Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Penelitian bukanlah hanya milik orang-orang yang menekuni bidang ilmu murni saja, akan tetapi setiap bidang ilmu dapat melakukan penelitian, bahkan setiap orang hendaknya dibiasakan untuk melakukan penelitian. Suatu ilmu akan dapat berkembang secara ilmiah melalui penelitian. Oleh karena itu barang siapa yang ingin meningkatkan hasil pekerjaannya, di bidang apapun termasuk pendidikan, maka penelitian sangat diperlukan.
Penelitian bukanlah hanya milik orang-orang yang menekuni bidang ilmu murni saja, akan tetapi setiap bidang ilmu dapat melakukan penelitian, bahkan setiap orang hendaknya dibiasakan untuk melakukan penelitian. Suatu ilmu akan dapat berkembang secara ilmiah melalui penelitian. Oleh karena itu barang siapa yang ingin meningkatkan hasil pekerjaannya, di bidang apapun termasuk pendidikan, maka penelitian sangat diperlukan. Penelitian sangat diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan baik yang dihadapi oleh seseorang maupun kelompok atau lembaga. Dengan demikian sikap untuk terbiasa meneliti, hendaknya sudah dipupuk pada setiap orang sejak dini. Secara formal hal tersebut mungkin menjadi tugas para pendidik. Oleh karena itu para pendidik selain bertugas menyampaikan materi, juga dituntut untuk berusaha meningkatkan kemampuan anak didiknya untuk: 1. Menjadi manusia-manusia penganalisis yang memiliki kemampuan penalaran 2. Mampu menyajikan pengalaman belajar yang menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilan meneliti. Manusia pada prinsipnya dibekali oleh rasa hasrat ingin tahu yang seyogyanya dikembangkan.Rasa ingin tahu seseorang sudah muncul sejak anak-anak. Pertanyaan " apa ini " , " apa itu " , " mengapa begini " ? biasanya akan berkembang menjadi pertanyaan-pertanyaan " bagaimana hal itu dapat terjadi " ?, bagaimana cara memecahkannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut hendaknya jangan dimatikan, akan tetapi kepada anak-anak sebaiknya diikuti dan dijelaskan secara bertahap yang sesuai dengan tahap perkembangan pemikiran si anak. Kita hendaknya tidak mematikan rasa ingin tahu si anak melalui jawaban-jawaban yang sekedar agar si anak tidak bertanya lagi, apalagi anak dimarahi apabila bertanya. Perlakuan seperti ini biasanya akan mematikan hasrat ingin tahu si anak, sehingga si anak malas untuk bertanya lagi. Hal inilah biasanya yang akan mematikan kreativitas si anak. Hasrat ingin tahu seseorang akan terpuaskan apabila dia memperoleh pengetahuan atau jawaban terhadap sesuatu yang ingin diketahuinya. Pengetahuan atau jawaban yang diketahuinya adalah pengetahuan atau jawaban yang benar. Dalam sejarah perkembangan pola pikir manusia, ternyata yang dikejar itu esensinya adalah pengetahuan yang benar atau lebih jelasnya kebenaran. Kebenaran tersebut dapat diperoleh manusia, baik melalui pendekatan non-ilmiah mapun ilmiah. Pendekatan ilmiah dengan langkah-langkahnya, menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan urutan tertentu sehingga dapat dicapai pengetahuan yang benar tersebut. Namun dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan yang benar tidak selalu harus dicapai melalui langkah-langkah dan urutan tertentu, banyak kebenaran yang diperoleh melalui pendekatan non-ilmiah.
Penelitian pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk dipelajari. Pertama karena konsep penelitian itu sendiri rumit. Kedua karena banyaknya teori pendidikan itu sendiri yang terkadang saling bertentangan. Ketiga karena penelitian pendidikan melibatkan faktor manusia yang merupakan variabel yang sangat sukar dikontrol, berbeda dengan sains di mana banyak variabel yang relatif mudah untuk dikontrol, khususnya dalam eksperimen. Karena faktor manusia inilah maka penelitian pendidikan sukar untuk diduplikasikan untuk membuat verifikasi dan karena faktor manusia pulalah maka radius akurasi hasilnya lebar, kurang sempit dan kurang tajam atau dengan kata lain ketepatan tembakannya adalah ketepatan menembak dengan mata telanjang, bukan ketepatan menembak dengan teleskop. 1 Meski demikian penelitian pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan karena kita tidak dapat terus menerus bergantung pada intuisi 2 dan pengalaman saja untuk memperbaiki atau pun meningkatkan pendidikan. Mengingat intuisi merupakan sumber pengetahuan yang timbul dari kesadaran terdalam pada diri seseorang terhadap persoalan baru. Akan tetapi intuisi seringkali memberikan pengetahuan bias sehingga tidak dapat dijadikan dasar yang memadai dan dapat diandalkan untuk mengambil keputusan dalam menghadapi persoalan yang muncul. Begitu juga pengalaman antara satu orang dengan yang lainnya berbeda, oleh karenanya penelitian tetap harus dilakukan. Setidaknya ada tiga alasan utama mengapa penelitian pendidikan penting untuk dilakukan sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hadjar dari Mc Millan dan Schumacher dalam bukunya Research in Education: A 1 Donald Ary, et al. Introduction to Research in Education. terjemahan Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional, hal. v. 2 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, 1999. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 4. Conceptual Introduction (1989), yaitu: Pertama, penelitian dan ilmu pengetahuan telah lama menjadi bagian penting dan utama dalam meningkatkan aspek kehidupan di bidang lain, misalnya: di bidang kedokteran, penelitian telah memberikan andil besar dalam menangani berbagai penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Di bidang pertanian, penelitian telah banyak meningkatkan hasil-hasil pertanian baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Di bidang pendidikan, penelitian diharapkan juga mampu memberikan dampak yang sama dalam meningkatkan praktik kependidikan sehingga mempunyai dasar pijakan yang teruji secara empiris dan objektif dan bukan hanya didasarkan pada intuisi, pengalaman maupun otoritas pejabat yang membidangi pendidikan semata. Kedua, penelitian pendidikan telah terbukti memberikan sumbangan terhadap pengetahuan di bidang pendidikan. Sebagai contohnya adalah dalam pembuatan kebijakan atau keputusan. Proses pembuatan kebijakan atau keputusan tentunya melalui beberapa tahapan atau proses yang saling berkaitan satu sama lain, dimulai dari identifikasi masalah, studi empiris, replikasi, sintesis hasil penelitian dan adopsi oleh praktisi serta evaluasi. Misalnya kebijakan pemerintah terhadap penetapan uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi sejak tahun akademik 2013/2014 atau pun kebijakan pemerintah tentang penerapan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah di Indonesia. Kebijakan tersebut tentunya telah dan akan melalui beberapa tahapan atau proses di atas. Ketiga, ulasan terhadap penemuan dan hasil-hasil penelitian pendidikan telah memberikan implikasi praktis terhadap pembuatan keputusan yang bijaksana, sebagai contohnya adalah penelitian terhadap metode ceramah dan diskusi di mana masing-masing metode mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar. Di samping hasil penelitian tersebut dapat memberikan indikasi dalam mengidentifikasi masalah penelitian, hasilnya juga dapat memberikan bimbingan dan masukan kepada pendidik yang tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan penelitian sendiri. Sehingga mereka dapat melakukan perencanaan dan pengembangan 3 program baru, mengukur hasil belajar dan mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan kondisi masing-masing. Dari sini, terlihat bahwa penelitian pendidikan telah memberikan informasi dan pengetahuan yang valid tentang pendidikan yang diperlukan untuk membuat keputusankeputusan yang bijaksana. 3 Selanjutnya Ibnu Hadjar memaparkan bahwa terdapat beberapa ciri, proses dan keterbatasan penelitian pendidikan. Di antara ciri penelitian pendidikan adalah objektif, tepat atau persis, verifikatif, menerangkan, empiris, logis dan probabilitas. Namun penulis tidak akan menjelaskannya secara detail dalam makalah ini. Sedangkan proses penelitian pendidikan dimulai dari penentuan masalah, ulasan kepustakaan (studi pustaka), penentuan fokus masalah (dalam bentuk rumusan masalah, hipotesis serta definisi operasional), pemilihan desain dan metode (meliputi instrumen dan cara; survei, eksperimen, observasi), pengumpulan data (teknik, subjek, populasi dan sampel), analisis data dan penarikan kesimpulan. Adapun keterbatasan penelitian pendidikan itu sendiri meliputi: pertama masalah etika di mana manusia merupakan fokus utama penelitian bidang pendidikan, sehingga peneliti diharuskan mempertimbangkan etika, bertanggungjawab menghormati dan melindungi hak dan kehormatan subjek penelitian, menghindari kemungkinan adanya bahaya dan ketidaknyamanan baik fisik maupun mental termasuk menjaga kerahasiaan identitas dan kehidupan pribadi subjek dalam kaitannya dengan data yang diperoleh. Prinsip-prinsip etika yang membatasi hubungan antar manusia juga dapat membatasi masalah yang mungkin dapat diteliti. Kedua, pendidikan merupakan lembaga kemasyarakatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut mudah sekali berubah tiap tahunnya, misalnya populasi siswa yang duduk di kelas tertentu berubah karena naik kelas, pindah, keluar, lulus atau karena alasan lain; guru dan staf sekolah yang ada, juga demikian, jumlahnya berubah karena mutasi dan pensiun. Selain itu tujuan diadakannya sekolah yakni untuk tujuan pendidikan bukan tujuan penelitian sehingga 3 Ibid, hal 6-8. 4 penelitian yang dilakukan tidak boleh mengintervensi pendidikan. Sehingga kemungkinan dilakukannya penelitian adalah longitudinal atau replikasi karena pengaruh yang disebabkan oleh proses pendidikan baru akan terjadi jauh sesudah proses tersebut. Ketiga, kompleksitas masalah, yang berarti manusia yang terlibat dalam penelitian pendidikan yaitu: siswa, guru, staf, orang tua dan lain-lain, merupakan organisme hidup yang kompleks. Mereka mempunyai kepribadian yang kompleks (seperti perasaan, pikiran, motivasi dan kesadaran akan diri), mampu memilih tindakan yang dilakukan, serta mampu memilih respon terhadap stimulus yang diterima baik secara rasional maupun irasional. Setiap individu mempunyai cara yang berbeda untuk merespon dan memproses stimulus, karena perbedaan itulah respon yang dihasilkan mungkin dapat diprediksi mungkin juga tidak. Manusia, sebagai subjek penelitian, mungkin akan bertingkah laku berbeda kalau dia sadar sedang dilibatkan dalam suatu penelitian. Sehingga informasi yang diberikan kepada peneliti bisa jadi bukan merupakan informasi yang sebenarnya. Keempat, masalah metodologis. Dalam penelitian kuantitatif bidang pendidikan, peneliti menghadapi masalah pengukuran karakteristik manusia yang kompleks, yang umumnya hanya dapat dilakukan secara tidak langsung melalui inferensi seperti sikap, cara berfikir, prestasi belajar, kemampuan intelektual, dan kecenderungan pribadi. Untuk mengukur kecenderungan kuantatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 13
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam praktiknya terdapat sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian. Beikut ini akan dikemukakan secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan.
Dalam melakukan penelitian adanya metode penelitian merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan cukup penting dalam melakukan suatu penelitian, karena pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan cara-cara ilmiah. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam suatu penelitian harus tepat.
Kata Kitabah berasal dari bahasa Arab yaitu kataba, yaktubu, katban, kitaban,dan kitabatan. Kitabah berarti Tulisan. Kata ini juga berarti menyusun dan mengumpulkan.
Siti Nur Holifah (211101060010) Agustin Indrawati (212101060013) Yosi Nur Kumala Dewi (211101060019)
Bagaimana urgensi metode dalam sebuah ilmu pengetahuan? Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasannya metode sangatlah penting bagi sebuah ilmu pengetahuan. Mengapa metode itu sangat penting? Karena metode tersebut dapat dikatakan sebagai penentu keberhasilan bagi sebuah ilmu pengetahuan. Jika metodenya kuat atau relevan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan tersebut maka sebuah ilmu pengetahuan akan berjalan sesuai dengan tujuan yang akan ditempuh. Dan metode akan menjadi cara yang akan dilaksanakan selama kita mempelajari sebuah ilmu pengetahuan. Bicara tentang filsafat pendidikan pastinya kita tidak akan asing dengan metode-metode apa saja yang ada di dalamnya. Seperti metode positivistik, metode fenomologis, dan metode kritis. Yang mana nantinya ketiga metode tersebut menjadi cara yang akan dilaksanakan selama kita mempelajari tentang filsafat pendidikan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.