Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 7, No. 1, 2013
…
24 pages
1 file
This study analyzed Islamic philanthropy in Yogyakarta Special Province based on internal management, fundraising strategy, and collecting and distribution of fund conducted by Badan Amil Zakat (BAZ) and Lembaga Amil Zakat (LAZ). Methods used included questionnaire and interviews with financial institutions managers. The results indicated that there was sixteen Organisasi Pengelola Zakat (OPZ). The actively operating OPZ conducted internal organization management, fundraising strategy, collecting and distribution of fund, control and transparancy in differently level based on their capabilities. BAZ and LAZ within government offices used payroll cut in fundraising while general LAZ used creative program and institution accountability to collect fund. Distribution of fund was mainly addressed to the poor, scholarship for students, training, disaster victims, productive activities, and qardhul hasan or permanent in capital investment. Only six OPZs owned Sharia Supervisory Board (Dewan Pengawas Syariah or DPS). Direct accountability of OPZ to institution stakeholders was formed in continuous report.
Sebuah perjalanan yang merekam jejak-jejak manis di Vorstenlanden.
: a. bahwa dalam upaya melestarikan fungsi air perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis;
Gerbang Media, 2022
Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Islam menempatkan bisnis sebagai cara terbaik untuk mendapatkan harta serta kesejahteraan, oleh karena itu bisnis harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak merugikan pihak manapun dalam bertransaksi. Dalam etika bisnis Islam hendaknya pelaku bisnis tidak hanya semata-mata bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya, akan tetapi yang paling penting adalah mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana praktik etika bisnis Islam pada Tokopedia Community Yogyakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa anggota Tokopedia Community Yogyakarta melaksanakan praktik etika bisnis Islam dalam bertransaksi di Tokopedia seperti menerapkan kejujuran, keramahan dan menjaga hubungan baik, meskipun tidak sedikit yang masih belum memahami etika bisnis Islam.
This research aims to reveal Java philosophical values within traditional game in region of Yogyakarta, and to reveal its implementation in children's social life. This research utilized qualitative descriptive approach. Data were collected through observation, in-depth interview, and document study. The result is that there are values that can create children's character in traditional game, which one of them is ''togetherness''. Besides that, there is an important philosophy in traditional game such as egrang, gobak sodor, or sudhah mandhah, that ''the higher, stronger, or more you have or stand now, the bigger the challenge or obstacle you will faced''. Involvement from relevant parties are needed in preserving, socializing, and mainstreaming the value or the benefit of traditional game in social life.
The Study area is located about ± 1024 km 2 west of Yogyakarta, it belongs to the Central Java Province partly, and " DIY " (Special Region of Yogyakarta). It is between 110°00'00" to 110°15'02" latitudes and 7°35'00" to 7°50'30" longitudes. The geology of the area is formed by prevalent Late Oligocene to Pliocene volcanics and limestones, and covered Stratigraphically by alluvial deposits. The oldest formation exposed in the study area is Nanggulan Formation (Eosen). This formation underlain the other rock formations : Kebo Butak Formation (Kulon Progo volcanics or Old Andesite Formation), Jonggrangan Formation (mostly limestone), Sentolo Formation (mostly limestone), and overlain by alluvial deposits. Stratigraphically some minor intrusions are also found within the study area with composition of andesitic (or dioritic) and dacitic types. In this study, we propose Kulon Progo volcanics to describe the Old Andesite Formation of van Bemmelen's terminology in the study area. This volcanic can be distinguished inti 3 (three) sub units i.e. : Khuluk (volcanic formation) Sigabug, Khuluk Jonggrangan and Khuluk Ijo based on the tephra stratigraphy following Stratigraphic Code of Indonesia (Sandi Stratigrafi Indonesia).
Daerah istimewa adalah daerah yang mendapatkan kewenangan istimewa yang berbeda dari pemerintah, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang pengaturannya dengan tetap mengingat hak-hak dan asal-usul dari daerah tersebut. Daerah istimewa merupakan daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Yogyakarta merupakan salah satu daerah istimewa yang ada di Indonesia. Secara yuridis, bahwa keistimewaan Yogyakarta telah diakui di negara Indonesia sebagaimana telah tertulis dalam Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 "Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undangundang." Dengan dasar itulah, maka Daerah Istimewa Yogyakarta selanjutnya disingkat (DIY) haruslah dihormati oleh segenap unsur negara baik pemerintah, masyarakat dan Undang-Undang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat dinyatakan bahwa "Keistimewaan peraturan daerah istimewa dalam undang-undang ini hanya mengenai kepala daerahnya dalam pasal 18 ayat (5) dan (6) dimana ditentukan bahwa kepala/wakil kepala Daerah Istimewa diangkat oleh pemerintah dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, dan dengan mengikat adat-istiadat itu."
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah rawan bencana gempabumi. Jumlah penduduk yang banyak menjadikan DIY memiliki tingkat resiko yang tinggi terhadap gempabumi, sehingga manajemen bencana gempabumi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Salah satu bagian penting dalam manajemen bencana adalah mitigasi bencana. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh peta deagregasi bahaya gempabumi sebagai salah satu upaya mitigasi bencana gempabumi di DIY. Deagregasi bahaya gempabumi diperlukan untuk memperkirakan gempabumi penentu baik magnitude (M) maupun jarak (R) yang memberikan kontribusi terbesar dalam percepatan maksimum yang dihasilkan. Deagregasi untuk percepatan tanah maksimum (PGA), spektra percepatan 0,2 detik dan 1 detik di DIY dilakukan untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun (periode ulang gempabumi 2.475 tahun). Secara umum tahapan penelitian meliputi pengumpulan dan pengolahan data kegempaan, pemodelan sumber gempabumi, pemilihan fungsi atenuasi, pengelolaan unsur ketidakpastian, perhitungan bahaya gempabumi dengan Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) serta analisis deagregasi terhadap hasil PSHA. Hasil deagregasi pada PGA, nilai mean magnitude (M) bervariasi dari 6.8-7.2, sedangkan nilai mean distance (R) bervariasi dari 7-152 km. Pada periode spektra T= 0.2 detik, M bervariasi dari 6.7-7, sedangkan R bervariasi dari 1.8-150 km. Pada periode spektra T= 1 detik, M bervariasi dari 6.7-7.3, sedangkan R bervariasi dari 1.93-156 km. Hampir di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta dominan dipengaruhi oleh gempabumi yang bersumber dari Sesar Opak kecuali sebagian daerah di tenggara Gunung Kidul yang lebih dominan dipengaruhi gempabumi dari zona subduksi. Secara umum, daerah yang jauh dari sesar aktif dominan dipengaruhi gempabumi dari zona subduksi, sebaliknya daerah yang dekat dengan sesar aktif dominan dipengaruhi gempabumi yang bersumber dari sesar tersebut.
Abstrak Latar Belakang Fungsi organisasi dalam membina dan mengembangkan kegiatan olahraga nasional mulai dari lingkup klub sebagai lapisan terbawah sampai ke tingkat Pengurus Besar sebagai lapisan teratas merupakan suatu " Conditio sine qua none " atau suatu keharusan yang mutlak keberadaannya. Lebih dari itu telah disadari semua pihak bahwa organisasi itu sebagai struktur dan proses yang tidak mungkin lagi ditangani secara amatiran, namun harus dikelola oleh orang-orang yang profesional. Jika dilihat dari berbagai teori manajemen terinventarisasi fungsi-fungsi manajemen
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Al Islamiyah, 2019
Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2015
Bandar Maulana: Jurnal sejarah kebudayaan, 2023
Esai Lomba D'Case FH UII, 2019
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, 2014
ANALISIS AKSELERASI KONFLIK ORGANISASI KEAGAMAAN ISLAM DI YOGYAKARTA, 2019