Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam
Curriculum plays an important role in realizing future generations that are useful for the nation and state. Who has the nature of responsibility, creative, innovative, and become an expert. The curriculum is the heart of a school and the school is the heart of society and the society is the heart of the nation. So that the nation will advance if it has high quality and high quality of human resources. However, curriculum development often finds many problems that require consideration and solution from the discussion of definitions, scope, characteristics, principles, objectives, concepts, as well as curriculum development and as well as learning and character education which are emphasized in the national curriculum. The understanding of character, components, elements, goals, functions, principles, character values, methods of character education concepts, to curriculum problems and character education learning is so important for us to understand.
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 2021
Character education is a conscious effort to shape and develop a person with the aim of building national character. Various aspects support the implementation of characher education, namely family, school, community, friends and society. However, the reality is that Indonesia is currently experiencing an alarming moral decline. The government has tried a strategy in implementing character education by integrating character education with subjects applied in schools. The concept that has been devised by the government with reality is inversely proportional. So, the purpose of this study is to describe the problematics of character education, between concept and reality. Researcher used library research by examining theories based on facts from previous studies. The result of researct on the prolematics of character education strategy consists of aspects that play a role in building character education, including schools, families, communities and oneself. Second, creating noble char...
In thias paper, I will discuss two focus problem. First, what is character. Second, evidence of character crisis at student. With purpose is to know definition the character and evidencethere are of character crisis at student.Character is a distinctive feature that distinguishes some body with another. The character’s of every body is different and a reflection of a good character will manifest with his good behavior. Indonesia is currently in “a character crisis” situation. This is struck the all group that do, student, college student, and also parents.Evidence of the character crisis, specially at studentthat is mass rampage or brawl among young people resulting in public unrest, promiscuity among teenagers, as well as information that is no less surprising than the National Narcotics Agency (BNN) that there are about 3.6 million drug addicts in Indonesia involving young people.
Jurnal Ilmiah Widya Borneo
The implementation of PJJ during the Covid-19 Pandemic has a bad impact because gradually some good habits/characters in students begin to decrease. Character education that is integrated with subjects during the implementation of PJJ cannot be given or absorbed by students as expected. This study aims to obtain concrete data about the decline in the quality of Character Education during the implementation of PJJ which was extracted from the parents of students to further try to find solutions to these problems. This research uses survey research method. The population of this research is parents who have children who are still in elementary/middle level in Hulu Sungai Selatan Regency. A sample of 155 people. The results of the study are statements from parents of students, namely: Children are accustomed to getting up early in the morning 94.8%, Children get up early alone 78.7%, Children are accustomed to worshiping together 74.2%, Children are given routine responsibilities every...
2011
Pendidikan karakter sebagai upaya membangun kesadaran dan identitas bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini dilanda berbagai keterpurukan. Pendididkan karakter menyangkut pemahaman, penghayatan, dan perilaku baik yang dikembangkan dari nilai-nilai inti. Pendidikan karakter tidak hanya berdimensi personal, tapi juga memiliki dimendi sosial-struktural.Pendidikan karakter di sekolah menjadi tanggung jawab bersama komponen yang ada di sekolah, dan merupakan kemitraan antara sekolah dan keluarga. Dalam kurikulum SD 197 4 ada Pendidikan Budi Pekerti, dan pada masa Orde Baru, digalakkan penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Hal ini menunjukkan sebenarnya bangsa ini memiliki keprihatinan yang mendalam tentang pembentukan karakter bangsa.Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kemajuan terhadap karakter peserta didik menjadi tolok ukur pendidikan karakter, sehingga perlu dipertimbangkan mengenai isi program, strategi, prinsi-prinsip, serta penilaian pendidikan karakter y...
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan
Dalam era formasi saat ini, banyak sekali terjadi masalah-masalah dalam lingkungan sosial. Masalah-masalah tersebut juga berakibatkan kepada kehidupan sekolah – bahkan sampai di sekolah dasar. Masalah-masalah sosial tersebut mengarah kita kepada kedisiplinan guru. Solusi atas kedisiplinan guru tersebut adalah melalui pendidikan karakter. Untuk dapat melaksanakan pendidikan karakter guna meningkatkan kedispilinan guru maka diperlukan pemahaman yang baik terhadap pendidikan karakter, yaitu pemahaman tentang pengertian dan makna pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter serta penerapan pendidikan karakter untuk meningkatkan kedisiplinan guru.
2018
Pendidikan karakter merupakan salah satu opsi yang harus dioptimalkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Hal yang menjadi dasar adalah bahwa makna pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Artinya, manusia sebagai makhluk Tuhan harus dibekali dengan hal lain selain kemampuan kognitifnya. Hal lain yang dimaksud pada pernyataan tersebut adalah kemampuan afektif atau sikapnya. Manusia tidak hanya diberi keterampilan dan kemampuan yang bersifat eksak yang berbicara pada aspek luar manusia secara biologis tetapi juga perlu pendidikan yang menjamah ranah inner side, mental life, mind affected word, dan geistigewelt.
Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang ada pada kurikulum 2013 dalam pengembangan karakter peserta didik akibat adanya pandemi covid 19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif kajian pustaka yang ditinjau dari literatur dan menganalisis berdasarkan topik yang relevan, dengan menelusur berupa jurnal, buku, kamus, dokumen, dan sumber lainnya. Teknik analisis data menggunakan model Spradley. Dari penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa konsep pendidikan dan pengembangan karakter merupakan hal yang sangat penting. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis karakter, dalam implementasinya pada situasi pandemi sekarang terdapat problematika implementasi pendidikan karakter pada kurikulum 2013. Berbagai problemtaika tersebut adalah peserta didik menjadi kecanduan gadget dan lupa akan jati dirinya sebagai manusia pancasila sehingga pengembangan karakter peserta didik menjadi terhambat. Kemudian sulit bagi guru untuk menentuk...
Edification Journal, 2019
Character or attitude or character is an inseparable component of a teaching and learning process and education. Character is formed from home, from the socialization of parents and the environment and can be well implanted in school. The application of character education in schools can be done through daily activities in schools both in teaching and learning activities, practicum and rest hours, both in routine activities, school conditioning and other routine activities. In addition, the internalization of character education can be done through extra-curricular activities in the form of student activity workshops, development of talent and interest groups, life skills education, competitions and competitions and school environment development. In addition to the above, internalization of character education is important to be socialized to parents through collaboration between school and family or parents.
ITTIHAD, 2016
Pendidikan karakter pada lembaga madrasah sangat memiliki peran yang trategis untuk menempa karakter anak didik. Madrasah sebagai lembaga pendidikan telah banyak memberikan peran dalam pembentukan karakter peserta didik, karena lembaga madrasah tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja akan tetapi melatih soft skill peserta didik. Madrasah sebagai bagian dari pendidikan yang membina karakter setidaknya ada empat strategi dalam penanaman karakter, pertama mengintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran, kedua pengembangan budaya madrasah, ketiga melalui kegiatan ekstraskurikuler dan keempat dalam kegiatan sehari-hari di rumah.Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Madrasah, Strategi.
Anterior Jurnal
National Education Minister's Regulation Number 41 of 2007: Process Standards for Primary and Secondary Education Units: Organizing activities to achieve Basic Competencies (KD) which are carried out interactively, inspiratively, fun, challenging, motivating students to enjoy actively, and provide sufficient space for initiative, creativity, and independence in accordance with the talents, interests and physical and psychological development of students. Learning activities in education are not just a process of delivering material, but will be done to make character, civilization, and promote the quality of life of students. Learning is directed to encourage education and the specific responsibilities of each individual who is able to become lifelong learners and realize a learning community. The principle of learning to underlie every step of learning to achieve character education, Based on behavioristic flow, learning is essential to building relationships with the Stimulus-...
Seminar Nasional “Profesional Learning Untuk Indonesia Emas”, 2015
2021
Karya sastra cerpen dalam penelitian ini dibangun atas unsur-unsur intrinsik yang membentuk suatu struktur sastra yang memiiki keunikannya tersendiri. Cerpen dalam penelitian ini memiliki kandungan pendidikan karakter yang cukup lengkap untuk membangun manusia yang berbudi pekerti luhur. Karya sastra (cerpen) menyuguhkan metode-metode pendidikan karakter melalui berbagai bentuk dan ragam cerita. Dalam cerpen ini, karya sastra melakukan tugasnya sebagai pendidik. Cerpen ini mendidik para pembacanya untuk melihat berbagai kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan dengan memaparkan rentetan hukum-hukum yang bekerja dalam kehidupan secara pasti.
Curriculum as one of the important components in achieving educational goals in school. No exception in the Muhammadiyah school, which has a curriculum from the primary and secondary education board of the Muhammadiyah central leadership, must also be adapted to the government in Kulon Progo district. Therefore SD Muhammadiyah Kalisoka developed the ISMUBA curriculum but also implemented regulations to strengthen character education. To know the implementation of regulations on strengthening character education in Muhammadiyah Kalisoka Field research at SD Muhammadiyah Kalisoka, Tuksono, Sentolo, Kulon Progo The regulation on strengthening character education has been inputted in developing the Islamic curriculum at Muhammadiyah Elementary School KalisokaFrom the results of the study it was found that Muhammadiyah Kalisoka Elementary School had succeeded in developing regional regulations to strengthen character education in its ISMUBA curriculum and had met the achievement indicators.
An-Nuur
Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan bagaimana Urgensi pendidikan karakter di lingkungan perguruan tinggi? Bagaimana pembentuk karakternya serta strategi bagaimana membentuk karakter mahasiswa diperguruan tinggi? Pendidikan Karakter adalah salah satu upaya pendidik dalam hal ini dosen dalam memengaruhi karakter mahasiswa dalam membentuk watak, moral dan etika. Lingkungan pendidikan tinggi dalam hal pendidikan karakter mempunyai peran dan fungsi sangat penting dalam memantapkan nilai nilai karakter yang dimilikinya dan mengarahkan ke pembentukan karakter yang berakhlak mulia, bermoral, beretika berbudaya serta beradap sesuai dengan falsafah pancasila.
ABSTRAK Revolusi digital yang berlangsung dalam kehidupan manusia, mengkabiatkan banyak perubahan dari dalam diri mereka. Termasuk juga dalam perubahan potensi diri dan nilai kehidupan mereka. Perubahan peradaban masyarakat membuat banyak permasalahan baru yang muncul, sehingga individu harus lebih bisa mengatasi permasalahan pada dirinya sendiri. Dan disini, bebragai fenomena seringkali muncul dalam permasalahan individu. Karena itu dibutuhkannya pembangunan sumber daya manusia sebagai pondasi pembangunan bangsa. Untuk menyiapkan generasi emas yang dibekali keterampilan abad 21. Menghadapi berbagai kondisi degredasi norma, etika, dan budi pekerti. Gerakan penguatan Pendidikan karakter di sekolah menjadi salah satu kegiatan yang bisa dilaksanakan untuk memperkuat karakter individy siswa melaluiu harmonisasi olah hati atau etika, olah rada atau estetika, olah piker atau literasi, dan olah raga atau kinestetik. Dengan dukuungan dari orang tua siswa, masyarakat lingkungan sekolah, sesame sekolah, dan keluarga merupakan bagian dari gerakan revolusi mental untuk penguatan karakter individu menghapai permasalahan di masyarakat kehidupan yang sebenarnya.PPK memiliki pengembangan nilai-nilai karakter yaitu : 1. Filosofi Pendidikan karkater ki hajar dewantara 2. Nilai-nilai karakter, dan 3. Kristalisasi nilai-nilai. Penguatan Pendidikan karakter memiliki implementasi kkonsep PPK : 1. PPK berbasis kelas, 2. PPK berbasis budaya sekolah, dan 3. PPK berbasis masyarakat. Gerakan penguatan Pendidikan karakter menjadi sebuah poros Pendidikan yang manjadi pondasi utama dari pembangunan karkater bangsa dan merupakan trasformsi dari
Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan keluarga. Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan sejak anak usia dini karena pada usia dini karena sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada matang dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak usia dini dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan, baik secara akademis maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik.
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai "Dampak Pendidikan Karakter". Makalah ini dibuat dengan berbagai referensi, sumber dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Selain dari pada itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Trunojoyo Madura Prof. Dr. Ir. H. Arifin, MS. 2. Dosen Pengajar Pendidikan Kepribadian berkarakter, Ibu Dewi Mayang Sari, S.Psi., M.Psi. 3. Kedua orang tua kami, serta 4. Teman-teman kami.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.