Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
20 pages
1 file
Guru bukan sahaja memainkan peranan untuk menyampaikan maklumat dan kemahiran mata pelajaran kepada murid. Malah untuk melaksanakan tugasnya dengan berkesan, guru perlu memastikan bahawa pelajarnya membina kemahiran untuk menangani masalah yang mungkin dihadapi dalam hidupnya. Sekiranya pelajar tidak tahu cara menangani masalah emosi dan masalah peribadinya, maka hal ini akan menjejaskan pembelajarannya. Justeru dia tidak dapat mengikuti aktiviti pembelajaran dalam bilik darjah.
Dalam setiap langkah kehidupan, manusia tidak terlepas dari masalah karena masalah adalah bagian dari manusia yang hidup. Begitu pula halnya dengan peserta didik. Seringkali peserta didik mengalami kesulitan-kesulitan, seperti kesulitan belajar, kesulitan memecahkan masalah pribadi, kesulitan memecahkan masalah sosial, kesulitan mengambil keputusan, kesulitan menemukan jati diri, dan sebagainya. Kesulitan tersebut pasti akan mempengaruhi proses pembelajaran dan menentukan hasil dalam pencapaian tujuan. Untuk itu seorang guru harus bertindak sebagai konsultan yang siap memberikan nasihat kepada peserta didik.
The teaching profession has positions that require special skills as a teacher and cannot be done by some people out there. Therefore, a teacher certainly has certain requirements in the specialist field of science and of course has his own code of ethics for his position. Being a teacher means holding two statuses at once. Namely, professionals and educators. However, these two statuses are not only based on active-methodical competence alone. Because, there are social expectations that become society's ideals. So, a professional teacher is not only oriented towards getting a decent job and income, but is also someone who has a calling and humanist awareness in doing so. A teacher requires special preparation in education and training, so that teaching can be classified as a profession. In carrying out his duties and profession, a teacher has rights and obligations that must be implemented and observed. Teacher's rights mean something that must be obtained by a teacher after he has carried out a number of his obligations as a teacher. The method used is the literature method where the results of this research state that a teacher is not only about the right position, a teacher must have the readiness and profession that has been determined. The purpose of writing this article is to find out about the profession of a teacher as an educator in carrying out it.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Tantangan Sebagai Guru". Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
2017
Guru harus mempunyai jiwa kepemimpinan, harus menjadi guru yang kompeten karena keterlibatan guru dalam pembelajaran memberi pengaruh yang besar terhadap proses dan prestasi belajar peserta didik. guru harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didik terutama peserta didik pendidikan dasar. Guru sebaiknya harus mempunyai sifat terbuka, melihat tren perkembangan jaman, mau berubah, dan berpikir alternatif agar pembelajaran mampu melahirkan lulusan yang berkepribadian. Seorang guru harus memiliki kepribadian yang kuat dan terpuji. guru harus mempunyai keyakinan pada kemampuan peserta didik untuk membuat semua peserta didik berhasil dan belajar tanpa peduli latar belakang atau kondisi rumah dan sekolah peserta didik.Sebagai pemimpin pendidikan, seorang guru harus menjadi pemimpin yang disukai, dipercaya, mampu membimbing, berkepribadian, serta abadi sepanjang masa sehingga dapat menyiapkan peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi ber...
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan.
Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi karena atas perkenan-Nya kita dapat melaksanakan acara ini dengan baik dan dalam keadaan sehat wal-afiat. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pimpinan beserta seluruh sivitas akademika Sekolah Tinggi Agama Islam Suasta (STAIS) Bau-bau, atas kehormatan yang diberikan kepada saya untuk mengisi salah satu mata acara yaitu orasi ilmiah dalam rangka wisuda sarjana ini.
Ada kebutuhan bagi para guru untuk dilibatkan secara langsung dalam bimbingan perkembangan. Satu pendekatan yang paling inovatif untuk memenuhi kebutuhan ini adalah melalui program-program di mana para guru ditunjuk untuk menjadi pembimbing siswa dan mereka diberi tugas untuk membimbing sekelompok siswa. Cara ini sering disebut dengan program 'advisor-advisee' (pembimbing-yang dibimbing) atau program 'teacher-advisor' (guru-pembimbing). Program ini ditujukan untuk memberikan bimbingan dewasa berkelanjutan dalam sebuah sekolah (Penkins 1977). Konsep guru 'advisor-advisee' pertama kali diperkenalkan pada sekolah-sekolah menengah (Daresh & Pautsch 1981). Sekolah menengah memberikan penekanan pada bimbingan perkembangan. Siswa tidak lagi berada dalam kelas dengan satu orang guru seperti ketika berada di sekolah dasar. Sebaliknya, pada umumnya mereka bekerja dalam sebuah tim di mana mereka dapat bertemu dengan guru-pembimbing secara reguler. (Alexander & George, 1981; Michael, 1986). Guru memiliki tugas akademis reguler berdasarkan pada minat dan pelatihan, tetapi tiap guru juga memiliki satu kelompok yang terdiri dari 20 siswa yang dibimbing. Jumlah siswa ini bisa kurang atau lebih, tergantung pada jumlah keseluruhan siswa di satu sekolah dan juga jumlah guru dan staf yang bersedia menjadi pembimbing siswa. Rasio yang paling baik adalah sekitar 1-15 siswa, tetapi pada kenyataannya rasio ini dalam beberapa kasus lebih rendah dan bisa mencapai 1-30 ketika ruangan dan personalnya terbatas. Tiap siswa diasumsikan membutuhkan orang dewasa yang menyenangkan di sekolah yang bisa memahami dan perduli kepada siswa secara pribadi. Pembimbing bertanggung-jawab untuk membantu siswanya dalam mengatasi masalah perkembangannya. Hubungan pembimbing dengan siswanya merupakan inti dari bimbingan di sebuah sekolah. (Myrick & Myrick, 1990). Guru-pembimbing biasanya bertanggung-jawab pada folder kumulatif siswa, folder kerja, pertemuan guru-siswa, pertemuan orang-tua, pengalaman bimbingan kelompok, dan menindaklanjuti laporan kemajuan akademis. Pembimbing juga berkonsultasi dengan guru-guru lain, Konselor sekolah, dan membantu para staf berkenaan dengan siswanya. Bimbingan di sekolah menengah (SMP) menerapkan konsep bimbingan perkembangan. Kurikulum bimbingan, yang sebagian besar disampaikan dalam pertemuan 'homebase', didasarkan pada asumsi bahwa ada pengalaman bimbingan tertentu yang akan membantu siswa secara pribadi, sosial, dan akademis. (Clark & Frith, 1983) Kurikulum tersebut dapat disusun
Oleh Jumanta Abstrak Etika Profesi Pengajar pada hakekatnya adalah perumusan dan pelaksanaan cara mengajar yang baik serta pelaksanaannya sesuai dengan perilaku yang baik di masyarakat. Namun demikian untuk menjadikan mengajar sebagai suatu profesi masih memerlukan pemikiran yang lebih mendalam. Makalah ini mencoba mengetengahkan pemikiran mengenai hal yang perlu diperhatikan dalam mencari dan menentukan ukuran yang akan dipakai dalam merumuskan pengajar yang profesional yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Serta urun saran pemikiran yang dapat dipakai sebagai masukan untuk pengajaran seni rupa. 1. Pendahuluan Makalah ini bermakud memberikan gambaran mengenai mengajar yang baik sesuai dengan harapan pengajar dan mahasiswa serta ukuran yang bagaimana yang dapat dipakai sebagai acuan serta perilaku yang mana yang dianggap sebagai penyimpangan. Di samping itu juga ingin mengetengahkan siapa yang sebaiknya bertindak sebagai individu yang berwenang membetulkan jika seseorang dianggap menyimpang dari ukuran yang telah ditentukan. Staf pengajar merupakan unsur yang penting dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas. Keberhasilan suatu perguruan tinggi di antaranya tergantung dari keterampilan staf pengajar dalam mendorong mahasiswa untuk belajar. Namun untuk sampai pada ukuran mengajar yang profesional perlu dikaji beberapa hal yang berkaitan dengan proses mengajar. Profesi sebagai pengajar masih memerlukan pengembangan lebih lanjut, walaupun selama ini salah satu syarat yang digariskan pemerintah bahwa staf pengajar di Perguruan Tinggi harus memiliki (minimal) pendidikan S-2. Selain itu apabila sampai pada pengembangan staf pengajar, karena satu dan lain hal, maka yang pertama yang ditingkatkan adalah kelanjutan bidang ilmu yang dimiliki oleh staf pengajar tersebut, umpamanya dengan mengirimkannya ke pendidikan S-2 sesuai dengan bidang ilmunya. Sangat jarang yang sengaja dididik dalam keilmuan Pendidikan Tinggi (Higher Education), sedangkan profesi pengajar untuk pendidikan tinggi dituntut selain untuk mengembangkan keahlian di bidang ilmunya juga dituntut mengembangkan keahlian mengajarkan ilmunya tadi.
Pendidikan dilihat dari segi bahasa berasal dari bahasa Yunani yaitu "paedogogie" yang mempunyai arti bimbingan yang diberikan kepada anak. Kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan kata " education" yang berarti pengembangan atau bimbingan 1 , yakni dengan melalui bimbingan para pendidik sehingga potensi yang ada pada peserta didik dalam hal ini, mengalami perubahan dan perkembangan yang secara bertahap pada pribadi anak tersebut.
PENGENALAN Sejak kebelakangan ini, pelbagai usaha telah dibuat untuk meningkatkan profesionalisme guru. Antaranya adalah meningkatkan kemahiran untuk melaksanakan penyelidikan pendidikan. Ramai dalam kalangan guru telah dibiayai untuk mengikuti program pasca sarjana di dalam dan luar negara supaya mereka akan dapat memanfaatkan ilmu dan membudayakan penyelidikan. Kementerian Pelajaran Malaysia kini mempunyai bahagian penyelidikan yang mempunyai unit penyelidikan. Antaranya adalah bahagian pendidikan guru, pusat perkembangan kurikulum, lembaga peperiksaan negara dan bahagian teknologi pendidikan selain daripada bahagian perancangan dan penyelidikan dasar pendidikan. Malahan, lembaga peperiksaan negara mempunyai unit psikometriknya sendiri. Kita juga mempunyai pusat-pusat penyelidikan seperti RESCAM, turut menjalankan penyelidikan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Yohanes Ari, 2022
Lhorita retno ardhiyanti, 2018