Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2009, LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra
Semantic analysis on the human structure in The Koran is always interesting to be discussed, especially the one related to the human characterization with its entire symbolical characteristics embedded to the vocabularies applied to them. Human being, in Koran, is termed in many words “Ins, Basyar, Insan, Bani Adam and Naas”. This article does not show the relation between human characters, male and female. Instead, it limits the discussion on the human being portrayed by Koran not considering the division of male and female. In this phase, male and female are the same. They are not burdened by unique load for each male and female human being. Instead, they are given characteristics as human being according to the existence. Existentially, it can be said that human being is a group of living creatures among the other God’s creatures that is divided into two kinds, jin group and ins group. The ins group is the combination between basyar and insan. The first form of human being is Ada...
Al-Qur'an adalah kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk segenap manusia. Di dalamnya Allah menyapa akal dan perasaan manusia, mengajarkan tauhid dan menyucikan manusia dengan berbagai ibadah, menunjukkan manusia kepada hal-hal yang dapat membawa kebaikan serta kemaslahatan dalam kehidupan individual dan sosial, membimbing manusia kepada agama yang luhur agar mewujudkan diri, mengembangkan kepribadiannya, serta meningkatkan diri manusia ke taraf kesempurnaan insani. Sehingga, manusia dapat mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
1.0 PENDAHULUAN Al-Qur"an adalah kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai panduan dan pegangan dalam kehidupan manusia. Intipati kandungan kalam suci ini penting kerana Allah telah menyeru manusia melaksanakan segala perintah dan meninggalkan larangan-Nya, mengajarkan tauhid dan menyucikan hati manusia dengan melaksanakan pelbagai ibadah, menunjukkan manusia kepada hal-hal yang dapat membawa kebaikan serta kemaslahatan dalam kehidupan individu dan sosial. Selain itu, ia juga berperanan membimbing manusia kepada agama yang luhur agar mewujudkan jati diri yang tinggi, membentuk akhlak dan peribadi, serta meningkatkan diri manusia ke taraf kesempurnaan sebagai seorang insan yang bertakwa. Al-Qur"an juga mendorong manusia untuk merenung perihal diri dan keajaiban penciptaannya yang sangat unik dan istimewa berbanding dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Ini kerana pengenalan manusia terhadap dirinya dapat membawa kepada pengetahuan ma"rifatullah, sebagaimana firman Allah S.W.T : Maksudnya: Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (5) Dia diciptakan dari air yang dipancarkan (6), yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan .
Quraish Shihab mengutip dari Alexis Carrel dalam "Man the Unknown", bahwa banyak kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia, karena keterbatasan-keterbatasan manusia sendiri.
Journal of Natural Science and Integration, 2018
Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplor konsep manusia dalam persfektif alQur‟an, saintis Muslim dan saintis Barat (sekuler). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode content analisis. Sumber data penelitian ini berupa Al Qur`an dan buku-buku literatur yang berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, baik dari persfektif sain Islam maupun sain Barat. Kajian-kajian literatur yang dihimpun akan dikategorisasikan, direduksi, dibandingkan, diverifikasi dan kahirnya ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa; Pertama; Al-Qur‟an sebagai sumber ilmu telah menggambarkan bagaimana hakekat kemanusiaan mulai dari asal usul penciptaan manusia, potensi yang diberikan Allah kepada manusia dan tugas serta tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri. Kedua; Manusia dalam persfektif saintis Muslim memperkuat dan membuktikan kesesuaian antara konsep al-Qur‟an dan konsep ilmu pengetahuan. Ketiga; Konsep manusia dalam persfektif sain Barat (sekuler) meni...
Tajdid, 2017
Penyelenggaraan peta kapanca dalam masyarakat Bima telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat. Hadirnya peta kapanca dalam perkawinan adat Bima, merupakan bagian dari respon masyarakat terhadap kebudayaan yang berbasis Islam. Bentuk-bentuk akulturasi Islam dengan budaya Bima atau dalam istilah lain disebut dengan pribumisasi Islam pada tradisi peta kapanca dapat dilihat pada; pertama, pembacaan shalawat dan do'a pada saat dimulainya prosesi boho oi mbaru atau mandi uap dengan bunga-bunga. Kedua, iringan hadrah pada saat prosesi kalondo wei. Ketiga, pembacaan kalam ilahi yang kemudian dilanjutkan dengan jiki kapanca yang berisi pembacaan maulid syaraful anam saat prosesi peta kapanca. Keempat, prosesi peta kapanca yang berjumlah ganjil, melambangkan bahwa Allah swt. menyukai sesuatu yang ganjil dan hiasan bunga-bunga telur yang berjumlah sembilan buluh sembilan buah, melambangkan asmaul husna. Proses pribumisasi Islam pada tradisi peta kapanca itulah yang kemudian membentuk pola atau corak Islam yang khas Bima yang merupakan wajah Islam Nusantara.
Jurnal Literasiologi, 2023
Human self-potential is a basic ability possessed by humans that is still hidden inside them waiting to be realized into a real benefit in human life. This research was designed in the form of a library research or Library research that uses various sources of literature as a data source that relates to the thinking of a character who at a certain time, cultural conditions, the community at that time, along with documents, then the methodologically used approach is interpretation. The results showed that human potential consists of the potential of the senses, qalb / heart ,العقل/aql الفؤاد/fu'ad and .األذن/'dzan
al-Irsyad: Journal of Islamic and Contemporary Issues
The need for mankind towards spirituality and a meaningful life as one solution towards spiritual crisis that is faced by modern society has long been discussed by scholars. Some notable western scholars such as Maslow, Frankl, Zohar and Marshall has shown a significant relationship between the human body and spirituality with one’s life success. However, these theories reject the relationship between spirituality and religion and they claim that spirituality is merely an aspiration for human to survive. This perspective conflicts with what is brought by Islam. Thus, this paper shall discuss the spiritual concept in the Quran using the thematic content analysis method by analyzing the relevant verses of the Quran that relate to spirituality and consequently how the Quran debates the spiritual construct in these verses. Studies have shown that the Quran emphasizes that spirituality contributes to the human rise and self-enlightenment in order to achieve the purpose and meaning of lif...
Lisyabab : Jurnal Studi Islam dan Sosial, 2022
Sifat Manusia Al-Qur'an Al-Tin menyatakan bahwa manusia adalah manusia yang baik (ahsani taqwim). Oleh karena itu, Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan bertakwa agar menjadi manusia yang berakhlak mulia dan mencapai kesempurnaan fisik dan mental yang sempurna dengan potensi menjadi Ahsani Takwim (makhluk tertinggi) harus dibangun dan dikembangkan. dan sebaliknya. Sebaliknya, Tuhan menurunkan levelnya. Orang yang beriman dan beramal shaleh. Epistemologi yang digunakan Fazlur Rahman adalah Bayani, epistemologi ini khas pemikiran Arab, menekankan otoritas teks sebagai sumber informasi utama dan Nahwu di bidang lain sebagai alat untuk menganalisis teks. Juga menggunakan Shorof, Balghoh, Fiqh, dan Kalam. Dan sifat Al-Qur'an itu universal, dan para mufassir ketika melihat Al-Qur'an biasanya tidak rasional dan menggunakan pendekatan lain juga. Sehingga hasil pengambilan hukum dan hakikat al-Qur'an tidak mengalami kerancuan dalam mengambil sikap atas dasar al-Qur'an, menurut Rahman. Konsep manusia harus diyakini oleh Rahmatan Lil Alamin, Tafsir adalah proses yang tidak final dan pasti, tetapi tetap membutuhkan. tambahan sesuai dengan perjalanan waktu, sehingga Al-Qur'an akan selalu menjadi sumber jawaban yang konkrit.
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, 2012
Abstrak: Al-Ghazâlî lahir pada masa kejayaan pemikiran rasional Islam klasik abad ke-10. Setelah melakukan serangkaian petualangan intelektual—yang pada titik tertentu membawanya ke titik krisis mental—ia menjadi salah seorang pemikir multi disiplin yang berpengaruh sangat luas. Artikel ini berargumentasi bahwa pemikirannya tentang spiritualisme memiliki potensi besar untuk menjawab berbagai pertanyaan yang menghantui kehidupan manusia modern. Lebih khusus, penulis berpendapat bahwa manusia modern sangat membutuhkan teori al-Ghazâlî yang memadukan indera, akal, dan intuisi sebagai sumber pengetahuan yang absah. Teori ini dapat menyediakan dasar epistemologi yang kokoh sekaligus satu cara yang berimbang dalam melihat hidup manusia.: An Analysis of the Significance of al-Ghazâlî’s Concept of Men. Born at the heyday of Islamic classical rationalism of the tent century, and after going through series of intellectual adventures that at points bring him to mental breakdown, al-Ghazâlî est...
Ushuly: Jurnal Ilmu Ushuluddin
This article aims to analyze human concepts, culture and the relationship between the two according to the Koran. This research was carried out using a literature review with a descriptive-analysis method, namely by collecting data from several existing sources and then explaining it again. In this research it was found that human concepts can be analyzed from several words in the Koran such as the words insan, basyar, and nas, ins, all four of which have different meanings according to the function of their use in the Koran. Apart from the human concept, this research also puts forward the cultural concept in the Koran, namely referring to the word "amal" which means human actions. This article also discusses the relationship between humans and culture, as well as the relationship between culture and religion.
Istilah alam yang terpakai di sini dalam arti alam semesta, jagat raya, yang dalam bahasa inggris diistilahkan dengan universe. Istilah ini dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab dengan alam .)عالم( Istilah alam dalam al-Quran hanya datang dalam bentuk jamak alamin ,)عاطين( disebut sebanyak 73 kali yang tergelar dalam 30 surat. 1 Kata 'alamin yang dimaksud dalam al-Quran, sebagai kumpulan yang sejenis dari makhluk yang berakal. Arti ini didasarkan pada kata 'alamin yang menunjukkan jamak al-muzakkar yang berakal. Sebab itu dikenal alam malaikat, alam manusia, alam jin, alam tumbuhan dan lainnya, tetapi tidak dikenal istilah alam batu dan alam tanah, karena alam batu dan alam tanah tidak memenuhi kriteria di atas. 2 Berdasarkan pendapat para ulama ternyata istilah al-'alamin yang ada dalam al-Quran tidak dapat dipakai kepada istilah alam semesta atau universe. Untuk membuktikan tesa ini dapat dilacak kata-kata al-'alamin yang terdapat dalam al-Quran. Sebagai contoh dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut: 3
Al-I'jaz : Jurnal Studi Al-Qur'an, Falsafah dan Keislaman, 2019
Konsep manusia dalam Al-Qur'an dijelaskan sangat komprehensif, mulai dari proses penciptaan, perjanjian manusia dengan penciptanya, kelahiran, tanggungjawab serta kewajiban yang harus dilakukannya. Manusia sebagai makhluk diberi dua pilihan oleh penciptanya, untuk mengikuti kebajikan atau kejahatan. Manusia selamat karena mengikuti kebajikan, dan sebaliknya. Salah satu kebajikan paling utama adalah shalat, sedangkan kejahatan paling dahsyat adalah kesombongan dan kelalaian dalam shalat. Tulisan ini mengurai, menganalisis dan mendeskripsikan secara lengkap dan kritis menggunakan pendekatan linguistik dan semantik, bagaimana konsep manusia dalam Al-Qur'an.
Manusia disitilahkan dalam Al Qur"an dalam tiga hal, yaitu al-basyar, al-insan, dan an-nas. Al-basyar dapat dipahami bahwa manusia merupakan makhluk biologis yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan keterbatasan, seperti makan, minum, seks, kebahagiaan, dan lainnya. Adapun kata al-insan dapat diartikan harmonis, lemah lembut, atau pelupa. Sedangkan, An-Nas menunjukkan pada eksistentsi manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhan.
Pikiran-pikiran Al-Ghazali tentang manusia
2021
Artikel ini mengambil Judul; Manusia dan Esensinya Dalam al-Quran. Judul ini sangat menarik untuk dijelaskan agar manusia mengetahui akan esensinya dalam kehidupan sehari-hari. Manusia didalam al-Quran juga dipopulerkan dengan istilah al-Insan. Kata Al-insan berikutnya menyatakan bahwa manusia dijadikan Allah SWT sebagai khalifah dimuka bumi, manusia dijadikan pemikul beban, dan menyampaikan dan mensiarkan agama islam.Kata Al-insan dalam al-Qur’an yang terakhir adalah Allah SWT sangat mengasihi makhluknya lebih-lebih itu manusia, sekalipun manusia itu kerap melakukan dosa dan parahnya lagi beberapa manusia bahkan tidak tau siapa Tuhannya. begitu banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan, Allah SWT juga menyebut bahwa manusia tidak dapat menyebut nikmat-nikmat yang telah Allah SWT berikan, Allah SWT juga mengatakan bahwa Allah SWT dekat kepada manusia lebih dekat dari urat leher
Penyayang sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Rayah Al-Islam, 2020
The word t̲âghût has become a key word in the discourse of terrorism. This keeps the word t̲âghût from its position as one of the key words of the Qur'an. This study conducts a semantic analysis of all verses containing the word t̲âghût to get one general concept that can abstract various forms of t̲âghût in the Qur'an. Based on the theory which states that language is formed by a particular worldview so that the key words in that language can reflect the worldview that shapes it, this study analyzes the al-Qur'an's worldview which is reflected by the concept of t̲âghût. This study concludes that the t̲âghût in the Qur'an is a creature who goes beyond his boundary as a servant of Allah by establishing his own authority to regulate humans without relying on God's guidance. Al-Qur'an's worldview is an integral view that places God in a central position. In this theocentric structure, humans are seen as creatures who must submit to God in car...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.