Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Makalah
…
5 pages
1 file
Paradigma dimaknai sebagai suatu konsep dasar yang dianut oleh suatu komunitas tertentu dan dalam suatu periode tertentu. Pemaknaan ini setidaknya jika kita menyepakati apa yang dijelaskan oleh Jujun S. Suriasumantri (1977). 1 Pemaknaan inilah yang digunakan sebagai definisi operasional di dalam memahami apa yang menjadi pembahasan dari makalah ini. Pembahasan mengenai paradigma ilmu dimulai dengan pemahaman bahwa alam ini Secara hakikat, ilmu didasarkan kepada beberapa asumsi. Di mana, tanpa asumsi ini maka ilmu menjadi tidak dapat dimulai penjelajahannya sama sekali. 2 Asumsi ini penting untuk kita tentukan di dalam rangka pemberian arah bagi penelaahan ilmiah. Ibarat kita akan mengelilingi suatu lingkaran, maka kita harus menentukan dahulu dari titik mana kita akan mengelilinginya.
PARADIGMA BARU PENDIDIKAN UNTUK PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA PENGETAHUAN, SUDAHKAH PERGURUAN TINGGI MELAKSANAKANNYA? Paradigma baru pendidikan tinggi merupakan cara baru atau pola baru dalam pendidikan tinggi. Kekurang tepatan implementasi konsep dan praktek pendidikan pada masa lalu perlu diadakan pembaruan masa kini dan berorientasi pada kemajuan masa depan. Paradigma baru pendidikan tinggi diharapkan mengembangkan kompetensi (softskill dan hardskill) mahasiswa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih.
Pembahasan tentang paradigma ilmu termasuk bagian dari materi filsafat ilmu. Sedangkan filsafat ilmu merupakan salah satu cabang kajian filsafat yang membahas tentang hakikat ilmu. 1 Sebelum membahas aliran-aliran paradigma ilmu, lebih dulu penulis kemukakan hasil penulusuran asal-usul filsafat. Ach. Maimun Syamsuddin menyatakan, pada umumnya para ilmuwan menganggap bahwa tanah tumpah darah filsafat adalah Yunani. Namun Al-Farabi dalam Tahsil al-Sa'adah mencatat bahwa orang-orang Kaldan (kawasan Mesopotamia) sejak zaman purba merupakan pemilik tradisi filsafat yang diwarisi orang-orang Mesir lalu turun ke Yunani. Di Yunani inilah memang tradisi mencari kearifan dilakukan lebih intensif, dengan metode yang kian teratur dan sistematis, berusaha melepaskan diri dari berbagai mitos. 2 Muhammad Al Bahi dalam Al-Janibul Ilahi minat afkiril Islami menerangkan pula adanya sumber-sumber filsafat termasuk dari kebudayaan Timur yakni dari agama-agama Aria, yaitu: Brahma, Budha, Zuruastra dan Manu, serta dari agama-agama Semit, yaitu: Yahudi dan Masehi (Kristen). 3 Al Bahi menyatakan, filsafat Greek (Yunani) bukanlah ciptaan para filsuf Greek. Bukti dan argumen yang dikemukannya adalah bahwa di dalam filsafat Yunani terdapat hubungan 1 Vardiansyah, Dani.
Ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan (knowledge atau dapat juga disebut common sense). ilmu pengetahuan adalah kerangka konseptual atau teori yang saling berkaitan yang memberi tempat pengkajian dan pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain dalam bidang yang sama, dengan demikian bersifat sistematik, objektif, dan universal. Sedang pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak memberikan tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain, dengan demikian tidak bersifat sistematik dan tidak objektif serta tidak universal.
A. Sejarah Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird (1998) menjelaskan bahwa pada sekitar tahun 1995 sempat terjadi perdebatan besar di Amerika terkait digunakannya ajaran agama di kitab suci atau ilmu yang dijadikan landasan tentang terbentuknya kehidupan dan alam semesta. Masyarakat Amerika sangat berpegang teguh pada ajaran agama sebelum ilmu pengetahuan menguasai pola pikir mereka. Menurut mereka, apa yang sudah dicantumkan di kitab suci (Injil) itu tidak perlu diperdebatkan dan sudah pasti benar. Bahkan, ilmu tentang terbentuknya kehidupan atau alam semesta dilarang diajarkan di sekolah karena dianggap bertentangan dengan ilmu agama. Di sisi lain, para ahli tidak mau hanya mempercayai kitab suci tanpa mengetahui sendiri bagaimana proses pembentukan alam semesta. Mereka ingin mengetahui apakah ilmu juga bisa menjelaskan proses pembentukannya dan apakah ada perkembangan ilmu lagi yang bisa dipelajari setelah mempelajari bagaimana terbentuknya alam semesta. Pada tahun 1925, Scopes melakukan percobaan dan pengamatan terhadap evolusi yang dikenal dengan percobaan Monkey. Scopes terbukti bersalah dan dihukum karena melakukan percobaan dan mengajarkan hasil eksperimennya ke sekolah-sekolah. Scopes dianggap melanggar hukum yang sudah dicetuskan bahwa tidak boleh ada ilmu yang bertentangan dengan hukum agama, namun idealisme ilmu pengetahuan oleh para fundamentalis Kristiani ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1957 diluncurkanlah satelit buatan yang bernama Sputnik. Satelit ini menjadi bukti bahwa ilmu bisa memberikan kontribusi besar untuk peradaban manusia. Hal ini juga menjadi bukti bahwa dengan ilmu, manusia bisa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia yang tidak berilmu. Fundamentalis Kristiani mulai menyadari tentang pentingnya ilmu dan mereka sudah tidak boleh mengekang perkembangannya. Pada perkembangannya, proses agar ilmu dapat diakui dan boleh berkembang bebas tidaklah mudah. Banyak pertanyaan terkait dengan ilmu, seperti "Apa itu ilmu?", "Kapan suatu hal itu dianggap ilmiah?". Disinilah filosofi atau filsafat dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut penegak hukum yang saat itu menangani perdebatan antara ilmu dan agama, teori keilmuan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ada kendali dari hukum alam. 2. Harus ada penjelasan yang referensinya adalah dari hukum alam. 3. Bisa diuji untuk menanggapi atau menguji teori empiris. 4. Kesimpulannya masih bisa diperdebatkan dan bukan kesimpulan final. 5. Sesuatu bisa dikatakan ilmu jika bisa dimodifikasi.
Manusia adalah hamba Allah yang diturunkan ke bumi ini sebagai penghuninya. Manusia adalah makhluk Allah diberi kelebihan berupa akal daripada makhluk-makhluk lainnya. Dengan akalnya itu manusia bisa berbuat lebih daripada makhluk lainnya. Pada awal penciptaannya, manusia hanyalah makhluk yang tidak tau apa-apa dan karenanya manusia membutuhkan sebuah petunjuk bagi jalan hidupnya. Manusia memerlukan guideline agar hidupnya selamat di dunia dan di akhirat. Guideline bagi manusia adalah agama.
Telah kita temukan beberapa pokok atau masalah yang sering muncul mengenai cara kerja ilmu, dan rupanya sulit dipecahkan. Masalah-masalah itu muncul sehubungan dengan cara kerja, namun sekaligus melampaui batas dan kemampuan ilmu serta cara kerja ilmu itu sendiri.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Shinta Hibatullah, 2023
Mohammad Ziyad Ala Faidillah dan Imam Sufardi, 2023
JURNAL TA'ALLUM, 2018