Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbezaan pendapat tentang remaja, namun pada intipatinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (inggris), puberteit (Belanda), pubertasi (latin) yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tandatanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento (latin) iaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.
Masa remaja merupakan sebuah masa yang tidak mudah didefinisikan. Bab 1 dimulai dengan pembahasan mengenai beberapa tugas perkembangan remaja. Yang menjadi fokus utama tema bab 1 adalah mengenai dampak dari perbedaan perkembangan remaja. Tema kedua pada bab ini menjelaskan bagaimana perbedaan budaya dapat meningkatkan ciri dalam lingkungan sosial. Perbedaan ini mempengaruhi kehidupan remaja dalam intimasi dan pelanggaran norma/ adat. Pada bagian ketiga bab ini mendeskripsikan remaja dalam perspektif perkembangan sepanjang hayat. Dimana perkembangan sepanjang hayat menyatakan bahwa perubahan akan terus berlangsung secara berkesinambungan. Sedangkan pada bagian keempat/ bagian terakhir bab ini memaparkan secara gambling perbedaan dua periode dalam masa remaja. Yakni periode remaja awal (early adolescence) dengan karakteristik dimulainya pubertas, perubahan peran sex, perkembangan kemandirian hubungan dengan orangtua, dan kematangan hubungan dengan teman sebaya. Sedangkan periode berikutnya adalah masa remaja akhir (late adolescence) dengan karakteristik pengintegrasian kebutuhan hubungan dengan lawan jenis, persiapan untuk bekerja, sampai pada bagaimana mengelola nilai-nilai yang menjadi panduan dalam lingkungan sosial mereka, dan terakhir sampai pada menemukan identitas diri.
Ibu bapa pada hari ini berhadapan dengan berbagai cabaran di dalam mendidik anak-anak.
Menghadapi Problematika Remaja Masa remaja adalah masa yang sangat vital, penting, dan berdampak besar bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini, seorang individu sedang berproses menuju ke arah kematangan. Dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Tak jarang para remaja menunjukkan sikap yang sulit dipahami oleh sebagian orang dewasa, sekalipun orang tuanya. Orang yang paling dekat dengan remaja tersebut kerap kali harus dihadapkan pada situasi yang sulit untuk dipahami. Peralihan masa ini harus dihadapi oleh setiap orang tua yang memiliki anak berusia remaja. Untuk itu orang tua mau tak mau harus siap untuk menghadapi masa ini. Memberikan perhatian yang lebih namun sewajarnya adalah hal yang penting dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya agar mampu melalui masa remajanya dengan baik. Dalam buku Psikologi Remaja (2009: 146) terdapat sebuah teori yang diungkapkan oleh psikolog G. Stanley Hall yang menyebutkan bahwa : " masa remaja adalah masa yang penuh konflik dan permasalahan dalam kehidupan ". Tidak jarang tekanan dan stres membayangi kehidupan mereka. Meski begitu terdapat pula remaja yang mampu keluar dari tekanan dan berdaptasi dengan lingkugannya,sehingga konflik yang ada dapat diminimalisir. Seperti yang kita tahu bersama bahwa angka bunuh diri pada usia remaja di Jepang dan Korea sangatlah tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh telalu banyaknya tekanan dan konflik yang dihadapi oleh anak di usia remaja. Krisis identitas Masa remaja erat kaitannya dengan masa pencarian jati diri. Masa dimana seseorang dituntut oleh lingkungannya untuk terus berkembang dan menjalani proses yang ada untuk menapaki jalan menuju kesuksesan. Mencari pengakuan atas eksistensinya. Di masa ini, seseorang remaja banyak sekali memiliki keinginan untuk mencoba hal – hal yang sebelumnya belum pernah ia coba sebelumnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk proses pencarian identitas diri, dengan mencoba bergaul dengan siapa saja. Terlebih di era ini, sosial media memungkinkan setiap orang untuk mengenal satu sama lain tanpa mengenal jarak dan waktu. Remaja sering pula menghadapai perbedaan pendapat dengan orang tuanya. Apa yang ia ingin lakukan dilarang orang tuanya. Hingga pada titik tertentu, ketika remaja memilih sesuai apa yang dia ingini ia dikatakan 'membangkang, tidak menurut dengan orang tua, dan sebagainya.' Kebanyakan remaja saat ini hidup dengan pedoman paham liberal. Gaya hidup kebarat – baratan sangat melekat dalam kehidupan mereka. Mulai dari cara berpakaian, berbicara, pola pikir, sampai perilaku mereka. Segala yang berbau luar negeri, dibangga – banggakan, dipuja. Sedangkan budaya lokalnya dijauhinya, ditinggalkan. Kuno katanya.
Jurnal Alternatif Wacana Ilmiah Interkultural
When we talk about teenagers, stereotypes often stick to them. Teenagersare often synonymous with deviant behavior. That’s why the termjuvenile delinquency emerged. There are many examples of juveniledelinquency, such as speeding on the highway, fighting between gangsand schools, skipping school, threatening others, extortion, stealing,robbing, drinking, free sex, drug addiction, etc. Juvenile delinquencyoccurs because of factors that come from the youth themselves andfrom outside, in the form of family parenting, inadequate education atschool, an unsupportive community environment and peer influence.Juvenile delinquency has a negative impact on adolescents themselvesand others. For teenagers, juvenile delinquency has a physical andmental impact. Physically, these teenagers can suffer from variousdiseases due to an irregular lifestyle. Mentally, teenagers will growup as vulnerable individuals. In addition, juvenile delinquency alsohas a negative impact on the environment. Parents ca...
ROSYADA: Islamic Guidance and Counseling
Remaja adalah manusia yang sedang melewati fase perkembangan menuju dewasa. Pada fase inilah pembentukan jiwa dan mentalnya diuji sesuai dengan kepribadiannya. Maka sering kali para remaja dituntut untuk selalu bersikap sesuai dengan kedewasaan. Oleh karena itu sifat dewasa yang ditunjukkan membuatnya merasa tidak percaya diri dan overthinking (pemikiran negatif) dengan segala hal, apalagi menyangkut masa depan yang tidak pasti. Rasa pesimis (rendah diri) akan selalu beriringan dengan segala penglihatan yang dilihatnya. Sehingga kepribadian terdalamnya keluar dan menjadikannya lemah. Fase inilah yang membuat para remaja merasa dirugikan dengan masanya. Pada perbincangan mengenai remaja saya selaku peneliti ingin membahas mengenai sikap kepribadian yang di keluarkan para remaja. Terutama kepribadian pesimis yang tumbuh dalam jiwa para remaja. Penelitian ini menggunakan kajian literatur dari berbagai sumber ilmiah. Hasilnya mengenai sifat pesimis tersebut apakah hakikat alam bawah sad...
2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan orientasi masa depan pada remaja penyintas erupsi Merapi. Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 remaja dengan dengan karakteristik sebagai berikut: a). Remaja yang bertempat tinggal di kawasan lereng Gunung Merapi, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten-Jawa Tengah; b). Remaja awal berusia 10-12 tahun, remaja madya berusia 13-15 tahun, remaja akhir berusia 16-21 tahun yang merupakan remaja penyintas/remaja yang selamat dari bencana alam erupsi Gunung Merapi; c). Remaja penyintas yang telah melakukan pernikahan dini dan belum menikah; d). Remaja putus sekolah dan remaja yang masih sekolah. Hasil penelitian ini para remaja penyintas bencana erupsi Merapi cukup mempunyai orientasi yang baik terhadap masa depan mereka. Hal tersebut dapat disimpulkan dari aspek motivasi mereka masih mempunyai minat bagi masa depannya sehingga dapat mengarahkan individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai ...
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah masalah . Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan social (TP-KJM, 2002).
Unnes Journal of Public Health, 2017
Merokok adalah perilaku yang masih sulit untuk dikendalikan dalam rangka investasi kesehatan. Usia remaja adalah usia inisiasi para perokok. Lebih cepat berhenti merokok, akan lebih menekan resiko kesehatan akibat merokok. Anggapan tentang kesulitan berhenti merokok menjadi salah satu tantangan dalam menyiapkan generasi bebas rokok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan persepsi hambatan berhenti merokok terhadap kemungkinan berhenti merokok. Peneliti menggunakan pendekatan cross sectional, dengan uji spearman correlation. Hasil menunjukkan hubungan yang negatif namun lemah pada pola hubungan hambatan berhenti merokok dengan kemungkinan remaja perokok untuk berhenti merokok, namun secara statistik bermakna.
2018
Pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) merupakan pelajaran yang lebih banyak mengasah kemampuan motorik dan gerak. Pembelajaran pen-jaskes yang dilakukan saat ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah dan UU pendidikan. Masih banyak siswa yang salah atau kurang tepat dalam memaknai dan melaksanakan pembelajaran penjaskes tersebut, oleh karena itu merasa perlu untuk melakukan penelitian ini se-bagai bahan evaluasi dan masukan sebagai pengajar calon guru di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gejala-gejala yang mengakibatkan siswa SMA (anak remaja) enggan atau malas untuk melakukan pembelajaran penjaskes.Metode yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara dan pengamatan kepada siswa dan guru SMA yang tersebar di Kota Padang. Hasil yang didapat ada 2 temuan penelitian, pertama sebagian besar siswa enggan melakukan pembelajaran penjaskes dan sebagiannya lagi menyukai pembelajaran penjaskes dengan rincian dan keterangan terdapat pada has...
2021
Kaum muda sebagai generasi penerus memiliki beban dan tanggung jawab di pundaknya yang diwariskan oleh generasi sebelumnya, sebab di dalam dirinya memiliki potensi yang besar. Namun, potensi ini perlu diarahkan melalui pembinaan, baik dari orang tua maupun dari gereja. Sebab dalam diri kaum muda juga memiliki problematik yang besar, yaitu dosa. Dosa harus diselesaikan melalui penebusan dan pengampunan Kristus. Apabila dosa tidak terselesaikan, maka segala potensi dalam diri kaum muda akan cenderung kepada hal yang negatif yang akhirnya menimbulkan berbagai problem dalam hidupnya. Sebaliknya, kaum muda yang telah dimerdekakan dari dosa akan mampu mengimplementasikan imannya dalam mengha dapi berbagai tantangan dan godaan yang datang dari luar. Kaum muda akan mampu memaksimalkan potensi dalam dirinya untuk menjadi saksi Kristus dan berkontribusi sebagai generasi penerus, baik dalam keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara. Kata-kata Kunci: Tinjauan teologis, problematik, kaum m...
2021
COVID-19 merupakan wabah dunia yang berkembang menjadi pandemi global yang mengancam kesehatan fisik dan berdampak luas pada kesehatan mental dan mempengaruhi semua kelompok usia khususnya remaja. Remaja mengalami kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan yang berlebih dengan terinfeksi COVID-19. Pandemi COVID-19 berlarut-larut, sehingga menyebabkan remaja di RW. 03 Manukan Kulon mulai bosan hingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu kebijakan pemerintah untuk physical distancing atau sosial distancing membuat remaja merasa cemas dan jarak fisik telah menyebabkan individu memutuskan interaksi sosial secara tidak sengaja karena individu memiliki kecenderungan untuk menghindari percakapan, membatasi pertemuan, dan melakukan karantina dirumah. Kecemasan yang dialami remaja seperti sering berkeringat, nafsu makan menurun, sering merasa sedih sendiri, ketakutan tanpa alsan, sering gemetar, sering takut tertular, merasa panik jika ada yang terkonfirmasi positif atau ada tetangga yang meninggal akibat COVID-19. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menberikan pengetahuan tentang COVID-19 dan pelatihan tata cara pengelolahan kecemasan di masa pandemic COVID-19 dengan model BERAKSI: berpikir positif, expressive writing therapy, relaksasi, adapatasi kebiasaan baru dan selektif terhadap informasi. Model BERAKSI adalah tata cara yang mudah dilakukan remaja dan tidak memerlukan biaya. Kegiatan ini dilakukan melalui zoom meeting dengan remaja dalam jangka waktu 1 bulan (Mei-Juni 2021) dengan metode ceramah dan pelatihan. Dari kegiatan ini didapatkan hasil pre test peserta berpengetahuan baik sebesar 15(14.5%) dan setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi responden berpengetahuan baik menjadi 99(96.1%). Model ini sangat bagus dalam mengelola kecemasan remaja sehingga bisa digunakan sebagai tindakan nonfarmakologis perawat dalam menurunkan kecemasan remaja.
Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika
Penyimpangan perilaku anak remaja dimasa kini khususnya generasi Z (1995-2010) memang sudah merisaukan banyak orangtua, sebab banyak remaja yang tidak lagi mau kegereja sejak usia mereka 13 tahun, bahkan sampai meragukan iman dan keselamatannya sendiri. Tujuan penulisan ini adalah agar setiap orangtua lebih memperhatikan apa sesungguhnya penyebab perilaku remaja tersebut. Metode ini dilakukan dengan cara pendekatan penelitian kualitatif studi pustaka dan juga hal-hal yang ditemukan peneliti dalam pelayanannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah agar orangtua lebih memahami apakah yang diharapkan remaja dari para orangtua mereka saat mereka mengalami pergumulan. Sehingga orangtua dengan mudah menemukan metode untuk memahami perilaku remaja masa kini. Kehadiran dan kebersamaan dengan anak-anak mereka sejak kecil, mendengarkan setiap hal yang mereka sampaikan, dan mencari solusi dengan bijaksana untuk memenuhi setiap harapan mereka juga bisa menjadi metode dalam memahami perkembangan perilaku remaja.
Jurnal Peduli Masyarakat
Remaja merupakan individu berusia diatas 12 hingga 18 tahun. Masa remaja merupakan keadaan dimana konsep diri mulai terbentuk. Saat remaja mendapatkan pola asuh yang baik, lingkungan juga memberikan dukungan yang baik, maka remaja akan mempunyai konsep diri yang baik dan sesuai tahap perkembangannya, sebaliknya jika remaja mendapat pola asuh yang baik tapi lingkungan tidak memberikan dukungan yang baik maka remaja akan terbentuk konsep diri yang maladaptif, sehingga perlu dilakukan kegiatan berupa pendidikan kesehatan sebagai upaya menguatkan mental remaja dalam menghadapi tantangan zaman. Kegiatan ini dilaksanakan di SMP 2 Kendal Provinsi Jawa Tengah. Peserta dalam kegiatan ini adalah remaja di SMP 2 Kendal Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah 48 remaja. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan remaja tentang perkembangan psikososial remaja dan bahaya narkoba sebagai penguatan mental remaja dalam menghadapi tantangan zaman. Kata kunci: penguatan mental; remaja; ta...
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah "Pornografi Perusak Generasi Masa Kini" untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana fenomena pornografi dikalangan remaja saat ini, dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari pornografi, bagaimana pandangan dalam islam mengenai prnografi dan bagaimana cara yang tepat untuk membentengi diri dari pornografi.
Beberapa waktu yang lalu, Gus Miftah seorang pendakwah asal Yogyakarta yang terkenal anti-mainstream sedang ramai diperbincangkan di sosial media. Sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang berdakwah serta mengajak bersalawat para pemandu karaoke yang memakai pakaian seksi viral. Aksinya tersebut yang ia unggah di akun instagram miliknya, menuai pro-kontra di kalangan masyarakat. Ada sebagian yang setuju namun tidak sedikit pula yang menolak dakwahnya tersebut. Cara dakwah yang dilakukan Gus Miftah itu dianggap tidak wajar, karena lokasi dakwahnya adalah sebuah klub malam di Bali yang dianggap sebagian masyarakat tidak pantas untuk berdakwah. Di kalangan masyarakat muslim Indonesia, terdapat beberapa istilah untuk menyebut pendakwah seperti da'i, ustadz, ulama, dan kyai. Kemudian muncul pertanyaan, kenapa sih Gus Miftah berani melakukan dakwah di tempat seperti itu? Apa tujuan sebenarnya. Lantas apa hakikat dakwah menurut agama Islam? Secara etimologi dalam bahasa Arab, dakwah diartikan mengajak, menyeru, atau mengundang. Secara istilah, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada sebuah kebaikan dan larangan terhadap sebuah kejahatan yang disampaikan oleh para pendakwah kepada masyarakat. Menurut Quraish Shihab, dakwah adalah ajakan kepada kebaikan atau keinsyafan sehingga mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih baik dan sempurna. Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana cara berdakwah yang baik. Rasulullah mulai berdakwah ketika turun perintah dari Allah yang termaktub dalam QS. Al-Muddatstsir 1-4, yang artinya sebagai berikut: "Hai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu, agungkanlah! Dan Pakaianmu, bersihkanlah!". Ketika ayat ini turun, Rasulullah diperintahkan untuk berdakwah secara diam-diam. Rumah Al Arqam bin Abil Arqam dijadikan sebagai pusat dakwah Rasulullah. Di awal dakwahnya ini, Rasulullah memakai metode kelembutan serta kasih sayang. Terbukti dengan metode seperti itu, Rasulullah berhasil mengislamkan keluarga dan sahabat terdekatnya.
Rokok merupakan hal yang tidak asing bagi seluruh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang mudah mengenal rokok, yang disebabkan oleh berbagai media mulai dari surat kabar, televisi, radio, baliho-baliho yang terpampang megah di jalan besar, sampai internet yang secara besar-besaran mempromosikan barang tersebut. Dampaknya adalah semakin gencar meluas di berbagai tempat dan dikenaldi berbagai kalangan masyarakat (Anonim, 2012).
Psychopedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
This study aims to determine the level of life satisfaction of adolescents in the new normal era. The sample in this study were teenagers aged 15-18 years, amounting to 80 teenagers. The method used is descriptive quantitative method. The results of this study found that adolescents have the highest level of satisfaction in family life of 79.75% (calculation of 49.5% and 30.25%) in the new normal era. After life satisfaction in the family, adolescents also feel satisfied in the surrounding environment which is 72%, then adolescent self-related satisfaction is 57.25%. The lowest satisfaction of adolescents is in school life of 26.25% (calculation of 21.0% and 5.25%), followed by friendship life which is 50.75% so it can be concluded that the highest life satisfaction of adolescents in the new normal era is in family life. This is because in the new normal era, teenagers spend a lot of time at home so that it is an opportunity to gather and share with family members and a safe place d...
Fathimah Azzahra, 2021
Perkembangan teknologi pada zaman modern ini sudah semakin pesat. Semakin berkembangnya zaman semakin canggih juga teknologi yang dihasilkan. Hal ini membuat manusia semakin dimudahkan dengan adanya alat-alat teknologi yang canggih untuk membantu dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Berkembangnya teknologi saat ini tidak hanya membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat, melainkan juga membawa dampak negative. Kemajuan teknologi membuat remaja saat ini menghadapi masalah yang belum pernah dilihat generasi sebelumnya. Meskipun beberapa masalah bukanlah hal baru, media elektronik telah mengubah atau memperkuat beberapa perjuangan yang dihadapi kaum muda. Prevelensi komunikasi digital telah mengubah cara remaja berinteraksi dengan teman sebayanya dan minat romantis mereka. Karena banyak anak kekurangan keterampilan komunikasi antarpribadi yang penting seperti cara menangkap isyarat sosial.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.