Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
46 pages
1 file
viva.co.id, 2022
Prof. Dr. Azyumardi Azra rahahullah. Tulisan-tulisannya diapresiasi oleh banyak orang, namun ada pula yang menilai sebagian tulisannya dengan nada negatif. Sebagai intelektual par excellence, banyak karya Azyumardi Azra yang berpengaruh besar. Di antaranya yang paling monumental adalah sumbangannya terhadap historiografi Islam Indonesia yang menekankan pada pendekatan sejarah total (total history), yakni suatu metode totalitas dalam memahami suatu kejadian secara lintas-waktu, lintas-kawasan dan lintas-pendekatan. Namun, bagaimana pandangan Azyumardi tentang posisi Syiah dan Liberalisme? Simak lebih lanjut!
Era globalisasi menjadikan umat beragama harus berhadapan dengan serangkaian tantangan baru seperti pluralisme agama dan konflik intern atau antar agama. Berbeda dengan masa saat kehidupan umat beragama seperti kamp-kamp yang terisolasi dari tantangan dunia luar sehingga memunculkan ketentraman tersendiri. Konsekuensi dari hal tersebut adalah munculnya pertanyaan seperti "Apabila Tuha itu Esa, tidakkah sebaiknya agama itu tunggal saja?" Atau "Mengapa aku memeluk suatu agama dan tidak ikut agama lain?" dan pertanyaan lain yang sejenis. 1 Islam sebagai salah satu agama juga tidak lepas dari pemikiran tersebut. Beberapa karya ilmiah tentang pemikiran Islam khususnya di Indonesia mulai banyak bermunculan pada tahun 1970-an, baik yang ditulis oleh kalangan Indonesianis maupun oleh para ilmuan Indonesia sendiri. Beberapa kajian pemikiran Islam di antaranya adalah dilakukan oleh Fachry Ali (1987) tentang politik Islam, Syafii Anwar (1995) yang menentang pluralisme, sekularisme dan liberalisme, dan Greg Barton (1995) tentang neo-modernis. Hal tersebut menunjukkan bahwa telaah atas pemikiran Islam Idonesia semakin menemukan momentum dan relevansinya. 2 Pemikiran tersebut tidak lepas dari Isu global berupa rasionalisme (berlangsung sejak masa Renaissance Eropa), modernisme (berkembang sejak sekitar abad ke-18 di Eropa), nasionalisme, demokrasi, HAM dan gender. 3 Salah satu pemikiran yang berkembang karena adanya isu-isu tersebut adalah Islam liberal, yang mempunyai enam prinsip dasar yaitu individualisme, rasionalisme, kebebasan, tanggungjawab, keadilan dan toleransi. 4 Karena prinsip tersebut, dalam 1
AFKAR, 2018
Khulasah Sejak awal abad ke-20, dunia Islam menghadapi cabaran pemikiran yang hebat yang datang daripada peradaban Barat, dengan kemunculan cendekiawan-cendekiawan yang berfikiran sekular dan liberal di kalangan umat Islam yang giat mempromosikan idea-idea dan nilai-nilai Barat. Fenomena ini didorong oleh rasa rendah diri yang mencengkam sebahagian umat Islam akibat kemunduran dan keterbelakangan umat Islam yang telah mengalami kejatuhan peradaban dan seterusnya penjajahan ratusan tahun lamanya. Sebahagian daripada idea-idea yang diperkenalkan itu ada yang baik dan telah diterima umum, dan sebahagian yang lain bertentangan dengan ajaran Islam dan boleh merosakkan aqidah serta jati diri umat Islam. Makalah ini berusaha untuk menelusuri falsafah dan ideologi liberalisme ini sampai ke akar umbinya lalu menilainya daripada kacamata dan pandangan alam (worldview) Islam, di samping menjawab kekeliruan yang ditimbulkan oleh para pendokong liberalisme di kalangan orang Islam. Kajian analitikal dan kritis dilakukan terhadap idea-idea para pemikir liberalisme untuk mendapat gambaran sebenar faham ini dan implikasinya dalam kehidupan seorang Muslim. Kajian ini juga menerangkan secara ringkas dan padat sikap yang telah diambil oleh para ulama'
Tantangan yang dihadapi umat Islam dewasa ini sebenarnya bukan berupa ekonomi, politik, sosial dan budaya, tapi tantangan pemikiran. Sebab persoalan yang ditimbulkan oleh bidang-bidang eknomi, politik, sosial dan budaya ternyata bersumber dari pemikiran. Dan dari antara tantangan pemikiran yang paling serius saat ini adalah di bidang pemikiran keagamaan. Tantangan yang telah lama kita sadari adalah tantangan internal yang berupa kejumudan, fanatisme, taklid, bid'ah, khurafat dan sebagainya. Sedangkan tantangan eksternal yang sedang kita hadapi sekarang ini adalah masuknya paham liberalisme, sekulerisme, pluralisme agama, relativisme dan lain sebagainya ke dalam wacana pemikiran keagamaan. Makalah ini membahas tantangan eksternal dengan memfokuskan pada makna liberalisasi pemikiran Islam dalam konteks liberalisasi dalam berbagai bidang yang diprakarsai oleh misionarisme, kolonialisme dan orientalisme Barat.
Menyusul terbitnya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Juli 2005, terdengar suara-suara sumbang yang mempersoalkan definisi liberalisme. Muncul tuduhan bahwa MUI tidak memahami apa itu liberalisme. Istilah 'liberalisme' berasal dari bahasa Latin, liber, yang artinya 'bebas' atau 'merdeka'. Istilah ini terkait erat dengan konsep manusia merdeka, sejak lahir ataupun mantan budak. Dari sinilah muncul istilah 'liberal arts' di Eropa, yakni ilmuilmu yang patut dipelajari oleh orang merdeka: arithmetika, geometri, astronomi dan musik (quadrivium), disamping grammatika, logika dan rhetorika (trivium).
KAJIAN OLEH : SAHIBUS SAMAHAH DATUK WAN ZAHIDI BIN WAN TEH MUFTI WILAYAH PERSEKUTUAN KUALA LUMPUR JABATAN MUFTI WILAYAH PERSEKUTUAN i) Ketentuan Umum Dalam fatwa ini yang dimaksudkan dengan Pluralisme agama adalah suatu faham yang mengajarkan bahawa semua agama adalah sama, dan kerananya kebenaran setiap agama adalah relatif. Oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahawa hanya agamanya saja yang benar, sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahawa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di Syurga. Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Quran dan As Sunnah) menggunakan akal fikiran yang bebas; hanya menerima doktrindoktrin agama yang sesuai dengan akal fikiran semata. Sekularisme adalah memisahkan urusan duniawi daripada agama. Agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan peribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berrdasarkan kesepakatan sosial. ii. Ketentuan Hukum a. Pluralisme, Sekularisme dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bahagian pertama adalah fahaman yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. b. Umat Islam haram mengikuti faham pluralisme, sekularisme dan liberalisme agama. c. Dalam masalah akidah dan ibadah umat Islam wajib bersifat eksklusif dalam artian haram mencampuradukkan antara akidah dan ibadah umat islam dengan akidah dan ibadah pemeluk agama lain. -4d. Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama), dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan akidah dan ibadah: umat Islam bersikap inklusif : dalam artian tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan. (Ditetapkan di Jakarta. Pada Tanggal : 22 Jumadd Akhir 1426H/29 Juli 2005M). 3. PROSES PENGHANCURAN AKIDAH Fatwa MUI di atas sudah tentu tidak dikeluarkan kecuali setelah merasakan wujud ancaman sebenar daripada kaum Liberal terhadap akidah dan syariat Islam : 3.1 Adian Husaini dalam bukunya "Islam Liberal. Pluralisme Agama dan Diabolisma Intelektual " menulis : Mencermati fenomena sekularisasi -Liberalisasi di Indonesia seperti itu boleh dikatakan bahawa negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia ini sedang mengalami proses penghancuran akidah secara besar-besaran. Cuba bayangkan, sebagai contoh, pada tahun 1981 diterbitkan sebuah buku berjudul "Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib". Di antara isinya adalah kata-kata Ahamd Wahib. "Wah andaikata hanya tangan kiri Muhammad yang memegang kitab yaitu al-Hadis, sedang dalam tangan kanannya tidak ada wahyu Allah (al-Quran), maka dengan tegas aku akan berkata bahawa Karl Marx dan Frederich Engels lebih hebat dari utusan Tuhan itu. Otak kedua orang itu yang luar biasa dan pengabdiannya yang luar biasa pula, akan menyakinkan setiap orang bahawa kedua orang besar itu adalah penghuni syurga tingkat pertama, berkumpul dengan para Nabi dan Syuhada".
Pada Maret 2007 nanti Jaringan Islam Liberal alias JIL genap berusia enam tahun.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Bantahan Islam terhadap idiologi liberalisme. Aria widodo, 2023