Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
20 pages
1 file
Kelas : XI IPA ² TAMAN KOTA "Tidak serumit rumus trigonometri maupun pythagoras, tidak sesusah mencari sudut elevasi maupun polarisasi, dan tidak sekompleks susunan partikel dan hukum gravitasi, namun juga tidak segampang membalikkan telapak tangan dan memenagkan games petualangan". Kata kata tersebutlah yang dapat digunakan untuk menggambarkan segala kuasa Tuhan yang masih bisah kita nikmati hingga saat ini, napas kehidupan dan segalanya sungguh luar biasa. Segala sesuatu diciptakan baik adanya, dan inilah saatnya kita untuk tidak hanya berekspektasi melainkan meralisasi intuisi yang telah di abstraksikan dalam bentuk presepsi dan konsepsi. Salah satu hal terpanas yang sedang dijadikan perbincangan teratas adalah bagaimana manusia terus menciptakan hal hal baru yang dapat terus menjaga kualitas hidup mereka. Contohnya saja pelestarian dan perlindungan tanaman guna melindungi kesejahteran dari kesusasteraan historikal seperti yang telah dilakuan oleh pemerintah selama ini.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan " menyanyi " saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan (Azwardi, 2008 : 111). Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan
Kata -ilmiah‖ dalam berbagai kesempatan seringkali dipandang sebagai sesuatu yang rumit, terbatas, milik pihak tertentu dan tentu saja sulit dilakukan. Temu ilmiah, misalnya terbatas pada ahli-ahli dalam bidang tertentu. Karya ilmiah juga sering dipahami sebagai karya yang dihasilkan oleh pihak-pihak tertentu yang sudah memiliki kader keilmuan tertentu pula. Para penulis karya ilmiah biasanya pakar atau ahli dalam suatu bidang tertentu. Para guru, karena dalam beberapa hal membatasi diri, seperti sulit memasuki wilayah ini, sehingga setiap kali mengikuti seminar atau pelatihan karya ilmiah tidak dipandang sebagai bagian dari dunianya. Padahal guru adalah ilmuwan yang ahli pada bidangnya dan diharuskan menghasilkan karya pada bidang tersebut. Padahal dunia keilmuan pada level manapun mengandung kadar keilmiahan dan dapat diraih oleh siapa pun sesuai dengan bidangnya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.