Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
23 pages
1 file
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 Kurikulum dipandang sebagai jantungnya sebuah program pendidikan. Kurikulum dapat dipandang sebagai strategi dan cara yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan secara nasional. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyadari betapa pentingnya kedudukan dan peran kurikulum sebagai suatu elemen yang memberi arah dalam program pendidikan. Seyogyanya kurikulum mengarah kepada pemebentukan kompetensi output pendidikan yang bagaimana yang diharapkan. Kompetensi tersebut diharapkan selaras dengan kompetensi yang dituntut sesuai dengan era atau zaman dimana anak menjalani kehidupannya. Kurikulum 2013 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada dasarnya penguatan terhadap kurikulum sebelumnya dan pengembangan pada aspek struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian yang bersifat otentik. Kurikulum 2013 mengusung pada pengembangan kurikulum konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan tetapi lebih member ruang pada anak untuk mengembangkan potensi dan talentanya. Model pendekatan kurikulum tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan Anak Usia Dini hingga pendidikan menengah. Keajegan model pendekatan disemua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih konsisten sejak awal, sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang keatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Momentum: Physics Education Journal, 2018
One of the features of the 2013 Curriculum is a scientific-based learning approach. The purpose of this study was to describe the understanding, implementation, and barriers of elementary school teachers towards a scientific approach. This research method is descriptive qualitative. Respondents were 50 teachers of SDN at Kecamatan Sukun Malang. Data were obtained through open questionnaire techniques and document Teachers' learning plan. The data are described and analyzed to get an overview of elementary school teacher's understandi ng of the scientific approach. The results show that the scientific approach can serve as a science process skill and a scientific method. Teachers at the SDN in Kecamatan Sukun Malang understand the scientific approach as a science process skill, not yet understanding the scientific approach as a scientific method. These results can be used as a reference to train elementary school teachers in implementing a scientific approach.
Sejalan dengan rencana pergantian kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau scientific aproach pada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik akhir-akhir ini. Yang menjadi latar belakang pentingnya materi ini karena produk pendidikan dasar dan menengah belum menghasilkan lulusan yang mampu berpikir kritis setara dengan kemampuan anak-anak bangsa lain.
Pendahuluan Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar dalam proses pembelajaran, yaitu pembelajaran yang menitikberatkan pada pembelajaran aktif. Sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) sebagai pendekatan pokok yang perlu diperkuat dengan pembelajaran berbasis penyingkapan (discovery learning), pembelajaran berbasis penelitian (inquiry learning), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 sangat ditentukan oleh keberhasilan guru dalam mengembangkan pembelajaran berdasarkan pendekatan atau model pembelajaran aktif tersebut. Proses pembelajaran secara keseluruhan mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pembelajaran. Secara umum guru tidak mengalami kesulitan dalam mengembangkan bagian pendahuluan dan bagian penutup pembelajaran, karena konsep-konsep yang tercakup di dalamnya (misalnya indikator pencapaian kompetensi, apersepsi, penguatan, dan refleksi) telah digunakan dalam kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2006). Namun demikian, kelemahan terjadi dalam pengembangan bagian inti pembelajaran yang merupakan penerapan pembelajaran saintifik. Dalam Standar Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi langkahlangkah: mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan, dan mencipta. Dalam kenyataan masih banyak guru yang menghadapi kesulitan untuk menerapkan langkahlangkah tersebut sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini menunjukkan bahwa guru belum dapat memahami dengan baik konsep tentang langkah-langkah pembelajaran tersebut.
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui problematika yang dialami guru dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini ditetapkan melalui teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika guru dalam penerapan pendekatan saintifik, antara lain: (1) keterbatasan kompetensi guru; (2) ketimpangan sarana dan prasarana; (3) keterbatasan waktu dan biaya; (4) minimnya kreativitas dan inovasi; (5) kurangnya antusiasme, motivasi, dan rasa ingin tahu peserta didik; (6) rendahnya kemampuan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan; (7) kurangnya kemampuan komunikasi dan kolaborasi; (8) rendahnya minat baca; (9) kurangnya literasi informasi; (10) rendahnya literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK); (11) keterbatasan pelati...
Journal of Integrated Elementary Education, 2021
Hak cipta pada penulis. Semua isi jurnal ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Tarbiyah Wa Ta'lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
Education has become a container of high complexity. Beyond being given a great mandate for man to know and live independently of his life, as well as to benchmark the progress of civilization in the future nation. Knowing the degree of complexity that it bears, therefore, is a necessity for educational participants to innovate in time and again. This is not something that concerns Islamic religious education. Within its delivery there isa realm that is not logistically acceptable, and it can be dictated through a scientific approach by the amtsal method.
sejarah kebudayaan islam
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika)
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 2019