Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
42 pages
1 file
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Hakikat Balajar Dan Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-book sampai e-education. Revolusi ini juga berpengaruh pada paradigma pendidikan akan “tempat” belajar, dimana gedung sekolah yang berdiri tegak dengan atap dan dinding akan semakin tak populer karena manusia bisa belajar di mana saja dengan bantuan teknologi. Di sini yang terpenting adalah interaksi manusia itu dengan materi pelajaran dan proses terusannya, pemahaman dan penguasaan ilmu. Di mana (sekolah?) atau kapan (pagi atau siang?) tidak lagi menjadi pertanyaan penting sebab otak manusia sekarang sudah terbiasa dengan konsep ruang dan waktu yang bersifat relatif. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Moh. Surya (1997) menyebutkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena itu, George R. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga peserta didik dapat mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Lebih lanjut, peserta didik harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga harus diberi kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan mereka dan guru (pendidik) lebih berperan sebagai penasehat, penunjuk jalan, dan rekan seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang yang paling tahu. Oleh karena itu, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik (child centered), tidak tergantung pada text book atau metode pengajaran tekstual. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan makalah yang berjudul “ Hakekat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan hakekat dari belajar.
Pendidikan memiliki makna yang berbeda-beda di masing-masing Negara. Berdasarkan beberapa literature, pendidikan dalam bahasa Yunani dikenal dengan kata "pedegogik" yaitu ilmu menuntun anak. Bangsa Romawi mengenal istilah pendidikan sebagai "educare", yang berarti mengeluarkan dan menuntun serta tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Selanjutnya, pendidikan dalam bahasa Jerman dikenal sebagai "erziehung" yang memiliki makna sama dengan "educare", yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Sedangkan dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti "panggulawentah" yang memiliki arti pengolahan, mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak serta mengubah kepribadian sang anak. Ki Hajar Dewantara (dalam Nurkholis, 2016, hlm. 26) mengartikan pendidikan sebagai "daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya".
MATKUL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN , 20222
MATKUL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Pada artikel ini metode studi literatur digunakan sebagai landasan penelitian untuk menjelajahi teori-teori yang telah dikembangkan oleh pakar di bidang ini. Analisis mendalam terhadap literatur-literatur tentang hakikat guru dan Pendidikan, Profesi Guru, Guru yang Efektif dan Peran Dan Tugas Guru. Hakikat guru dan pendidikan merupakan konsep yang kompleks dan mendalam yang melibatkan peran sentral dalam pembentukan masyarakat dan perkembangan individu. Guru bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang berperan dalam membentuk karakter, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Pendidikan, sebagai proses pembelajaran sepanjang hayat, membentuk dasar untuk pengembangan potensi manusia dan peningkatan kualitas kehidupan. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing siswa melalui proses belajar-mengajar. Peran mereka tidak hanya terbatas pada pengajaran materi akademis, tetapi juga melibatkan aspek-aspek moral, etika, dan sosial. Guru yang efektif mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, merangsang rasa ingin tahu, dan mengembangkan kemampuan kritis siswa.
Kata strategi berasal dari bahasa Latin, yaitu 'strategia' yang berarti seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. (Al Muchtar, dkk., 2007: 1.2) Secara umum strategi adalah alat, rencana, atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas (Beckman, 2004: 1).
Alfina Nurul Aini, 2021
Makalah ini membahas seputar hadits kewajiban belajar. Kewajiban belajar adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap manusia baik tua maupun muda. Kewajiban belajar tidah hanya terdapat di dalam ayat-ayat al-Qur'an, namun juga terdapat dalam hadits Rasul. Kata kunci: Kewajiban Belajar
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.