Academia.eduAcademia.edu

MENJADI MANUSIA BARU YANG SEGAMBAR MENURUT RUPA ALLAH

2017, REAL DIDACHE

https://doi.org/10.31219/osf.io/kag6d

Abstract

Allah menciptakan manusia secara khusus, sesuai dengan gambar dan rupa-Nya. Artinya, manusia dimaksudkan untuk meneruskan karya Allah di bumi ini. Dalam hubungan dengan ciptaan yang lain, manusia ditentukan sebagai wakil Allah atas bumi dan segala isinya. Dengan demikian, manusia mutlak untuk terus berhubungan dengan Allah yang diwakilinya. Selain itu, manusia harus terus bergantung pada Allah. Kemanusiaannya terletak pada relasinya dengan Allah karena Allah merancang supaya Ia dapat menikmati suatu hubungan dengan manusia. Tujuan manusia, oleh sebab itu berpusat pada isu memiliki atau tidak memiliki hubungan dengan sang Pencipta. Ketika manusia mengenal-Nya, manusia dapat mengenali dirinya sendiri. Kemudian, manusia dapat hidup seperti yang dikehendaki-Nya dan menikmati Allah serta kebaikan-kebaikan-Nya. Namun, manusia harus tetap mempertanggungjawabkan segala potensinya kepada Allah yang telah memberikan potensi dan tanggung jawab itu kepadanya. Dalam bahasa Perjanjian Baru, manusia harus mempertanggungjawabkan segala karunia yang telah Allah berikan. Aspek khusus dari penciptaan manusia sebagai gambar/rupa Allah dinampakkan dalam tugas memelihara dan menjaga ciptaan seperti Allah memelihara ciptaan-Nya. Sebagai ciptaan yang mulia di antara ciptaan-ciptaan yang lain seyogianya tidak menjadikan manusia arogan, sebaliknya sungguh-sungguh bersyukur kepada Allah. Manusia yang sadar akan siapa yang menciptakannya mestinya akan tetap mengingat Sang Pencipta, sebagaimana yang ditegaskan oleh Pengkhotbah 12:1-8, “Ingatlah akan Penciptamu.”