Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, IMAN FIRDAUSI
https://doi.org/10.17632/3rkkzmm5jy.1…
38 pages
1 file
Dari segi kefahaman, tujuan Syariat itu cukup jelas dan tidak sukar difahami. Namun untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan, timbul beberapa cabaran, antaranya keluasan skop maslahah dan mafsadah boleh menyebabkan berlaku pertindihan atau pertembungan antara sesama maslahah, atau sesama mafsadah atau antara maslahah dan mafsadah. Maka untuk memastikan tujuan Syariat itu dapat dilaksanakan dengan sempurna, adil dan saksama, pertembungan dan pertindihan tersebut perlulah diselesaikan mengikut panduan yang digariskan oleh para fuqahak. Dalam makalah ini selain mengupas maksud maslahah dan mafsadah, penulis turut memberi fokus kepada isu pertembungan dan pertindihan antara maslahah dan mafsadah, iaitu menjelaskan panduan yang digariskan fuqahak untuk menangani isu tersebut jika berlaku. Penulis akan bermula dengan menjelaskan maksud maslahah dan mafsadah, diikuti dengan menerangkan dhabit (garis panduan) bagi ciri-ciri maslahah yang diakui Syariat dan berikutnya membentangkan panduan tersebut. Di akhir makalah penulis akan membuat rumusan.
The concept of maslahah and mafsadah are always being used as a guide by Muslim Scholars to resolve contemporary Muslims problems. Although, the both concepts were discussed in Usul Fiqh's books, the discussions only touch on a general concept based on examples from the existing Islamic Jurisprudence laws. Furthermore, how to apply the both concepts when there is a contradiction between the two is only been discussed in general without any specific method. This article tries to propose several 'tarjih' methods towards mafsadah and maslahah in resolving contemporary Muslim problems. The methods will be analyzed and used in order to ensure the application of maslahah and mafsadah are not derailed from the truth and is not easily used by certain bodies to claim that their decision is related with the both concepts.
Abstraksi; Maslahah terbagi tiga yaitu; yang diterima syara', yang ditolak oleh syara' dan yang diperselisihkan oleh ulama muslim karena tidak ada dalil, baik yang menerima maupun yang menolaknya. Maslahah yang ketiga inilah yang menjadi objek kajian teori maslahah-mursalah atau istislah yang diperkenalkan oleh Imam Malik. Sebagian pemikir muslim menerima maslahah-mursalah sebagai dasar penetapan hukum Islam. Namun sebagian yang lain, khususnya dari kalangan pengikut mazhab asy-Syafi'iyah menolak maslahah-mursalah sebagai dasar penetapan hukum Islam, padahal berdasarkan hasil penelitian yang ada, Imam asy-Syafi'i dan pengikutnya Imam al-Ghazali menerima maslahah mursalah sebagai dasar penetapan hukum Islam.
Mashlahah or concept of the benefits an essential part of Islamic law. Ulama (muslim scholar) have various statements about mashlahah. In one statement, mashlahah is nash authorities that people have to understand exclusively and strictly. In another, Ulama ensure that intelligence has a role to decisive the benefit. There are three way to gain knowledge about mashlahah, namely bayani, burhani, and " irfani. Nash is believed to be esoteric and exoteric, but the meaning of esoteric is more dominant. This paper wants to explore how to gain knowledge about mashlahah in bayani, burhani, and " irfani perspective.
Maqāsid Syarîah merupakan konsep yang senantiasa dijadikan sandaran utama oleh para ulama ketika menangani permasalahan hukum Islam. Karena Maqāsid Syarîah itu bermaksud mencapai kebaikan (maslahah) dan menolak keburukan (mafsadah), sehingga dapat difahami bahwa kedua konsep tersebut merupakan asas dari konsep Maqāsid Syarîah. Pembahasan tentang konsep maslahah banyak mendapat perhatian para ulama usul sedangkan konsep mafsadah masih jarang yang membahasnya secara terpisah. Walaupun pembahasan konsep mafsadah jarang dijelaskan secara terpisah, namun tidak bermaksud konsep tersebut tidak wujud dalam pembahasan ulama. Hal tersebut karena ketika ulama membahas konsep maslahah dalam Istinbat hukum pada saat yang sama mereka membahas konsep mafsadah bersama dengan konsep maslahah. Tulisan ini akan coba menjelaskan pandangan ulama Usul tentang kedua konsep tersebut serta hubungannya sebagai asas pemikiran Maqāsid Syarîah.
Afkar-Jurnal Akidah & Pemikiran Islam, 2018
Sejak awal abad ke-20, dunia Islam menghadapi cabaran pemikiran yang hebat yang datang daripada peradaban Barat, dengan kemunculan cendekiawan-cendekiawan yang berfikiran sekular dan liberal di kalangan umat Islam yang giat mempromosikan idea-idea dan nilai-nilai Barat. Fenomena ini didorong oleh rasa rendah diri yang mencengkam sebahagian umat Islam akibat kemunduran dan keterbelakangan umat Islam yang telah mengalami kejatuhan peradaban dan seterusnya penjajahan ratusan tahun lamanya. Sebahagian daripada idea-idea yang diperkenalkan itu ada yang baik dan telah diterima umum, dan sebahagian yang lain bertentangan dengan ajaran Islam dan boleh merosakkan aqidah serta jati diri umat Islam. Makalah ini berusaha untuk menelusuri falsafah dan ideologi liberalisme ini sampai ke akar umbinya lalu menilainya daripada kacamata dan pandangan alam (worldview) Islam, di samping menjawab kekeliruan yang ditimbulkan oleh para pendokong liberalisme di kalangan orang Islam. Kajian analitikal dan kritis dilakukan terhadap idea-idea para pemikir liberalisme untuk mendapat gambaran sebenar faham ini dan implikasinya dalam kehidupan seorang Muslim. Kajian ini juga menerangkan secara ringkas dan padat sikap yang telah diambil oleh para ulama' dan ilmuwan Islam dan bagaimana umat Islam dapat menghadapi cabaran pemikiran ini dengan baik.
Metode Dakwah Islam :Batasan Dakwah, Potret Nabi Sebagai Pendakwah, Problematika Seputar Pendakwah, Mitra Dakwah Dalam Perspektif Sosiologis dan Perspektif Teologis, Prioritas Mitra Dakwah., 2020
Secara umum adalah setiap muslim yang mukalaf (sudah dewasa). secara khusus adalah muslim yang telah mengambil spesialisasi di bidang agama islam yaitu ulama dan sebagainya. Seorang pendakwah yang baik sebelum menyampaikan dakwah kepada masyarakat seharusnya lebih dulu memahami apa yang akan dia sampaiakan.
Peran Fatwa MUI dalam Berbangsa dan Bernegara, Pandangan Akademisi terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia, 2018
kemaslahatan umat merupakan tujuan utama setiap perumdangan hukum, termasuk di dalamnya adalah fatwa. Majelis Ulama Indonesia sebagai lembaga semi govermental yang ada di Indonesia secara berkala menerbitkan fatwa dalam banyak bidang. Usaha untuk merealisasikan tujuan tersebut terbaca dari Pedoman Penetapan Fatwa MUI dipertegas dalam fatwanya tentang Kriteria Maslahat tahun 2005. Fatwa MUI didasarkan pada Alquran ,Hadis, dan pendapat ulama yang mu'tabar, baik dengan metode al-jam' wa al-tawfiq maupun al-tarjih dengan metode muqaran. Juga dengan bayan, ta'lil, istislah, dan sadd al-dhari'ah sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari sikap tahkkum.
Afkar-Jurnal Akidah & Pemikiran Islam, 2019
Artikel ini mengamati dimensi ketuhanan falsafah Mashā'iyyah (Peripatetik) yang merujuk kepada idea al-Kindī, al-Fārābī, Ibn Sīnā dan Ibn Rushd. Wacana tersebut dilatari oleh interaksi Mashā'iyyah terhadap tradisi metafizik Aristotle yang berteraskan konsep `illah sebagai asas keterangan bagi hakikat kewujudan. Secara kritis, usaha pemurnian tradisi falsafah asing ini dijayakan melalui gagasan pengharmonian agama dan falsafah (al-tawfīq bayn al-dīn wa al-falsafah). Artikel ini menyorot latar idea metafizik Aristotle, gagasan pengharmonian Mashā'iyyah dan kaitannya dengan pembentukan konsep ketuhanan Mashā'iyyah. Kajian mendapati bahawa di sebalik usaha Mashā'iyyah yang amat identik dengan aspirasi tauhid, ironisnya proses pemurnian tersebut masih dibayangi oleh dimensi metafizik Aristotle dalam mengkonsepsikan watak ketuhanan Allah SWT.
The use of maslahah mursalah as the source for the establishment of Islamic economic practices that previously did not exist is a necessity. This is because maslahah is at the core of all these economic developments. All forms and practices of Islamic financial innovation meant to realize maslahah. The establishment of Islamic banking, the rise of Islamic credit card to facilitate a variety of transactions, their renewal in mudaraba transactions ie collateral obligations, revenue sharing method, and others show how maslahah mursalah has role in the economic development of sharia.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Manajemen Perubahan_Wahyuni_C1B019121_Tugas 3 Makalah
desram syafitra. ls, 2022
Modul Praktek Asuhan Kebidanan Persalinan , 2019