Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2019, Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah)
…
22 pages
1 file
Deputy talqin is a person who is trusted by the Sheikh of the murshid to give to anyone who wants and wants to practice the qodariyahnaqsyabandiyahsuryalaya (tqns) tarekat. Appointment of deputy talqin is the pro-creative rights of murshid teachers. Deputy talqin stands for the murshid teacher in various ways. Especially in terms of development of propaganda tqns. Deputy Talqin besides having a duty in the affairs of the tarekat, the representative of taqlin also has a role as a practicing, safeguarding and preservation of the tarekat teachings. The purpose of this study was to analyze the role of the representative talqin in the development of the TQNS missionary movement. Based on the results of the study it can be seen that the role of the representative talqin in the development of da'wah propaganda covers several aspects. The process of development through the field of education such as the founding of foundations, formed a da'wah organization. In the field of puppet art culture, the field of media is carried out through private television programs namely peaceful Indonesian on TV One. The practice of the teachings of the tarekat originating from the previous murshid reached the rosululloh peace be upon him. Like dzikir, khataman, mankiban, riaydoh and pilgrimage. Safeguarding the teaching of tqns through bookkeeping and filing. and preservation of tarekat teachings through introducing adherent teachings to the wider community. Among the successes of da'wah is that manakiban is followed by thousands of worshipers, the establishment of madrassas as a means of tqns. Overcoming juvenile delinquency
2019
Wakil talqin adalah orang yang dipercaya oleh syekh mursyid untuk memberikan kepada siapa saja yang mau dan ingin mengamalkan tarekat qodariyah naqsyabandiyah suryalaya (tqns). Pengangkatan wakil talqin merupakan hak progreatif guru mursyid. Wakil talqin kepanjangan tangan dari guru mursyid dalam berbagai hal. wakil talqin juga mempunyai peran sebagai pengamal, pengaman dan pelestarian ajarana tarekat. Oleh karna itu wakil talqin diangkat dari berbagai kalangan dan golongan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses, pengamalan, pengamanan, pelestarian, dan hasil pengembangan gerakan dakwah tarekat qodariyah naqsyabandiyah suryalaya. Penelitian ini berpijak pada teori tindakan yang dikembangkan oleh Max Weber. Teori tindakan mengkalsifikasi tindakan manusia menjadi empat macam. Pertama, tindakan yang didasarkan pada pertimbangan yang rasional. Kedua, tindakan yang diarahkan oleh emosi pelaku. Ketiga, tindakan yang diarahkan oleh adat kebiasaan berprilaku seseorang. Keempat, tind...
Rekognisi: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan Volume 1, No.1, 2016 PGSD, Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara Preaching congregation in Indonesia initially occurs through informal approach, which continues to formal education. Islamic education informally implemented by adjusting the feelings and the way of life of people at that time. Informal education delivered by oral or oral propoganda and behaviour through direct interaction beetween the giver and the receiver. Over time, informal education through by local people formed the muslim community who have the same desire to practice the teacings of Islam in their daily lives, which is characterized by the construction of a mosque in the area. Formal education was held in institutionalized. Preaching congregation through formal education implemented in the mosque, langgar, boarding, meunasah, rangkang, dayah, and surau. In education institutions, preaching congregation in Indonesia carried out by teachers and clerics.
Conciencia, 2018
Research This is titled Tarekat As a System of Sufism Education (The Moral Study of the Education System of the Qodiriyah Wa Naqsabandiyah Congregation in Ogan Komering Ilir District). This is motivated by the growth and development of a desire for spiritualism or Sufism in society in the form of tarekat teachings. The teachings of Sufism were once exclusive and individuals that could only be translated by special people. In its development the tarekat increased the inclusive and communal / group movement that could be learned by all Muslims. The growth of Sufism Majlis became an embryo which formed non-formal ties of Sufism namely tarekat. The Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) is one of the Sufism educational institutions which consists of educational components that work systemically. Discuss the formulation that discusses how the Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah spiritual education system contains aspects; Educational Objectives, Educators, Students, Educational Processes, Curriculum and Eval research is a type of field research (Field Research), while the research used is using Phenomenology. This research includes descriptive qualitative research. In inviting data, the author uses primary and secondary data sources, namely murshi tarekat, students, provincial and district JATMAN administrators, and tarekat guidebooks. Data collection techniques are interview techniques, observation, and documentation. After the data is obtained, then it is analyzed using the descriptive qualitative method with the technique that describes data collection, the process of selecting data (data reduction), assessing data, and gathering conclusions. This study found that in the Qadiriah Wa Naqsyabandiyah Congregation, Ogan Komering Ilir, related to the components of education that work with systemic, are: Educational Objectives that have a moral characteristic perfective ritual, becoming al'Abid al Kamil, a moralistic educator. The students who have morality. Religion is a surrender full of spiritual 1
Rosita Nurhayani, 2024
Tidak ada yang dapat memungkiri bahwa kebangkitan dan pendirian ummat Islam didasari oleh kesetiaan yang teguh terhadap manhaj yang disebutkan dalam Islam, yaitu keseimbangan kehidupan dan keseharian serta humanisme kemakmuran Insaniyyah (kemanusiaan/antropologi) dan mendatangkan Ruhaniyyah (spiritualitas) memang merupakan esensi perkembangan umat Islam. Meskipun keseimbangan ini secara umum tampak sama, Islam secara halus memprioritaskan kepentingan Ukraina dibandingkan kepentingan duniawi. Ia menunaikan apa yang diabadikan dalam fitrah manusia sebagai Abidun (hamba Allah SWT), namun pengabdiannya tidak berakhir di dunia ini melainkan berlanjut di akhirat. Lebih lanjut, hal ini sesuai dengan anjuran Ihsan (Ihsan) yang mengharuskan hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabi (Tuhan) dari apa yang ia bayangkan, dan hal ini hanya dapat dicapai dengan mendahulukan tujuan akhirat di atas segalanya. Oleh karena itu kaidah-kaidah dalam Islam lebih banyak dan rinci serta ditujukan untuk mengembangkan jiwa ruhani masyarakat, mensucikan hati dan mengajarkan akhlak mengenai kaidah fekah, muamalah, ekonomi, dan lain-lain. jiwa spiritual disebut Tazkiyah al-Nafs atau al-'ilm al-akhlaq, atau biasa disebut tasawuf. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, analisis isi bacaan, dan deskriptif analisis dari berbagai sumber terkait. Hasil penelitian menemukan sebuah konsep bahwasannya penerapan rukun Islam di dunia tasawuf harus mencapai tingkatan paling atas, yaitu tarekat, hakikat, dan makrifat.
2024
Tarekat merupakan jalan spiritual pada tasawuf yang dijalani oleh seorang sufi untuk mencapai puncak kedekatan dengan Allah. Melalui serangkaian praktik, disiplin, dan ajaran, tarekat membantu para pengikutnya membersihkan hati dan jiwa, serta mendekatkan diri kepada Allah melalui bimbingan seorang guru spiritual atau sering disebut mursyid.
Tarbiatuna: Journal of Islamic Education Studies
The fact states that Musabaqah Recitations of the Qur'an (MTQ) are considered as a worship activity for Muslims. That is the implementation of the existence of MTQ when described universally. The purpose of this research is to find out the role of LPTQ North Sumatra in improving the performance of Qari and Qari'ah. To find out what challenges are faced by LPTQ in improving the performance of Qari and Qari'ah. The quantitative research method can also be interpreted as a research method based on the philosophy of positivism, used for research on certain populations and samples, data collection using research instruments, data analysis is quantitative/statistical in nature, with the aim of testing established hypotheses. Until now it has been running as the North Sumatra LPTQ program itself. However, both in the implementation and the coaching process there are still many shortcomings and this is still being questioned why until now the North Sumatra Caravan has not been a...
Yusri Akhimuddin, Irwan, dan Chardinal Putra. 2010. Laporan Penelitian. Analisis Historis Filologis terhadap Peranan Ulama Tarekat dalam Membina Kerukunan Umat Beragama (Studi Kasus di Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar). Permasalahan dalam penelitian ini adalah apa bentuk peranan ulama tarekat di Nagari Tuo Pariangan dalam membina kerukunan umat beragama berbasis manuskrip. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan analisis sosio-filologis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga peran sosial ulama tarekat dalam membina kerukunan umat beragama di Nagari Tuo Pariangan, yaitu peran sebagai ulama, penghulu, tabib, dan seniman.
Islamisasi Indonesia terjadi pada saat tasawuf 1 menjadi corak pemikiran dominan di dunia Islam. Umumnya, sejarawan Indonesia mengemukakan bahwa meskipun Islam telah datang ke Indonesia sejak abad ke-8 M., namun sejak abad ke-13 M. mulai berkembang kelompok-kelompok masyarakat Islam. Hal ini bersamaan dengan periode perkembangan organisasi-organisasi thariqat 2 . Agaknya hal ini yang menyebabkan kuat dan berkembangnya ajaran tasawwuf dengan organisasi thariqatnya di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa sukses dari penyebaran Islam di Indonesia berkat aktivitas para pemimpin thariqat. Tidak dapat disangkal bahwa Islam di Indonesia adalah islam versi tasawauf 3 . Tasawuf dan thariqat pernah menjadi kekuatan politik di Indonesia. Tasawuf dan thariqat mempunyai peranan yang penting memperkuat posisi Islam dalam negara dan masyarakat, serta pengembangan lingkungan masyarakat lebih luas. Beberapa peran itu di antaranya: 1. peranan sebagai faktor pembentuk dan mode fungsi negara. 2. Sebaga petunjuk beberapa jalan hidup pembangunan masyarakat dan ekonomi, dan 3. Sebagai benteng pertahanan menghadapi kolonialisasi Eropa. 4 Peran tasaawwuf dan thariqat yang lebih menonjol adalah di bidang politik. Menurut Sartono Kartodirjo, thariqat pada abad ke-19 M., menunjukkan peranan penting, berkembang menjadi golongan kebangkitan paling dominan. Walaupun pada mulanya thariqat merupakan gerakan kebangkitan agama, thariqat berangsur menjadi kekuatan politik keagamaan, bahkan menjadi alat paling efektif untuk mengorganisasikan gerakan keagamaan dan doktrinisasi cita-cita kebangkitan kembali. 5 1 Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara seseorang barada sedekat mungkin dengan Allah swt. Kaum orientaalis Barat, menyebutnya sufisme, dan bagi meraka kata sufisme khusus untuk mistisme dalam Islam. Lihat : Harun Nasution. Falsafat dan Mistisme dalam Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1973), hlm, 56. 2
Mahkamah : Jurnal Kajian Hukum Islam, 2017
Talfīq dalam khazanah hukum Islam mulai populer pada periode ulama muta"akhirin. Kemunculannya dilatar belakangi ketika mewabahnya sikap taqlid dalam madzhab yang melanda oleh umat Islam. Istilah talfīq dalam madzhab menjadi perhatian serius Ibrahim Hosen, seorang pakar Ushul Fiqh dan Fiqh dari Indonesia. Dalam Penelitian ini, penulis berusaha menelusuri pemikiran Ibrahim Hosen dalam masalah talfīq, baik berkaitan dengan biografinya, maupun landasan pemikirannya. Dari hasil penelitian penulis sendiri, Ibrahim Hosen lebih cenderung membolehkan talfīq, karena sejalan dengan prinsip agama Islam, yang memberikan kemudahan bagi umatnya. Akan tetapi pengamalan talfīq itu sendiri tidaklah bersifat mutlak, talfīq dapat dilakukan apabila situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan (dharurat).
Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya, 2019
Tulisan yang membahas tentang eksistensi tasawuf di Kalimantan Barat cenderung bersifat parsial. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengungkap eksistensi tasawuf di seluruh wilayah Kalimantan Barat melalui perkembangan tarekat di berbagai daerah. Tulisan ini dikerjakan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1) tasawuf pertama kali teridentifikasi sejak datangnya Syeikh Hussein al-Qadri di Negeri Matan, Ketapang; 2) tasawuf eksis sejak murid-murid Syeikh Ahmad Khatib Sambas pulang dari haji dan mengajarkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah; 3) tasawuf berkembang di Kalimantan Barat dalam bentuk tarekat, antara lain Tarekat Naqsyabandiyah Muzhariyah, Tarekat Haq Naqsyabandiyah, Tarekat Al-Mu'min, Tarekat Shiddiqiyah, dan Tarekat Sammaniyah; 4) keberadaan tarekat-tarekat di Kalimantan Barat dapat dilihat melalui kondisi kehidupan beragama masyarakat, yaitu diterimanya Islam dengan baik di masyarakat yan...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah
Proceedings Paper, 2019
Syifa al-Qulub, 2017
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi
AHKAM:Jurnal Ilmu Syariah, 2016
JURNAL AL-NASHIHAH, 2019
MAWA'IZH: JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN, 2018
Buletin Al-Turas
2021
Jurnal Ilmiah Islamic Resources, 2019
JOURNAL OF SHARIAH LAW RESEARCH, 2016
Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan, 2020