Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam
This paper seeks to photograph the thinking of moral education of children today in the perspective of Islam. The term children nowadays in Indonesian is known as Kids Zaman Now. Kids Zaman Now is actually as satire refers to unnatural behavior of children today. Moral education is a set of basic moral principles and virtues of attitudes and temperaments that must be owned and made habit by the child from the beginner until he became a mukallaf, ready to wade through the sea of life. In the modern era, the problems that arise are physical and psychological problems. Physical problems lead to human conditioning as the object of all science and technology products. This research is library research. This research collects text data. In this case the author held the collection of books, articles, internet data and journals that have relevance to the subject of the study author.
Karya ini berhasil meraih juara 1 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Jurusan PAI UIN Antasari Banjarmasin Tahun 2018
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL Tantangan Manajemen Pendidikan Islam, Hukum Islam dan Bahasa Melayu di Era Revolusi 4.0 p-ISBN: 978-602-60957-2-5, e-ISBN: 978-602-60957-3-2, Februari 2020, Hal. 563 - 572, 2020
Era millinial muncul sebagai respon terhadap era modern yang lebih mengutamakan akal, empirik, dan hal-hal yang bersifat materialistik, sekularistik, hedonistik, fragmatik, dan transaksional. Yaitu pandangan yang memisahkan urusan dunia dengan urusan akhirat. Kehidupan yang demikian didasarkan pada assumsi, bahwa dengan akal, panca indera, dan materi yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi canggih semua masalah dapat dipecahkan. Ingin bepergian jauh tinggal pesan tiket pesawat; ingin tidur nyenyak dan makan nikmat tinggal pergi ke hotel dan restoran, ingin senang-senang, tinggal pergi ke tempat hiburan; ingin sehat tinggal panggil dokter, dan ingin pandai tinggal panggil guru atau nara sumber; ingin memperoleh informasi tingggal lihat Google. Sayangnya era millineal juga dibarengi dengan degradasi moral. Faktanya, dapat kita lihat dari masa ke masa generasi milenial justru semakin memprihatinkan, virus pemikiran dan budaya Barat, suskes mengantarkannya ke gerbang kehancuran. Aktivitas pacaran, gaul bebas, free sex, aborsi, narkoba, buyling, kejahatan fisik, dan LGBT, turut mewarnai kehidupan generasi millenial. Hal ini membawa pada keterpurukan krisis moral dan lemahnya iman. Lembaga pendidikan Islam, pesantren, sebagai salah satu sistem pendidikan nasional berkontribusi dalam penguatan moral sebagai jawaban dari degradasi moral yang terjadi era millineal. Penguatan moral yang diberikan adalah penguatan nilai moral ketuhanan, moral social dan moral individu yang dibiasakan kepada peserta didik dengan pola pembiasaan, uswah dan proses pengawasan 24 jam.
Mentari nur nugraheni, 2020
Pendidikan Moral pada Zaman Sekarang dalam Pandangan Islam Mentari Nur Nugraheni 1910100024 Pendidikan Agama Islam Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta A. Latar belakang Pendidikan adalah pagar atau batas dari manusia untuk melakukan suatu tindakan. Di dalam pendidikan ada nilai moral dan tingkah laku. Kita dapat mengetahui orang yang berpendidikan atau tidak dari cara dia berperilaku dan perbuatan mereka setiap hari, apakah berperilaku baik atau tidak. Jadi pendidikan adalah cerminan diri kita dihadapan masyarakat. Pendidikan yang baik harus kita tanam dari kecil dari orangtua, di sekolah, maupun di lingkungan masyakat, agar melahirkan generasi yang bermoral dan berperilaku baik Merosotnya moral anak zaman sekarang dapat dilihat dari perilaku memudarnya tidak menghormati orang tua, tanggung jawab, kesetiakawanan social (solidaritas) dan rasa empati yang dapat berpengaruh dalam kehidupan mereka dalam masyarakat. Permasalahan tersebut juga bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,berakhlak mulia sehat, berilmu kreatif ,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab. Masalah moralitas masyarakat Indonesia baik itu usia remaja hingga dewasa ,sekarang ini sudah menjadi problem umum. Perilaku masyarakat yang menyimpang dari aturan arusnya membuat moral bangsa kita semakin buruk dimata Negara lain. Kemerosotan moral ini bukanlah suatu hal yang bisa dibanggakan karena hal itulah yang membuat Negara kita tampak kurang berwibawa di dunia internasional, ada beberapa hal yang melatarbelakangi kemerosotan moral bangsa Indonesia dan hal itu perlu diketahui sehingga kita mampu menemukan solusi yang terbaik dan membantu dalam menyelesaikan.
LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan)
The development of technology and globalization directly or directly can affect the moral development of adolescents in the millennial era. In the millennial era humans began to abandon the conventional ways of living their lives and were replaced by lifestyles. Today's modernization lifestyle which is a trend has a positive impact as well as a very large negative impact. The aims of this study are to determine Islamic education role in children, especially among adolescents, to overcome the moral crisis that is happening in society. This study uses descriptive analytical method to discuss the subject with the Library Research technique. The results indicate that religious education has a central role in tackling and preventing moral decline in adolescents in the disruption era. Changes in the teaching approach and the concept of education must be changed to keep pace with the times. The concept of religious teaching must be shifted, namely by utilizing developing technology and...
Jurnal Pendidikan UNIGA, 2017
Akal dan nurani seseorang dapat dilihat dari perilaku yang biasa ditampakkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, akhlak dapat menjadi ukuran untuk mengetahui keluhuran akal dan nurani seseorang. Akhlak Islami bersumber dari Al-Quran dan hadis, yang sifatnya tetap (tidak berubah-ubah) dan berlaku untuk selama-lamanya. Sementara itu, etika dan moral hanya bersumber dari adat istiadat dan pikiran manusia, yang hanya berlaku pada waktu tertentu dan di tempat tertentu saja, yang selalu berubah-ubah seiring bergantinya masa dan kepemimpinan. Dengan demikian, baik dan buruk, menurut akhlak islam, didasarkan pada al-quran dan hadis yang abadi dan universal, sedangkan menurut etika dan moral, didasarkan pada adat istiadat dan pemikiran manusia yang terbatas pada waktu dan tempat tertentu. Ibadah dan akhlak merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika diibaratkan, ibadah dan akhlak laksana pohon dengan buahnya. Kualitas akhlak merupakan cermin dari kualitas ibadah seseorang. Setiap manusia pastilah memiliki akhlak. Dan setiap akhlak mulia merupakan buah dari ketaatan kepada Allah SWT.
Indonesian Journal of Early Childhood, 2022
Perkembangan moral anak usia dini mencakupi kerjasama, bertanggung jawab, disipin, berkata jujur dan sabar. Perkembangan moral sangat penting untuk dikembangkan sejak usai dini karena ketika anak memiliki moral yang baik anak akan mudah diterima pada lingkungan disekitar anak, pengembangan moral anak usia dini perlu dikembangkan oleh siapapun, salah satunya adalah guru anak di sekolah. Ketika guru mengembangan moral anak diperlukannya stategi yang baik agar pengembangan moral tercapai sesuia dengan keinginan.Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan strategi pengembangan moral anak usia dini di TK IslamNibras Padang. Jenis dari penelitian ini yaitu penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitin adalah semua guru dan murid dari TK Islam Nibras Padang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi berupa foto. Hasil dari penelitian ini yaitu pertama, strategi pengembangan yang digunakan oleh guru ketika mengembangkan moral anak dengan memberikan pembiasaan, selalu mengingatkan anak, memberikan anak pengertian yang dapat dipahami anak, dan guru memberikan contoh langsung kepada anak. Kedua anak sudah mampu menerapkan sifat moral yaitu anak mampu disiplin untuk mengantri ketika hendak ke WC, bekerja sama untuk membersihkan alat permainan ketika sudah selesai bermain, mandiri ketika hendak mengambil bekal, bersikap sopan kepada guru dan teman contohnya ketika anak membutuhkan bantuan baik dengan guru ataupun teman, anak akan selalu mengucapkan tolong dan terimakasih, anak sudah mampu untuk bertanggung jawab. Ketiga kendala yang sering dihadapai guru adalah ketidaksinkronan dalam mengembangkan moral anak antara anak disekolah dan dirumah
Al-Tarbawi Al-Haditsah : Jurnal Pendidikan Islam, 2018
Dewasa ini bangsa kita sedang terpuruk mengalami banyak krisis, lebih tepatnya krisis multidimensional . Salah satu sektor yang sangat memerlukan penanganan khusus adalah krisis moral , maka sudah seharusnya pendidikan sebagai agent of change mengambil peranan utama yang berdiri di garda terdepan sebagai benteng moral bangsa. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak.
AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak, 2018
This research discuss religion and moral development of students of kindergarten in TK A nDasari Budi Krapyak Yogyakarta. This research is descriptive qualitative. The data is acquired from interview, observation, and another data collecting which is support this research. The result of this research is (1) Religion and moral development development which are not achieved by student of kindergarten in class A1 TK Masyitoh nDasari Budi Yogykarta, they are: only knowing religion and God trough song, they do not accustom to have worshipping activities, they have not understood what is good attitude, they have not been able to defferentiate between good attitude and bad attitude, and they have not know much about religious ritual but they have not known Islamic day celebrations; and they not known about the other religions. (2) They need to be given knowledge about children education and increasing affection and togetherness. Key word: Religion and moral development, student of Kindergarten Abstrak Penelitian (artikel) ini membahas tentang perkembangan agama dan moral pada anak usia dini di TK A nDasari Krapyak Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari wawancara, observasi, dan pengumpulan data-data yang mendukung penelitian. Hasil penelitian adalah (1) Perkembangan agama dan moral yang tidak tercapai pada AUD di kelas TK A1 Masyitoh nDasari Budi Yogyakarta diantaranya; hanya mengetahui agama dan Tuhanya lewat menyanyi, tidak membiasakan diri beribadah, belum memahami perilaku mulia, belum dapat membedakan perilaku yang baik dan buruk, dan sedikit sekali mengenal ritual kegamaan tetapi belum mengenal hari besar Islam; serta belum mengetahui agama orang lain. (2) perlu pengetahuan pemberikan tentang pendidikan anak dan meningkatkan kasih sayang serta kebersamaan dengan anak-anak. Kata Kunci: Perkembangan Agama, Moral, Anak Usia Dini PENDAHULUAN Merambahnya ekonomi ASEAN telah memberikan dampak nyata yang besar bagi masyarakat, terkhusus masyarakat Indonesia. Di mana masyarakat mulai dihadapkan pada situasi yang gawat. Sebab semua hal dengan mudah masuk dalam suatu negara baik ekonomi, sosial,
1970
Not a few Muslims who openly dare to interpret the Qur'an without following the terms and conditions that apply. This paper attempts to examine the limitations of the intellectual and moral qualifications of commentators in interpreting the Qur'an in the contemporary century. By using the descriptive-analytical method and the Qur'anic science approach and interpretation, it is concluded that; first, there are at least five requirements for the intellectual qualifications of the interpreter, namely; know Arabic and the rules of language, the science of rhetoric, and the science of ushul fiqh, know the basics of al-Qur'an science, know science and technology, know the traditions of the Prophet with all kinds of aspects; and know about man with all his character. Second, the ethical and moral qualification requirements for commentators include; have a straight faith, clean from lust, good intentions and right intentions, have good morals, practice the knowledge possessed, be careful in quoting an opinion, have a humble nature, have a noble soul, dare to call for the truth, look good, patient and calm, puts people who are more important than him, and has a mature provision.
KERUGMA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 2019
Masalah moral adalah suatu masalah yang menjadi perhatian serius pada masa kini, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Kerusakan moral seseorang dapat mengganggu ketenteraman yang lain dan jika dalam suatu lingkungan masyarakat terdapat banyak yang rusak moralnya maka goncanglah keadaan masyarakat itu. Kemerosotan moral pada masa kini sudah pada tingkat mengkhawatirkan dimana khususnya kalangan remaja dan pemuda yang menjurus pada tindakan kriminal. Keadaan ini perlu dipahami yang ditinjau dari perspektif Alkitab. Kemerosotan moral saat ini merupakan pengulangan dari keadaan rusak moral pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru hingga berkelanjutan sampai saat sekarang ini, yang mana dampak kemerosotan moral sangat terasa dan meningkat dari waktu ke waktu dari segi kuantitas dan kualitas. Implikasi yang dapat diperoleh pada masa kini bahwa kemerosotan moral di tengah masyarakat menjadi tantangan bagi orang beriman dan sekaligus bertanggungjawab atas krisis moral yang terjadi. Sikap yang tepat dalam usaha mencegah dan mengurangi krisis kemerosotan moral ialah agar setiap orang beriman konsisten dengan iman kepercayaannya karena kemerosotan moral terjadi akibat krisis kepercayaan kepada Tuhan Maha Kuasa. PENDAHULUAN Fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa pendidikan belum berhasil sesuai yang diharapkan mengacu pada landasan dan tujuan dari pendidikan itu yakni membentuk manusia yang cerdas yang diimbangi dengan nilai keimanan, ketaqwaan dan berbudi pekerti luhur, belum dapat terwujud. Gejala kemerosotan nilai-nilai moral di kalangan masyarakat sudah mulai luntur dan meresahkan. Sikap saling tolong-menolong, kejujuran, keadilan dan kasih sayang hanya slogan belaka bagi sebagian besar masyarakat. Krisis moral pada elite politik terlihat dengan adanya penyelewengan, penindasan, saling menjegal atau adu domba, fitnah dan perbuatan maksiat lainnya. Pada lapisan masyarakat, krisis moral juga terlihat pada sebagian sikap mereka yang sangat mudah merampas hak orang lain, misalnya menjarah, main hakim sendiri, melanggar peraturan tanpa merasa bersalah, mudah terpancing emosi, mudah diombang-ambingkan dan perbuatan lain yang merugikan orang lain atau diri sendiri. Kemerosotan nilai-nilai moral yang tadinya hanya menerpa sebagian kecil elite politik dan sebagian masyarakat yang lebih tepatnya pada orang dewasa yang mempunyai kedudukan, jabatan, profesi dan kepentingan, kini telah menjalar pada masyarakat kalangan pelajar. Banyaknya keluhan orang tua, guru, pendidik dan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang keagamaan serta pengaduan masyarakat sosial umumnya, yang berkenaan
2020
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi bagiperkembangan kualitas sumber daya manusia selanjutnya. Karena itupeningkatan penyelenggaraan PAUD sangat memegang peranan yangpenting untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang. Arti pentingmendidik anak sejak usia dini dilandasai dengan kesadaran bahwa masakanak-kanak adalah masa keemasan (the Golden Age), karena dalamrentang usia dari 0 sampai 5 tahun, perkembangan fisik, motorik danberbahasa atau linguistik seorang anak akan tumbuh dengan pesat. Selainitu anak pada usia 2 sampai 6 tahun dipenuhi dengan senang bermain.
Abstrak: Artikel ini mendeskripsikan tentang hasil kajian pustaka (research library) tentang tahap perkembangan moral peserta didik oleh para ahli dibidangnya; Jean Piaget, Lawrence Kohlberg dan kemudian dikomparasikan dengan para pemikir Islam, diantaranya adalah Ahmad Sulaiman. Tahap perkembangan moral antara ahli dari Barat dan Islam tentu berbeda. Hal ini disebabkan point of view yang berbeda. Implementasi pendidikan moral untuk usia dini (SD/MI) juga dibahas dalam artikel ini.
LOGOS, 2020
Nowdays, family as the union of persons are in fragile condition and in crisis. These things are happening as the effect of a strong cultural changing: from modernity to a fragile culture called postmodernity. What to do? How families handle this crisis? As the main actor in the mission and responsibility for children's moral educations, families are facing great challenges. To be able to do this mission and face this problem, families have to renew themselves continuously, find and create a model for their moral education for their children which comes from realities faced in particular time. It means, the families must know their reality because each family has different reality. Another invitation is to find way to integrate the values from modern and post-modern culture. Whith this solution hopefuly the crisis in the families will be lessen or solve in proper way.Â
Iseedu: Journal of Islamic Educational Thoughts and Practices
Parents who meet young people often enough (their daughter's son) have an important role to turn their bad morals into good morals. In the field of education, an educator is one of the figures who also participate in changing or improving the morale of the youth around him, and the role of society is also considered influential in improving the morale of youth. This study aims to explain the characteristics of adolescents that must be understood by parents, the problems faced by adolescents themselves, and the factors that influence them, as well as the appropriate methods to foster adolescent morale. This research method uses a type of library research with qualitative data analysis. And data collection method using the works of Zakiah Daradjat as the primary source, and literature, articles, journals, and the internet as the secondary source. The data analysis method is done in three processes, namely data reduction, data presentation, and data verification by comparing the th...
MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 2021
Pendidikan yang diberikan kepada anak merupakan suatu persiapan kematangan anak dalam menghadapi masa yang akan datang. Peran pendidik dan orang tua dalam mendidik anak sangat penting karena dapat melihat potensi pada anak. Pengertian pendidikan adalah bimbingan, pembinaan atau pertolongan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar tercapai perkembangan yang maksimal sesuai dengan bakat, potensi manusia untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada fase anak-anak adanya keingingan anak untuk keluar rumah dan bermain dengan teman sebaya sehingga dapat berkomunikasi yang luas dan anak dapat belajar berbagai ketrampilan untuk mencoba hal-hal yang baru dari lingkungannya. Pendidikan anak sangat penting di dalam Islam karena anak merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan kehidupan di masa yang akan datang. Adapun Ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan pendidikan anak adalah (QS. Lukman: 13,14, 15, 16, 17, 18 dan 19). Akhlak mulia yang bisa ditanamkan pada jiwa anak-anak ...
Jurnal Filsafat Pendidikan Islam , 2023
This research discusses the moral degradation of the younger generation in Indonesia and the role of Islamic education in overcoming this problem. The phenomenon of moral degradation of the younger generation is increasingly disturbing with the increasing number of cases of tarnished morals, both in direct social interactions and via social media. The main causes of this moral degradation include promiscuity, unwise use of social media, and lack of supervision from parents. Islamic education is considered a relevant solution to face this problem. In this research, the Systematic Literature Review (SLR) method was used to collect and analyze related literature. The findings of this research show that Islamic education has an integral, progressive and functional role in overcoming the moral degradation of the younger generation. The integration of Islamic education in the school curriculum is also considered important to shape the character of students. However, there are internal and external challenges faced in implementing Islamic education, including a less comprehensive understanding of Islamic teachings, as well as the negative influence of scientific and technological progress. This research contributes to understanding the complexity of the moral degradation of the younger generation and the relevance of Islamic education as a solution in facing these challenges. Therefore, it is important for Islamic educational institutions to continue to develop effective and relevant strategies in shaping the morals of the younger generation through Islamic education.
Info Bintaro, 2018
Salah satu kritik yang acapkali ditujukan pada kids zaman now adalah kepribadian yang kebarat-baratan dan meninggalkan nilai-nilai Indonesia. Tulisan ini mengajak kita untuk sejenak bercermin tentang kritik tersebut. Sejak sekolah dasar, bahkan sampai di Perguruan Tinggi, kita mengalami upacara-baik upacara tiap hari Senin sampai upacara kemerdekaan. Dalam kesempatan tersebut, pembacaan Pancasila selalu diperdengarkan. Lalu bagaimana hal ini dapat membangun karakter? Sebelum sampai ke situ, kita perlu mundur sejenak perlu untuk memahami bahwa proses pembentukan identitas tidak bisa terjadi secara tiba-tiba. Proses tersebut dijalani setiap orang sejak usia kanak-kanak. Memasuki usia remaja, individu mulai dapat bertindak sesuai pengetahuan yang telah ia peroleh sejak lahir. Pada tahap remaja tersebut, individu mencari kejelasan identitas diri. Proses ini bisa jadi panjang dan berlarut-larut, sarat dengan pertentangan sekaligus penegasan, terhadap berbagai peran dan wajah. Dalam proses pencarian identitas tersebut, terdapat dua tahap utama yaitu eksplorasi dan komitmen. Eksplorasi terjadi ketika seseorang masih menjajaki berbagai alternatif, sedangkan komitmen dibangun pada saat seseorang menunjukkan keseriusan pada satu pilihan dan berketetapan untuk mewujudkannya. Seperti disebutkan sebelumnya, proses ini tak selalu berjalan mulus. Apabila remaja telah berhasil menemukan identitas dirinya, ia akan memasuki tahap berikutnya yaitu masa dewasa. Sebaliknya, ketika identitasnya tidak juga ajeg, maka remaja berpotensi mengalami kebingungan identitas (identity diffusion).
JURNAL PENELITIAN
This study intends to explore and analyze the moral development of students of early childhood at boarding school Salafiyah Shafi'ites Pekalongan. The study was focused on three moral development, namely the aspect of moral reasoning, moral feeling, and moral behavior. The research data was obtained through interviews, observation, field notes and documentation. Data analysis use an interactive analysis model introduced by Miles and Huberman. The results of this study are: moral reasoning of students of early childhood show heteronomous morality. Students understand some important points such as justice, stealing, punishment and tolerance. Some students have an understanding that justice, punishment or regulation are something that are governed by a caregiver who has authority and can not be changed. Moral behavior has been demonstrated too by the students early age. Students have been able to show moral behavior, such as following the rules applied in the boarding school. Meanw...
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 2013
Teaching morality to children must be conducted seriously. Morality is one of essential matters in this country because it has close relationship with norms in society. When people' morality is under control, there is a peace in the society. Therefore, in teaching children, teachers should incorporate morality every time and everywhere.The main purpose is, of course, to gain prosperity among people. Kata Kunci:pendidikan akhlak Pendahuluan Pendidikan akhlak merupakan obyek kajian yang sangat dinamis dan mendapat pehatian amat luas di kalangan pemerhati pendidikan sehingga ragamnya senantiasa lahir dan belum pernah berhenti.Didalam diri sesorang muncul akhlak mahmudah (akhlak terpuji) ataupun akhlak madzmumah (akhlak Tercela).Menurut Imam Al-Ghazali. 1 berakhlak mulia dan terpuji artinya "menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya.Sedangkan akhlak madzmumah atau akhlak tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.