Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
48 pages
1 file
Website: http://www.puslitsosekhut.web.id ii PENGANTAR Data dan informasi cadangan carbon di berbagai tipe hutan dan ekosistem ini di harapkan mampu menjadi dasar pertimbangan para pihak untuk menentukan :
One type of vegetation covers has been found in the upstream of Kali Bekasi watershed, i.e. mix-garden. Mix-garden, one of the oldest forms of managed land use with agroforestry system in Indonesia. CO 2 sequestration by the presence of vegetation in a landscape is substantial mitigation of climate change. It creates a low carbon society that is needed to get appreciation in environmental services. The objective of study is to analyze structure and species diveristy of stands, its carbon stocks in the agroforestry mix-garden system as well as their correlation in the upstream of Kali Bekasi watershed. Thirty observation plots were established in the study site, which were laid out on the upstream of watershed. They are representing upper, middle and lower parts of the site. Estimation of carbon stocks was calculated by using non-destructive sampling method using the existing allometric equations. The results of vegetation analysis showed that the level of Shannon-index was low until medium, 1,44 and 2,70 respectively. These species were identified to have high carbon sinks, which is potential to increase carbon stocks and biodiversity conservation. Stand structure in the agroforestry mix-garden system in the upstream of Kali Bekasi watershed was found closely to natural forest structure. It produced 62,34 tons/ha Carbon stock or equivalent to 228,79 tons/ha of CO 2 uptake. Carbon stocks in agroforestry mix-garden system were highly related to the basal areas, but stand density and species diversity has lower correlation to carbon stocks.
2018
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis, jumlah cadangan karbon yang tersimpan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei eksploratif menggunakan rancangan Non Destructive. Pengukuran berat kering biomassa pohon yang dihitung menggunakan â€Allometric equation†berdasarkan pada diameter batang setinggi dada (1,3 m). Hasil penelitian diperoleh bahwa. Jumlah biomassa di hutan Kota Banda Aceh 0,91134 Kg/Ha dengan cadangan karbon 0,42999 Kg/Ha, biomassa paling banyak terdapat di hutan Kota BNI Tibang yaitu 0,66143 Kg/Ha dengan jumlah cadangan karbon 0,30426 Kg/Ha, sedangkan jumlah yang paling sedikit terdapat pada hutan Mesjid Raya Baiturrahman dan Taman Hutan Putro Phang rata-rata biomassa 0,01833Kg/Ha dengan cadangan karbon 0,00995 Kg/Ha. Kemudian di ikuti Hutan Taman Sari 0,10370 Kg/Ha dengan cadangan karbon 0,04770 Kg/Ha, selanjutnya Hutan Kota Taman Putro Phang 0,10245 Kg/Ha dengan cadangan karbon 0,04559 Kg/Ha, jumlah yang paling sedikit terdapat pad...
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT dengan selesainya laporan Inventarisasi Karbon dan Tegakan Hutan di wilayah KPH Model ini. Sebagai salah satu kabupaten yang mempunyai hutan yang masih luas dan sebagai lumbung keanekaragaman hayati yang tinggi di bumi Kalimantan, potensi hutan yang dimiliki kabupaten Uncak Kapuas ini dipandang penting untuk dapat dikembangkan menjadi motor penggerak pembangunan untuk mendapatkan nilai manfaat yang optimal, guna mewujudkan tujuan pembangunan daerah di era otonomi daerah yang bertanggung jawab dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami mengapresiasi terbitnya laporan ini, disamping sebagai laporan hasil teknis, laporan ini juga merupakan wujud dukungan implementasi tugas pengukuran dan pemantauan simpanan karbon di Kabupaten Kapuas Hulu dalam rangka pengembangan Demonstrations Activities REDD+. Meskipun baru dilaksanakan dalam unit KPH Model Kapuas Hulu, namun telah menunjukkan hasil yang bagus dan merupakan pembelajaran yang baik bagi Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kapuas Hulu tentang langkah, tahapan dan metode yang telah digunakan, serta kami harapkan hal ini akan dapat terus dilanjutkan di wilayah hutan lainnya untuk menambah keakurasian serta keterpercayaan data di tingkat kabupaten. Kami memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim lapangan, meskipun menemui dan menghadapi berbagai tantangan yang besar, namun tim tetap konsisten dan dapat melaksanakan kegiatan sesuai standar nasional yang ada, bahkan pendataan juga dikombinasikan dengan data inventarisasi hutan sesuai prosedur di Kementerian Kehutanan, sehingga pada akhirnya data dan informasi hasil inventarisasi tegakan hutan dan karbon ini akan digunakan sebagai dasar penghitungan REL serta MRV di tingkat kabupaten. Akhirnya atas nama Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kapuas Hulu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Kepala Biro Perencanaan beserta jajaran, pimpinan GIZ dan para tenaga ahlinya beserta tim, serta pihak-pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan kontribusi serta berkarya dalam dinamika pembangunan kehutanan di Kab. Kapuas Hulu.
2021
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmat yang telah diberikan, sehingga penulisan monograf ini dapat diselesaikan. Monograf dengan judul Cadangan Karbon Kelapa Sawit Untuk Lahan Berpirit berisi tentang estimasi cadangan karbon yang dihasilkan kelapa sawit dilahan berpirit.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan monograf ini. Oleh karenanya kritik, saran dan masukan untuk penyempurnaan monograf ini sangat penulis harapkan.Penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua yang memberi dukungan, motivasi, dorongan dan semangat untuk dapat terbitnya monograf ini semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas dengan balasan yang lebih baik
merang-redd.org
Upaya mitigasi perubahan iklim merupakan komitmen global yang memiliki konsekuensi terhadap semua negara di dunia. Peran serta aktif dan komitemen dari negara maju dan berkembang sangat berpengaruh terhadap kemajuan proses negosiasi pengurangan emisi global. Sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki hutan tropis terluas di dunia, Indonesia menjadi negara penting yang dapat mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, sekaligus melalui penyerapan karbon oleh hutan. Selain itu, komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi sebesar 26% atau 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2020, telah memposisikan diri di dalam upaya negosiasi penurunan emisi di tingkat internasional.
Wanamukti: Jurnal Penelitian Kehutanan
The existence of Tahura Inten Dewata have other functions as a Green Open Space in the process of reducing pollutants and climate stabilization. Vegetation has the ability to store carbon stocks, but the potential of Tahura Inten Dewata in storing carbon has not been studied. Object of research is carbon stock estimated in Tahura Inten Dewata. The method of research by storing it in wood density and biomass of tree which has a total area of ± 35.81 Ha. The results of these calculations will obtain the value of biomass, and carbon stocks represent 47% of the value of biomass. he total carbon stock in Tahura Inten Dewata is around 15,995.89 kg or 15,995 tons.
Jurnal Hutan Tropis
Penelitian ini telah dilakukan di hutan tanaman industri Acacia mangium dan Eucalyptus pellita di Areal PT Inhutani III Sebuhur Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai besaran cadangan karbon pada hutan tanaman industri yang terdiri dari tegakan A. mangium dan E. pellita berdasarkan struktur dan komposisi jenisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah (1) Menduga stok karbon hutan tanaman industri berbasis Acacia mangium liar terseleksi; (2) Menduga stok karbon hutan tanaman industri berbasis E. pellita terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa A. mangium sebesar 95.167 ton/ha lebih banyak dibandingkan dengan E. pellita sebesar 51.32 ton/ha. Hasil yang sama ditunjukkan pada biomassa tumbuhan bawah Acacia mangium sebesar 0,89 ton/ha yang lebih dari 0,50 ton/ha pada E. pellita. Biomassa nekromas A. mangium tercatat sebesar 39,68 ton/ha lebih banyak dibandingkan dengan E. pellita sebesar 13,18 ton/ha. Secara r...
Jurnal Sylva Scienteae
Estimates of carbon reserves vary by site type, forest or plant type, stage of upright development, and forest management practices applied to each land. One of the sources of carbon is in forests that are preserved. The purpose of this research is to analyze the estimated carbon reserves above ground level in Liang Anggang Protected Forest Area of Banjarbaru City South Kalimantan. The estimated carbon reserves on the stand are calculated using allometric equations and the biomass of the lower plants. Primary data retrieval in the field using purposive sampling method of 3 sample plots on each land cover. The land cover type of Liang Anggang Protected Forest Area consists of natural zones, cultivation zones and mixed zones. The highest biomass value, both in upright biomass and lower plant biomass is in the natural zone. The total estimated value of carbon reserves in 3 types of land cover is a natural zone of 563.52 tons, a cultivation zone of 12.41 tons and a mixed zone of 155.56...
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 2012
Laju deforestasi dan degradasi hutan telah berkontribusi sebesar 17% dari total emisi karbon global (IPCC, 2007). Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan tingkat emisinya hingga 26% secara sukarela pada tahun 2020, dan sebesar 41% dengan dukungan pembiayaan dari dunia internasional. Salah satu aktivitas yang diakui dapat mengurangi laju emisi karbon adalah penerapan praktek-praktek pembalakan berdampak rendah (RIL) di hutan tropika karena dapat menurunkan kerusakan pada tegakan tinggal dengan perbaikan teknik penebangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa praktek RIL dapat menahan emisi karbon. Praktek RIL telah diterapkan di hutan tropis selama kurang lebih dua dasawarsa. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan cadangan karbon hutan bekas tebangan RIL dan penebangan konvensional (). Untuk mengestimasi jumlah karbon tersimpan dalam biomassa digunakan persamaan alometrik yang dibangun oleh Yamakura (1986). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cadangan karbon tersimpan pada LOF RIL dan CL berturut-turut adalah sebesar 208.5 dan 218.84 Mg ha. Jumlah pohon dalam LOF RIL dan CL berturut-turut adalah sebanyak 215 dan 186 pohon/ha. Praktek RIL telah mengurangi kerusakan pada jumlah pohon tegakan tinggal, namun cadangan karbon pada LOF RIL ternyata sedikit lebih rendah dibandingkan pada LOF CL, karena jumlah pohon besar dan dilindungi dalam LOF CL lebih banyak. Kata kunci: penebangan berdampak rendah, cadangan karbon, cadangan karbon, dan mitigasi perubahan iklim ABSTRACT Deforestation and forest degradation contribute of about 17% of global carbon emission (IPCC, 2007). Indonesia has committed to reduce its carbon emission at 26% by 2020 voluntarily and 41% if funded by international support. One of eligible activities for reducing carbon emission is the implementation of Reduced Impact Logging (RIL) in the tropics that can reduce collateral damage on residual stands due to the improved harvesting techniques. Some studies found that RIL practices may retain carbon in residual stand. RIL practices have been implemented in the tropics in the last two decades. This study aims to elaborate the carbon stock in loggedover forest under RIL and conventional logging(CL) regimes. Allometric equation developed by Yamakura (1986) was used to estimate the carbon stock in logged-over forest (LOF). The results of this study showed that the carbon stock of LOF RIL and CL are 208.5 Mg ha and 218.84 Mg ha , respectively. Total residual trees are 215 and 186 ha in LOF RIL and LOF CL, respectively. RIL practices have reduced collateral damage on the number of residual trees, but the carbon stock is less than those of in CL regime because the residual stands in LOF CL consist more protected and larger trees.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 2013
Kegiatan konservasi hutan lindung (HL) melalui mekanisme REDD+ merupakan salah satu kegiatan yang sangat potensial untuk dapat menurunkan emisi global. Menjaga HL dari kegiatan deforestasi dan degradasi hutan dapat mencegah hutan untuk mengemisi karbondioksida. Informasi tentang jumlah cadangan karbon hutan lindung yang belum terganggu (hutan perawan) penting sebagai base line dan untuk mengetahui potensi penyerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi cadangan karbon yang tersimpan dalam biomassa tegakan hutan lindung Long Ketrok, yaitu hutan lindung yang dikelola oleh masyarakat desa Setulang, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur. Metode perhitungan cadangan karbon yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan menggunakan persamaan allometrik yang telah dibangun di hutan tropis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah karbon tersimpan dalam hutan lindung Long Ketrok adalah 304 ton/ha yang terdiri dari karbon tersimpan dalam biomassa di atas permukaan tanah sebesar 255 ton/ha, biomassa akan sebesar 42 ton/ha, dan nekromassa sebesar 7 ton/ha. Proporsi batang, cabang, akar, dan daun dalam biomassa karbon berturut-turut sebesar 70,7%,
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JURNAL BIOLOGI PAPUA
Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 2016
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS, 2018
Jurnal Tehnik Lingkungan
Peronema Forestry Science Journal, 2015
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences
Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology
Gorontalo Journal of Forestry Research
Jurnal Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, 2020
JURNAL ENVIROTEK
Biospecies, 2013
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIKANAN INDONESIA
Journal of Natural Resources and Environmental Management, 2015