Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
11 pages
1 file
Makhluk hidup yang ada dunia ada beragam jenis bentuknya seperti manusia.
Jurnal Antologi Hukum
Transgender is a modern social phenomenon, transgender people whose way of behaving or looking is not by their gender role or dissatisfaction with their genitals. In Islam, transgender is called mukhannath which means to act like a woman or have many feminine and gentle qualities. The existence of the transgender phenomenon certainly impacts various aspects, one of which is regarding the concept of inheritance. Neither the Civil Code nor the Al-Qur'an and Al-Hadith explain the inheritance provisions for transgender heirs. The problem that is the focus of this research is what is the status of transgender inheritance and what is the portion of transgender inheritance according to Fiqh Mawaris and the Civil Code. This type of research includes library research which uses a comparative library approach, namely a study conducted by comparing provisions, rules, principles, or the legal system. The study results show that the concept of inheritance for transgender heirs according to t...
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman, 2020
Postgenderism is a technological way to erode biological, psychological and social roles in gender. Posgenderists assume that gender is an arbitrary boundary that should not need to exist. Posgenderists predict that there will be an accidental elimination of biological and psychological gender through technology, neurotechnology, biotechnology and reproductive technology. This opinion is considered to be detrimental to society and its own individuals, because reproduction will be helped by technology. So that social construction will shift. It is also very incompatible with the word of God and the sunnah of the Prophet. Because it is very explained in the Qur'an that humans were created with only two sexes. This research uses a qualitative method with a descriptive form of analysis that is normative. So analyzing by describing secondary data. Studying about posgenderism actually needs to be done, to anticipate and maintain our nature in accordance with what has been determined b...
Awal mula adanya psikologi transpersonal muncul perdebatan mengenai penyakit jiwa yaitu psikosis (skizoprenia). Pada tahun 60-an, behaviorisme memandang bahwa psikosis itu terjadi karena kesalahan akibat proses belajar yang keliru, jiwa tidak dibicarakan dalam behaviorisme. Tahun 1970-an, psikoanalisis memandang skizophrenia (penyakit psikosis) diakibatkan pengalaman traumatis, terutama pengaruh ibu yang menderita kecemasan. Pengalaman traumatis itu terjadi karena represi ke alam bawah sadar, pengalaman spiritual dianggap sebagai perilaku obsesif dan pemenuhan keinginan dari masa kanak-kanak, jiwa diperhitungkan sebagai motif-motif bawah sadar, terutama seks. Dua puluh tahun berikutnya ada penjelasan neurokimiawi tentang skizophrenia, adalah "biologically-based brain disease", kelompok ini menggunakan obat-obatan untuk penyembuhan skizoprenia. Pada tahun yang sama penggunaan obat-obatan ini justru mengantarkan banyak orang pada pengalaman spiritual pada realitas diluar realitas fisik. Sally Ciay adalah satu mantan pasien psikiatris, menulis artikel "stigma and spirituality", ia melaporkan pengalamannya selama ia menjadi pasien di Hartford Institute of Living (IOL) ketika ia didiagnosa menderita skizoprenia. Ia berkata bahwa "not a single aspect of my spiritual experience at the IOL was recognized as legitimate; neither the spiritual difficulties nor the healing that occurred at the end". Ia membantah bahwa memang ia menderita psikosis pada waktu itu. Tetapi di samping penderitaan karena penyakitnya itu, ia juga mendapat pengalaman spiritual yang dalam. Karena pengalaman ini diabaikan oleh petugas kesehatan, kesembuhannya mengalami hambatan. Dari kalangan psikiater R.D. Laing dan John Perry mengkritik pandangan profesi mereka yang menganggap kegilaan sebagai penyakit. Menurut Laing, seorang skizoprenia memang gila, tetapi ia tidak sakit. Jiwa secara keseluruhan adalah sebuah lautan luas, yang kebanyakan tidak diketahui ego. Jadi seorang psikosis itu bersentuhan atau bahkan tenggelam didalamnya, ia sedang menempuh perjalanan berbahaya, mengarungi samudera jiwa untuk menemukan makna yang lebih dalam. Laing berkata psikosis bukanlah "breakdown" tetap "breakthrough", bukan kehancuran tetapi terobosan. Laing adalah tokoh utama dari psikologi humanistis-eksistensial. SEKILAS TENTANG TRANSPERSONAL Kata transpersonal berasal dari kata trans yang berarti melampaui dan persona berarti topeng. Secara etimologis, transpersonal berarti melampaui gambaran manusia yang kelihatan. Dengan kata lain, transpersonal berarti melampaui macam-macam topeng yang digunakan manusia. Menurut John Davis, psikologi transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu yang menghubungkan psikologi dengan spiritualitas. Psikologi transpersonal merupakan salah satu bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama. Konsep inti dari psikologi transpersonal adalah nondualitas (nonduality), suatu pengetahuan bahwa tiap-tiap bagian (misal: tiap-tiap manusia) adalah bagian dari keseluruhan alam semesta. Penyatuan kosmis dimana segala-galanya dipandang sebagai satu kesatuan.
JURNAL KONSELING GUSJIGANG, 2016
Perubahan dinamika kehidupan masyarakat modern saat ini telah menciptakan persepsi atau pemikiran sejumlah konsep, istilah dan teori baru yang disebabkan oleh gaya hidup di era globalisasi. Fenomena lesbian, gay, biseksual dan transgender atau biasa disebut LGBT merupakan salah satu gaya hidup modern yang memberikan dampak positif maupun negatif pada beberapa masyarakat terutama dalam kalangan remaja di Indonesia. Hal tersebut menciptakan berbagai masalah yang tidak hanya pada remaja saja, namun juga keluarga, dan lingkungan konseli. Masalah-masalah yang timbul dalam konteks ini adalah belum adanya langkah tepat untuk koselor dan psikiater menolong konseli dengan latar belakang lesbian, gay, biseksual dan transgender. Tujuan artikel ini untuk mengetahui persoalan-persoalan khususnya masalah penerimaan diri transgender serta layanan bimbingan dan konseling terhadap persoalan tersebut.
Pembahasan singkat masalah kaum transgender dalam wajah hiburan Indonesia sebagai tugas Cultural and Critical Studies Brief criticism about transgender people in image of Indonesian entertainment as Cultural and Critical Studies assignment
2016
Transgender individual is one of minority in our society. Transgender people has problem with their body and feeling. Their physical appearances do not match with their psychological aspect. Therefore they are assumed by majority society as"abnormal" people. As a result they tend to be discriminated and marginalized from the society. As a human being, transgender individual has the same right as other individuals of the society. Therefore as religious people, transgender individuals have freedom to express their belief. However, they find several problems in their living existences in social religious context. Kata Kunci: transgender, minoritas, hak beragama, abnormal, dan diskriminasi Pendahuluan A. Transgender merupakan salah satu kelompok minoritas yang mempunyai hak untuk mempraktikkan keyakinan agama mereka. Minoritas adalah sejumlah kecil dari masyarakat besar yang disebut mayoritas. Kelompok ini selalu menerima perlakuan yang tidak sama dengan masyarakat dominan. Ol...
Rekayasa Genetika merupakan salah satu teknologi baru dalam bidang biologi. Produk dari Rekayasa Genetika disebut sebagai GMO (Genetic Modified Organism) contohnya adalah Tanaman Transgenik dan Hewan Transgenik.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial dan Sains, 2020
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)
MASLAHAH (Jurnal Hukum Islam dan Perbankan Syariah)
Jurnal Sosiologi Agama
Psychocentrum Review