Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Usia Abd'l-Muttalib sudah hampir mencapai tujuhpuluh tahun atau lebih tatkala Abraha mencoba menyerang Mekah dan menghancurkan Rumah Purba. Ketika itu umur Abdullah anaknya sudah duapuluh empat tahun, dan sudah tiba masanya dikawinkan. Pilihan Abd'l-Muttalib jatuh kepada Aminah bint Wahb bin Abd Manaf bin Zuhra, -pemimpin suku Zuhra ketika itu yang sesuai pula usianya dan mempunyai kedudukan terhormat. Maka pergilah anak-beranak itu hendak mengunjungi keluarga Zuhra. Ia dengan anaknya menemui Wahb dan melamar puterinya. Sebagian penulis sejarah berpendapat, bahwa ia pergi menemui Uhyab, paman Aminah, sebab waktu itu ayahnya sudah meninggal dan dia di bawah asuhan pamannya. Pada hari perkawinan Abdullah dengan Aminah itu, Abd'l-Muttalib juga kawin dengan Hala, puteri pamannya. Dari perkawinan ini lahirlah Hamzah, paman Nabi dan yang seusia dengan dia.
briefly narrates the biography of the Prophet Muhammad SAW and how to admire him as a role model
Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang dibawanya.
STT HKBP, 2024
Biografi Nabi Muhammad menggambarkan perjalanan hidup seorang tokoh yang berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Lahir di Mekkah pada abad ke-6, pada usia 40 tahun Muhammad menerima wahyu yang membentuk dasar ajaran Islam. Setelah mengalami penolakan di Mekkah, ia hijrah ke Madinah, di mana ia membangun masyarakat Muslim dan merumuskan Piagam Madinah untuk mengatur interaksi sosial antar kelompok. Kemenangan dalam berbagai pertempuran, termasuk Perang Badar, memperkuat otoritasnya. Muhammad meninggal pada tahun 632 di Madinah, meninggalkan warisan yang mendalam, berupa ajaran Islam yang terus berkembang dan memengaruhi sejarah dunia.
A. SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH DI INDONESIA Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan . Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air. Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa. KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan. B. PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH DI INDONESIA Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut
Dalam kajian teori-teori terbangunnya suatu peradaban, terdapat sebuah pendapat populer yang menyatakan bahwa cara pandang dunia (worldview) yang dilahirkan dari semangat (elan vital) yang dibawa oleh ide-ide atau gagasan ajaran keagamaan (al-fikrah al-dīniyyah) merupakan unsur paling penting terbangunnya sebuah peradaban. Dalam konteks ini, kemunculan Islam di Semenanjung Arabia sekitar abad ke-7 Masehi telah menjadi faktor utama penggerak munculnya sebuah peradaban baru yang terlahir dari sebuah wilayah yang secara geografis dikelilingi oleh tanah gersang dan secara sosiologis telah berabad-abad tenggelam dalam kegelapan kebodohan.
Al-Hikmah
Berdakwah bukan hanya saja bagaimana menyampaikan suatu pesan kepada orang lain yang akan dirubah perilaku ataupun keyakinannya, namun berdakwah memerlukan kemampuan yang dapat menjadikan orang yang disampaikan pesan dapat menerapkan dalam kehidupannya. Salah satu pemimpin yang dapat diteladani dalam berdakwah adalah Abu Bakar, pemimpin yang demokratis. Kekuasaan tertinggi negara pada saat Abu Bakar memang berada di tangan khalifah, dan waktu itu seorang khalifah adalah juga seorang raja yang sangat kuat, tapi Abu Bakar berjalan hilir-mudik tanpa pengawal atau pun teman yang menggambarkan pemimpin yang sederhana dan bersahaja. Ia makan makanan yang jelek dan memakai pakaian yang lusuh. Masyarakat dapat menghubunginya setiap waktu di siang hari, dan menanyakan segala tindakannya secara terbuka kepada Abu Bakar sebagai pemimpin.
Kondisi Umum Masyarakat Banten Sejak dihancurkannya kesultanan Banten pada tahun 1813 oleh Gubernur Jenderal Deandeles, praktis Banten dinyatakan daerah jajahan Belanda. Kekuatan Belanda di Banten memaksa perubahan, dan sejak itu seluruh daeah di Banten mengalami guncangan. Sebab ketika penetrasi kolonial secara intensif menyentuh kehidupan sehari-hari rakyat melalui pajak yang berat, pengerahan tenaga buruh yang berlebihan, dan peraturan yang menindas, serta tekanan militer yang represif, jelas realitas sosial-politik di Banten dirasakan sebagai kenyataan yang jauh dari apa yang mereka harapkan. Kolonialisme sebagai bentuk penguasaan wilyah memiliki system administrasi yang sistematis dengan mengatur segala kewenangan organisasi sosial-politik di kawasan kolonial sesuai dengan keperluan negara jajahan. Sistem itu bertentangan dengan apa yang diharapkan dalam bentuk harmoni sosial. Lebih dari itu kehadiran kolonialisme Belanda bukan hanya menghancurkan tata-niaga masyarakat pribumi, system ekonomi dan politik tradisional, tetapi juga menghancurkan system idiologi negara sebagai pemersatu bangsa, sehingga kesatuan rakyat di negara jajahan bercerai berai, yang juga mengakibatkan terjadinya koflik dan peperangan antar golongan dalam kebangkrutan politik tersebut. Demikianlah politik adu domba yang dilancarkan Belanda menyebabkan terjadinya perselisihan dan sengketa politik antar elite dan pewaris kesultanan yang tak jarang melahirkan peperangan local. Perpecahan politik ini melengkapi kemunduran structural sosial masyarakat Banten. Kekacauan politik yang juga diikuti oleh kemerosotan ekonomi, sekaligus disertai dengan marginalisasi masyarakat. Sebagian penduduk kembali ke daerah-daerah pelosok pedesaan dan di sinilah pendidikan agama Islam dikembangkan dengan fasilitas yang seadanya dan dengan orientasi yang teramat anti-kolonialisme. Ketika tata kehidupan tradisional yang membentuk harmoni sosial masyarakat mengalami penghancuran, sebagian mereka membentuk pandangan-pandangan baru dan tumbuhnya mitologi keagamaan yang kian mengental dalam kehidupan masyarakat. Demikian ini sebagian besar yang mayoritas petani kembali ke alam pikiran masa lalunya, semacam restorasi tradisi, dengan mencari tulang punggung ketenangan dan ketenteraman teologis yang pernah dirasakan sebelumnya. Idiolegi keagamaan semacam itu menimbulkan rasa kebencian yang dalam terhadap kolonialisme. Sehingga sebagian dari elte agama membentuk fron perlawanan terhadap penjajahan Belanda tanpa henti. Guru agama/kyai tidak hanya mengambil jarak dengan pemerintah kolonial, tapi juga menjadikan kegiatan-kegiatan sosial-keagamaan itu dinyatakan sebagai jalan jihad melawan kolonialisme Belanda. Mereka memilih menjadi buronan yang
Ibn al-’Arabi (468-543H/1076-1148M) merupakan seorang ilmuan Andalus (Sepanyol) yang muncul pada abad ke-5 hijrah. Beliau dikenali sebagai seorang tokoh ulama’ yang banyak meninggalkan sumbangan dalam bidang keilmuan Islam. Pada hari ini, nama beliau selalu dipetik dalam perbahasan ilmiah terutama perbahasan bidang fiqh, hadith dan tafsir. Kitab-kitab beliau dalam bidang-bidang tersebut telah dijadikan rujukan oleh generasi masa kini. Selain terkenal dalam bidang fiqh, hadith dan tafsir, ramai yang tidak mengetahui bahawa Ibn al-’Arabi juga memiliki sumbangan dalam bidang sejarah Islam. Ini dibuktikan melalui kemunculan kitab al-’Awasim Min al-Qawasim, iaitu antara karya beliau yang terakhir dihasilkan sebelum kewafatan. Walaupun kitab al-’Awasim Min al-Qawasim bukanlah sebuah karya sejarah seperti karya al-Tabari dan al-Mas’udi, namun di dalamnya, terdapat perbahasan mengenai isu-isu kontroversi melibatkan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Ini secara tidak langsung, membuktikan wujudnya sumbangan Ibn al-’Arabi dalam bidang sejarah Islam. Justeru itu, tujuan penulisan artikel ini ialah untuk meninjau penglibatan Ibn al-’Arabi dalam bidang sejarah melalui penghasilan kitab al-’Awasim Min al-Qawasim. Bagi mencapai tujuan itu, data dan maklumat berkaitan biografi Ibn al-’Arabi dan sumbangan beliau dalam bidang keilmuan diperolehi melalui kajian kepustakaan iaitu rujukan ke atas sumber primer dan sekunder. Hasil kajian mendapati bahawa, Ibn al-‘Arabi mempunyai sumbangan dalam bidang sejarah menerusi penghasilan karyanya, al-’Awasim Min al-Qawasim dan ulasan beliau terhadap isu-isu kontroversi para sahabat Nabi Muhammad SAW yang dimuatkan dalam kitab tersebut.
Akhir-akhir ini, telah bermunculan tokoh tingkat nasional dan internasional yang memainkan peran sebagai pencerah umat dengan beragam konsep membangun pemikiran dan peradaban. Konsep membangun Pemikiran dan peradaban itu ditawarkan mulai dari rumah tangga hingga tingkat negara dan dunia. Jika kita merujuk kembali pada sejarah pemikiran dan peradaban mayor, maka sumber inspirasi perjuangan para ahli peradaban Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Adalah suatu momen yang sangat tepat bahwa kita sebagai pencerah umat menggagas diadakannya berbagai diskusi dan seminar tentang peradaban sebagai proses reeksistensi pemikiran dan peradaban Islam. Dan menambah wawasan pengetahuan tentang peradaban dan pemikiran islam pada masa nabi Muhammad SAW. Pada saat seluruh dunia tenggelam dalam arus kebohongan, kehilangan human dignity, jauh dari sinaran tauhid, dan keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama masyarakat dunia khususnya. Ia membawa obor tranformasi dari kehidupan kegelapan menuju cahaya terang. Ia mengantarkan masyarakat yang kacau menjadi masyarakat yang terbimbing dan terdidik, lebih-lebih melepaskan bangsa Arab dari kemusyrikan menuju tauhid. Periode Rasulullah SAW merupakan masa cikal bakal pembentukan peradapan Islan. Peradapan Islam dibangun dengan menjadikan agama Islam sebagai dasar pembentukannya. Dalam masa ini, diuraikan dinamika yang terjadi pada masyarakat muslim dalam upaya merintis penegakkan risalah Islam disekitar Jazirah Arab sebagai pandangan hidup baru masyarakat.1 Muhammad lahir di Mekkah pada hari senin pagi 12 Rabi'ul awal bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan tahun Gajah, karena pada tahun itu pasukan Abrahah dengan menunggang gajah menyerbu Mekkah ingin menghancurkan ka'bah. Beliau lahir dari keluarga miskin secara materi namun berdarah ningrat dan terhormat. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Pada waktu lahir Nabi Muhammad SAW dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah meninggal dunia ketika masih dalam kandungan. Nabi Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa'diyyah. Dalam asuhannyalah Nabi Muhammad SAW dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah kurang lebih dua tahun berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika usia enam tahun Nabi Muhammad SAW menjadi yatim piatu. Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tangguang jawab merawat Nabi Muhammad SAW. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib wafat tiga tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Pada saat itu kehidupan nabi mengalami masa tersulit, dan beliau tidak didampingi seorang pelindung pun. Tetapi alam melimpahi beliau kepribadian mengagumkan. Tokoh-tokoh yang mengenal beliau pada masa mudanya mengatakan "anak ini mempunyai masa depan yang gemilang" 2 Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang ke Syam, menjual barang milik Khadijah, seorang wanita terpandang dan kaya raya. Dia biasa menyuruh orang untuk menjualkan barang dagangannya dengan membagi sebagian hasilnya kepada mereka. Ketika Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran perkataan beliau, kredibilitas dan kemuliaan 2 .Maulana Wahiduddin Khan, Muhammad nabi untuk semua (jakarta:Pustaka Alvabet,2005),h.15
memenuhi tugas individu
Ketika Nabi Muhammad Saw, lahir (570 M), Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota kota negeri arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman diselatan dan Syria di utara. Dengan adaya ka'bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka'bah adalah temapat mereka berziarah. Didalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab dengan luas satu juga Mil persegi. Biasanya, dalam membeicarakan wilayah geografis yang dididami bangsa arab sebelum Islam, orang membatasi pembeciaraan pada Jazirah, padahal bangsa arab juga memang merupakan kediaman disekitar jazirah. Jazirah arab memang merupakan kediamana mayaritas bangsa arab kala itu. Jazirah arab terbagi dua bagian besar, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Disana tidak ada sungai yang mengalir tetap, yang ada hanya lembah lembah berair dimusim hujan. Sebagian besar jazirah arab adalah padang pasir Sahara yang terletak di tengah dan dan memiliki keadaan dan sifat yang berbeda beda, karena itu ia bisa dibagi menadi tiga bagian. 1. Sahara Langit memanjang 140 Mil dari Utara ke Selatan dan 180 Mil dari Timur ke Barat, disebut juga sahara Nufud. Oase dan mata air sangat jarang, tiupan angin seringkali menimbulkan kabut debu yang mengakibatkan daerah ini sukar ditempuh. 2. Sahara Selatan yang membentang menyambung sahara Langit ke arah timur sampai selatan Persia. Hampir seluruhnya merupakan dataran keras, tandus dan pasir bergelombang. Daerah ini juga disebut al-Rub' al – Khali (bagian yang sepi) 3. Sahara Harrat, suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam bagaikan terbakar. Gugusan batu batu hitam itu menyebar di keluasan sahara ini, seluruhnya mencapai 29 buah Penduduk sahara sangat sedikit terdiiri dari suku suku badui yang mempunyai gaya hidup pedesaan dan nomadik, berpindah dari satu daerah ke daerah lain guna mencari air dan padang rumput untuk binatang gembalan mereka, kambing dan onta. Adapun daerah pesisir, bila dibandingkan dengan sahara sangat kecil, bagaikan selembar pita yang mengelilingi jazirah. Penduduk sudah menetap dengan mata pencaharian bertani dan berniaga, mereka sempat membina berbagai macam budaya, bahkan kerajaan. Bila dilihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun (keturunan Qahthan) dan Adnaniyun (keturunan ismail bin ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduki golongan " Adnaniyun " , dan wilayah selatan didiami golongan Qahthaniyun. Akan tetapi, lama kelamaan kedua golongan itu membaur karena perpindahan perpindahan dari utara keselatan, begitu juga sebaliknya. Masyarakat, baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam budaya kesukuan badui. Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga membentuk kebilah (clan). Beberapa kelompok kabilah membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang syaikh. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka suka berperang. Karena itu, peperangan antar suku sering sekali terjadi.
hisyam, 2019
Nabi Muhammad SAW lahir dari keluarga sederhana dan dalam keadaan yatim karena ditinggalkan ayahnya yang bernama Abdullah bin Abdul Mutholib ketika Nabi masih dalam kandungan ibunya yang bernama Siti Aminah kurang lebih 2 bulan. Nabi Muhammad SAW lahir sesaat sebelum fajar hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (50 hari setelah peristiwa gajah), bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M di Mekkah, tepatnya di Lembah Abu Tholib, yaitu kawasan Bani Hasyim bertempat tinggal. Tempat ini sekarang dibangun sebuah perpustakaan yang bernama : Maktabah Makkah Al Mukarromah oleh Syekh Abbas Al Qaththan tahun 1370 H / 1950 M yang sebelumnya sebuah masjid yang dibangun oleh Al Khaizaran, ibu Kholifah Harun Ar-rasyid pada dinasti Abbasiyah. Dinamakan Tahun Gajah Pada tahun itu, Kota Mekkah diserang oleh pasukan pimpinan Abrahah, gubernur dari Kerajaan Nasrani Abbessinia yang memerintah di Yaman. Mereka bermaksud untuk menghancurkan Kakbah karena iri melihat orang-orang pergi haji ke Kakbah Mekkah. Namun sebelum sampai tujuan, tepatnya di Lembah Muhassir (tempat antara Muzdalifah dan Mina) gajah-gajah mereka berlutut (jawa : njirum) jika diarahkan keKàbah. Jika diarahkan selain Kakbah mereka lari kencang dan kalau dikembalikan ke arah Kakbah mereka berlutut lagi. Demikian ini berkali-kali hingga Allah SWT menghancurkan mereka dengan mengutus burung Ababil. (Q.S Al Fiil ayat 1-5) arena kota ini memusnahkan setiap orang yang berbuat dzolim di dalamnya. Nabi lahir lain dari yang lain Sang jabang bayi lahir dari ibunya, kedua tapak tangannya menapak di atas tanah layaknya orang yang sedang sujud ketika sholat. Namun, bagian kepalanya menoleh ke atas dan wajahnya menatap ke arah langit. Nabi Muhammad SAW lahir sudah berkhitan, tali pusarnya sudah terpotong, kedua matanya bercelak, bersih dan harum baunya. Perkembangannya 1 hari seperti 1 bulan. Berdiri tegak umur 3 bulan, berjalan umur 5 bulan, dan berbicara lancar umur 9 bulan. Yang memberi nama Muhammad dan sebab dinamakan Muhammad Yang memberi nama Muhammad adalah kakeknya yang bernama Abdul Mutholib atas dasar ilham dari Allah SWT pada hari ke 7 kelahirannya. Sebab dinamakan Muhammad agar anak tersebut kelak di kemudian hari terpuji, baik di langit maupun di bumi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.