Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
5 pages
1 file
Jurnal Sosial Soedirman, 2019
Penulis bertujuan menelusuri perubahan pola pemikiran warga Tegaldowo yang sedang berkonflik. Mengetahui bagaimana kondisi tersebut mampu mempengaruhi kesadaran warga menjadi politis atas lingkungan hidup. Kesadaran tersebut tentunya disebabkan atas timbulnya masalah ekologi sosial yang secara langsung bersentuhan dengan warga, dan kemudian mengakibatkan transformasi tipe budaya politik warga parokial menjadi partisipan. Selain itu, warga konflik cendrung menjadi militan atas keresahan dan keterancaman yang sedang mereka hadapi. Kecenderungan tersebut dibuktikan dengan beragam aktifitas politik akar rumput yang mereka lakukan untuk tetap mempertahankan ruang hidupnya, seperti: (1) rapat-rapat kecil terkait siasat penolakan (manajemen organisasi dan manajemen konflik hingga kajian strategis), (2) mempelajari taktik pengorganisasian massa untuk penyelesaian konflik, (3) membangun relasi solidaritas antar elemen, (4) memahami undang-undang atau peraturan terkait konflik, (5) sampai pada mempelajari hirarki penuntutan dan mekanisme prosedural kelembagaan. Kata kunci: perubahan kesadaran politik, konflik sosial, Kendeng A. PENDAHULUAN Di Indonesia konflik agraria marak terjadi di hampir seluruh wilayah. Mulai dari mereka yang tergantikan sagunya dengan sawit di Papua, yang terhimpit tambang liar di Bone, Sinai dan Gowa, konflik tanah di Langkat, warga adat yang mempertahankan konservasi di Telok Benoa, sampai pada masyarakat yang tergusur di Ibukota. Selain itu ditambah lagi warga yang mempertahankan ruang hidupnya dari proyek pembangunan bandara di Majalengka dan Kulon Progo, warga yang bertahan di bawah ancaman proyek
Salah satu kelompok etnis yang besar di pulau Indonesia adalah etnis Jawa, yang mendiami bagian timur dan tengah dari kepulauan Jawa dan mendekati setengah dari jumlah total populasi di Indonesia. Dan hal inilah yang menyebabkan terciptanya pola budaya yang dominan, yang berasal dari kelompok Etnis yang dominan, yaitu etnis Jawa. Etnis ini sangat mewarnai sikap, perilaku dan orientasi politik pemerintah. Dalam politik, hal ini dapat menyebabkan perpecahan antar Etnis Jawa dan Etnis lain.
Al-Ulum, 2018
Budaya populer pada dasarnya memiliki hubungan dengan politik di Indonesia. Dalam politik, media digunakan sebagai alat oleh kandidat untuk berkampanye dan mengiklankan dirinya. Dengan kemunculan televisi dan media sosial, budaya populer semakin terimplementasikan dalam wilayah politik. Hal ini bisa dipahami sebab dalam sistem politik dewasa ini, menjadi politisi yang populer merupakan hal yang krusial. Hal ini dikarenakan mereka yang populer cenderung akan dipilih dalam pemilu. Artikel ini berusaha menganalisis hubungan antara budaya populer dan politik di Indonesia. Artikel ini menemukan bahwa politik dalam budaya populer telah mendorong penguatan politik identitas di Indonesia. Kedua, ia juga mendorong lahirnya berita-berita bohong sehingga memproduksi fragmentasi yang parah dalam masyarakat bawah.
Irsat
Permasalahan politik yang terjadi begitu kompleks dapat terjadi karena dimulai dari ketidak mampuan institusi politik dalam menerjemahkan visi dalam bentuk hal yang substansial, anggapan bahwa institusi politik hanya menjadi tempat bagi sebagian elit dalam mencari keuntungan. Bahkan muncul pelabelan bahwa
Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
2020
Tujuan kajian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan tentang perilaku keberagamaan muslim tradisional, (2) menganalisis perilaku politik muslim tradisional. Adapun masalah kajian ini adalah bagaimana Orientasi Perilaku Politik Muslim Tradisional. Agar pembahasannya lebih mendalam, maka pokok masalah di atas dijabarkan kedalam sub pokok masalah, yaitu: bagaimana perilaku keberagamaan muslim tradisional, dan bagaimana orientasi perilaku politik muslim tradisional. Agar tujuan kajian ini tercapai secara maksimal, dalam pelaksanaanya digunakan pendekatan:historis, sosiologis, teologis dan fenomenologis. Hasil penelitian menunjukkan perilaku keberagamaan muslim tradisional dipengaruhi pemikiran keagamaannya berkutat pada pemahaman yang literal sering sekali berdampak pada implementasi ajaran-ajaran agama yang cenderung rigid, doktrinal, kurang terbuka terhadap perkembangan pemikiran. Bahkan terkadang memandang pemahaman diluar komunitasnya sebagai kelompok yang keliru. Cenderung menjaga ajaran-ajaran yang diterima secara turun-temurun, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya prraktek sinkretisme dalam praktek keagamaannya.. Cenderung mempertahankan tradisi sebagai bagian aktivitas keagamaannya. Bahkan pengaruh kebudayaan lokal cukup kuat dalam implementasi ritual keagamaan, secara kultural dapat dikatakan bersifat sinkretik. Paradigma keberagamaan ini juga mempengaruhi perilaku politik muslim tradisional yang ditandai dengan pembentukan sikap dan perilaku politik dipengaruhi oleh otoritas dogmatis atau kebenaran yang bersifat mutlak, otoritas terarah atau ketuntasan pengaturan, pelembagaan otoritas atau pemaduan pemahaman dan penggunaan kebenaran mutlak dalam perumusan aturan yang memperkuat struktur keagamaan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Awwali Zahratulhilmi, 2023
Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 2018
Jurnal Studi Sosial Program Pascasarjana P Ips, 2014