Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Wevi Rahmadani
…
13 pages
1 file
Proses pembelajaran dalam kegiatan diklat berbeda dengan proses pembelajaran kepada peserta didik di sekolah. Proses pembelajaran dalam kegiatan diklat merupakan proses pembelajaran bagi orang dewasa yang biasanya lebih tepat diterapkan melalui pendekatan andragogik yakni proses pembelajaran dimana peserta diklat adalah warga belajar yang telah memiliki dasar-dasar keilmuan, dan mereka dituntut untuk lebih mandiri dan kreatif, sedangkan proses pembelajaran di sekolah lebih dominan menggunakan pendekatan pedagogic dimana guru masih dianggap sebagai orang yang harus didengar dan ditiru.
Ada tiga hal penting yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu adanya input, proses, dan output. Input yang baik akan menghasilkan output yang baik apabila proses belajar mengajar yang terjadi juga baik. Pembelajaran adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep pembelajaran yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar dan pembelajaran. Konsep belajar berakar pada pihak peserta pembelajaran / peserta diklat dan konsep pembelajaran berakar pada pihak fasilitator / widyaiswara. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta pembelajaran dengan narasumber / fasilitator/ widyaiswara. Mengenai konsep dan proses tersebut di atas kaitannya dengan Pendidikan dan Pelatihan hampir tidak ada bedanya, yang membedakan adalah dalam menerapkan pendekatan pembelajarannya. Jika dalam proses PBM lebih mengedepankan pendekatan pedagogi, sedangkan dalam proses diklat lebih tepat mengedepankan andragogi, yakni proses pembelajaran dimana peserta diklat adalah warga belajar yang telah memiliki dasar-dasar keilmuan, dan mereka dituntut untuk lebih mandiri dan kreatif. Dalam kegiatan diklat proses pembelajaran melalui pendekatan andragogi menjadi suatu pendekatan yang dianjurkan penggunaannya, dengan mengkolaborasikan berbagai metode tepat guna dan sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi. Penerapan dan pengembangan metode tidak saja memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, tetapi juga merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan diklat, oleh karena itu pengajar dalam hal ini disebut fasilitator perlu memahami berbagai macam strategi, model, metode diklat serta mampu mengembangkan dan menerapkannya secara efektif sesuai tujuan, situasi dan alokasi waktu yang tersedia serta memperhatikan karakteristik peserta diklat. B. Pembahasan 1
2023
Tugas ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Kurikulum PAUD
Sebagaimana kita ketahui proses pembelajaran dalam kegiatan diklat tentunya berbeda dengan proses pembelajaran kepada peserta didik di sekolah. Proses pembelajaran dalam kegiatan diklat merupakan proses pembelajaran bagi orang dewasa yang biasanya lebih tepat diterapkan melalui pendekatan andragogik yakni proses pembelajaran dimana peserta diklat adalah warga belajar yang telah memiliki dasardasar keilmuan, dan mereka dituntut untuk lebih mandiri dan kreatif, sedangkan proses pembelajaran di sekolah lebih dominan menggunakan pendekatan paedagogik dimana widyaiswara masih dianggap sebagai orang yang harus didengar dan ditiru, Untuk itulah dalam kegiatan diklat proses pembelajaran melalui pendekatan andragogi menjadi suatu pendekatan yang dianjurkan penggunaannya, dengan mengkolaborasikan berbagai strategi, model dan metode secara tepat guna dan sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi.
Abstrak Guru profesional memegang kunci utama bagi peningkatan mutu pendidikan masa depan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Profesionalisme Kinerja Guru di SMP Islam Albadariyah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profesionalisme kinerja guru di SMP Islam Albadariyah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian ini bersumber dari guru. Dengan populasi guru sebanyak 21 orang guru dan peneliti mengambil sampel sebanyak 7 orang guru kelas. Alasan peneliti mengambil subjek tersebut atas pertimbangan dari kepala sekolah bahwa karena keterbatasan waktu dan tenaga sebaiknya cukup mengambil satu orang guru saja setiap kelas agar bisa mewakili seluruh kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket, observasi dan wawancara. Untuk mengolah data, angket menggunakan rumus deskriptif persentase, untuk mengolah data Observasidan wawancara digunakan reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 76% guru profesional dalam menjalankan perannya sebagai guru pembelajaran dan berada pada kategori baik. Sedangkan 24% lainnya belum menjalankan perannya sebagai guru pembelajaran dengan maksimal. Disarankan
Menurut Kementerian Pelajaran (1983 : 27), strategi pengajaran dan pembelajaran yang disarankan adalah untuk membina dan mengukuhkan minat murid-murid terhadap pembelajaran serta membimbing mereka supaya bersedia menerima pelajaran seterusnya dan berupaya pula meneruskannya sendiri. Mengikut strategi ini, setiap murid akan mengambil bahagian secara aktif di dalam pelbagai kegiatan meliputi pelbagai unsur daripada komponen-komponen kemahiran asas, kerohanian, nilai dan sikap, kemanusiaan, dan persekitaran serta kesenian dan rekreasi.
Ada tiga hal penting yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu adanya input, proses, dan output. Input yang baik akan menghasilkan output yang baik apabila proses belajar mengajar yang terjadi juga baik. Pembelajaran adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.
2020
Pembelajaran merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Unsur lainnya ialah kurikulum, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana, dan unsur lainnya. Setiap unsur tersebut mestinya dilihat dan atau dipahami sebagai kesatuan yang saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Pendidik tidak berdiri sendiri. Ia amat terkait dengan kurikulum, peserta didik, dukungan sarana dan prasarana, dan unsur yang lain. Demikian juga halnya dengan pembelajaran. Ia terkait dengan unsur yang lain sebagaimana pendidik tadi. Oleh karena itu, dalam memikirkan, memilih, dan merumuskan model pembelajaran juga amat penting mempertimbangkan keseluruhan unsur tersebut. Aspek lain ialah bahwa konteks juga turut mempengaruhi dalam mendesain model pembelajaran. Misalnya dalam era postmodern, keragaman merupakan salah satu cirinya. Itulah sebabnya, istilah pluralitas cukup menguat dewasa ini. memang cukup populer ketika bicara tentang agama, tetapi diferensiasi masyarakat tetap merupakan ciri masyarakat postmodern. Masyarakat postmodern ibaratkan masyarakat eksperimen, suatu masyarakat yang tidak memiliki model baku. Sebaliknya keragaman model justru dilihat sebagai kekuatan. 1 Internet merupakan salah satu media pendukung keragaman itu. Globalisasi membuat dunia terasa sebagai desa. itulah generasi remaja atau pemuda saat ini yaitu generasi internet. Internet membuat manusia termasuk remaja dan pemuda di dalamnya terjalin atau terhubung dengan manusia dari berbagai belahan dunia. Konsekuensinya jelas bahwa ia dihadapkan dengan ragam warna budaya dunia yang sedikit banyak mempengaruhi cara berpikir dan bertindak nya. Dengan kata lain, Internet turut mempengaruhi manusia dalam cara ia memandang dan membangun dunianya. 2 Jika hal itu diterima, maka cara berpikir postmodern tentu berpengaruh juga dalam dunia pendidikan termasuk dalam hal pemilihan model pembelajaran di kalangan remaja dan pemuda. Hal terpenting dalam pembelajaran ialah mencapai kompetensi pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dan pendidikan kristiani. Itu berarti, bagaimana model pembelajaran efektif yang mampu mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan kompetensi belajar khususnya. Demikian juga halnya dengan pembelajaran pada remaja dan pemuda. Beberapa catatan di atas cukuplah kiranya menjadi gambaran kecil dalam memilih model pembelajaran di kalangan remaja dan pemuda. Remaja dan pemuda sebagai generasi internet itu, sedang ada dalam dunia yang kompleks dan dinamis. Bahkan amat kompleks dan amat dinamis. Oleh karena itu, memahami dunia remaja dan pemuda kontemporer juga tentu pilihan bijak dalam mendesain model pembelajaran. Lingkungan sosial budaya merupakan aspek lain yang perlu dipertimbangkan. Dengan membatinkan catatan pendahuluan di atas, maka tulisan ini fokus pada model pembelajaran pada remaja dan pemuda kontemporer. Namun sebelum sampai kesana, akan dijelaskan secara singkat tentang fungsi, tujuan dan prinsip pendidikan. Bagian ini lebih baik dilihat sebagai catatan
Ada bermacam-macam strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru Taman Kanak-kanak. Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu: 1) karakteristik tujuan pembelajaran, 2) karakteristik anak dan cara belajarnya, 3) tempat berlangsungnya kegiatan belajar, 4) Tema pembelajaran, serta 5) pola kegiatan (Masitoh dkk., 2005: 6.3). Ada beberapa strategi dalam pelaksanaan kegiatan pengajaran anak usia dini. Di antara strategi tersebut adalah: (1) Perhatian Intens (2) Beri Dorongan (3) Berikan Umpan Balik Khusus (4) Berikan Model Atau Contoh, (5) Mendemontrasikan, (6) Menciptakan dan menambahkan tantangan, (7) Memberikan cara atau bantuan lainnya, serta (8) Memberikan informasi secara langsung.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Paper kelompok 4C