Kita akan melihat Muhammadiyah yang berikat kepala mondolan, baju sorjan, berpantolan sedang berada di tengah-tengah sawah, mengkorek tradisi lokal yang sudah langka. Sementara, para petani dan kaum abangan berdiri di tepi sawah dengan menuding-nuding dan menertawakan orang tua berumur 90 tahunan bernama Muhammadiyah. [Kuntowijoyo] 1 Pendahuluan Kritikan bagi Muhammadiyah terkait ketidakramahannya terhadap budaya lokal bukan barang yang langka. Selain Kuntowijoyo, beberapa tokoh intelektual-ulama kenamaan seperti Jalaluddin Rahmat, Nurcholis Madjid, dan Ahmad Wahib pernah melontarkan kritik senada. Dan tentu saja warga Muhammadiyah tidak dapat dengan mudah menangkis kritikan itu, karena fakta di lapangan memang menunjukkan bahwa Muhammadiyah cenderung anti-lokalitas. Istilah TBC (ejaan lama: tachayoel, bid'ah, dan chorrafat) telah mengakar kuat di benak sebagian besar warga Muhammadiyah. Istilah tersebut akan segera dilontarkan ketika menemui ritual-ritual yang tidak memiliki referensi pada Rasulullah SAW. Dengan semangat purifikasi, sebagian besar warga Muhammadiyah merasa cukup berpatokan pada aspek teologis tanpa perlu mempertimbangkan aspek-aspek sosiologis dan antropologis. Tulisan ini bermaksud membahas persinggungan Muhammadiyah dengan budaya, baik budaya lokal maupun global, kemudian mengaitkannya 1 Hasyim, 2009. Hal 114. Haqqi @ 2010 2 dengan cita-cita Muhammadiyah untuk membentuk Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya atau masyarakat madani. Agar sistematis dan mudah dipahami, tulisan ini dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama akan menjelaskan tentang budaya, apa itu budaya dan bagaimana realitas kebudayaan kontemporer. Bagian kedua akan menjabarkan tipologi umat Islam, khususnya di Indonesia. Bagian ketiga adalah pengamatan penulis terhadap Muhammadiyah dalam pusaran budaya lokal dan budaya global, kemudian dilanjutkan dengan bagian keempat yaitu mengenai Dakwah Kultural Muhammadiyah. Bagian kelima dari tulisan ini mengarah pada pembentukan masyarakat madani dalam strategi kebudayaan, dan bagian terakhir adalah penutup.