Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Ilman
…
10 pages
1 file
Karya-karya para orientalis di bidang agama maupun di bidang disiplin ilmu lainnya, berpengaruh kepada pemikiran intelektual muslim dewasa ini
Pemikiran tafsir orientalis dari prespektif Nabia Abott
Orientalis adalah orang yang ahli dalam budaya Islam dan timur serta setiap yang berhubungan dengan ajaran Islam , khususnya dalam hal hadis . Mereka senantiasa meneliti hadis secara intensif, namun tujuan mereka hanya untuk menimbulkan keraguan terhadap keaslian hadits. Namun ahli hadits membantah argumen orientalis ' tersebut dengan data-data akurat.
Richard Bell adalah seorang orientalis dan pakar Alkitab berkebangsaan Skotlandia yang banyak berjasa dalam meneliti dan memahami hubungan antara agama Islam dengan agamaagama pra-Islam seperti Yudaisme dan Kristen. Melalui karya-karyanya yang mendalam dan berimbang, Bell telah memberikan kontribusi besar dalam mempromosikan dialog antaragama. Bell lahir pada 1876 di Edinburg, Skotlandia. Pendidikan awalnya didapatkan di St. Andrews University lalu melanjutkan studinya di Universitas Cambridge dengan spesialisasi bahasabahasa timur. Ketertarikannya dalam bidang studi Islam dan Al Quran muncul pada masa studinya di Cambridge. Setamat kuliah, Bell memutuskan untuk berkarier sebagai seorang orientalis dan mulai aktif menulis serta mempublikasikan hasil penelitiannya. Karya pertama Bell yang sangat menonjol adalah bukunya yang berjudul "Muhammad's Knowledge of the Old Testament" pada tahun 1945. Dalam buku ini, Bell mencoba membuktikan bahwa Nabi Muhammad memiliki pengetahuan mendalam mengenai kitab-kitab suci Yudaisme dan Kristen sebelum wahyu pertama diturunkan kepadanya. Ia memaparkan bukti-bukti dari ayat-ayat Alquran yang mengandung unsur-unsur Alkitab. Buku ini dianggap penting karena merupakan salah satu karya pertama yang secara kritis meneliti aspek ini. Semenjak itu, Bell terus melakukan penelitian mendalam mengenai topik yang serupa. Pada tahun 1950, ia menerbitkan terjemahan lengkap Alquran ke dalam bahasa Inggris beserta catatan-catatan kritisnya. Terjemahan Alquran karya Bell ini masih sering digunakan sebagai rujukan utama hingga kini karena dinilai cukup obyektif dan akurat. Bell juga menerbitkan banyak artikel ilmiah yang membahas berbagai aspek hubungan antara Islam dengan agamaagama sebelumnya.
ini adalah tulisan sederhana, yang saya susun berdasarkan data-data yang kongkrit. Pada intinya, Prof. Mustafa Azami mengkritik para orientalis terhadap hadis Rasulullah Saw.
Pendahuluan Melakukan kajian tentang perkembangan pemikiran tentang orientalisme dan oksidentalisme bukanlah hal yang mudah. Meskipun BAB II PEMBAHASAN A. Orientalisme 1. Pengertian 3. Tokoh Oksidentalis Terdapat banyak sekali tokoh oksidentalism/ pengkajian dunia barat yang ada di dunia ini, diantaranya adalah: a. Jamaluddin al-Afghani. Jamaluddin Al-Afghani adalah pahlawan besar dan salah seorang putra terbaik Islam. Kebesaran dan kiprahnya membahana hingga ke seluruh penjuru dunia. Sepak terjangnya dalam menggerakkan kesadaran umat Islam dan gerakan revolusionernya yang membangkitkan dunia Islam, menjadikan dirinya orang yang paling dicari oleh pemerintahan kolonial ketika itu, Inggris. Tapi, komitmen dan konsistennya yang sangat tinggi terhadap nasib umat Islam, membuat Al-Afghani tak pernah kenal lelah apalagi menyerah. b. Dr. Muhammad Abduh. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah. Lahir didesa Mahallat Nashr di kabupaten al-Buhairah, Mesir tahun 1849 M. Dan beliau wafat pada tahun 1905 M c. Sheikh Muhammad Rasyid Ridha. Muhammad Rasyid Ridha, lahir di Qalmun, sebuah desa sekitar 4 km dari Tripoli, Libanon pada 27 Jumadil Awal 1282 H.; Beliau adalah bangsawan Arab yang memiliki garis keturunan langsung dari Sayyidina Husen, putera Ali bin Abu Thalib dan Fatimah puteri Rasulullah Saw. d. Dr. Muhammad Imarah. Muhammad Imarah atau Amarah lahir di Desa Sharwah-Qalain Propinsi Kafr Al-Syaikh Mesir, seorang intelektual kelas kakap di Tanah Arab. Responnya yang cukup antusias pada dunia akademis, terutama dalam menyikapi tren pemikiran Islam, telah mengibarkan namanya dalam dunia pendidikan dan pemikiran Islam kontemporer. e. Dr. Hasan Hanafi. Dilahirkan di Cairo, Mesir pada 14 Februari 1934 M. Hasan Hanafi, pemikir muslim modernis dari Mesir, adalah salah satu tokoh yang akrab dengan simbol-simbol pembaruan dan revolusioner, seperti Islam kiri, oksidentalisme, Tema-tema tersebut ia kemas dalam rangkaian proyek besar; pembaruan pemikiran Islam, dan upaya membangkitkan umat dari ketertinggalan dan kolonialisme modern.
Tuhan menciptakan semua yang ada dimuka bumi ini dengan serba berpasangpasangan. Jika ada siang pasti ada malam, ada utara pasti juga ada selatan, begitu pula dengan adanya orientalisme pasti ada aksidentalisme meski eksistensi dan latar belakang kemunculan mereka berbeda. Berbicara mengenai orientalisme, memang masih menjadi misteri dan perbincangan yang cukup hangat khususnya bagi kaum Timur. Dalam Islam sendiripun masih muncul banyak pertanyaan dan keraguan terhadapnya. Ditamabah lagi perekomendasian sikap tabayyun terhadap orientalisme mulai dari tokoh hingga buah pemikirannya, seolah masih menyisakan hal yang belum terselesaikan dalam pemberian lebel terhadap paham keTimuran yang dilakoni orang Barat itu. Namun, sebuah apresiasi yang lebih bisa kita berikan kepada mereka para tokoh orientalisme. Sebab kenapa?, mereka yang lahir di Barat, tumbuh dan dibesarkan di Barat dengan sudi telah mempelajari kehidupan ataupun seluk beluk dunia Timur, meski sebenarnya Timur dan Barat hanyalah sebuah sebutan belaka. Tidak jauh daripada itu, kaum-kaum orientalisme yang mempelajari agama Islam misalnya. Meski mereka tidak lahir dari keluarga Islam dan sama sekali bukan seorang Muslim, dengan tanpa meninggalkan agama yang mereka yakini, mereka mampu memahami perihal Islam bahkan jauh lebih baik dari umat Islam atau kaum Muslim itu sendiri. Hal semacam ini mungkin akan meninggkalkan kecemburuan sosial bagi kaum Muslim, namun bagaimana tidak?, hal semacam itu jelas benar terjadi. Banyak kaum orientalis yang bahkan karyanya menjadi sumber rujukan yang amat sangat penting dalam kajian keIslaman. Louis Massignon misalnya, risalah-risalah yang telah dibuatnya selama mengkaji dunia Islam sukses menjadikan tulisan tersebut sebagai sumber yang amat sangat penting dalan kajian keIslaman sebagaimana ditulis diatas. Dan sekali lagi Louis bukanlah seorang Muslim dan tidak terlahir dari keluarga Muslim. Lalu siapa dan bagaimana dia, akan kita bahas dalam makalah ini.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
AT-TAISIR: Journal of Indonesian Tafsir Studies
dibuka.site, 2019