Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Uswatun Hasanah
https://doi.org/10.24239/pdg.vol10.iss1.154…
12 pages
1 file
Indonesia sebagai salah satu negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, ternyata memiliki sebuah sistem pendidikan yang khas dan unik bernama pesantren. Dikatakan khas karena pendidikan model pesantren hanya berkembang pesat di Indonesia. Sementara di negara lain akan sulit model pendidikan seperti ini. Selain khas dan unik, pesantren juga merupakan pendidikan Islam asli produk Indonesia. Bahkan ada yang mngatakan bahwa pesantren adalah "bapak" pendidikan Islam di Indonesia. Oleh karena khas dan unik itulah maka sudah banyak ragam perpektif yang mengkaji pesantren. Mulai dari yang bersifat general sampai spesifik. Diantaranya, tentang sejarah, materi, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian ini, maka pemakalah mencoba menguraikan sedikit tentang pesantren dilihat dari aspek sejarah, tujuan, materi, metode pendidikan serta hubungannya dengan kebudayaan Jawa.
Abstrak Salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia adalahPondok Pesantren, ia merupakan system pendidikan pertamadan tertuadi Indonesia, karena sifat keislaman dan keindonesiaan terintegrasi dalam pesantren menjadi daya tariknya. Belum lagi kesederhanaan, system manhaj yang terkesan apa adanya, hubungan kiyai dan santri serta keadaan fisik yang serba sederhana. Di tengah gagalnya system pendidikan dewasa ini, ada baiknya disimak kembali system pesantren, dimana didalamnya lebih mengedepankan ilmu etika dan pengetahuan. Kiyai adalah tempat betanya atau sumber refrensi, tempat menyelesaikan semua urusan, tempat meminta nasihat dan fatwa. Oleh karena itu, mesjid sebagai salah satu tempat belajar dalam perkembangannya, pesantren dilengkapi dengan pondok sebagai tempat tinggal santri yang menjadi cirri khas dari lembaga tersebut adalah rasa keikhlasan yang dimiliki oleh santri dan kiyai hubungan mereka tidak hanya sekedar sebagai murid dan guru, tapi lebih seperti anak dan orang tua. Bentuk, system dan metode pesantren di Indonesia dapat dibagi menjadi dua priode; pertama, Ampel (salafi) yang mencerminkan kesederhanaan secara konprehensif. Kedua, priode Gontor yang mencerminkan kemoderenan dalamsystem metode dan fisik bangunan, sehingga pada hakikatnya pesantren memiliki tiga unsure yakni; santri, kiyai dan asrama. Kata Kunci: Pesantren, lembaga pendidikan Islam, Pendahuluan Suatu hal yang tidak terlepas dalam wacana pendidikan di Indonesia adalah Pondok Pesantren. Ia adalah pendidikan pertama dan tertua di Indonesia. Keberadaannya mengilhami model dan sistem-sistem yang ditemukan saat ini. Ia bahkan tidak lapuk dimakan zaman dengan 2013 Vol. 6 No. 2 Juli -Desember Jurnal Al-Ta'dib
Retno Dyah Wulanfitri, 2021
191030010 1. PENDAHULUAN Dalam konteks Indonesia, apa yang disebut sebagai "Pendidikan Islam" 1 sebenarnya tidaklah begitu mudah untuk menunjukkan dan menentukannya. Karena masih banyak yang mempertanyakan, mana yang termasuk pendidikan Islam, apakah lembaga pendidikan yang dikelola oleh organisasi Islam tertentu misalnya Muhamadiyah, NU ataukah madrasah dari berbagai jenjangnya yang dibina oleh Deparatemen Agama, ataukah lembaga pendidikan umum seperti SMP, SMU dan lainnya yang bernaung di bawah Departmen Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk menjawab persoalan tersebut, ada baiknya jika dikembalikan lebih dahulu kepada esensi pendidikan Islam yang sebenarnya, kalau boleh diringkas, esensi pendidikan islam ialah terdapatnya unsur iman, ilmu dan amal dalam totalitas teori dan prktek suatu pendidikan. Suatu kegiatan atau lembaga tertentu bisa di kategorikan sabagai pendidikan islam, manakala di dalamnya dikembangkan secara harmonis ketiga unsur tersebut. Bila dinalar dari komponen yang pertama, bahwa iman tidak akan sempurna keculai dengan ilmu, sedangkan iman dan ilmu tak akan berarti dalam hidup, kecuali diwujudkan dalam bentuk amal dan pengabdian. Sebaliknya bila dinalar unsur yang terakhir, bahwa amal tidak akan sempurna, kecuali berdasarkan ilmu, sementara ilmu dapat menjerumuskan orang kelembah kesesatan, jika ilmunya tidak dilandasi iman. Sekarang bagaimana perwujudan ketiga unsur atau komponen tersebut dalam apa yang dikenal sebagai pendidikan islam di Indonesia? Di Indonesia, yang biasanya diidentikkan sebagai pendidikan islam, sekurangnnya ada tiga yaitu pesantren, madrasah dan sekolah milik organisasi Islam dalam setiap jenis dan jenjang yang ada. Kecenderungan untuk menyusun identifikasi semacam itu, dasarnya bersifat realistis historis dimana ketiganya dimasa lalu pernah menyatukan 1 Adi Fadli. "PESANTREN:SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA".
Nim: 191030034 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PALU (IAIN) 2021
Pendidikan merupakan suatu proses di dalam menemukan transformasi baik dalam diri, maupun komunitas. Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah membebaskan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dan ekploitasi. Di sinilah letak afinitas dari aspek pedagogik, yaitu membebaskan manusia secara konprehensif dari ikatan-ikatan yang terdapat diluar dirinya atau dikatakan sebagai suatu yang mengikat kebebasan seseorang. Maka dari pada itu, pendidikan adalah merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan, karena dari sepanjang perjalanan hidup manusia, pendidikan merupakan barometer untuk mencapai maturitas nilai-nilai kehidupan. Hal itu sejalan dengan salah satu aspek tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU SISDIKNAS RI No. 20 Tahun 2003, tentang membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur melalui proses pembentukan kepribadian, kemandirian dan norma-norma tentang baik dan buruk. Sedangkan di sisi lain manusia sebagai makhluk pengemban etika yang telah dikaruniai akal dan budi. Dengan demikian, adanya akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang multidimensi, yakni kehidupan yang bersifat material dan bersifat spritual Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia, maka semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya. Hal ini telah termaktub dalam al-Qur‟an surat al-Mujadalah ayat 11 Artinya:“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Depag RI, 1974: 911). Relevan dengan hal tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan yang hendak dicapai. Buktinya dengan penyelenggaraan pendidikan yang kita alami di Indonesia. Tujuan pendidikan mengalami perubahan yang terus menerus dari setiap pergantian roda kepemimpinan. Maka dalam hal ini sistem pendidikan nasional masih belum mampu secara maksimal untuk membentuk masyarakat yang benar-benar sadar akan tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Melihat fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai mencermati sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti, karena pesantren memiliki karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan yang dimaksud. Karena itu, sejak lima dasawarsa terakhir diskursus di seputar pesantren menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal ini tercermin dari berbagai fokus wacana, kajian dan penelitian para ahli, terutama setelah kian diakuinya kontribusi dan peran pesantren yang bukan saja sebagai “subkultur” (untuk menunjuk kepada lembaga yang ber-tipologi unik dan menyimpang dari pola kehidupan umum di negeri ini) sebagaimana disinyalir Abdurrahman Wahid (1984: 32). Tetapi juga sebagai “institusi kultural” (untuk menggambarkan sebuah pendidikan yang punya karakter tersendiri yang unik, sekaligus membuka diri terhadap hegemoni eksternal), sebagaimana ditegaskan oleh Hadi Mulyo (1985 : 71). Dikatakan unik, karena pesantren memiliki karakteristik tersendiri yang khas yang hingga saat ini menunjukkan kemampuannya yang cemerlang mampu melewati berbagai episode zaman dengan kemajemukan masalah yang dihadapinya. Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, Ia telah memberikan andil yang sangat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat. Pesantren sebagai salah satu format lembaga pendidikan dipercaya sebagai formula jitu yang dapat menangani permasalahan-permasalahan umat dewasa ini, mengingat perkembangan dunia pendidikan dewasa ini tampak sangat memprihatinkan. Tidak hanya pendidikan Islam saja bisa dengan tanpa mengurangi nilai-nilai dan pandangan hidup yang sudah berjalan di pesantren. Pada dasarnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tidak memandang strata sosial, lembaga ini dapat dinikmati semua lapisan masyarakat, laki-laki perempuan, tua-muda, miskin kaya, mereka semua dapat menikmati pendidikan di lembaga ini. Dan satu hal yang perlu kita catat bahwa tidak sedikit pemimpin-pemimpin bangsa ini, baik pemimpin yang duduk dalam pemerintahan maupun yang bukan, formal atau informal, besar maupun kecil, di antara pemikiran mereka diwarnai dengan pola pendidikan pondok pesantren. Di banyak tempat istilah yang identik dengan pondok pesantren ini juga mempunyai banyak persamaan nama, di Jawa dan Madura istilah yang sering digunakan adalah pondok (Dhofier, 1984: 18) atau pondok pesantren (Ali, 1987: 15), sedang di Aceh dikenal dengan istilah “Dayah, Rangkang, atau Meunasah/ Madrasah (Hasbullah, 1999: 32), adapun di Minangkabau pesantren lebih dikenal dengan istilah “Surau”, sedangkan di Pasundan institusi ini disebut dengan “Pondok” (Raharjo, 1985: 2). Sebagai lembaga pendidikan lanjut, pesantren merupakan tempat yang mengkonsentrasikan para santrinya untuk diasuh, dididik dan diarahkan menjadi manusia yang paripurna oleh kyai atau guru.
Nim : 191030053 BAB I PENDAHULUANA A. Latar Belakang Perkembangan pendidikan islam di Indonesia antara lain ditandai oleh munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap,mulai dari yang amat sederhana, sampai dengan tahap yang sudah terhitung modern dan lengkap. Salah satunya adalah pesantren. Menurut Ahmad Syafi'i Nur : " pesantren atau pondok adalah lembaga yang dapat dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan dan selanjutnya,ia dapat merupakan bapak dari pendidikan Islam". Kehadiran pesantren tidak dapat dipisahkan dari tuntutan umat. Karena itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya sehingga keberadaannya di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi terasing. Dalam waktu yang sama segala aktifitasnya pun mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat sekitarnya. Karena keunikannya itu maka pesantren hadir dalam berbagai situasi dan kondisi dan hampir dapat dipastikan bahwa lembaga ini, meskipun dalam keadaan yang sangat sederhana dan karakteristik yang beragam, tidak pernah mati. Pondok pesantren saat ini dikenal dengan "pondok modern", kita harus mengetahui pula bagaimana sejarah pondok pesantren itu sendiri, apakah banyak mengalami perkembangan atau stagnan. Karena sangat penting kita tahu sejarahnya, agar kita tidak memandang sebelah mata pendidikan pondok pesantren seperti halnya pandangan masyarakat saat ini. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan tersebut di atas, dengan judul makalah "Sejarah Berdiri dan Perkembangan Pondok Pesantren" dan akan diuraikan dalam bab pembahasan.
Who does not know about Islamic boarding school? In 2011 it is about 25.000 boarding schools which spread in Indonesia. However, ironically, only a few people know about the background of boarding school and its development. Therefore, this research is based on the library research which found that that boarding school was originally from India and Islamic tradition. Boarding school was estimated starting its existence when Islamic religion came to Indonesia. The first boarding school known to be founded by a wali songo (religious leader in Islam), he was syekh maulana malik Ibrahim. Recently, boarding school can be classified into two, namely traditional and modern boarding school.
Perkembangan pendidikan islam di Indonesia antara lain kejadian oleh berbagai lembaga pendidikan secara bertahap, mulai dari yang amat sederhana, sampai dengan tahap yang sudah dibangun modern dan lengkap. Salah satunya adalah pesantren. Menurut Ahmad Syafi'i Nur: "pesantren atau pondok adalah lembaga yang dapat dikatakan merupakan wujud proses yang wajar perkembangan sistem pendidikan dan selanjutnya, ia dapat merupakan bapak dari pendidikan Islam". Kehadiran pesantren tidak dapat dihapus dari catatan umat. Karena itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya sehingga keberadaannya di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi terasing. Dalam waktu yang sama segala aktifitasnya pun mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat sekitarnya. Karena keunikannya itu maka pesantren hadir dalam berbagai situasi dan kondisi hampir dapat dipastikan bahwa lembaga ini, meskipun dalam keadaan yang sangat sederhana dan keren yang beragam, tidak pernah mati. Berdasarkan pemikiran diatas, maka makalah ini mencoba menjelaskan asal usul pesantren, pertumbuhan, dan ide kelembagaan.
sejarah berdiri, tokoh sentral dan dinamika pendidikan yang ada di sana dari masa ke masa
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT, Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Alhamdulillah berkat Rahmat, Nikmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.
makalh ini membahas mengenai pondok pesantren dari sisi sejarah.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.