian oleh berbagai kalangan khususnya kalangan akademisi. Mereka berusaha memahami esensi definisi gender secara universal agar tidak terjadi tumpangtindih dalam mengimplementasikan ke dalam ranah praktis. Karena nilai-nilai gender tidak hanya diperuntukkan kepada seorang perempuan melainkan laki-laki juga punya tanggung jawab dalam upaya memahami definisi gender secara komperehensip maupun universal. Kajian gender tidak hanya cukup dipahami dalam perspektif tunggal melainkan harus mampu dipahami melalui berbagai perspektif (monoperspektif) lebih-lebih perspektif sosial budaya. Memerangi ketidak adilan sosial antara laki-laki dan perempuan sepanjang sejarah kemanusiaan, selalu menjadi tema menarik dan tetap akan menjadi tema penting dalam setiap pemikiran dan konsepsi tentang kemasyarakatan di masa mendatang, dalam hal ini gender menjadi bumerang khususnya dalam kehidupan berumah tangga hingga menjadi perbincangan serius dikalangan para pemikir, baik pemikir Muslim ataupun pemikir Non Muslim. Dalam perspektifnya berbagai pemikir, gender memiliki pengertian perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan yang bukan pada tataran biologis dan kondrat tuhan, melainkan dalam tataran sosial budaya. Gender merupakan cara pandang yang menbedakan antara laki-laki dan perempuan melalui proses sosial dan budaya yang dikonstruksi oleh manusia. Oleh karena itu, gender dapat disimpulkan bahwa perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain biologis, yang terbentuk melaui proses budaya dan sosial. Pada hakikatnya, semua orang telah menyepakati bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Akan tetapi, konsep gender disini tidaklah hanya sebatas jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan yang telah ditetapkan sejak kelahiran saja. Gender yang dimaksud disini lebih ditekankan pada perbedaan peran dan fungsi laki-laki dan perempuan yang dibuat oleh masyarakat. Realitanya, dalam kehidupan memang telah terjadi perbedaan peran sosial antara laki-laki dan perempuan yang pada akhirnya melahirkan perbedaan status sosial di mata masyarakat, dimana laki-laki lebih sering kali diunggulkan dari perempuan melalui konstruksi sosial. Perbedaan gender tersebut antara laki-laki dan perempuan ditentukan oleh sejumlah faktor tertentu yang ikut membentuk, sehingga kemudian disosialisasikan dan diperkuat hingga terbentuk melalui ranah sosial atau kultural, dan didukung oleh interpretasi-interpretasi agama dan mitos-mitos. Peran perempuan dan laki-laki dewasa ini masih marak diperbincangkan, doktrin agama dan budaya terkadang mendeskritkan seorang perempuan dan lebih mengunggulkan seorang laki-laki. Padahal agama khususnya, memberikan kebebasan antara keduanya dalam mengambil peran-peran strategis sesuai dengan kemampaun masing-masing. Tidak ada larangan dalam agama (Islam) bagi seorang perempuan dan laki-laki mengambil peran domistik maupun publik. Perempuan tidak hanya dilahirkan sebatas sebagai ibu rumah tangga, lebih dari itu, perempuan juga memiliki hak untuk berpendidikan, berprofesi, berpolitik bahkan menjadi seorang pemimpin publik tanpa menghilangkan tanggung jawabnya sebagai seoorang ibu. Begitu pula sebaliknya
Ultima Accounting, 2015
The objective of this research was to examine the effect of intellectual capital toward firm's performance. In this research, intellectual capital was measured by VAIC™. The samples in this study were banking companies that were listed in Indonesia Stock Exchange consecutively from 2012 till 2013. The sample in this study determined based on purposive sampling method. Data used in this study is a secondary data. Data used in this study was analyzed by using Partial Least Squares. In total, there were 26 banking companies that fulfill the requirements set by the researcher. This study tests three elements of VAIC™ and firm's performance. The results of this study were intellectual capital (VAIC™) has effect on firm's performance; intellectual capital (VAIC™) has effect on future firm's performance; and the rate of growth intellectual capital (ROGIC) has no effect on future firm's performance.
Paradigma, 2019
Distingsi terhadap perempuan sering kali terjadi terutama pada perempuan desa yang tidak tersentuh kehidupan kota. Distingsi yang terjadi juga menyangkut urusan pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti bekerja. Eksistensi perempuan seakan-akan dikerdilkan karena hasil dari konstruksi sosial. Fokus dari penelitian adalah melihat bagaimana membangun kesadaran gender untuk perempuan desa melalui Sekolah Perempuan. Proses selanjutnya adalah bagaimana sekolah perempuan mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif perspektif konstruksi sosial Peter L. Berger. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan masyarakat dalam merubah pola pikir.Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kesamben Kulon dapat merubah pandangannya. Perubahan dilakukan melalui tiga tahap dialektika Berger yaitu internalisasi, eksternalisasi dan objektifikasi. Tiga tahap tersebut membentuk nilai-nilai baru yang diterapkan dalam kehidupan seharihari. Kata Kunci: Sekolah Perempuan, dialektika Berger, kesadaran gender.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Habibullah & Hasby As Shiddiqi, 2019
Perundungan, 2023
Fakultas Hukum, 2017
PERADILAN KHUSUS GENDER KORBAN KEKERASAN
Vhiendy Putri Destiananda , 2022
PENTINGNYA PANCASILA BAGI GENERASI MUDA DI ERA SOCIETY 5.0 , 2023
PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN , 2021
Jurnal PATRAWIDYA, Volume 17 no. 1, 2016
Hasby As'Shiddiqi & Habibullah, 2019
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam, 2016
Studia Philosophica et Theologica