Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2015, TSAQAFAH
Liberalism and gender equity has influenced the society so much that the different roles between men and women are minimized. Social agreements based on traditions, cultures, and religion are deliberately violated. Women are given opportunity to enter "masculine world", such as becoming a president or a soldier. Men are given the opportunity to enter "feminine world", such as becoming a women hair stylist or an OBGYN (a doctor that specializes in women's reproductive's health). Everyone is given the freedom to choose their own gender, furthermore, to change their sex organ when they feel comfortable with their choice of gender. Special education based on human's natural gender is envisaged as discriminative and out dated. Literature research is conducted to understand if special education based on gender is a fruitless idea, if men and women have no unique needs according to their gender differences, and what Islamic perspective is on women education. The finding is an eye-opening. This article shows that brain research reveals a distinguished anatomy and function between male's and female's brains. Thus, it is only natural that each gender has unique needs. Further study shows, not only that men and women entail special education to fulfill their distinct needs, divergent methods of teaching are also important to boost both male and female students' performance.
Tarbawiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2018
Education is a human right for every individual and must be given without distinguish of sex. Therefore, education must be reached everyone without distinguish of sexs. But in practice, there are still among the moslems bound the women to get education. This is due to failure in understanding of women obligation to study. The mistaken in understanding text in the Al-Quran or hadith will cause errors in its application and can cause do harm to women
2018
Di tengah isu kesetaraan gender para perempuan berada antara dua dimensi pemikiran, pro dan korntra. Sebagian yang pro menginginkan perempuan terjun bebas dalam semua lini tanpa dibatasi aturan-aturan yang menurut mereka merupakan ketidakadilan bagi perempuan. Akhirnya isu gender menjadi kebablasan. Hukum-hukum Islam diterjang dan semua yang mengatur perbedaan peran pun dianggap ekstrim. Sebaliknya yang kontrapun cukup banyak. Pada tataran kehidupan masyarakat masih kita jumpai perbedaan perlakuan orang tua misalnya dalam hal pendidikan terhadap anak mereka. Masih ada di antara orang tua yang lebih mendahulukan anak laki-laki untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dengan alasan perempuan toh pada akhirnya akan ke dapur juga. Islam telah memberikan tuntunan yang jelas terhadap hal ini. Islam datang untuk melepaskan perempuan dari belenggu-belenggu kenistaan dan perbudakan terhadap sesama manusia dan memandang perempuan sebagaimana laki-laki sebagai makhluk yang mulia dan terhor...
2016
Social construction in society which proposed as superior is stereotype concept that has meaning woman as domestic workers and men as breadwinner at outside (public workers). The problem of inequality between women and men in employment area cause imbalance gender direct to reconstruction and reformulation of social system and religion which close to Islamic ideal ambition, that is justice. The key mission of Al Qur’an and As Sunnah is freeing humanity from anarchy, inequality, and injustice. In this case, if there is different interpretation based on justice principles and human rights, it should be revisited. Allah is Justice (al-‘Adl), His scripture must right. The struggle of woman position (muslimah) is not enough only from their thoughts, making theory/concepts, but also needed collective effort from the result of study, investigation, social analysis, education and advocacy.
Kesetaraan Gender Terhadap Perempuan Melalui Pendidikan Islam : Pemikiran, 2023
Kesetaraan gender merupakan hal yang masih tabu bagi Masyarakat Indonesia. Kesetaraan gender yang paling menonjol bermula pada Pendidikan. Pendidikan memberikan peluang Perempuan untuk belajar dan memahami di luar konteks patriarki yang ada. Tokoh Perempuan Bernama Rahmah El Yunusiyah merupakan seorang Perempuan yang pertama kali mendirikan sekolah. Penerapan konsep Pendidikan yang di terapkan oleh beliau relevan dengan pemikiran kesetaraan gender masa kini, Seperti dengan pemisahan kelas antara Perempuan dan laki laki.
Agus rudiyanto, 1999
Gender issues are issues that are often discussed in all aspects of life, including Islamic education. The term gender is not only intended for women, but also for men. In fact, womens are in ignored position, so this discussion in women aspect. One of the basic rights of both men and women is to get an equal education. In the field of education there is no doubt, the Qur'an and Hadith give a lot of praise to women who have achievements in science.
The concept of equality of men and women or feminism concept offered by the West, and it can not be accepted by most people, especially the Muslim community. This is because the legitimacy of religious dogma, which is unbalanced and disposed to the side with men, which is adopted by most Muslims, has been going on up to now. The concept of equality between men and women are expected by Islam can be obtained by further examining the guidelines of Islam (Al-Quran and Al-Hadis). The concept of equality that is desired by Islam, that is inspired from the equation in terms of creation, function and position in the world and freedom of tawheed and worship to the God among men and women
2019
Paper ini mencoba mengulas persoalan isu gender ditinjau dari pendidikan Islam. Diperdapatinya apriori atas nama jenis kelamin dalam pendidikan sebenarnya bermuara pada ketidakpahaman terhadap semangat api Islam itu sendiri. Kesetaraan gender pandangan pendidikan Islam memberikan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi dalam diri manusia, yang ultimate goalnya adalah untuk menjadi insan kamil (manusia yang sempurna) dengan muatan posisi ‘abid (hamba) dan khalifah di muka bumi. Kajian ini merupakan studi pustaka. Rekomendasinya adalah bahwa tataran normative pendidikan Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis memberikan peluang terhadap laki-laki dan perempuan untuk mengembangkan potensi dengan ilmu pengetahuan.
Islamuna: Jurnal Studi Islam, 2015
Bias gender dalam pendidikan masih kerap terjadi. Padahal ini akan berimplikasi pada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam sejumlah aspek kehidupan. Karena itu, penting terus dilakukan upaya mengatasi bias gender dalam pendidikan, di antaranya melalui; (1) reintepretasi ayat-ayat al-Qur"an dan hadits yang bias gender dilakukan secara kontinyu agar ajaran agama tidak dijadikan justifikasi yang salah; (2) pengembangan kurikulum berbasis kesetaraan, keadilan dan keseimbangan; (3) pemberdayaan kaum perempuan di sektor pendidikan informal; (4) pemberdayaan di sektor ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga terutama dalam kegiatan industri rumah tangga; (5) pendidikan politik bagi perempuan agar dilakukan secara intensif; (6) pemberdayaan di sektor keterampilan, baik keterampilan untuk kebutuhan rumah tangga maupun yang memiliki nilai jual; dan (7) sosialisasi undang-undang anti kekerasan dalam rumah tangga lebih intens.
Jurnal Pendidikan Profesi Guru
Kajian yang berjudul kesetaraan gender dalam pendidikan Islam telah mewakili ide yang mencoba untuk mengungkapkan beberapa masalah yang berkaitan dengan kesetaraan gender di lingkup pendidikan Islam, khususnya ide-ide pendidikan Islam dari salah satu mufassir Indonesia modern. Target yang ingin dicapai dari penelitian ini berdasarkan kesetaraan gender dalam dunia pendidikan dan perspektif agama islam. Penelitian ini juga menjelaskan tentang relevansi ide-ie dalam mengembangkan sistem pendidikan nasional. Awal isu kesetaraan gender itu dimulai ketika RA Kartini membuka sekolah khusus perempuan terus kondisi sekarang yang masih ada ketidaksetaraan gender akibat patriarki terus kita bikin gerakan melawan patriarki di sekolah.
KUTTAB
The Islamic education problems that are often criticized by the West are gender issues, Islamic education is considered west to overrule the role of women in Islamic education, whereas in Islamic education since the beginning of Islam Strongly uphold women's standing, especially in terms of inheritance and the similarity of rights and obligations in science. In modern eras of women's emancipation movement in Islam are more likely to follow the western mindset, the activists of Islamic feminism could take a pattern of the Muslim philosopher Greek Helereism, as in classical Islam the Muslim philosopher could put aside the philosophical thought of Greek Helenism that was incompatible with the teachings of Islam, as well as to take the thought of Helenism Greek that matched the spirit of Islam. This article is an explanation of the gender movements and emancipation of women in particular in Islamic education. It is important to reconstruct the fundamentals of Islamic perspective...
sebuah tulisan yang di sari dari berbagai sumber
Irfani
Fokus penelitian pada analisis dan pengembangan materi pembelajaran Fikih di MAN 1 Kota Gorontalo). Hasil penelitian ini bahwa: Analisis materi pembelajaran pada buku peserta didik mata pelajaran fikih terdapat empat aspek materi terkesan bias gender pada topik wali dan saksi dalam pernikahan, peradilan dalam Islam dan akikah dari segi syarat dan jumlah yang mendominasikan laki-laki dari pada perempuan sehingga menimbulkan pemahaman keliru karena penyajian guru yang kurang tepat sehingga guru kurang mengembangkan materi melalui pemerkayaan, perluasan, dan pendalaman melalui contoh-contoh dan pandangan yang berbeda dari referensi atau informasi sebagai sumber belajar. Pengembangan materi fikih terkesan bias gender dibedakan menjadi dua bentuk yaitu: perencanaan penggunaan buku fikih dan penggunaan buku fikih dalam pembelajaran. Pengunaan buku peserta didik pada materi fikih salah satu kesulitan guru fikih adalah menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa yang dipahami peserta didik, ...
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang strategis dalam mentrasformasikan budaya yang berkembang dalam masyarakat. Diskursus tentang gender menjadi hal menarik, baik secara historis maupun realita modern saat ini. Epistimologi pendidikan islam memberikan ruang terhadap perempuan sebagai "mitra sejajar" dengan laki-laki, sebagaimana al-quran memposisikan hak dan kewajiban bagi kedua anatomi yang berbeda tersebut. Islam mengedepankan konsep keadilan bagi siapapun dan untuk siapa pun tanpa melihat jenis kelamin mereka.
PSIKOWIPA (Psikologi Wijaya Putra)
This study was conducted to determine the understanding of gender in Islam. The study used a quantitative design method by distributing a questionnaire in the form of a google form to students at the University of Indonesia Education to obtain the necessary data. The sample in this study were active students at the Indonesian Education University and were Muslim. The data collection technique in this research is a questionnaire (questionnaire). The result of this study is that the average respondent already knows in general about gender, but has not studied much in terms of the Qur'an and Hadith.
Through historical text review of scholars works in Islamic world from the stories in sahabah era until now in Indonesian era, the writer found that scholars and society's view about access to education for women as well as women involvement as leaders in political field were varied and dynamic. In part of Islamic history women often perceived as the second class of society while has not equal access to education and self development compared to men. The writer was then elaborated the discussion to Indonesian context. The study concluded that women should be liberated from any kind of oppressions so that they could improve their self potentials. Public policies should be performed to make it possible for women to become experts in their social, politics, and cultural roles besides and together with men.
Studia Philosophica et Theologica
Etika kepedulian berhubungan dengan tindakan moral kepada orang lain. Berbicara tentang kesetaraan mempunyai hubungan yang erat dengan para perempuan. Sampai saat ini mereka masih memperjuangkan kesetaraan dalam hidup. Perempuan masih masih sering dianggap sebagai “ahli” dalam ranah domestik. Hal ini menjadikan kepedulian diakui sebagai bagian dalam hidup perempuan. Apakah benar demikian? Melalui pemikiran para tokoh perempuan ditemukan bahwa ternyata pembagian wilayah kepedulian menjadi milik perempuan adalah karena konstruksi budaya semata. Saat ini mulai diperjuangkan suatu perubahan paradigma untuk memberikan kesempatan bagi perempuan dan laki-laki untuk bekerja sama, termasuk dalam wilayah kepedulian. Sarana yang dipakai adalah pendidikan. Pendidikan membuka banyak kesempatan dan kebebasan bagi setiap orang, termasuk perempuan, untuk mengubah hidupnya. Metode dalam artikel ini adalah analisis teks buku-buku tentang etika kepedulian yang ditulis oleh para pemikir perempuan.
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Penelitaian ini bertujuan untuk mengetahui peran gender dalam perspektif Islam terutama dalam pendididikan. Masih banyak yang beranggapan membedakan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan. Faktor penyebab pembedaan kedudukan ini diantaranya adanya kesalahan pemahaman dalam mengkonstruksi peran sosial antara laki-laki dan perempuan sebagai akibat dari interpretasi teks suci al- Qur’an secara particular dn terkesan tidak utuh. Hal ini tentu mengakibatkan terjadinya konsepsi-konsepsi yang tidak seimbang dalam menempatkan posisi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode desripsi kualitatif, dengan pendekatan kepustakaan atau library research. Hasil dari penelitian ini Islam selalu menempatkan semua hal pada posisi yang se- imbang. Islam juga menempatkan Laki-laki dan perempuan sebagai manusia yang memiliki posisi seimbang dan sama. meletakkan kedudukan laki-laki dan perempuan secara seimbang sesuai dengan kadar keimanan dan keta...
The issue of gender is an issue that often be discussed in all aspects of life, including Islamic education. The term of gender is not only for women, but also for men. In fact, women are in marginalized position, so this discussion is much more for woman autorities. On the other hand, men that are reputed as persons who have higher levels in several aspects of life. The marginalized position of women is expected to encourage mindset changes in various segments of social life. Gender is determined by several factors, created, and socialized, and implemented by means of social and religion. Islamic education in Indonesia is provided for all citizens. This article is as the explanation of the role of gender of Islamic education in Indonesia.
2020
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk setiap manusia memperoleh perlakuan yang sama, adil, dan merata dalam kehidupan kesehariannya didalam segi aspek apapun terlebih dalam dunia pendidikan. Dan juga menghapus ideologi patriarki yang mengaharuskan kedudukan laki-laki di atas perempuan. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode kualitatif deskriptif, di dalamnya penulis mencoba menjabarkan apa saja yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Fatima Mernissi memandang bahwa pendidikan adalah suatu tahap awal dalam pendidikan Islam. Dimana orang tua berperan sebagai guru pertama di rumah. Materi bahan pembelajaran maupun pengetahuan agama, kebudayaan dan adat istiadat sosial. Dalam hal ini Fatima menjelaskan bahwa antara kaum perempuan dan laki-laki, keduanya adalah seorang pendidik dan peserta didik, mereka semua mempunyai kesempatan belajar yang sama karena mereka memilki tanggung jawab yang sama. Hal tersebut sudah terjadi pa...
HUMANIKA
Islam diturunkan ke dunia hanya untuk membebaskan manusia dari semua bentukketidakadilan. Dalam hubungan laki-laki dan perempuan, keadilan mensyaratkan tidak adadiskriminasi, tidak ada kecenderungan mengistmewakan jenis kelamin tertentu danmerendahkan jenis kelamin yang lain. Keadilan memberikan bobot yang sama dalam hakdan tanggung jawab baik perempuan maupun laki-laki. Keadilan tidak menempatkanperempuan sebagai subordinasi laki-laki. Ada prinsip-prinsip keadilan dalam hubunganlaki-laki dan perempuan yang terkandung di dalam nilai-nilai Islam universal. PendidikanIslam sebagai proses transformasi nilai-nilai Islam mempunyai peran penting dalammembentuk masyarakat agar memiliki kepekaan sensitive gender. Posisi tidak setaraantara peran laki-laki dan perempuan bukanlah bagian dari pendidikan Islam. Oleh karenaitu, perlu dikembangkan konsep pendidikan Islam responsif gender yang memberikankesempatan sama baik bagi laki-laki maupun perempuan untuk mengembangkan potensidirinya secara o...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.