Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
184 pages
1 file
Ivi / 181 hlm : 21cm ISBN : @All Right Reserved Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini Ke dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Epistemologi itu sendiri berarti sebuah cabang ilmu filsafat. Berarti bisa diartikan pada karya tulis ini akan membahas tentang cabang ilmu filsafat yang terdapat di dalam tasawuf.
ULUMUNA, 2010
Irfani, which has been developed and used in Sufism, is one of Islamic epistemologies well known in Islamic tradition in addition to bayani and burhani. Unlike bayani, which is based on scripture, and burhani, which is built on reason and logic, irfani builds on gnosis as its method of acquiring knowledge. The knowledge is transmitted directly from God and implanted in one’s heart without intermediary of logic and analysis. Such transmission occurs only through spiritual paces (maqâmât) and inner experience (hal). The irfani knowledge is classified into two categories: the unsaid and the said knowledge. The unsaid knowlege can only be exclusively understood by the person gaining it as extraordinary spiritual experience. Meanwhile, the said knowledge can be acquired through two ways: qiyas irfani and shattah. Unlike qiyas bayani that puts scripture as the origin and empirical experience as the branch, qiyas irfani places scripure as the branch of empirical spiritual experience
Tasawuf adalah salah satu bidang studi islam yang memusatkan pada pembersihan dan pensucian rohani manusia yang menimbulkan akhlak yang mulia dari manusia tersebut.
Al-Hikmah: Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam
Philosophical Sufism has emerged clearly in Islamic treasures since the sixth century Hijrah even though the characters were only known later in the century. Since then, this type of Sufism lived and developed, especially among Sufis who were also philosophers, until near lately. The existence of a combination of Sufism and philosophy in philosophical Sufism teachings led to the teachings of Sufism of this type mixed with a number of philosophical teachings outside of Islam, such as Greece, Persia, India, and Christianity. However, his originality as Sufism still does not disappear.
Salah satu ilmu yang dapat membantu terwujudnya manusia yang berkualitas adalah ilmu Tasawuf. Ilmu tersebut satu mata rantai dengan ilmu-ilmu lainnya dengan pada sisi luar yang dhahir yang tak ubahnya jasad dan ruh yang tak dapat terpisah keduanya. Ilmu tersebut dinamakan juga ilmu bathin sebagaimana pendapat Syekh al-Manawi dalam kitab Faed al-Qadir dalam menjelaskan hadis Nabi : ادم ابن علي هللا حجة قذالك اللسان علي وعلم النافع علم فذالك القلب في فعلم علمان العلم مرسال الحسن عن والحكيم (ش) اللسان من يخرج الظاهر وعلم القلب من يخرج الباطن علم وكيل (ح) جابر عن (خط) "Ilmu itu dua macam, ilmu yang ada dalam qalbu, itulah ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang diucapkan oleh lidah adalah ilmu hujjah/hukum, atas anak cucu Adam. Dari Abi Syaebah dan Hakim dari Hasan dan dikatakan Syekh al-Manawi bahwa ilmu bathin itu keluar dari qalbu dan ilmu dhahir itu keluar dari lidah.[1]
Resume BAB II Epistemologi Tasawuf Buku : Gerbang Tassawuf Penulis : Dr. Ja'far, MA
Artikel ini mengkaji tentang Epistemologi Tasawuf yang telah kami ringkas dari beberapa pendapat ahli yang terkemuka. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui tentang Teori dan Pembahasan dari Tasawuf yang diambil dari berbagai pendapat ahli dan dirangkum menjadi satu dalam sebuah artikel. Dan kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 2011
Wahana akademika: jurnal studi Islam dan sosial, 2016