Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Perpusnas Press
…
96 pages
1 file
Sejak tahun 2015, seiring dengan peningkatan target dalam indikator kinerja di Perpustakaan Nasional, kegiatan alih aksara, terjemahan, saduran dan kajian terus ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pada tahun 2019, Perpustakaan Nasional menargetkan 150 judul penerbitan bagi hasilhasil karya tulis tersebut. Untuk meningkatkan kuantitas sekaligus kualitas hasil penelitian filologis, maka kegiatan Alih Aksara, Alih Bahasa, Saduran, dan Kajian Naskah Kuno Nusantara Berbasis Kompetisi ini dilakukan. Kegiatan ini dapat terlaksana berkat kontribusi karya para filolog dan sastrawan. Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada para filolog dan sastrawan yang telah mengirimkan karya-karya terbaiknya. Secara khusus, Perpustakaan Nasional juga mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) yang sejak awal terlibat dalam proses panjang seleksi naskah, penyuntingan, proofreading, sampai buku ini dapat terbit dan dibaca oleh masyarakat. Besar harapan kami semoga fasilitasi terhadap karya tulis Alih Aksara, Alih Bahasa, Saduran, dan Kajian Naskah Nusantara Berbasis Kompetisi ini dapat meningkatkan kualitas penerbitan dan mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat, serta bermanfaat dalam upaya menggali kearifan lokal budaya Indonesia.
Perpusnas Press
menggunakan kertas Eropa. Kondisi fisik masih cukup baik dengan penjilidan baru menggunakan kertas Karton tebal berwarna merah dan ada sampul plastik sebagai pengaman. Untuk merapihkan sisi-sisi teks naskah ini menggunkan pensil sebagai garis panduan penulisannya. Ada penomoran halaman ditulis baru di atas sebelah kiri dengan aksara latin. Naskah ini berjumlah 398 halaman. Pada tiap-tiap halaman berisi 13 baris teks. Ukuran naskah 20,5 x 16,3 cm dengan ukuran teks 16,5 x 13,5 cm, menggunakan aksara Cacarakan dengan bahasa Jawa Cirebon-Indramayu dengan tinta berwarna hitam dan merah sebagai hiasan tembang (rubrikasi baru). Adapun kolofon naskah ini berbunyi "hisun amimiti anulis, hing dian hakad punika, hing tanggal nem likur sasihe, sasi tiga punika, kahetang sasi cina..."
Perpusnas Press
menggunakan kertas Eropa. Kondisi fisik masih cukup baik dengan penjilidan baru menggunakan kertas Karton tebal berwarna merah dan ada sampul plastik sebagai pengaman. Untuk merapihkan sisi-sisi teks naskah ini menggunkan pensil sebagai garis panduan penulisannya. Ada penomoran halaman ditulis baru di atas sebelah kiri dengan aksara latin. Naskah ini berjumlah 398 halaman. Pada tiap-tiap halaman berisi 13 baris teks. Ukuran naskah 20,5 x 16,3 cm dengan ukuran teks 16,5 x 13,5 cm, menggunakan aksara Cacarakan dengan bahasa Jawa Cirebon-Indramayu dengan tinta berwarna hitam dan merah sebagai hiasan tembang (rubrikasi baru). Adapun kolofon naskah ini berbunyi "hisun amimiti anulis, hing dian hakad punika, hing tanggal nem likur sasihe, sasi tiga punika, kahetang sasi cina..."
Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya daun pisang untuk makanan ternak, daun pepaya untuk mengempukkan daging dan melancarkan air susu ibu (ASI) terutama daun pepaya jantan.
Secercah argumentasi dalam puji-pujian Membaca sholawatan, dzikir dan syair sebelum pelaksanaan shalat berjama'ah, adalah perbuatan yang baik dan dianjurkan. Anjuran ini bisa ditinjau dari beberapa sisi : Pertama, dari sisi dalil, membaca syair di dalam masjid bukan merupakan sesuatu yang dilarang oleh agama. Pada masa Rasuluhah SAW/, para sahabat juga membaca syair di masjid. Dalam sebuah hadits Dari Said bin Musayyab, ia berkata, "Suatu ketika Umar berjalan kemudian bertemu dengan Hassan bin Tsabit yang sedang melantunkan syair di masjid. Umar menegur Hassan, namun Hassan menjawab, `aku telah melantunkan syair di masjid yang di dalamnya ada seorangyang lebih mulia darimu(Nabi). Kemudian ia menoleh kepada Abu Hurairah. Hassan melanjutkan perkataannya. Bukankah engkau telah mendengarkan sabda Rasulullah SAW, jawablah pertanyaanku, ya Allah mudah-mudahan Engkau menguatkannya dengan Ruh al-Qudus. Abu Hurairah lalu menjawab, Ya Allah, benar (aku telah medengarnya).' (HR Abu Dawud [4360] anNasa'i [709] dan Ahmad [209281). Mengomentari hadits ini, Syaikh Ismail Az-Zain menjelaskan adanya kebolehan melantunkan syair yang berisi puji-pujian, nasihat, pelajaran tata krama dan ilmu yang bermanfaat di dalam masjid. (Irsyadul mu"minin ila Fadha'ili Dzikri Rabbil 'Alamin, hlm. 16). Puji pujian Syair Wali Tanah Jawa 8 Abadikan karya yang terbukti baiknya Kedua, dari sisi syiar dan penanaman akidah umat. Selain menambah syiar agama, amaliah ini merupakan strategi sangat jitu untuk menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat. Karen di dalamnya terkandung beberapa pujian kepada Allah SWT, dzikir dan nasihat. Ketiga, dari aspek psikologis, lantunan syair yang indah itu dapat menambah semangat dan mengkondisikan suasana. Dalam hal ini, tradisi yang telah berjalan di masyarakat tersebut dapat menjadi semacam warming up (persiapan) sebelum masuk ke tujuan inti yakni shalat lima waktu. Manfaat lain adalah, untuk mengobati rasa jemu sembari menunggu waktu shalat jama'ah dilaksanakan. juga agar para jamaah tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu ketika menunggu shalat jama'ah dilaksanakan. Melantunkan syair puji-pujian juga dapat dikatagorikan sebagai dzikir. Seperti yang dikatakan Al-Ghozali, "dzikrulloh berarti ingatnya seseorang bahwa Alloh mengamati seluruh tindakan dan pikiranya". Sehingga dzikir tidak bermakna sempit hanya melafalkan lafal jalalah atau lafal lainya meskipun sama-sama membutuhkan kehadiran-hudlurnya hati. Dengan beberapa alasan inilah maka membaca sholawat, dzikir, nasehat, puji-pujian secara bersama-sama sebelum melaksanakan shalat jama'ah di masjid atau di mushalla adalah amaliah yang baik dan dianjurkan. Namun dengan satu catatan, tidak mengganggu orang yang sedang melaksanakan shalat. Tentu hal tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi masingmasing masjid dan mushalla. Tentunya masih banyak argumen lain, terutama yang masih ada dibenak para kyai dan ummat muslimin yang memiliki kepekaan hati. Puji pujian Syair Wali Tanah Jawa 9 Abadikan karya yang terbukti baiknya Fungsi Syair/Singir dalam Masyarakat Santri Muzakka dkk. (2002) menemukan tiga fungsi utama syi"ir, yaitu fungsi hiburan, fungsi pendidikan dan pengajaran, dan fungsi spiritual. Fungsi hiburan muncul karena hadirnya syi"ir dalam khazanah sastra selalu dinyanyikan baik dengan iringan musik tertentu maupun tidak. Fungsi pendidikan dan pengajaran muncul karena di samping syi"ir mengekspresikan nilai-nilai dedaktis, yakni pendidikan nilai-nilai moral Islam dan pengetahuan Islam yang kompleks, syi"ir juga digunakan sebagai bahan ajar dan atau media pengajaran di kalangan masyarakat santri. Fungsi spiritual muncul karena sebagian besar syi"ir diberlakukan penggunaanya semata-mata sebagai upaya penghambaan diri (ibadah) kepada Tuhan yakni untuk mempertebal rasa keimanan dan ketakwaan. Ketiga fungsi tersebut sangat berkait erat, sehingga sulit untuk dipisahkan satu dengan yang lain, sebab bagi pendukungnya-syi"ir memberikan spirit untuk beribadah dan memberikan ilmu pengetahuan dengan cara yang sangat menyenangkan. Puji pujian Syair Wali Tanah Jawa 10 Abadikan karya yang terbukti baiknya Catatan kearifan dalam Puji-pujian Tidak semua puji-pujian bebas untuk dilantunkan sebelum sholat. Pilihan penulis-walaupun bukan standar-disebutkan dalam buku ini setelah judul puji-pujian. Berikut inilah kriteria pilihan waktu; 1. Puji-pujian yang ada makna jawanya bagus dilantunkan pada Maghrib dan Isya. Kalau Maghrib, yang sifat pujianya memberi informasi seperti; no.1.b.rukun iman, rukun islam. Kalau "Isya , yang sifat pujianya mengingatkan seperti; no.1Gusdur, solatulloh kematian, he sedulur. 2. Untuk Subuh seyogyanya memilih yang berlirik perasaan mendalam seperti :no.12.astaghfirulloh, 1.a. Rukun Iman-1. 3. Pada Zduhur dan "Asar sebaiknya syair yang arab saja dan yang santai seperti ; solatulloh dan solawat pendek-pendek. 4. Perkecualian, adakalaya arab saja tapi tidak cocok di solat-solat zduhur-"asar seperti allohummarhamni bil qur"an, itu cocok untuk Magrib dan "Isya. Perlu juga menyesuaikan suasana, semisal baru ada sripah kematian, maka yang cocok dimagrib adalah yang arab saja dengan perasaan mendalam. Contohnya; no.17.Puji-Pujian Istighfar Khayul Qoyyumu. Seyogyanya bagi tokoh masyarakat khususnya para takmir masjid/mushola memperhatikan kriteria tersebut.
Co-author buku (Banjarmasin: Antasari Press), 2019
Buku ini merupakan kelanjutan dari buku Ulama Banjar dari Masa ke Masa 1 (Edisi Revisi) tahun 2018. Sejumlah ulama yang tidak tercantum pada buku edisi 2018 itu kemudian ditambahkan pada buku ini. Karena itu, jika pada buku sebelumnya tim LP2M lebih banyak berfungsi sebagai editor, kali ini tim LP2M lebih banyak berfungsi sebagai penyusun dan penulis entri pada isi buku ini.
Abstrak: Gadai Syariah (Ar-Rahn) merupakan akad perjanjian antara pihak pemberi pinjaman dengan pihak yang meminjam uang. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ketenangan bagi pemilik uang atau jaminan keamanan uang yang dipinjam. Oleh karena itu, gadai pada prinsipnya merupakan suatu kegiatan utang piutang yang murni dan berfungsi sosial, sehingga dalam berbagai literatur fikih muamalah akad ini merupakan akad tabarru' (akad derma) yang tidak mewajibkan imbalan. Praktik gadai ini telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. dan beliau sendiri pun pernah melakukannya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Perpusnas Press
Kelautan dan Perikanan, 2019