Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
12 pages
1 file
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan wujud makna denotasi, makna konotasi, dan mitos yang terdapat di film "3 Dara". Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan analisis semiotika dari Roland Barthes. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini pada film "3 Dara" menemukan temuan-temuan sebagai berikut: (1) Makna denotasi dan konotasi pada film ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pentingnya bersikap sopan dan menghargai seorang perempuan dan kepada siapa pun. Karena apa pun yang kita tabur di dunia ini, baik itu perkataan, sikap baik dan buruk kepada sesama, kita akan menuainya suatu hari nanti. (2) Mitos yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah di saat Affandy, Jay, dan Richard mendatangi seorang psikolog dan psikolog tersebut mengklaim bahwa mereka mengalami Gender Diasyphora Syndrome, yaitu sebuah gejala di mana seorang pria secara perlahan memiliki perubahan sikap dan perilaku sebagai seorang wanita.
AGUNA: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2021
Permasalahan kesetaraan gender di Indonesia masih sering terjadi. Pendidikan merupakan salah satu contoh tidak adilnya kesetaraan gender, di mana tugas perempuan tidak untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi. Film pendek dengan judul Wedok adalah salah satu film yang mengangkat permasalahan kesetaraan gender. Film tersebut mengisahkan seorang wanita yang sehari-hari hidup di dapur namun menginginkan kebebasan untuk mendapatkan pendidikan. Ia patuh dan tidak memiliki hak apapun sehingga hanya menjadi wanita dapur biasa. Karena hasrat dan keinginannya yang kokoh ia tetap belajar secara otodidak, ia tidak mewariskan larangan tersebut pada anak wanita pada generasi selanjutnya yang sudah bisa mendapatkan pendidikan. Diproduksi oleh Lanang Production Film Wedok telah banyak meraih penghargaan di kancah nasional maupun internasional. Film Wedok ini memuat simbol-simbol menarik yang disampaikan dalam film. Tujuan penelitin ini untuk menganalisis makna simbolik yang terkandung dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dari Roland Barthes yang mengkaji mengenai makna denotasi, makna konotasi, dan makna mitos yang terkandung dalam film untuk membedah pesan simbolik yang terkandung dalam film. Dengan mengetahui semiotika dari film wedok maka masyarakat ataupun penonton dapat mengetahui, merasakan, serta kritis terhadap tekanan kesetaraan gender yang dialami khususnya kepada perempuan. Diharapkan adanya adanya Film Wedok ini dapat memunculkan film-film lanjutan mengenai kesetaraan gender sehingga dapat memberi edukasi serta mengurangi tindak ketidaksetaraan gender di Indonesia.
2021
This research is a research that puts forward the interpretation of a film produced by MD Pictures, MD Entertainment with the title Heaven that is not Missed. Furthermore, this research activity uses a qualitative method with Roland Barthes' semiotic theory as the blade of analysis. Analysis of the data in this study is to use Roland Barthes' semiotic analysis, which is to analyze every scene in the film Heaven that is Not Missed for interpretation and know its connotative and denotative meanings. The result of this research is that the film Heaven that is not missed about polygamy is that you have to learn to accept and be patient, because when someone is sincere and patient, the mind in someone can think clearly and can find a way out, but if we are burned by anger and recklessly take decision, we might even fall deeper and regret what we did later. The film Heaven that is not missed is actually a Da'wah film that is packaged in an interesting way to attract mad'u (audience). In the world of da'wah, preaching using the media is now a new alternative to convey the message of da'wah, but the delivery of da'wah messages must also be read carefully who is mad'u or the audience who will see it, because the film Heaven that is Not Missed becomes a religious film when the viewer sees it. a Muslim, but whether it is interpreted the same when the person watching is a non-Muslim, it does not rule out that the film depicts that Islam is unfair in treating women
Jurnal Manajemen Komunikasi, 2019
Indonesia yang terdiri dari banyaknya pulau, kepulauan, serta provinsi, membuat negara ini memiliki berbagai macam budaya yang tentu saja berbeda satu dengan yang lainnya. Salah satu contohnya adalah Bali, yang terkenal dengan daerah wisatanya yang menarik serta budayanya yang sangat kental. Hingga saat ini, masyarakat di Bali masih memegang teguh kebudayaan mereka, khususnya bagi masyarakat Bali yang beragama Hindu. Ada banyak ritual keagamaan yang erat dengan budaya Bali yang saat ini masih dipegang teguh dan bahkan masih dilaksanakan oleh masyarakatnya. Salah satu contohya adalah ritual Otonan, yaitu perayaan hari kelahiran dalam adat Bali. Hal yang menarik dari Otonan ini adalah bahwa di era globalisasi seperti sekarang ini, saat masyarakat lebih mengadopsi budaya barat, ternyata masih ada masyarakat yang tetap memegang teguh budaya serta kewajiban agamanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika dari Roland Barthes. Tujua dari penelitian ini adalah untuk menganalisis makna denotative, konotatif, serta mitos dan ideologi dalam ritual Otonan. Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan pemaknaan denotatif pada prosesi Mebyakaonan ritual Otonan yaitu berupa serangkaian kegiatan dalam Mebyakaonan ritual Otonan, di mana visual ditandai dengan gestur, pakaian, dan warna, verbal ditandai dengan doa-doa, dan audio ditandai dengan bunyi lonceng. Terdapat pemaknaan konotasi yang erat dengan ajaran agama Hindu seperti ajaran Tri Murti, Sad Ripu, makna air tirtha, dll, serta berbagai mitos dan ideologi seperti hierofani, ungkapan religius kolektif, religiusitas, serta agama sebagai sistem budaya. Kata kunci: Semiotika, Roland Barthes, Ritual, Bali PHENOMENOLOGICAL STUDY OF INTERPERSONAL COMMUNICATION COMMUNITY MEMBERS IN INDIGO CHILDREN
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pelecehan seksual memiliki makna sangat luas, mulai dari cara perilaku melihat objek sampai tindakan fisik disertai kekerasan. Pelecehan seksual berarti perilaku terkait dengan seks yang tak diinginkan, baik verbal maupun fisik yang merujuk seks. Film “Spotlight” sebagai objek kajian penelitian ini menggambarkan anak di bawah umur menjadi objek pemuas hasrat pelaku dengan cara paksaan, ancaman dan tekanan. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap makna di balik film Spotlight menggunakan semiotika model Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelecehan seksual pada jemaat anak-anak terindikasi bahwa subjek atau pelaku adalah orang terdekat, melakukan abuse of power, serta terdapat perbedaan rentang usia yang terpaut jauh dari korban.kata kunci : Pelecehan Seksual, film spotlight, Semiotika, Roland Barthes
Beberapa shot dari scene pilihan pada film ini akan menjadi bahan analisis dengan menggunakan pendekatan Semiotika Roland Barthes, terutama mengenai Mitologi yang diungkapkan oleh Roland Barthes sebagai sebuah praktik signifikansi yang merepresentasikan objek yang ditampilkan. Pandangan tentang konsepkonsep teoritik disarikan dari buku Roland Barthes Mythologies (1991) , Representation (1997) Stuart Hall, dan juga dari slide perkuliahan yang membahas tentang 'Film Semiotics' yang memuat pandangan Christian Metz (1971) tentang Sinematografis.
Koneksi
Social criticism is considered as a form of deep communication that aims or controls a social system. Parasite is a film that represents sharp social inequalities and contains social criticism about social problems that occur in South Korea. This study uses various theories, namely mass communication theory, film, semiotics, representation and social criticism. By using a descriptive qualitative approach with Roland Barthes' semiotic analysis technique which consists of denotation, connotation and myth, this study aims to determine the representation of social criticism in the film Parasite. The method used in this research is semiotic analysis method. In this study, it was found that the message conveyed by the director as a communicator in the film Parasite regarding social problems was packaged with a dark comedy genre film that included some social criticism in it. Social criticisms depicted in this film include criticism of poverty which is depicted through living and livin...
Jurnal Indonesia Sosial Sains
Background : Film is one of the modern mass communication media as an information medium that has the ability to convey messages. One of the Indonesian films that carries the theme of feminism is the film Marlina The Murderer in Four Acts which is also directed by a woman, Mouly Surya. Objective : To find out more about the signs of feminism that exist in the two characters Marlina and Novi in the film Marlina The Murderer in Four Acts directed by Mouly Surya. Methods : This study uses a qualitative approach to the theory of semiotic analysis of Roland Barthes. The primary data used is data obtained directly from the object of research, namely the film Marlina The Killer in Four Acts and secondary data obtained from scientific sources that can support this research. significant two stages and their mythical elements. Results : This film tells the story of a woman who struggles against the patriarchal system where she gets violence and sexual harassment and the resistance of women ...
2019
Penelitian ini dilatarbelakangi bagaimana film di masa kini menjadi sarana komunikasi, tidak hanya sebagai penyampai pesan namun juga bisa digunakan untuk menyusupkan ideologi dan kepentingan si pembuat film atau orang-orang di sekitar si pembuat film. Penelitian ini ingin melihat bagaimana tanda-tanda rasisme dalam film tersebut, penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah film “Cek Toko Sebelah” karya Ernest Prakasa yang tayang pada 25 Desember 2016 dengan durasi 98 menit. Dengan analisis semiotika Roland Barthes, yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), Barthes juga membagi semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan , yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Dengan teori rasisme dari Liliweri yang menurutnya merupakan salah satu bentuk khusus dari prasangka yang memfokuskan diri pada variasi fisik di antara manusia. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan...
2019
Film merupakan sebuah media massa yang berbentuk audio visual. Film dapat digunakan sebagai sarana rekreasi dan edukasi. Film bisa disebut dengan sinema atau
Mediakita
Advertising is one way that companies use to promote their products or services to the public. The object analyzed in this research is the advertisement for Pocari Sweat version of Ramadhan 1442 H. As a commercial product, Pocari Sweat is not spared from a promotion so that Pocari Sweat makes an advertisement video with the theme of Ramadan. The purpose of this study was to analyze the audio visuals of the Ramadan 1442 H version of the Pocari Sweat advertisement. This study used a descriptive qualitative method using Roland Barthes' semiotic analysis approach. The results of this study indicate that the Ramadan 1442 H version of the Pocari Sweat advertisement intends to improve the company's image by using television advertising media and using rising actresses to become advertisement stars. In addition, this advertisement also intends to promote the product through advertising messages that the Pocari Sweat product is very useful for those who are fasting.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Cakrawala - Jurnal Humaniora
MAHADAYA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya
JKOMDIS Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial, 2023
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 2016
KLITIKA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Refleksi: Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam
Cakrawala - Jurnal Humaniora