Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
21 pages
1 file
Tujuan tes yang penting adalah untuk : (a) mengetahui tingkat kemampuan siswa, (b) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, (c) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (d) mengetahui hasil pengajaran, (e) mengetahui hasil belajar, (f) mengetahui pencapaian kurikulum, (g) mendorong siswa belajar, (h) mendorong guru agar mengajar yang lebih baik.
Seperti kabupaten-kabupaten lain pada umumnya di Indonesia, sektor pertanian masih memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Di Kabupaten Jayawijaya, sektor pertanian masih menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian kabupaten.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah sebuah organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak dalam dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar. Lahirnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah dilatarbelakangi karena situasi dan kondisi politik di Indonesia pada era tahun 1956-an, di mana pada masa ini merupakan masa kejayaan PKI dan masa Orde lama. Oleh karena itu kehadiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil pada misi Muhammadiyah, ingin tampil sebagai pelopor dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah. 1 Jika dilacak jauh ke belakang, sebenarnya upaya dan keinginan pelajar Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi pelajar Muhammadiyah telah dirintis sejak tahun 1919 2 dengan didirikannya Siswo Projo yang merupakan organisasi Persatuan Pelajar Muhammadiyah di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada tahun 1926, di Malang dan Surakarta berdiri GKPM (Gabungan Keluarga Pelajar Muhammadiyah). Setelah tahun 1947, kantong-kantong pelajar Muhammadiyah dalam beraktifitas mulai mendapatkan resistensi dari berbagai pihak termasuk dari 1 Wikipedia Indonesia, Ikatan Remaja Muhammadiyah, dalam : "http://id.wikipedia.org/wiki/ Ikatan_Remaja_Muhammadiyah". 2 Moeljadi, Dasar-dasar Gerakan IRM, dalam : http://moeljadi.multiply.com/journal/item/15/ Dasar-Dasar_Gerakan_IRM (14 Januari 2008). Muhammadiyah sendiri. Pada tahun 1950, di Sulawesi (di daerah Wajo) didirikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, namun akhirnya dibubarkan oleh pimpinan Muhammadiyah setempat. Pada tahun 1954, di Yogyakarta berdiri GKPM namun hanya berumur 2 bulan saja, karena dibubarkan oleh Muhammadiyah. Selanjutnya pada tahun 1956 GKPM kembali didirikan di Yogyakarta, tetapi dibubarkan juga oleh Muhammadiyah (yaitu Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah). Setelah GKPM dibubarkan, pada tahun 1956 didirikan Uni SMA Muhammadiyah yang kemudian merencanakan akan mengadakan musyawarah se-Jawa Tengah. Akan tetapi, upaya ini mendapat tantangan dari Muhammadiyah, bahkan para aktivisnya diancam akan dikeluarkan dari sekolah Muhammadiyah bila tetap akan meneruskan rencananya. Pada tahun 1957 juga berdiri IPSM (Ikatan Pelajar Sekolah Muhammadiyah) di Surakarta, yang juga mendapatkan resistensi dari Muhammadiyah sendiri. 3 Resistensi dari berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah, terhadap upaya mendirikan wadah atau organisasi bagi pelajar Muhammadiyah sebenarnya merupakan refleksi sejarah dan politik di Indonesia yang terjadi pada awal gagasan ini digulirkan. Jika merentang sejarah yang lebih luas, berdirinya IPM tidak terlepas kaitannya dengan sebuah background politik umat Islam secara keseluruhan. Ketika partai Islam Masyumi berdiri, organisasi-organisasi Islam di Indonesia merapatkan sebuah barisan dengan membuat sebuah deklarasi (yang kemudian terkenal dengan Deklarasi Panca Cita) yang berisikan tentang satu kesatuan umat Islam, bahwa umat Islam bersatu dalam satu partai Islam, yaitu Masyumi; satu gerakan mahasiswa Islam, 3 Ibid. yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI); satu gerakan pemuda Islam, yaitu Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII); satu gerakan pelajar Islam, yaitu Pelajar Islam Indonesia (PII); dan satu Kepanduan Islam, yaitu Pandu Islam (PI). Kesepakatan bulat organisasi-organisasi Islam ini tidak dapat bertahan lama, karena pada tahun 1948 PSII keluar dari Masyumi yang kemudian diikuti oleh NU pada tahun 1952. Sedangkan Muhammadiyah tetap bertahan di dalam Masyumi sampai Masyumi membubarkan diri pada tahun 1959. Bertahannya Muhammadiyah dalam Masyumi akhirnya menjadi mainstream yang kuat bahwa deklarasi Panca Cita hendaknya ditegakkan demi kesatuan umat Islam Indonesia. Di samping itu, resistensi dari Muhammadiyah terhadap gagasan IPM juga disebabkan adanya anggapan yang merasa cukup dengan adanya kantong-kantong angkatan muda Muhammadiyah, seperti Pemuda Muhammadiyah dan Nasyi'atul 'Aisyiyah, yang cukup bisa mengakomodasikan kepentingan para pelajar Muhammadiyah. 4 Dengan kegigihan dan kemantapan para aktivis pelajar Muhammadiyah untuk membentuk organisasi kader Muhammadiyah di kalangan pelajar akhirnya pada tahun 1958, mulai mendapat titik terang dan mulai menunjukan keberhasilannya dan berusaha melindungi aktifitas para pelajar Muhammadiyah di bawah pengawasan Pemuda Muhammadiyah. Mulai saat itulah upaya pendirian organisasi pelajar Muhammadiyah dilakukan dengan serius, intensif, dan sistematis. Pembicaraanpembicaraan mengenai perlunya berdiri organisasi pelajar Muhammadiyah banyak dilakukan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 4 Ibid. 4 Hasil keputusan Muktamar Pemuda Muhammadiyah 5 di antaranya ialah sebagai berikut : Muktamar Pemuda Muhammadiyah meminta kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah majelis pendidikan dan pengajaran supaya memberi kesempatan dan menyerahkan kompetensi pembentukan IPM kepada PP Pemuda Muhammadiyah. Muktamar Pemuda Muhammadiyah mengamanatkan kepada pimpinan pusat Muhammadiyah untuk menyusun konsepsi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dari pembahasan-pembahasan muktamar tersebut, dan untuk segera dilaksanakan setelah mencapai kesepakatan pendapat dengan pimpinan pusat Muhammadiyah majelis pendidikan dan pengajaran. Kata sepakat akhirnya dapat tercapai antara Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran tentang organisasi pelajar Muhammadiyah. Kesepakatan tersebut dicapai pada tanggal 15 Juni 1961 yang ditandatangani bersama antara Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran. Rencana pendirian IPM tersebut dimatangkan lagi dalam Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961, dan secara nasional melalui forum tersebut IPM dapat berdiri. Tanggal 18 Juli 1961 ditetapkan sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Dalam situasi kontra produktif tersebut, akhirnya Pimpinan Pusat IPM membentuk team eksistensi yang bertugas secara khusus menyelesaikan 5 Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Garut tersebut yang akhirnya diperkuat pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke II yang berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta. 5 permasalahan ini. Setelah dilakukan pengkajian yang intensif, tim eksistensi ini merekomendasikan perubahan nama dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah ke Ikatan Remaja Muhammadiyah. Perubahan ini bisa jadi merupakan sebuah peristiwa yang tragis dalam sejarah organisasi, karena perubahannya mengandung unsur-unsur kooptasi dari pemerintah. Bahkan ada yang menganggap bahwa IPM tidak memiliki jiwa heroisme sebagaimana yang dimiliki oleh PII yang tetap tidak mau mengakui Pancasila sebagai satu-satunya asas organisasinya. Namun sesungguhnya perubahan nama tersebut merupakan blessing in disguise (rahmat tersembunyi). Perubahan nama dari IPM ke IRM pada hakikatnya semakin memperluas jaringan dan jangkauan organisasi ini yang tidak hanya menjangkau pelajar, tetapi juga basis remaja yang lain, seperti santri, anak jalanan, dan lain-lain. 6 Kiprah IPM/IRM pusat sebagai organisasi otonom Muhammadiyah adalah pada bidang pendidikan, agama, sosial, seni dan budaya, seperti melakukan program kerja nasional IPM dengan orientasi; meningkatkan partisipasi IPM dalam pembangunan nasional, dengan usaha antara lain: Aktif dalam usaha menanggulangi drop out, menggalakkan kepramukaan, meningkatkan studi pelajar, dan menanggulangi kenakalan remaja dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, Mendukung program-program pemerintah dalam pembinaan dan pembangunan generasi muda dan juga meminta pada pemerintah untuk memperketat pengawasan 6 Keputusan pergantian nama ini tertuang dalam Surat Keputusan Pimpinan Pusat IPM Nomor VI/PP.IPM/1992, yang selanjutnya disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1992 melalui Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muham-madiyah Nomor 53/SK-PP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah. Dengan demikian, secara resmi perubahan IPM menjadi IRM adalah sejak tanggal 18 Nopember 1992. 6 dan pengedaran film serta mass media lain yang memuat gambar tidak senonoh demi menjauhkan generasi muda dari bahaya serta dalam bidang-bidang lainnya. 7 Seiring berjalannya waktu masuklah IPM ke wilayah Jawa Timur. Dalam sejarah kelahiran IPM/IRM Jawa Timur itu terpaut lima tahun setelah berdirinya IPM di tingkat Pusat. Hal ini bisa dilihat dari Musyawarah Wilayah (Musywil) I yang diadakan di Surabaya pada tahun 1966. 8 Dilihat dari perspektif masa kelahiran kepemimpinan IRM Jawa Timur, dapat dikatakan bahwa pada saat itu secara nasional Indonesia sedang dihadapkan pada persoalan ideologis dalam kehidupan sosial dan politik pasca pemberontakan PKI 1965. Kondisi demikian menyebabkan terjadinya polarisasi kekuatan dalam persaingan perebutan lembaga-lembaga pemerintahan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan kiprah IPM/IRM di wilayah Jawa timur baik pada era sebelum reformasi maupun di era reformasi tahun 1998 -2008. Di antaranya adalah pada bidang pendidikan, agama, sosial, seni dan budaya Islam dan menyelenggarakan pelatihan jurnalistik dan kegiatan yang lain yang berhubungan dengan IPM/ IRM. Penelitian ini sengaja kami angkat untuk mengetahui dan menjelaskan betapa pentingnya sejarah dan kiprah Ikatan Remaja Muhammadiyah Jawa Timur di era reformasi tahun 1998 -2008 baik terhadap Muhammadiyah, masyarakat, bangsa, dan negara. 7 Lihat buku materi muktamar IRM, "Napak Tilas Ikatan Remaja Muhammadiyah". Dalam :
Bagi seorang peneliti yang ingin melakukan analisis data statistic secara mendalam perlu menempuh cara lain dari pembuatan table distribusi frekuensi dan grafik untuk mencapai tujuan "membuat angka itu berbicara dan bermakna" dengan sebaikbaiknya. Karena apabila hanya dengan table distribusi frekuensi dan grafik saja sebenarnya hal-hal yang dapat diungkapkan oleh peneliti dalam rangka membuat angka "berbicara" atau memberikan pengertian dan makna tertentu masih sangat terbatas dan penyajian data dalam bentuk table distribusi frekuensi dan grafik itu hanya merupakan pintu gerbang pertama dalam memasuki dunia analisis statistic bagi seorang peneliti. Selain itu, menganalisis data statistic dengan hanya mengetahui frekuensi dan nilai rata-rata saja, dipandang belum cukup " tajam" dan " teliti", sebab masih terdapat hal yang berada di luar jangkauan pengetahuan seorang peneliti yaitu bahwa sekalipun distribusi frekuensi dan nilai rata-ratanya telah diketahui namun belum dapat diketahui bagaimana penyebaran/ pemencaran/ variasi / variabilitas data itu sebenarnya.
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi dapat dilihat pada gambar 9.4. dibawah ini :
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.